Isos
Isos
TINDAKAN KEPERAWATAN
Disusun Oleh :
NAMA : YUSRIL
NIM : P27905119042
1. Definisi
2. Penyebab
Berbagai faktor dapat menimbulkan respon yang maladaptif. Menurut
Stuart dan Sundeen (2007), belum ada suatu kesimpulan yang spesifik
tentang penyebab gangguan yang mempengaruhi hubungan interpersonal.
Faktor yang mungkin mempengaruhi antara lain yaitu:
a. Faktor predisposisi
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan isolasi sosial adalah:
1) Faktor perkembangan
1
Setiap tahap tumbuh kembang memiliki tugas yang harus dilalui
individu dengan sukses. Keluarga adalah tempat pertama yang
memberikan pengalaman bagi individu dalam menjalin hubungan
dengan orang lain. Kurangnya stimulasi, kasih sayang, perhatian,
dan kehangatan dari ibu/pengasuh pada bayi akan memberikan rasa
tidak aman yang dapat menghambat terbentuknya rasa percaya diri
dan dapat mengembangkan tingkah laku curiga pada orang lain
maupun lingkungan di kemudian hari. Komunikasi yang hangat
sangat penting dalam masa ini, agar anak tidak merasa
diperlakukan sebagai objek.
2) Faktor sosial budaya
2
Stresor sosial budaya dapat memicu kesulitan dalam berhubungan
seperti perceraian, berpisah dengan orang yang dicintai, kesepian
karena ditinggal jauh, dirawat di rumah sakit atau dipenjara.
2) Stresor psikologi
3. Rentang Respon
Interdependen
3
a. Solitude (menyendiri)
4
e. Impulsif adalah individu tidak mampu merencanakan sesuatu, tidak
mampu belajar dari pengalaman dan tidak dapat diandalkan.
f. Narcisisme adalah individu mempunyai harga diri yang rapuh, selalu
berusaha untuk mendapatkan penghargaan dan pujian yang terus
menerus, sikapnya egosentris, pencemburu, dan marah jika orang lain
tidak mendukungnya.
1) Faktor perkembangan
5
ekspresi emosi yang tinggi dalam keluarga yang menghambat untuk
berhubungan dengan lingkungan diluar keluarga.
b. Stressor presipitasi
Stres dapat ditimbulkan oleh beberapa faktor antara faktor lain dan
berpisah
faktor keluarga seperti menurunnya stabilitas unit keluarga dan
dari orang yang berarti dalam kehidupannya, misalnya karena
dirawat di rumah sakit.
2) Stressor psikologis
a. Gejala subjektif
b. Gejala objektif
6
4) Menyendiri dalam ruangan, sering melamun
6. Akibat
Salah satu gangguan berhubungan sosial diantaranya perilaku menarik diri
atau isolasi sosial yang disebabkan oleh perasaan tidak berharga yang bisa
dialami pasien dengan latar belakang yang penuh dengan permasalahan,
ketegangan, kekecewaan, dan kecemasan. (Prabowo, 2014: 112)
Perasaan tidak berharga menyebabkan pasien makin sulit dalam
mengembangkan berhubungan dengan orang lain. Akibatnya pasien
menjadi regresi atau mundur, mengalami penurunan dalam aktivitas dan
kurangnya perhatian terhadap penampilan dan kebersihan diri. Pasien
semakin tenggelam dalam perjalinan terhadap penampilan dan tingkah
laku masa lalu serta tingkah laku yang tidak sesuai dengan kenyataan,
sehingga berakibat lanjut halusinasi. (Stuart dan Sudden dalam Dalami,
dkk 2009)
7. Mekanisme Koping
7
a. Regresi adalah mundur ke masa perkembangan yang telah lain.
8. Penatalaksanaan
8
pasien untuk dapat mengungkapkan perasaannya secara verbal,
bersikap ramah, sopan, dan jujur kepada pasien.
c. Terapi Okupasi
Adalah suatu ilmu dan seni untuk mengarahkan partisipasi
seseorang dalam melaksanakan aktivitas atau tugas yang sengaja
dipilih dengan maksud untuk memperbaiki, memperkuat, dan
meningkatkan harga diri seseorang. (Prabowo, 2014: 113)
9. Pohon Masalah
↓
Isolasi sosial : menarik diri
Core problem
↓
Gangguan konsep diri
9
11. Rencana Asuhan Keperawatan
a. Diagnosa keperawatan: Isolasi sosial menarik diri b/d harga diri
rendah
1) Tujuan umum
Pasien dapat berinteraksi dengan orang lain
2) Tujuan khusus
a) Dapat membina hubungan saling percaya
Kriteria hasil :
(1) Sapa pasien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
10
(5) Buat kontrak interaksi yang jelas
Kriteria hasil :
(3) Lingkungan
11
(b) Beri kesemapatan pada pasien untuk mengungkapkan
perasaan penyebab menarik diri tidak mau bergaul
(c) Diskusikan pada pasien tentang perilaku menarik diri,
tanda serta penyebab yang muncul
(d) Berikan reinforcement (penguatan) positif terhadap
kemampuan pasien dalam mengungkapkan perasaannya.
c) Pasien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan
orang lain dan kerugian bila tidak berhubungan dengan orang
lain.
