Anda di halaman 1dari 31

ETIKA PROFESI Sigit Basuki Wibowo

PENDAHULUAN
KASUS FORD PINTO
• Kejadian tanggal 10 Agustus 1978.
• Fiat Pinto ditabrak dari belakang di Indiana.
• Tiga remaja putri meninggal dalam kejadian tersebut.
• Bukan kejadian yang pertama kali.
• Sejak tujuh tahun diperkenalkan, Fiat Pinto sudah mendapatkan gugatan (lawsuit) lebih
50 kasus terkait kasus ditabrak dari belakang.
• Di dalam persidangan, diputuskan bahwa engineer Ford menyadari bahaya dari design
yang dibuatnya.
• Pihak manajemen mempunyai kekangan (constraint) untuk segera memasarkan Pinto
supaya dapat bersaing dengan pabrikan lain yang sudah atau merencanakan produk
mereka.
DILEMA DESIGN ENGINEER
• Design engineer akan menemui dilema yaitu menyeimbangkan keselamatan pengendara
dan menghasilkan Forf Pinto yang kompetitif di bisnis mobil.
• Design engineer harus berusaha menyeimbangkan tanggung jawab kepada masyarakat
dan perusahaan.
PINTO DESIGN
KULIAH: ETIKA PROFESI
Sifat Kuliah:
• Berbagi informasi, ide, dan wacana
• Kuliah tidak satu arah. (Belajar bersama)
• Semua informasi yang disampaikan perlu untuk
dikonfirmasi dengan sumber lain.
• Etika berhubungan dengan faktual, konseptual, dan
moral
Penilaian:
Kuis / Tugas (50%) (eLok)
UTS / UAS (50%)
TUJUAN PEMBELAJARAN
Pentingnya mempelajari etika profesi
Mengerti perbedaan antara etika profesi dan etika personal
Mengetahui cara pemecahan masalah etika.
PENTINGNYA ETIKA ENGINEERING
Pekerjaan seorang sarjana teknik (insinyur) memiliki dampak yang cukup besar untuk masyarakat.
­ Kesehatan Masyarakat dan Keamanan
­ Politik, Ekonomi, dan Bisnis

Permasalahan etika sering muncul di dunia kerja


Good Guy vs Bad Guy
Problem yang ditemukan cukup kompleks
­ Keterbatasan Pengetahuan (Lack of Knowledge)
­ Gray Area
­ Konflik kepentingan
­ Melibatkan beberapa prinsip etika
­ Tekanan di dunia kerja: waktu, finansial

ABET (Accreditation Board for Engineering and Technology)


ENGINEER
Sering menghadapi situasi tidak mempunyai semua informasi yang
diperlukan.
Engineering design menciptakan perangkat atau alat yang baru.
­ Seberapa bagus unjuk kerja alat?
­ Bagaimana alat ini akan mempengarui masyarakat?
­ Akan membawa perubahan apa terhadap masyarakat?
­ Seberapa baik alat ini menghadapi segala kondisi?
­ Apakah alatnya aman?
­ Jika ada perhatian terhadap keamanan, seberapa bahaya? Apa efeknya jika tidak melakukan
apapun ?

Dengan demikian à Tugas engineer adalah mengelola (manage) segala


sesuatu yang tidak diketahui (unknown).
PERSONAL V.S. PROFESSIONAL
Etika personal à Berhubungan dengan cara kita
memperlakukan orang lain dalam kehidupan sehari-hari.
Etika profesional à Sering berhubungan dengan pilihan
yang melibatkan tingkat organisasi (bukan orang-per-
orang).
ETIKA DAN HUKUM
Dalam praktek engineering, akan diatur oleh hukum berbagai tingkat. (local,
nasional, dan internasional)
Terdapat perbedaan antara LEGAL dan ETIKA.
­ Legal tetapi tidak ber-etika.
­ Ber-etika tetapi tidak legal.

