Anda di halaman 1dari 18

TUGAS MANAJEMEN AGRIBISNIS

“ASPEK ASPEK YANG BERPENGARUH BAGI AGRIBISNIS”

Rafli Maulana Mawardi


19024010145
Agribisnis D

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR


2020

333
ASPEK YANG MEMPENGARUHI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS

Kedudukan agroindustri dalam sistem agribisnis sangat penting karena agroindustri merupakan
salah satu subsistem yang bersama-sama subsistem lain membentuk  sistem agribisnis yang
terdiri dari subsistem input (agroindustri hulu), usahatani (pertanian), output (agroindustri hilir),
pemasaran dan penunjang. Dengan demikian pembahasan mengenai pembangunan agroindustri
tidak bisa dilepaskan dari pembangunan agribisnis secara keseluruhan. Pengembangan
agroindustri akan dapat meningkatkan permintaan hasil pertanian sehingga dapat meningkatkan
produksi, harga hasil pertanian dan pendapatan petani [1].
Indonesia dikenal sebagai negara yang menghasilkan berbagai macam kerupuk, misalnya
kerupuk singkong, kerupuk rambak, kerupuk ikan dan lain sebagainya. Kerupuk merupakan
jenis makanan kering yang sangat populer di Indonesia, mengandung pati cukup tinggi, serta
dibuat dari bahan dasar tepung tapioka. besar yang mengakibatkan persaingan usaha makin ketat
antar agroindustry kerupuk di Kelurahan Mangli.
Ditinjau dari aspek agroindustri, industri kerupuk di Kabupaten Jember umumnya masih bersifat
industri padat karya yang dijalankan dengan teknologi sederhana dan permodalan yang kecil.
Hal tersebut merupakan kendala utama dalam upaya pengembangan kerupuk menjadi industri
madya ataupun industri modern. Berdasarkan research problem diketahui bahwa Sentra Usaha
Kerupuk Kelurahan Mangli Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember mempunyai beberapa
permasalahan yang menyangkut modal, manajemen usaha, teknologi produksi dan kesulitan
pengaksesan modal serta motivasi yang kian menurun dalam pengembangan usaha.  Untuk
mencapai suatu keberhasilan usaha diperlukan adanya upaya pengembangan oleh pelaku usaha
itu sendiri baik dari dalam maupun dari luar. 
Industri kerupuk Kelurahan Mangli, berupaya untuk mencapai suatu keberhasilan. Upaya
tersebut dapat dijadikan suatu pengembangan dengan cara mengatasi faktor internal dan
eksternal yaitu: modal, tenaga kerja, ketersediaan bahan baku, kondisi sosial dan ekonomi,
pemasaran, inovasi serta manajemen usaha. Ditinjau dari aspek agroindustri, industri kerupuk di
Kabupaten Jember umumnya masih bersifat industri padat karya yang dijalankan dengan
teknologi sederhana dan permodalan yang kecil. Hal tersebut merupakan kendala utama dalam
upaya pengembangan kerupuk menjadi industri madya ataupun industri modern. 

Sumber: Industrial research workshop and national seminar politeknik negeri bandung july 26-
27, 2017

334
LAMPIRAN JURNAL

Pengaruh Faktor Sosial, Strategi Usaha dan Ekonomi Terhadap


Peningkatan Pendapatan Agroindustri Kerupuk di Kelurahan Mangli
Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember
Rizal1, Efie Fadjrijah Eka Dewi2, Muksin3
1
Pascasarjana, Politeknik Negeri Jember, Jember 68101 E-mail:
rizalsp2001@yahoo.com
2
Pascasarjana, Politeknik Negeri Jember, Jember 68101 E-mail:
efie.mbipb.polije@gmail.com
3
Pascasarjana, Politeknik Negeri Jember, Jember 68101
E-mail: muksin.alyasini@gmail.com

ABSTRAK
Perekonomian Jember ditopang oleh dua sektor utama yaitu industri pengolahan dan pertanian. Salah
satu industri pengolahan berbahan baku produk pertanian di Jember adalah agroindustri kerupuk,
dengan wilayah sentranya di Kelurahan Mangli Kecamatan Kaliwates. Tujuan penelitian ini untuk
menganalisis faktor-faktor sosial, ekonomi dan strategi usaha yang berpengaruh terhadap pendapatan
agroindustri kerupuk di Kelurahan Mangli Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif analitik kuantitatif SEM-PLS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: a)
hasil uji SEM-PLS pada model pendapatan adalah setiap faktor sosial bertambah satu satuan maka
pendapatan akan cenderung turun sebesar 1,17 satuan; b) setiap strategi usaha bertambah satu satuan
maka pendapatan akan cenderung naik sebesar 0,05 satuan; dan c) model pendapatan dijelaskan oleh
variabel faktor sosial, ekonomi dan strategi usaha sebesar 62% dan 38% sisanya dijelaskan oleh variabel
lain di

luar model. PENDAHULUAN

Kata Kunci Latar Belakang


Faktor Sosial, Strategi Usaha, Agroindustry Kedudukan agroindustri dalam sistem
Kerupuk agribisnis sangat penting karena
agroindustri merupakan salah satu
subsistem yang bersama-sama subsistem
lain membentuk sistem agribisnis yang
terdiri dari subsistem input (agroindustri
hulu), usahatani (pertanian), output