Kriteria hasil :
Setelah ..x pertemuan, pasien dapat menyebutkan keuntungan
berhubungan dengan orang lain, misal:
(1) Banyak teman
(1) Sendiri
Intervensi
12
(3) Beri kesempatan pada pasien untuk
mengungkapkan perasaannya tentang kerugian bila tidak
berhubungan dengan orang lain
(4) Diskusikan bersama tentang keuntungan berhubungan
dengan orang lain dan kerugian tidak berhubungan dengan
orang lain
(5) Beri reinforcement positif terhadap kemampuan
mengungkapkan perasaan tentang keuntungan
berhubungan dengan orang lain dan kerugian bila tidak
berhubungan dengan orang lain
d) Pasien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap
Kriteria hasil :
13
(7) Memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan sesuai
dengan jadwal yang telah dibuat
(8) Beri reinforcement atas kegiatan pasien dalam
memperluas pergaulan melalui aktivitas yang
dilaksanakan
e) Pasien dapat mengungkapkan perasaannya setelah
berhubungan dengan orang lain
Kriteria hasil :
(3) Kelompok
Intervensi
14
(3) Cara merawat pasien dengan menarik diri
Intervensi
15
Setelah ...x interaksi, pasien mampu mendemonstrasikan
penggunaan obat dan menyebutkan akibat berhenti minum
obat tanpa konsultasi dokter
16
DAFTAR PUSTAKA
Farida Kusumawati & Yudi Hartono. (2012). Buku Ajar Keperawatan Jiwa.
Jakarta: Salemba Medika.
Trimeilia. (2011). Asuhan Keperawatan Klien Isolasi Sosial. Jakarta Timur: TIM.
17
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
SP I
A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
a. Data subjektif
- Pasien mengatakan tidak tahu bagaiman harus mengobrol, apa
yang di bicarakan dan darimana mulainya
- Pasien mengatakan takut ditertawakan
b. Data objektif
- Tampak sering menyendiri
- Tidak mau mengikuti kegiatan di ruangan
- Pasien tampak berbicara dengan suara lirih dan hamper tidak
terdengar
- Kurangnya kontak mata dan lebih banyak menunduk sambal
memainkan jari-jari dan menggigit kukunya
2. Diagnosa keperawatan
Isolasi social
3. Tujuan tindakan keperawatan
- Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial
- Mengidentifikasi tanda dan gejala isolasi sosial
- Mengidentifikasi akibat isolasi sosial
- Klien dapat mengetahui kerugian dari tidak berinteraksi dengan
orang lain
- Klien dapat berkenalan dan berbicara saat melakukan kegiatan
harian
- Klien dapat memasukkan kegiatan berbincang-bincang dengan
orang lain kedalam jadwal kegiatan
18
4. Tindakan keperawatan
- Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial
- Mengidentifkkasi tanda dan gejala isolasi sosial
- Mengidentifikasi akibat isolasi sosial
- Berdiskusi dengan klien tentang keuntungan dan kerugian
berinteraksi dengan orang lain
- Mengajarkan klien tentang cara berkenalan dan berbicara saat
melakukan kegiatan
- Menganjurkan klien memasukkan kegiatan latihan berbincang-
bincang dengan orang lain ke dalam kegiatan harian
B. Strategi komunikasi
1. Fase orientasi
- Salam terapeutik
“Assalamualaikum, selamat pagi, perkenalkan saya perawat Yusril
mahasiswa dari Poltekkes Kemenkes Banten? Saya bertugas dari
pukul 08.00 s.d 14.00. Ibu Namanya siapa? Senangnya di panggil
apa?”
- Evaluasi / validasi
“Bagaimana perasaannya hari ini ?”
- Kontrak
“Bagaimana kalau hari ini berbincang tentang perasaan yang Ibu
rasakan sekarang ?”
“Berapa lama Ibu ingin berbincang ? Bagaimana kalau 15 menit ?”
“Dimana kita akan berbincang ? Bagaimana jika ditaman ?”