Sebagai engineer, kita akan selalu selamat (paling tidak minimal) jika kita mengikuti
aturan (requirement) hukum.
Namun demikian, apakah hanya sampai disitu?
Dalam engineering ethic kita akan mencari yang lebih dari sekedar mengikuti hukum.
MASALAH ETIKA = MASALAH DESIGN
Dalam design tidak ada jawaban yang unik. Demikian juga dengan masalah
etika.
Namun dekian terdapat rentang pemecahan permasalahan (range of
solutions).
Terdapat juga rentang permasalahan yang jelas-jelas salah.
Keduanya memerlukan pengetahuan yang lengkap untuk memecahkannya.
Keduanya memerlukan keahlian analitis yang baik.
MASALAH-MASALAH ETIKA U/ ENGINEER
Apa peran yang tepat untuk engineer jika ada permasalahan keselamatan?
Siapa yang dapat membuat keputusan untuk meluncurkan?
Apakah yang memberi ijin meluncurkan engineer atau manajemen?
KASUS
Kasus Challenger (28 Januari 1986)
Kasus Columbia (1 Februari 2003)
KASUS CHALLANGER
Kasus paling banyak dibicarakan untuk belajar Etika
Engineering.
Pesawat ulang-alik Challenger diluncurkan pada kondisi suhu
yang sangat dingin.
Lalu, apa masalahnya?
Solid Rocket Motor Segment
https://www.nasa.gov/mission_pages/shuttle/vehicle/rsrm_srbs.html
A diagram showing a simplified cross-section of the field joints
between the segments of the pre-Challenger Space Shuttle
Solid Rocket Boosters.
A – steel wall thickness 12.7 mm;
B – base O-ring gasket;
C – backup O-ring gasket;
D – Strengthening-Cover band;
E & F – insulation;
F – insulation;
G – carpeting;
H – sealing paste;
I – fixed propellant

(Source:https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Z%C5%82%
C4%85cze_mi%C4%99dzysegmentowe_rakiety_SRB.svg)
MUSIBAH CHALLENGER – LATAR BELAKANG
Pesawat ulang alik Challenger: Reusable
Terdiri atas: 2 buah Solid Propellant Booster + 1 buah Liquid Propellant Booster

Solid Propellant Booster (SPB): Reusable


­ Hanya dipakai saat take off hingga pesawat mencapai ketinggian tertentu.
­ Kemudian didrop dari pesawat dan dikembalikan ke bumi (dengan semacam parasut) dan diambil dari
lautan
­ Keuntungan: Dorongan lebih kuat ketimbang Liquid Propellant Booster
­ Kelemahan: Sekali dinyalakan tidak bisa dimatikan, dorongan yang dihasilkan tidak bisa dikendalikan.

Kejadian kecelakaan: Berkaitan dengan O-Ring pada SPB


MUSIBAH CHALLENGER – LATAR BELAKANG
1974: NASA menghadiahkan kontrak untuk mendesain dan membangun Solid Propellant
Booster (SPB) pada perusahaan Morton Thiokol (MT).
1976: Desain oleh MT diterima NASA.
Permasalahan pada O-Ring sudah terdeteksi semenjak 1977
Usaha untuk mengatasi masalah tersebut terus dilakukan.
Test tahun 1981: Ditemukan erosi pada O-Ring oleh gas panas saat peluncuran.
Testing dan desain ulang untuk perbaikan terus dilakukan oleh MT.
Test Peluncuran Januari 1985 (53º F/11º C): Ditemukan bahwa fleksibilitas O-Ring menurun
pada temperatur rendah.
Ada usulan tidak menggunakan O-ring tetapi baja. Sayangnya, tidak cukup waktu untuk
mengujinya.
MUSIBAH CHALLENGER (KONDISI POLITIK)
Peluncuran pesawat ulang alik terus mengalami penundaan: Konggres tidak
puas.
European Space Agency sedang membangun alternatif yang lebih murah
untuk pesawat ulang-alik
Challenger direncanakan untuk membawa instrumen yang dipakai untuk
mengamati komet Halley. Pihak Russia sedang membangun perangkat yang
sama.
State of the Union Address 28 Januari 1986: Presiden Reagan berencana
menyebut Challenger dan nama salah satu astronaut, Christa McAuliffe.
ORGANISASI
MUSIBAH CHALLENGER (HARI PELUNCURAN)
Peluncuran kembali ditunda hingga akhirnya direncanakan 28 Januari
1986 dengan temperatur pada hari tersebut sangat rendah (sekitar -6º C
s/d -1º C)
Tanggal 27 Januari 1986: Teleconference antara NASA dan Morton
Thiokol

Insinyur Morton Thiokol, Roger Boisjoly dan Arnie Thompson


mempresentasikan dampak rendahnya suhu terhadap kehandalan
komponen O-Ring
Bob Lund, wakil presiden bagian teknik pada Morton Thiokol,
memberikan rekomendasi kepada NASA.
MUSIBAH CHALLENGER (HARI PELUNCURAN)
Rekomendasi Bob Lund:
• Peluncuran harus ditunda karena pernah terjadi erosi yang cukup parah terhadap
komponen O-Ring pada temperatur 53°F (12°C).
• Temperatur pada saat peluncuran jauh lebih rendah ketimbang temperatur saat test 25
Januari 1985 yang berakhir dengan permasalahan pada O-Ring.
• Belum ada data dan pengalaman pada penggunaan O-Ring pada temperatur yang
lebih rendah ini.