335
(agroindustri hilir), pemasaran dan lebih besar dibanding pengeluaran konsumsi
penunjang. Dengan demikian pembahasan kerupuk penduduk wilayah pedesaan.
mengenai pembangunan agroindustri
tidak bisa dilepaskan dari pembangunan
Kerupuk merupakan salah satu produk olahan
agribisnis secara keseluruhan.
hasil pertanian yang banyak di usahakan oleh
Pengembangan agroindustri akan dapat
masyarakat Jember khususnya. Hal ini
meningkatkan permintaan hasil pertanian
dibuktikan makin banyaknya bermunculan
sehingga dapat meningkatkan produksi,
usaha agroindustri di berbagai daerah baik
harga hasil pertanian dan pendapatan
kategori usaha kecil, menengah maupun besar
petani [1].
yang mengakibatkan persaingan usaha makin
ketat antar agroindustry kerupuk di Kelurahan
Indonesia dikenal sebagai negara yang Mangli.
menghasilkan berbagai macam
kerupuk, misalnya
kerupuk singkong, kerupuk rambak, Ditinjau dari aspek agroindustri, industri
kerupuk ikan dan lain sebagainya. Kerupuk kerupuk di Kabupaten Jember umumnya masih
merupakan jenis makanan kering yang bersifat industri padat karya yang dijalankan
sangat populer di dengan teknologi sederhana dan permodalan
Indonesia, mengandung pati cukup yang kecil. Hal tersebut merupakan kendala
tinggi, serta dibuat dari bahan dasar tepung utama dalam upaya pengembangan kerupuk
tapioka . Kerupuk merupakan lauk sederhana menjadi industri madya ataupun industri
dan dijadikan lauk makanan, karena rasanya modern. Berdasarkan research problem
yang gurih dan enak yang dapat menambah diketahui bahwa Sentra Usaha Kerupuk
selera makan [2]. Ditinjau dari bahan bakunya
Kelurahan Mangli Kecamatan Kaliwates
banyak jenis kerupuk yang dapat dihasilkan
Kabupaten Jember mempunyai beberapa
seperti kerupuk ikan, kerupuk udang, kerupuk
kedelai, kerupuk sari ayam dan lain-lain permasalahan yang menyangkut modal,
dengan variasi bentuk kerupuk tergantung manajemen usaha, teknologi produksi dan
pada kreativitas pembuatnya [2]. kesulitan pengaksesan modal serta motivasi
yang kian menurun dalam pengembangan
Agrondustri Kerupuk adalah salah satu industri usaha. Untuk mencapai suatu keberhasilan
yang memiliki potensi untuk dikembangkan usaha diperlukan adanya upaya
adalah industri kerupuk. Secara kuantitatif pengembangan oleh pelaku usaha itu sendiri
belum ada data yang menggambarkan jumlah baik dari dalam maupun dari luar.
konsumsi kerupuk. Meskipun demikian dapat
diperkirakan bahwa jumlah konsumsi kerupuk
Industri kerupuk Kelurahan Mangli, berupaya
relatif tinggi. Karena kerupuk merupakan ciri
untuk mencapai suatu keberhasilan. Upaya
khas pelengkap makanan yang ada di Indonesia
tersebut dapat dijadikan suatu pengembangan
dan digemari oleh masyarakat luas. Dari segi
dengan cara mengatasi faktor internal dan
permintaan, dengan bertambahnya jumlah
eksternal yaitu: modal, tenaga kerja,
penduduk dan kualitas hidup maka permintaan
ketersediaan bahan baku, kondisi sosial dan
terhadap produk akan semakin bertambah.
ekonomi, pemasaran, inovasi serta
Menurut data dari Survei Sosial Ekonomi
manajemen usaha. Ditinjau dari aspek
Nasional (Susenas), penduduk wilayah
agroindustri, industri kerupuk di Kabupaten
perkotaan lebih banyak mengkonsumsi kerupuk
Jember umumnya masih bersifat industri
dibanding penduduk wilayah pedesaan. Dengan
padat karya yang dijalankan dengan teknologi
kata lain dapat dikatakan bahwa pengeluaran
sederhana dan permodalan yang kecil. Hal
untuk konsumsi kerupuk wilayah perkotaan

336
tersebut merupakan kendala utama dalam Kajian Teoritis
upaya pengembangan kerupuk menjadi Beberapa penelitian terdahulu yang menjadi
industri madya ataupun industri modern. referensi untuk penelitian ini berkaitan dengan
analisis pendapatan dan efisensi biaya
Berdasarkan research problem diketahui
produksi yaitu [3], [4], dan [5]. Penelitian-
bahwa Sentra Usaha Kerupuk Kelurahan
penelitian tersebut menggunakan perhitungan
Mangli Kecamatan Kaliwates Kabupaten
analisis pendapatan dan R/C Ratio pada
Jember mempunyai beberapa permasalahan
beberapa usaha agroindustri.
yang menyangkut modal, manajemen usaha
teknologi produksi dan kesulitan pengaksesan
modal serta motivasi yang kian menurun Penelitian dengan alat analisis Structural
dalam pengembangan usaha. Guna mencapai Equation Modelling- Partial Least Square (SEM-
keberhasilan usaha diperlukan adanya upaya PLS) yaitu [6], [7], dan [8]. Penelitian –
pengembangan oleh pelaku usaha itu sendiri penelitian tersebut memberikan gambaran
baik dari dalam maupun dari luar. Begitu juga penggunaan sampel yang relatif kecil dan tidak
dengan industri kerupuk Kelurahan Mangli, dibutuhkan asumsi data harus berdistribusi
mereka harus memiliki upaya untuk mencapai normal.
suatu keberhasilan. Upaya tersebut dapat
dijadikan suatu pengembangan dengan cara
mengatasi faktor internal dan eksternal yaitu:
modal, tenaga kerja, ketersediaan bahan baku,
kondisi sosial dan ekonomi, pemasaran,
inovasi serta manajemen usaha.
Tabel 1. Daftar Penelitian Terdahulu, Persamaan Dan Perbedaan Dengan Penelitian
Yang Akan Dilakukan
No Peneliti/
Judul Persamaan Perbedaan
Tahun