- Tujuan
“Ya ibu, tujuan kita berbincang hari ini ingin mengetahui penyebab
perasaan mba, tanda dan gejala yang muncul dan akibat dari
perilaku sekarang”
“Nanti saya juga akan membantu ibu untuk berinteraksi dengan
orang lain dan juga keuntungan dan kerugia ibu berinteraksi”.
19
2. Fase kerja
“Siapa saja yang tinggal serumah dengan ibu? Lalu siapa yang paling
dekat dengan ibu ? siapa yang jarang berbicara dengan ibu ? lalu siapa
yang membuat ibu jarang berbicara ?”
“Kegiatan apa saja yang sering ibu lakukan dengan keluarga ibu ? lalu
yang dapat menghambat ibu dalam berkativitas dengan keluaarga mba?”
“Menurut ibu apa saja keuntungan jika kita mempunyai teman ? wah benar
ada teman untuk bercakap-cakap. Lalu apa lagi ?”
“Baiklah bagaimana kalau sekarang kita belajar berkenalana dengan orang
lain ?”
“begini loh ibu, untuk berkenalan kita sebutkan nama kita dan nama
panggilan yang kita suka. Lalu sebutkan asal kita darimana dan hobi kita.
Contohnya : Nama saya….”
“Selanjutnya ibu menanyakan nama orang yang diajak berkenalan,
contohnya begini nama ibu siapa ? sering dipanggil apa ? asalnya dari
mana ? hobi nya apa ?”
“Ayo ibu coba, misalnya saya belum kenal ibu. Coba berkenalan dengan
saya”. “Ya bagus sekali ! Coba sekali lagi”
“Setelah ibu berkenalan dengan orang tersebut, ibu dapat melanjutkan
percakapan tentang hal-hal yang menyenangkan untuk ibu bicarakan.
Misalnya tentang cuaca, hobi, keluarga, pekerjaan dan sebagainya”.
3. Fase terminasi
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan berkenalan seperti tadi ?”
“ibu tadi sudah mempraktikan cara berkenalan dengan baik sekali”
“selanjutnya, ibu dapat mengingat kembali apa yang telah kita pelajari hari
ini tetap berlatih meskipun saya tidak ada. Jadi nanti ibu sudah siap untuk
berkenalan dengan orang lain / ke pasien lain”
“Mari kita buat jadwal latihan harian ibu dan masukan ke dalam jadwal
harian”
“jadi mau jam berapa ibu latihan berkenalan?”
20
“Baiklah ibu, saya ras cukup perbincangan kita untuk hari ini. Bagaimana
kalau kita besok bertemu untuk mencoba berkenalan dengan teman saya,
perawat yang lain. Bagaimana ? ibu mau kan ?”
“Baiklah, sampai jumpa. Selamat pagi”
21
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
SP II
A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
a. Data subjektif
- Pasien mengatakan tidak tahu bagaiman harus mengobrol, apa
yang di bicarakan dan darimana mulainya
- Pasien mengatakan takut ditertawakan
b. Data objektif
- Tampak sering menyendiri
- Tidak mau mengikuti kegiatan di ruangan
- Pasien tampak berbicara dengan suara lirih dan hamper tidak
terdengar
- Kurangnya kontak mata dan lebih banyak menunduk sambal
memainkan jari-jari dan menggigit kukunya
2. Diagnosa keperawatan
Isolasi sosial
3. Tujuan tindakan keperawatan
- Klien dapat mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
- Klien dapat berkenalan dengan 2-3 orang dan berbincang saat
melakukan kegiatan
- Klien dapat memasukkan kegiatan berbincang dengan orang lain
kedalam jadwal
4. Tindakan keperawatan
- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
- Melatih klien berkenalan dengan 2-3 orang dan berbicara saat
melakukan kegiatan
- Menganjurkan klien melakukan kegiatan berbincang dengan orang
lain ke dalam jadwal kegiatan
22
B. Strategi komunikasi
1. Fase orientasi
- Salam terapeutik
“Assalamualaikum, selamat pagi. Masih ingat dengan saya? Ya
benar”
- Evaluasi / validasi
“Bagaimana perasaannya hari ini ?”
“coba ibu sebutkan lagi cara berkenalannya sambil bersalaman
dengan perawat!”
- Kontrak
“Nah, seperti janji kita kemarin saya akan mengajak ibu untuk
bertemu dengan perawat A, tidak lama kok bu hanya 10 menit.
Ayo kita temui perawat A!”
2. Fase kerja
(bersama menemui perawat yang lain)
“Selamat pagi perawat A, ini ibu yang ingin berkenalan dengan perawat
A”.
“Baiklah ibu, ibu bisa berkenalan dengan perawat A seperti yang
kemarin”.
