Anda di halaman 1dari 3

Pengertian Kolaborasi

Kolaborasi (Collaboration) adalah aktivitas bekerja sama dengan seseorang atau


beberapa orang dalam satu kelompok untuk mencapai tujuan yang ditetapkan bersama.
Aktivitas ini penting diterapkan dalam proses pembelajaran agar peserta didik mampu dan
siap untuk bekerja sama dengan siapa saja dalam kehidupannya mendatang. Saat
berkolaborasi bersama orang lain, peserta didik akan terlatih untuk mengembangkan solusi
terbaik yang bisa diterima oleh semua orang dalam kelompoknya.
Menurut Greinstien (2012: 105) kolaborasi adalah sebuah proses dalam belajar yang
dilakukan secara bersama-sama untuk mengimbangi perbedaan pandangan, pengetahuan,
berperan dalam diskusi dengan memberikan saran, mendengarkan, dan mendukung satu sama
lain. Sedangkan menurut Widjajanti (2010) bahwa pembelajaran kolaboratif adalah suatu
model pembelajaran kelompok, di mana siswa dalam kelompok di dorong untuk saling
berinteraksi dan belajar bersama untuk meningkatkan pemahaman masing-masing.
Dari beberapa pengertian di atas, maka disimpulkan bahwa kolaborasi adalah
pembelajaran kelompok yang menekankan proses sharing gagasan melalui interaksi antar
siswa yang berbeda pandangan dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman masing-
masing siswa.

Indikator Kolaborasi
Menurut Trilling & Fadel (2009) Ssesorang dikatakan memiliki kemampuan
berkolaborasi, bila memenuhi indikator-indikator berikut ini:
1. Menunjukkan kemampuan bekerja secara efektif dan menghargai keberagaman anggota
tim.
2. Menunjukan fleksibilitas dan kemauan untuk menerima pendapat orang lain dalam
mencapai tujuan bersama
3. Berbagi tanggung jawab bersama dalam bekerja kolaboratif dan menghargai kontribusi
setiap anggota tim.
Sedangkan menurut Zubaidah (2018) menyebutkan indikator kolaborasi dapat
diukur melalui:
1. memberi dan menerima umpan balik dari setiap anggota kelompok
2. berbagi tugas
3. mengakui keterampilan, pengalaman, kreativitas, dan kontribusi orang lain
4. mendengarkan kekhwatiran, pendapat, dan gagasan orang lain
5. menengarkan orang lain dalam situasi konflik, dan
6. mendukung keputusan kelompok. Keterampilan kolaboratif dapat dilatihkan melalui
strategi coopererative learning.
Misalnya dalam pembelajaran aljabar tentang barisan dan deret, siswa dapat
berkolaborasi untuk menentukan rumus deret ataupun barisan dan bagaimana cara
menyampaikan proses penemuan polanya. Sedangkan dalam statistika, siswa dapat
berkolaborasi untuk menyajikan data dan menyampaikan reasoning pilihan penyajian data
yang disepakati kelompok. bisa jadi siswa mampu memilih namun tidak semua memiliki
reasoning yang kuat. Kelompok kolaboratif yang baik akan mampu mendorong anggota
kelompok untuk memiliki reasoning yang kuat. Siswa akan terdorong untuk secara mandiri
melakukan aktivitas yang meningkatkan keterampilan reasoning jika siswa menyadari
pentingnya keterampilan tersebut dan siswa memiliki integritas dan tanggungjawab yang
ditopang oleh kesadaran kelompok. Bagaimana kelompok kolaboratif dapat berjalan dengan
baik tergantung kepada kesiapan guru dalam mengorganisasi kelas.

Langkah-langkah Kolaborasi
Berikut ini langkah-langkah pembelajaran kolaboratif.
1. Para siswa dalam kelompok menetapkan tujuan belajar dan membagi tugas sendiri-
sendiri.
2. Semua siswa dalam kelompok membaca, berdiskusi, dan menulis.
3. Kelompok kolaboratif bekerja secara bersinergi mengidentifikasi, mendemontrasikan,
meneliti, menganalisis, dan memformulasikan jawaban-jawaban tugas atau masalah
dalam LKS atau masalah yang ditemukan sendiri.
4. Setelah kelompok kolaboratif menyepakati hasil pemecahan masalah, masing-masing
siswa menulis laporan sendiri-sendiri secara lengkap.
5. Guru menunjuk salah satu kelompok secara acak (selanjutnya diupayakan agar semua
kelompok dapat giliran ke depan) untuk melakukan presentasi hasil diskusi kelompok
kolaboratifnya di depan kelas, siswa pada kelompok lain mengamati, mencermati,
membandingkan hasil presentasi tersebut, dan menanggapi. Kegiatan ini dilakukan
selama lebih kurang 20-30 menit.
6. Masing-masing siswa dalam kelompok kolaboratif melakukan elaborasi, inferensi,
dan revisi (bila diperlukan) terhadap laporan yang akan dikumpulan.
7. Laporan masing-masing siswa terhadap tugas-tugas yang telah dikumpulkan, disusun
perkelompok kolaboratif.
8. Laporan siswa dikoreksi, dikomentari, dinilai, dikembalikan pada pertemuan
berikutnya, dan didiskusikan.

Faktor-faktor dalam Kolaborasi


Ada sejumlah faktor yang perlu diperhatikan dalam pola belajar kolaborasi, yakni
peran peserta didik dan peran pembelajar Panitz (1996). Peran peserta didik yang harus
dikembangkan adalah
1. mengarahkan, yaitu menyusun rencana yang akan dilaksanakan dan
mengajukan alternatif pemecahan masalah yang dihadapi.
2. menerangkan, yaitu memberikan penjelasan atau kesimpulan-kesimpulan pada anggota
kelompok yang lain.
3. bertanya, yaitu mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk mengumpulkan informasi yang
ingin diketahui.
4. mengkritik, yaitu mengajukan sanggahan dan mempertanyakan alasan dari usulan/
pendapat/pernyataan yang diajukan.
5. merangkum, yaitu membuat kesimpulan dari hasil diskusi atau penjelasan yang
diberikan.
6. mencatat, yaitu membuat catatan tentang segala sesuatu yang terjadi dan
diperoleh kelompok.
7. menghubungkan, yaitu meningkatkan interaksi yang terjadi antara anggota kelompok.

Anda mungkin juga menyukai