Nama : TRI WULAN SARI

NIM : 8216172009
Prodi/Kelas : Pendidikan Matematika / B-2
Mata Kuliah : Arah Kecenderungan dan Isu
dalam Pendidikan Matematika
Dosen Pengampu : Mangaratua M. Simanjorang, Ph.D

REFLEKSI PERKULIAHAN TANGGAL 16 SEPTEMBER 2021 “4CS”

Perkuliahan Arah Kecenderungan dan Isu dalam Pendidikan Matematika pada tanggal
16 September 2021 dilakukan dengan metode berdiskusi yang diawali dengan penyampaian
materi oleh kelompok 2, lalu kemudian dikuatkan kembali dengan materi yang disampaikan
oleh Dosen yaitu Bapak Mangaratua M. Simanjorang, Ph.D.
Diskusi ini membahas materi mengenai Kemampuan (keterampilan) 4Cs yaitu
Creativivity, Critical Thinking, Communication, and Collaboration. Dari kegiatan diskusi
tersebut diperoleh hasil belajar sebagai berikut :
1. Creativity
Keterampilan kreatif adalah kemampuan mengembangkan (menciptakan) ide dan cara
baru yang berbeda dari sebelumnya. Sedangkan kreativitas adalah kemampuan
seseorang untuk menciptakan hal baru, baik berupa gagasan, maupun karya nyata.
2. Critical Thinking
Berpikir kritis dalam belajar matematika merupakan suatu proses kognitif seseorang
dalam upaya memperoleh pengetahuan matematika berdasarkan penalaran matematik.
3. Comunication
Suatu proses dimana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan
masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan
lingkungan dan orang lain.
4. Collaboration
Kolaborasi (Collaboration) adalah aktivitas bekerja sama dengan seseorang atau
beberapa orang dalam satu kelompok untuk mencapai tujuan yang ditetapkan
bersama.
 Keterampilan 4CS sangat diperlukan dalam proses pendidikan. Salah satunya
pendidikan matematika. Masing-masing komponen dari keempat CS tersebut memiliki
indikatornya masing-masing.. Adapun indikator pada masing-masing 4CS antara lain ;
a. Indikator Creativity
 Menciptakan ide baru
 Memperluas ide/konsep dasar untuk meningkatkan dan memaksimalkan upaya
kreatif
 Mengaplikasikan ide kreatif sebagai kontribusi nyata dalam kehidupan
 Mengembangkan dan menyampaikan ide baru kepada orang lain secara efektif

b. Critical Thinking
Seseorang dapat memiliki keterampilan berfikir kritis pada sesuatu, jika seseorang
tersebut mempunyai landasan dasar ilmu pengetahuan mengenai hal tersebut. Dan
melihat bahwa hal tersebut memiliki komponen yang kurang tepat sesuai dengan
pengetahuannya. Hingga pada akhirnya ia akan berfikir atau bersikap kritis. Apakah
itu dikarenakan rasa keingintahuannya pada sesuatu atau justru karena adanya ilmu
pengetahuannya pada sesuatu.
 Ketika sikap berfikir kritisnya muncul karena rasa keingintahuannya pada sesuatu
hal, maka seseorang tersebut cenderung akan bertanya dan mencari tahu (bersikap
kritis)
 Namun, bila sikap berfikir kritisnya muncul disebabkan adanya ilmu pengetahuan
pada dirinya mengenai suatu hal, ia akan cenderung bersikap kritis untuk
memperbaiki sesuatu yang belum tepat sesuai pengetahuannya.

c. Communication
Komunikasi dapat terjadi jika sebuah pesan dari seorang pengirim pesan (sender),
sampai dan dapat diterima oleh si penerima pesan (recipient massage). Karena jika
sebuah pesan tersebut tidak sampai ke penerima pesan, maka komunikasi belum
terjadi. Melainkan hanya proses pengiriman pesan saja.
Dalam komunikasi, sang pengirim pesan akan menyampaikan ide tau gagasan yang ia
miliki untuk disampaikan kepada sang penerima pesan. Proses pengiriman pesan
tersebut juga tentu saja memerlukan media penyampai pesan. Nah, proses
penyampaian pesan juga dapat dilakukan baik itu secara verbal atau pun non verbal.
Pesan secara verbal dapat berupa perkataan atau narasi. Sedangkan pesan secara non
verbal dapat beruba non kata-kata melainkan hanya ekspresi wajah atau isyarat kode
 respon seseorang. Namun dengan catatan bahwa kode atau espresi tubuh (respon)
yang ditimbulkan tersebut dapat difahami, dapat dimengerti oleh penerima pesan.
Hingga pada akhirnya komunikasi dapat terjalin.

d. Collaboration
Selain kemampuan dari ketiga CS sebelumnya, maka yang tidak kalah penting adalah
kemampuan berkolaborasi. Agar terjadi keseimbangan antara satu sama lain. Dan
tidak terjadi ketimpangan dalam diri seseorang. Namun, pada kenyataannya, dalam
proses pembelajaran yang terjadi di lapangan. Banyak siswa yang sudah memiliki
kemampuan kreatif, berfikir kritis dan mampu berkomunikasi dengan baik, namun
belum tentu mampu berkolaborasi dengan baik. Tentu ini akan menjadi tugas
tersendiri bagi pendidik. Untuk menciptakan suasana belajar yang mampu mengajak
para siswa untuk bisa menyeimbangkan keempat keterampilan tersebut menjadi satu
kesatuan yang padu di dalam proses pembelajaran. Karena jika terdapat salah satu
siswa yang tidak mampu berkolaborasi dengan baik pada teman-temannya yang lain,
maka ia akan mendominasi proses pembelajaran tersebut, sehingga mengakibatkan
siswa yang lain akan semakin menyembunyikan kemampuannya. Atau justru
kebalikannya, siswa yang tidak dapat berkolaborasi dengan baik, akan semakin
menyembunyikan kemampuan yang ia miliki sendiri, sekalipun sejatinya ia memiliki
kemampuan untuk kreatif, berfikir kritis dan berkomunikasi.

Dari hasil belajar 4CS tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemampuan untuk kreatif,
berfikir kritis, berkomunikasi dan berkolaborasi merupakan kemampuan yang sangat penting
untuk ada di dalam diri seseorang. Terlebih pada peserta didik di dalam proses pembelajaran.
Proses membangun keempat kemampuan tersebut di dalam diri peserta didik bukan lah
semudah membalikkan telapak tangan. Namun membutuhkan proses dari usaha para
pendidik. Dalam kesempatan ini, para pendidik dituntut untuk membangun keempat
kemampuan tersebut di dalam dirinya sendiri terlebih dahulu sebelum mengharapkan peserta
didik memilikinya.

Tentu, dalam hal ini seorang pendidik diharapkan mampu manciptakan suasana
belajar yang nyaman bagi peserta didik, suasana belajar yang terbuka. Suasana belajar yang
nyaman dan terbuka akan berpeluang untuk mengajak para peserta didik berperan aktif
dalam proses pembelajaran. Hingga pada akhirnya akan membantu peserta didik untuk
membangun kemampuan Kreatif, kritis, komunikasi dan berkolaborasi dalam dirinya.