(1 (2) (3) (4) (5)


)

1. Analisis Structural
Equation Modeling Menggunakan
(SEM) Untuk Sampel  Menggunakan analisis SWOT
[8 Kecil Dengan Analisis SEM -PLS
] Pendekatan
Partial Least Square (PLS)

Usaha Keripik Nangka


2. Pada Industri Rumah
Tangga Tiara Di Kota  Menggunakan R/C
[5 Menggunakan
Palu ratio
]  analisis SEM-
PLS

Pengembangan Strategi
3. Pemasaran Produk Gula
Tapo (Studi Kasus Di  Menggunakan
[9 Menggunakan
Desa Ambesia Kecamatan analisis SWOT 
] Tomini Kabupaten Parigi analisis SEM-
Moutong) PLS

337
4. Strategi Pengembangan
[10]
Usaha Sapi Potong Di
 Menggunakan analisis SWOT  Menggunakan Mojolaban
Sukoharjo analisis SEM-PLS

Kelayakan Dan Strategi


Pengembangan Usaha
Beras Cimanuk Melalui
[11] Peningkatan Mutu Oleh  Menggunakan
5. PD Jaya Saputra analisis SWOT
Kecamatan Cimanuk  Menggunakan analisis
Kabupaten Pandeglang SEM-PLS

6. Analisis Potensi  Menggunakan

Agroindustri Olahan  Menggunakan


[12] analisis SEM-PLS
Singkong Di Kabupaten analisis SWOT
Bojonegoro

Analisis SWOT Untuk


7. Merumuskan Strategi
Pengembangan Komoditas  Menggunakan
[13]
Karet Di Kabupaten Analisis SWOT  Menggunakan
Pulang Pisau, Kalimantan analisis SEM-PLS
Tengah

Metode Pengumpulan Data dan


Informasi
METODE PENELITIAN Data yang dikumpulkan dalam penelitian
adalah data primer dan data sekunder. Data
Metode Penentuan Lokasi primer diperoleh secara langsung melalui
Lokasi penelitian terpilih yaitu di Kelurahan observasi dan wawancara kepada responden
Mangli Kecamatan Kaliwates Kabupaten dengan menggunakan daftar pertanyaan
Jember, Propinsi Jawa Timur. Penentuan (kuisioner) yang dibuat terlebih dahulu.
daerah penelitian dilakukan dengan sengaja Penentuan responden dalam penelitian ini
(purposive) didasarkan atas pertimbangan dilakukan dengan sensus. Metode penelitian
bahwa kelurahan Mangli merupakan salah sensus yaitu metode penelitian yang datanya
satu sentra penghasil kerupuk yang terbanyak dikumpulkan dari seluruh populasi yang ada di
di Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember. daerah penelitian [14].

338
Responden yang dijadikan obyek adalah Metode Analisis Data
seluruh pengusaha agroindustri kerupuk yang Untuk menguji hipotesis tentang faktor
ada di Kelurahan Mangli Kecamatan Kaliwates sosial, ekonomi dan strategi usaha yang
Kabupaten Jember dengan jumlah 35 orang. mempengaruhi pendapatan agroindustri
Teknik menggunakan angket (kuesioner) kerupuk digunakan analisis model
merupakan cara pengumpulan data dengan persamaan struktural Structural Equation
memberikan daftar pertanyaan kepada Modeling-Partial Least Square atau SEM-PLS
responden untuk diisi dengan tujuan untuk yaitu evaluasi terhadap model pengukuran
memperoleh informasi yang relevan dengan (Outer Model) untuk mengetahui validitas /
penelitian dengan kesahihan yang cukup reliabilitasnya dan evaluasi terhadap model
tinggi. Daftar pertanyaan dapat bersifat structural (Inner Model) untuk menganalisis
terbuka, jika jawaban tidak ditentukan pengaruh antar variabel laten.
sebelumnya dan responden diberi kebebasan
penuh untuk memberikan jawaban, ataupun
Rumusan Masalah
pertanyaan yang bersifat tertutup, jika
Rumusan masalah yang perlu dikaji didalam
alternatif jawaban sudah disiapkan [15].
penelitian ini adalah :

1. Faktor apa sajakah yang dapat


Sedangkan pengumpulan data sekunder
mempengaruhi tingkat pendapatan
dilakukan dengan dokumentasi, yaitu agroindustri kerupuk ?
mengumpulkan catatancatatan atau data- 2. Faktor apa sajakah yang dapat
data yang diperlukan sesuai penelitian yang mempengaruhi efisiensi biaya
akan dilakukan pada dinas/kantor/instansi produksi agroindustri kerupuk ?
atau lembaga terkait. Data yang akan 3. Alternatif strategi apakah yang dapat
dikumpulkan diperoleh dari: dirumuskan dalam peningkatan
pendapatan agroindustri kerupuk ?
1. Badan Pusat Statistik Kabupaten
Jember
2. Kantor Dinas Perindustrian, Tujuan Penelitian
Perdagangan, Tujuan dari penelitian ini untuk : Menganalisis
Energi Dan Sumber Daya Mineral pengaruh faktor sosial, strategi usaha dan
Kabupaten Jember faktor ekonomi terhadap
peningkatan pendapatan
3. Lembaga dan instansi lain yang terkait agroindustri kerupuk di
dengan penelitian ini Kelurahan Mangli, Kecamatan
Kaliwates, Kabupaten Jember.
Metode Penentuan Responden
Penentuan responden dalam penelitian ini
dilakukan dengan sensus. Metode penelitian
sensus yaitu metode penelitian yang datanya
dikumpulkan dari seluruh populasi yang ada
di daerah penelitian [14]. Responden yang
dijadikan obyek adalah seluruh pengusaha
agroindustri kerupuk yang ada di Kelurahan
Mangli Kecamatan Kaliwates Kabupaten
Jember dengan jumlah 35 orang.