Problem: Pada spesifikasi desain disebutkan bahwa booster dapat


beroperasi hingga temperatur serendah 31°F (-0.5°C).
MUSIBAH CHALLENGER (HARI PELUNCURAN)
Sanggahan Pihak NASA
Larry Mulloy, Manajer Solid Rocket Booster Project pada Marshall Space Center NASA: Tidak setuju
dengan para insinyur Morton Thiokol (MT) dengan alasan data tidak meyakinkan (masalah korelasi
data).

Pihak MT meminta jeda teleconference untuk diskusi internal dengan isu:


Data yang ada tidak menunjukkan korelasi antara temperatur dengan tingkat erosi pada O-ring oleh gas
panas.
Peluncuran pada temperatur sangat rendah tidak serta merta berarti tidak aman.

Setelah diskusi panjang, Jerald Mason, senior manager di MT, berkata pada Bob Lund, “Take off your
engineering hat and put on your management hat”
MUSIBAH CHALLENGER (HARI PELUNCURAN)
Bob Lund mengubah rekomendasi dan menyarankan peluncuran.
Terjadi kecelakaan pada pesawat Challenger
Siaran Langsung peluncuran yang berakibat kecelakaan bisa ditemukan di
youtube.
Schedule pressures had been allowed to supercede
good engineering judgment.

Pasca Kecelakaan:
• Investigasi oleh Morthon Thiokol: melibatkan Roger Boisjoly (salah satu designer dari
solid rocket booster)
• Investigasi oleh Rogers Commission: melibatkan Fisikawan terkenal Richard Fenyman.
MUSIBAH CHALLENGER (PASCA PELUNCURAN)
Penyelidikan Roger Commision:
­ Testimoni dari Roger Boisjoly dan beberapa insinyur Morton Thiokol (MT).
­ Robert Boisjoly menyerahkan laporan detail mengenai proses desain Solid Rocket Booster dan
masalah yang ditemui

Tindakan Boisjoly mempersulit usaha MT untuk setidaknya memperbaiki reputasi


pada kasus ini.

• Boisjoly tidak lagi dilibatkan dalam desain Solid Rocket Booster dan mendapatkan
kesulitan dari pihak manajemen MT [Boisjoly, Curtis, and Mellicam, 1989].
• Robert Boisjoly lalu mengajukan extended sick leave dari pekerjaannya.
MUSIBAH CHALLENGER (PASCA PELUNCURAN)
Bob Lund: Dilema yang mungkin muncul
Peluncuran Challenger berpeluang (yang besar kecilnya tidak bisa diperkirakan)
berakhir dengan ledakan berakibat kematian.
Penundaan peluncuran bisa berakibat:
­ Hilangnya kontrak dengan NASA
­ Harus diberhentikannya pegawai-pegawai Morton Thiokol
­ Kemungkinan bangkrutnya perusahaan.

Apakah menunda peluncuran merupakan pilihan yang mudah ?


• Nyawa astronout tidak bisa dibandingkan dengan kesempatan kerja.
• Pegawai yang kehilangan pekerjaan dapat menemukan pekerjaan lain.
BELAJAR DARI KASUS
• Untuk mengenali keberadaan masalah-masalah etika bahkan untuk situasi hanya
terdapat masalah-masalah teknis.
• Untuk membangun konstruksi berfikir dalam menganalisis masalah-masalah etika.
• Merupakan cara yang efektif untuk memahami aturan-aturan (codes) yang pada
umumnya tidak dapat menjawab permasalahan secara langsung.
• Belajar dari kasus akan menunjukkan kepada kita bahwa ada kemungkinan
analisis etika tidak dapat terpecahkan.
• Penggunaan kasus sangat cocok untuk belajar etika profesi.
• Belajar dari kasus sangat berguna terutama untuk engineer yang punya tujuan
masuk ke manajemen.

Anda mungkin juga menyukai

  • Pertemuan 4
    Pertemuan 4
    Dokumen13 halaman
    Pertemuan 4
    Hafiz Jelang Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • Pertemuan 2
    Pertemuan 2
    Dokumen13 halaman
    Pertemuan 2
    Hafiz Jelang Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • Pertemuan 1
    Pertemuan 1
    Dokumen12 halaman
    Pertemuan 1
    Hafiz Jelang Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • Pertemuan 3
    Pertemuan 3
    Dokumen13 halaman
    Pertemuan 3
    Hafiz Jelang Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • Pertemuan 5
    Pertemuan 5
    Dokumen15 halaman
    Pertemuan 5
    Hafiz Jelang Ramadhan
    Belum ada peringkat