(pasien mendemonstrasikan cara berkenalan dengan perawat A, memberi
salam, menyebutkan nama, menanyakan nama perawat dan seterusnya)
‘’wah bagus sekali ibu, ibu sudah bisa melakukan cara berkenalan’’
3. Fase terminasi
“Bagaimana perasaan ibu setelah berkenalan dengan perawat A ?”
“Bagaimana kalau besok kita berkenalan dengan orang lain lagi ?”
“perkenalan kita hari ini cukup ya bu, bagaimana kalau latihan hari ini kita
masukan kedalam jadwal kegiatan harian?”
“jam berapa saja ibu mau berlatih ?”
“Baiklah untuk jadwal hari ini ibu dapat berlatih 1x sehari jam 10 pagi!”
23
“Saya rasa cukup untuk hari ini ya bu. Kita bertemu lagi besok jam 9 pagi
ya. bu….. assalamualaikum”
24
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
SP III
A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
a. Data subjektif
- Pasien mengatakan tidak tahu bagaiman harus mengobrol, apa
yang di bicarakan dan darimana mulainya
- Pasien mengatakan takut ditertawakan
b. Data objektif
- Tampak sering menyendiri
- Tidak mau mengikuti kegiatan di ruangan
- Pasien tampak berbicara dengan suara lirih dan hamper tidak
terdengar
- Kurangnya kontak mata dan lebih banyak menunduk sambal
memainkan jari-jari dan menggigit kukunya
2. Diagnosa keperawatan
Isolasi sosial
3. Tujuan tindakan keperawatan
- Klien dapat mengevaluasi kegiatan harian klien
- Klien dapat berkenalan dengan 4-5 orang lain dan berbincang saat
melakukan kegiatan
- Klien dapat memasukkan kegiatan berbincang dengan orang lain
kedalam jadwal
4. Tindakan keperawatan
- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
- Melatih klien berkenalan dengan 4-5 orang dan berbicara saat
melakukan kegiatan
- Menganjurkan klien memasukkan kegiatan berbincang dengan
orang lain ke jadwal kegiatan
25
B. Strategi komunikasi
1. Fase orientasi
- Salam terapeutik
“Assalamualaikum, selamat pagi. Masih ingat dengan saya? Ya
benar”
- Evaluasi / validasi
“Bagaimana perasaannya hari ini ?”
“Bagaimana latihan berkenalannya ? sudah dipraktikan “Ya
Bagus”
- Kontrak
“Sesuai janji kita kemarin, bagaimana kalau kita belajar berkenalan
lagi dengan teman-teman disini? Tidak lama kok hanya 15 menit,
bagaimana ?”
- Tujuan pembicaraan
“Tujuan berkenalan lagi hari ini supaya ibu lebih nymana dan
percaya dirinya juga meningkat”
2. Fase kerja
(bersama dengan perawat mendekati pasien lain)
“Selamat pagi , ini ada pasien yang ingin berkenalan”
“baiklah ibu, ibu sekarang dapat berkenalan dengannya seperti yang telah
ibu lakukan sebelumnya”
(Pasien mendomenstrasikan cara berkenalan)
“Apalagi yang ingin ibu tanyakan?”
“Kalau tidak ada ibu dapat mengakhiri perkenalan ini. Lalu ibu dapat
membuat janji bertemu lagi”
“Misalnya bertemu lagi pukul 3 sore nanti “ (pasien membuat janji untuk
bertemu lagi dengan pasien B)
“Baiklah B karena ibu sudah selesai berkenalan, saya dan ibu akan
kembali, selamat pagi”
26
(Bersama dengan ibu meninggalkan pasien B untuk melakukan fase
terminasi ditempat lain)
3. Fase terminasi
“Bagaimana perasaan ibu setelah berkenalan dengan B?”
“Dibandingkan kemarin ibu tampak lebih baik saat berkenalan dengan .
Pertahankan apa yang sudah dilakukan tadi. Jangan lupa untuk bertemu
dengan B jam 3 sore nanti ya”.
“Selanjutnya bagaimana jika kegiatan berkenalan dengan orang lain masuk
jadwal kegiatan harian ibu”
“jadi suatu hari ibu dapat melaporkan kegiatan ini 3x pukul 10 pagi, 3 sore
juga pukul 7 malam. Ibu juga dapat bertemu dengan pasien / orang lain
tapi secara bertahap ya. Bagaimana ? setuju kan?”
“baiklah, bagaimana kalau besok kita bertemu kembali untuk
membicarakan tentang cara meminta dan menolak dengan baik. Sampai
besok ibu, assalamualaikum”.
27
28