339
- X23 Sarana transportasi
- X24 Tingkat konsumsi masyarakat
terhadap kerupuk
- X25 Persaingan dengan perusahaan
sejenis
- X26 Harga bahan baku
- X27 Harga BBM

HASIL DAN PEMBAHSAN


Kerangka Konseptual Kubungan Antar PENELITIAN
Variabel
Gambar 1. Kerangka konseptual antar Hasil Penelitian
Tabel 2 menunjukkan nilai dari cross
variabel loading dan loading factor ditunjukkan
Keterangan: oleh nilai dari cell cross loading yang
1. Variabel Eksogen Faktor Sosial, berbintang satu (*) dan dua (**). Pada
indikatornya meliputi : cell angka yang berbintang satu (*)
- X1 Umur (tahun) menunjukkan data telah valid,
- X2 Pengalaman kerja (tahun) sedangkan pada cell angka yang
- X3 Pendidikan (tahun) berbintang dua (**) menunjukkan data
- X4 Jumlah tenaga kerja (orang) tidak valid. Pada tabel didapatkan nilai
2. Variabel Eksogen Faktor Ekonomi, AVE faktor sosial ( 2) dan strategi
indikatornya meliputi : usaha ( 3) di bawah
- X5 Produksi (kilogram)
- X6 Harga jual produk (rupiah) 0,50 sehingga dapat dikatakan data
- X7 Biaya tenaga kerja (rupiah) tersebut tidak valid begitu juga
- X8 Biaya bahan baku (rupiah) sebaliknya. Untuk discriminant validity
- X9 Biaya bahan tambahan (rupiah) dapat dikatakan baik jika nilai dari SR of
- X10 Biaya bahan bakar (rupiah) AVE lebih besar daripada nilai cross
3. Variabel Eksogen Strategi Usaha loading. Pada data diatas, terdapat nilai
indikatornya meliputi - X11 composite reliability dibawah dari 0,70
Ketersediaan bahan baku yaitu ditunjukkan oleh faktor sosial ( 2)
- X12 Lokasi usaha - X13 Tenaga yang berarti data tersebut tidak reliabel,
kerja dikatakan reliabel jika nilai dari
- X14 Produk berkualitas
composite reliability lebih besar dari 0,70
- X28 Musim penghujan
sebagaimana ditunjukkan oleh variabel
- X15 Sistim pencatatan /
pembukuan keuangan laten faktor ekonomi ( 1) dan
- X16 modal pendapatan () .
- X17 Kapasitas produksi
- X18 Teknologi pengelolaan
- X19 Inovasi produk
- X20 Harga jual
- X21 Distribusi penjualan
- X22 Loyalitas pelanggan

340
Faktor Fakto i St e Pendapat
Ekonomi r a rat g an ()
( 1) So l Usa i
X10 0,97* s0,92 ha(
0,54 0,7
( 2 3 7
X5 0,99* 0,96 ) 0,55 ) 0,7
8
X6 0,99* 0,97 0,55 0,7
9
X7 0,96* 0,95 0,53 0,7
4
X8 0,99* 0,96 0,54 0,7
7
Tabel 2. Hasil uji validitas dan reliabilitas X9 0,77* 0,76 0,37 0,4
7
X1 -0,06 - -0,03 -0,06
0,03**
X2 0,21 0,23 0,1
0,36** 4
X3 0,22 0,18 0,0
0,28** 7
X4 0,99 0,99* 0,54 0,7
3
X11 0,18 0,21 0,60* 0,0
8
X12 0,23 0,27 0,73* 0,1
7
X13 0,18 0,23 0,66* 0,2
0
X14 0,06 0,09 -0,12** 0,0
2
X15 0,22 0,25 0,55* 0,1
4
X16 0,55 0,56 0,77* 0,4
1
X17 0,30 0,24 0,21** 0,1
3
X18 0,22 0,24 0,83* 0,1
5
X19 0,40 0,39 0,57* 0,4
4
X20 0,22 0,26 0,65* 0,1
0
Y2 0,34 0,23 0,83* X21 0,23 0,23 0,73* 0,2
AVE 0,91* 0,42** 0,82* 0
Sumber: Data Penelitian 2015 X22 0,27 0,32 0,69* 0,1
2
X23 0,52 0,53 0,75* 0,3
Dapat dilihat pada Tabel 2 bahwa 9
terdapat 6 indikator yang tidak valid X24 -0,58 -0,58 -0,80** -0,51
yaitu, indikator X1, X2, X3, X14, X17, dan X24 X25 0,08 0,14 0,60* -0,02
X26 0,23 0,24 0,79* 0,1
sehingga indikator-indikator tersebut
9
harus dihilangkan dan dilakukan X27 0,16 0,19 0,55* -0,03
pengujian ulang. X28 0,21 0,20 0,53* 0,2
3
X29 0,27 0,29 0,72* 0,1
2
Y1 0,86 0,81 0,49 0,98
*
341
Tabel 3. menunjukkan bahwa semua X4 0,99 0,99* 0,54 0,73
X11 0,18 0,21 0,60* 0,08
data telah valid dan reliabel. Setelah
X12 0,23 0,27 0,73* 0,17
dilakukan uji validitas dan reliabilitas, X13 0,18 0,23 0,66* 0,20
maka langkah selanjutnya adalah X15 0,22 0,25 0,55* 0,14
mendapatkan persamaan model X16 0,55 0,56 0,77* 0,41
X18 0,22 0,24 0,83* 0,15
pengukuran. X19 0,40 0,39 0,57* 0,44
X20 0,22 0,26 0,65* 0,10
X21 0,23 0,23 0,73* 0,20
Tabel 3. Hasil uji validitas dan relibilitas X22 0,27 0,32 0,69* 0,12
setelah indikator yang tidak valid X23 0,52 0,53 0,75* 0,39
X25 0,08 0,14 0,60* -0,02
dihilangkan X26 0,23 0,24 0,79* 0,19
X 0,16 0,19 0,55* -0,03
Faktor Fak r Strategi Pendapatan 27
X28 0,21 0,20 0,53* 0,23
to 2) saha (
Ekonomi ( 1)
X29 0,27 0,29 0,72* 0,12
Sosial U 3)
Y1 0,86 0,81 0,49 0,98*
( ( Y2 0,34 0,28 0,23 0,83*
X10 0,97* 0,92 0,54 0,77 AVE 0,91* 0,97* 0,50* 0,82*
X5 0,99* 0,96 0,55 0,78 CR 0,98* 0,97* 0,93*
X6 0,99* 0,97 0,55 0,79
0,28 0,90*
X7 0,96* 0,95 0,53 0,74
0,30** SR of
X8 0,99* 0,96 0,54 0,77
X9 0,77* 0,76 0,37 0,47 0,95* 0,99* 0,68* 0,91*
AVE
Sumber: Data Penelitian 2015 Sedangkan pada uji reliabilitas

Pembahasan
Pada penelitian ini, estimasi model pada SEM-
PLS terdapat dua macam, yaitu model
pengukuran (outer model) dan model struktural
(inner model). 3.2.1. Evaluasi Model
Pengukuran (Outer Model) Dalam
mengevaluasi model pengukuran SEM-PLS perlu
dilakukan dua pengujian, yaitu uji validitas dan
reliabilitas. Pada uji validitas dapat dilakukan
dengan melihat convergent validity dan
discriminant validity dari indikatornya. Untuk
mengetahui penilaian dari discriminant validity
dilakukan dengan cara membandingkan nilai
square root of average variance extracted (SR of
AVE) dengan cross loading dari indikatornya.
Jika nilai square root of average variance
extracted (SR of AVE) konstruk lebih besar dari
nilai cross loading maka dapat dikatakan
memiliki discriminant validity yang baik.
Convergent validity dari model pengukuran
dengan indikator reflektif dilihat dari rata-rata
varian diekstraksi (AVE). Data dikatakan
konvergen validity baik jika nilai AVE lebih besar
dari 0,50.

342
a) Setiap faktor
sosial
bertambah
satu satuan,
maka
pendapatan
akan
cenderung
Gambar 3.
turun sebesar
Hubungan model
1,17. Berarti
dapat dilakukan dengan melihat nilai composite struktural (inner
hipotesis yang
reliability. Data dikatakan reliabel jika nilai dari model)
diajukan yaitu
composite reliability lebih besar dari 0,70. Pada
terdapat
perhitungan AVE dan composite reliabel Gambar 3.
pengaruh yang
menggunakan loading factor. Jika terdapat Menunjukkan
kuat dan positif
loading factor yang bernilai dibawah 0,50 maka adanya direct
atas faktor-
dihilangkan agar didapatkan model yang spesifik effect dari variable faktor sosial
sebagaimana yang diungkapkan oleh [16] laten eksogen yang terhadap
bahwa standar dari loading factor lebih besar ditunjukkan oleh pendapatan
sama dengan 0,50. Sedangkan[16] mengatakan faktor ekonomi agroindustri
bahwa dalam melakukan spesifikasi model (1), faktor kerupuk
ulang dapat dilakukan. sosial(2), dan adalah ditolak.
strategi usaha b) Setiap faktor
Dengan mengeleminasi indikator-indikator ekonomi
dari model. Jika indikator dihapus untuk (3) terhadap bertambah
beberapa alasan, maka indikator lainnya harus variabel laten satu satuan,
diperbaiki. Berikut adalah hasil analisis SEM-PLS endogen maka
dengan menggunakan program R yang dapat pendapatan () pendapatan
dilihat pada Gambar 2 (di atas). serta didapat akan
besarnya nilai R2 cenderung naik
(dalam lingkaran sebesar 1,90.
3.2.2. Evaluasi Model struktural (inner model)
variabel laten Berarti
Setelah uji validitas dan reliabilitas kemudian
endogen). Dari hipotesis yang
membentuk model pengukuran, maka diajukan yaitu
selanjutnya adalah menganalisis pengaruh antar penjelasan Gambar
3 maka didapatkan terdapat
variabel laten yang disebut model struktural pengaruh yang
(inner model). Evaluasi terhadap inner model persamaan model
kuat dan positif
dapat dilakukan dengan melihat besarnya R 2 (R- struktural
atas faktor-
square). Semakin besar nilai R2 maka semakin sebagaimana
faktor ekonomi
besar pula pengaruh variabel laten eksogen berikut:
terhadap
tertentu terhadap variabel endogen. Dengan pendapatan
bantuan program R maka didapatkan pengaruh agroindustri
langsung (direct effect) dari variabel eksogen kerupuk
tertentu terhadap variabel endogen. Berikut adalah
R2 untuk variabel
adalah output yang dapat dilihat pada Gambar diterima.
endogen tiga =
3. c) Setiap strategi
0,62
usaha
Interprestasi :
bertambah

343
satu satuan, Pendapata Berdasarkan bahwa jumlah
maka hasil temuan di atas tenaga kerja
pendapatan n dapat dijelaskan berpengaruh
akan cenderung bahwa hanya signifikan terhadap
naik sebesar 0,05. indikator jumlah variabel
Berdasarkan model tenaga kerja saja pendapatan.
diatas, pendapatan
yang mampu Kemudian hasil
dapat dijelaskan
menjelaskan penelitian diatas
oleh faktor
konstruk yang ada. juga diperkuat oleh
ekonomi, faktor
sosial, dan strategi Setiap usaha yang teori menurut
usaha sebesar 62% dijalankan pasti Solow-Swan, yakni
sedangkan sisanya memerlukan tenaga pertumbuhan
sebesar 38% kerja. Perbedaan ekonomi tergantung
dipengaruhi oleh dalam penggunaan pada ketersediaan
variabel lain yang jumlah tenaga kerja faktor-faktor
tidak dijelaskan akan produksi
dalam model. mempengaruhi (penduduk, tenaga
Sementara tingkat produksi kerja dan akumulasi
dari hasil estimasi yang akhirnya akan modal) dan tingkat
outer model di atas mempengaruhi kemajuan teknologi
dapat dijelaskan penerimaan usaha (technological
bahwa dari agroindustri. progress).
keempat indikator Penerimaan usaha
variabel faktor Selanjutnya
agroindustri
sosial yaitu menurut teori ini,
merupakan hasil
indikator umur, rasio modal output
produksi dikalikan
pengalaman kerja, (capital output
dengan harga jual,
pendidikan dan ratio) dapat
dan selisih antara
jumlah tenaga berubah-ubah.
penerimaan usaha
kerja, hanya Dengan kata lain,
agroindustri dan
indikator jumlah untuk
modal kerja inilah
tenaga kerja yang menghasilkan
yang disebut
nilai loading sejumlah output
pendapatan. Oleh
faktornya lebih tertentu, dapat
karena itu untuk
besar dari 0,5 digunakan
memperoleh hasil
(valid) yaitu 0,99 kombinasi modal
yang maksimal
sedangkan ketiga dan tenaga kerja
maka faktor
indikator lainnya yang berbeda-
produksi harus
nilainya dibawah beda. Jika lebih
diberikan dalam
0,5 (tidak valid). banyak modal yang
susunan atau
digunakan, tenaga
jumlah yang besar.
kerja yang
3.2.3. Pengaruh Hal ini konsisten
dibutuhkan lebih
Faktor Sosial dengan hasil
sedikit, dan
terhadap penelitian
sebaliknya [19].
sebelumnya antara
Berdasarkan
lain [17], dan [18]
penjelasan diatas
yang menyatakan

344
dapat dibuat memperoleh hasil sejumlah output dijelaskan bahwa
penjelasan singkat yang maksimal tertentu, dapat setiap faktor
bahwa jumlah maka faktor digunakan ekonomi
tenaga kerja di produksi harus kombinasi modal bertambah satu
dalam suatu bahan diberikan dalam dan tenaga kerja satuan, maka
baku langsung, susunan atau yang berbeda- pendapatan akan
biaya tenaga kerja jumlah yang besar. beda. Jika lebih cenderung naik
langsung, dan Hal ini konsisten banyak modal yang sebesar 1,90.
biaya overhead dengan hasil digunakan, tenaga Berarti hipotesis
pabrik. penelitian kerja yang yang diajukan yaitu
sebelumnya antara dibutuhkan lebih terdapat pengaruh
Berdasarkan
lain [17], dan [18] sedikit, dan yang kuat dan
hasil temuan di
yang menyatakan sebaliknya [19]. positif atas faktor-
atas dapat
bahwa jumlah Berdasarkan faktor ekonomi
dijelaskan bahwa
tenaga kerja penjelasan diatas terhadap
hanya indikator
berpengaruh dapat dibuat pendapatan
jumlah tenaga
signifikan terhadap penjelasan singkat agroindustri
kerja saja yang
variabel bahwa jumlah kerupuk adalah
mampu
pendapatan. tenaga kerja di diterima.
menjelaskan
Kemudian hasil dalam suatu
konstruk yang ada. Sementara
penelitian diatas perusahaan akan
Setiap usaha yang dari hasil estimasi
juga diperkuat oleh berpengaruh
dijalankan pasti outer model di atas
teori menurut terhadap tingkat
memerlukan dapat dijelaskan
SolowSwan, yakni pendapatan
tenaga kerja. bahwa dari keenam
pertumbuhan perusahaan
Perbedaan dalam indikator variabel
ekonomi tersebut.
penggunaan faktor ekonomi
tergantung pada
jumlah tenaga yaitu indikator
ketersediaan
kerja akan 3.2.4. Pengaruh produksi, harga jual
faktor-faktor
mempengaruhi Faktor Ekonomi produk, biaya
produksi
tingkat produksi terhadap tenaga kerja, biaya
(penduduk, tenaga
yang akhirnya akan Pendapatan bahan baku, biaya
kerja dan
mempengaruhi bahan tambahan
akumulasi modal) Hasil estimasi
penerimaan usaha dan biaya bahan
dan tingkat inner model
agroindustri. bakar, semuanya
kemajuan menghasilkan
Penerimaan usaha mempunyai nilai
teknologi temuan bahwa
agroindustri loading factor lebih
(technological faktor ekonomi
merupakan hasil besar dari 0,5
progress). berpengaruh
produksi dikalikan (valid).
Selanjutnya secara langsung
dengan harga jual,
menurut teori ini, terhadap Berdasarkan
dan selisih antara
rasio modal output pendapatan. Hal hasil temuan di atas
penerimaan usaha
(capital output ini sesuai dengan dapat dijelaskan
agroindustri dan
ratio) dapat nilai koefisien jalur bahwa semua
modal kerja inilah
berubah-ubah. beta_1_4 sebesar indikator mampu
yang disebut
Dengan kata lain, positif 1,90 , menjelaskan
pendapatan. Oleh
untuk berdasarkan nilai konstruk yang ada
karena itu untuk
menghasilkan tersebut dapat (signifikan).

345
Pendapatan setiap strategi sosial, dan angroindustri
diperoleh dari usaha bertambah strategi usaha kerupuk.
selisih total satu satuan, maka sebesar 62% 4. terdapat
penerimaan pendapatan akan sedangkan pengaruh yang
terhadap total cenderung naik sisanya sebesar kuat dan positif
pengeluaran, sebesar 0,05. Berarti 38% dipengaruhi atas strategi
sementara total hipotesis yang oleh variabel lain usaha terhadap
penerimaan diajukan yaitu yang tidak pendapatan
dijelaskan dalam agroindustri
diperoleh dari harga terdapat pengaruh
model kerupuk.
jual dikalikan jumlah yang kuat dan
2. Hanya Indikator
produksi dan total positif atas strategi
jumlah tenaga
pengeluaran usaha terhadap
kerja saja yang Saran
diperoleh dari pendapatan
mampu
seluruh biaya agroindustri Penelitian ini
menjelaskan
produksi yang kerupuk adalah menggunakan
konstruk yang
dikeluarkan. diterima. jumlah respoden
ada pada faktor
Didalam harga yang relatif terbatas
Sosial.
pokok penjualan Perbedaan sehingga
terkandung biaya dalam menggunakan
produksi. KESIMPULA penggunaan metode (kurang dari

Biaya produksi
N jumlah tenaga 100). Disarankan
kerja akan penelitian lanjutan
terdiri dari tiga dengan
mempengaruhi
unsur yaitu biaya Kesimpulan menggunakan
tingkat produksi
1. Setiap faktor
yang akhirnya responden yang
sosial bertambah
3.2.5. Pengaruh satu akan cukup banyak
satuan,
Strategi Usaha mempengaruhi sehingga hasil
maka
penerimaan analisis bisa
terhadap pendapatan akan
usaha mempunyai
cenderung turun
agroindustry cakupan
Pendapa sebesar 1,17.
3. Indikator keberlakuan yang
Setiap faktor
tan ekonomi
variabel faktor cukup luas.
Hasil estimasi ekonomi yaitu
bertambah satu
inner model indikator
satuan, maka
menghasilkan produksi, harga
pendapatan akan
temuan bahwa cenderung naik
jual produk, UCAPAN
biaya tenaga
strategi usaha sebesar 1,90.
kerja, biaya
TERIMA
berpengaruh secara Setiap strategi
langsung terhadap usaha
bahan baku, KASIH
biaya bahan Segala puji
pendapatan. Hal ini bertambah satu
tambahan dan syukur kehadirat
sesuai dengan nilai satuan, maka
biaya bahan Allah SWT yang
koefisien jalur pendapatan akan
bakar, semuanya telah memberikan
beta_3_4 sebesar cenderung naik
mempunyai petunjuk,
positif 0,05 sebesar 0,05.
pengaruh positif kemudahan, rahmat
berdasarkan nilai Pendapatan
terhadap serta karunia-Nya.
tersebut dapat dapat dijelaskan
pendapatan
oleh faktor Sholawat dan salam
dijelaskan bahwa usaha
ekonomi, faktor semoga senantiasa

346
tercurahkan kepada 2. Efie Fadjrijah 2010, ISSN
baginda Nabi Eka Dewi, MST [2] Yusmeiarti. 1412-1425.
Muhammad SAW Selaku Anggota 2008.
beserta sahabat dan Peneliti Pemanfaatan [5] Nurmedika,
keluarganya. dan Marhawati,
3. Dr. Muksin, SP.
Semoga kita semua Pengolahan Max Nur Alam.
MP. selaku
senantiansa diberi Daging 2013. Analisis
Anggota
rahmat dan Sinawang Pendapatan
Peneliti.
hidayah-Nya dalam (Pangium Dan Nilai
4. Seluruh
edule Rienw) Tambah
menjalankan Pengusaha
untuk Keripik Nangka
aktifitas sehari-hari, agroindustri
Pembuatan Pada Industri
Aamiin. kerupuk di
Kerupuk. Rumah Tangga
Alhamdulillah Kelurahan
Buletin BIPD. Tiara Di Kota
penulis dapat Mangli
XVI (2):1-8 Palu. e-
menyelesaikan Kecamatan
Yusmeiarti.200 Journal
penelitian yang Kaliwates
8 Agrotek Bis 1
berjudul “Pengaruh Kabupaten
(3): 267273,
Faktor Sosial, Jember yang
[3] Sudarko. 2007. Agustus 2013.
Strategi Usaha Dan telah
Efisiensi Biaya
Ekonomi Terhadap memberikan
dan Perbedaan [6] Monecke, A &
Peningkatan kesempatan
Pendapatan Leisch, F. 2012.
Pendapatan kepada peneliti
Agroindustri Sem-PLS :
untuk
Agroindustri Tempe Structural
melakukan
Kerupuk Di Sebelum dan Equation
penelitian
Kelurahan Mangli Sesudah Modelling
5. Semua pihak
Kecamatan Kenaikan Using Partial
yang telah
Kaliwates Harga Bahan Least Square.
terlibat dalam
Kabupaten Jember”. Bakar Minyak Journal of
Penelitian ini.
Terselesaikannya (BBM). Jurnal Statistical
Penelitian ini tak J-SEP Vol 1 No. Software.
lepas dari 2 Nopember Vol. 48 (3): 1-
DAFTAR 2007. 32
peranserta berbagai
pihak. Oleh karena PUSTAKA
itu Peneliti ingin [4] Heru Santoso,
dkk. 2010. [7] Jaya, I.G.M.N
mengucapkan [1] Gumbira dan dan
Prastiwi.2005. Potensi
terima kasih dengan Sumertajaya,
Agribisnis Agroindustri
penuh hormat, I.M. 2008.
Syariah Tempe Dan
kerendahan hati, Pemodelan
(Manajemen Keripik Tempe
dan sedalam- Persamaan
Agribisnis Berdasarkan
dalamnya kepada : Kinerja Usaha Struktural
dalam dengan
1. Dr. Nanang Dwi Perspektif Dan Strategi
Pengembanga Partial Least
Wahyono, MM. Syariah Islam.
nnya. Jurnal Square.
selaku Jakarta:
Direktur AGRISE, Vol. Semnas
Politeknik Penebar 10, No. 3,
Negeri Jember. Swadaya Bulan Agustus Matematika
dan

347
Pendidikan Potomg di September
Matematika Kecamatan 2012 Halaman
Mojolaban 179-185
[8] Miftahul Kabupaten
Ulum .2014. Sukoharjo,
Analisis [13] Ikhsan S,
Structural Tropical Artahnan A.
Equation Animal 2011. Analisis
Modeling Husbandry. I SWOT
(SEM) Untuk (1): 24-32 Untuk
Sampel Kecil Merumuskan
Dengan [11] Nasir, Strategi
Pendekatan Mochamad HB, Pengembanga
Partial Least Wilson HL. n Komoditas
Square (PLS). 2012. Karet Di
Prosiding Kelayakan Dan Kabupaten
Seminar Strtaegi
Nasional Pengembanga
Matematika, n Usaha Beras
Universitas Cimanuk
Jember, 19 Melalui
November Peningkatan
Mutu Oleh PD
2014 Jaya Saputra
Kecamatan
Cimanuk
[9] Azhari MH,
Kabupaten
Yantu MR, Asih
Pandeglang
DN. 2013.
Provinsi
Pengembanga
Banten.
n Strategi
Manajemen
Pemasaran
IKM. 7(2): 102-
Gula Tapo
110
(Studi Kasus Di
Desa Ambesia
Kecamatan [12] Nuning
Tomini Kabupaten Setyowat.
Parigi Moutong). 2012. Analisis
E- Potensi
Agroindustri
Journal
Olahan
Agrotekbis. I (I)
Singkong Di
: 81-92
Kabupaten
Bojonegoro.
[10] Adinata KI, Sari
Jurnal
AI, Rahayu
Inovasi dan
ET.2012.
Kewirausahaan
Strategi
, Volume 1,
Pengembanga
No.3
n Usaha Sapi

348
Pulang Pisau, Kalimantan Tengah. Jurnal

Agribisnis Pedesaan. 1 (3): 166-177

[14] Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

[15] Soeratno dan Lincoln Arsyad. 2008. Metode Penelitian: Untuk Ekonomi dan Bisnis.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN

[16] Hair, et all.2010. PLS- S : Indeed a silver bullet. Journal of Marketing Theory and practice. Vol
19 (02) :139-151

[17] Angga Widhiawan. 2011. Analisis FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Tingkat


Pendapatan Pengusaha
Pengolahan Tahu di Kota Ungaran.
Tesis. Universitas Negeri

Semarang

[18] Meta Trisnawati dkk. 2013. Pengaruh Modal Kerja, Tenaga Kerja, Jam Kerja Terhadap
Pendapatan Nelayan Tradisional Di Nagari Koto Taratak Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir
Selatan. Jurnal PSP Ekonomi STKIP
PGRI Padang Sumatera Barat

[19]Arsyad, Lincolin. 2010, Ekonomi


Pembangunan. Ed 5. Yogyakarta:
Upp Stim Ykpn

[20] Vivin Quroniul. 2014. Respon


Penawaran Industri Keripik
Tempe Terhadap Penawaran
Harga Input . Jurnal Ilmiah.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya, Malang

[21] Carter, William K. and Milton F.


Usry. 2002. Cost Accounting,
Buku 1, Edisi 13, Alih
Bahasa : Krista, Salemba Empat, Jakarta.

J
e

349
m

r
,

2
0

u
l

2
0

350

Anda mungkin juga menyukai