Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PENDAHULUAN DAN STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN

KEPERAWATAN HARGA DIRI RENDAH


Diajukan guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa

Disusun Oleh :
Yusril (P27905119042)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN


JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES BANTEN
2021

1
LAPORAN PENDAHULUAN HARGA DIRI RENDAH

I. MASALAH UTAMA

Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah .

Menurut NANDA (2005), harga diri rendah adalah berkembangnya persepsi diri yang
negatif dalam berespon terhadap situasi yang sedang terjadi. Sedangkam menurut CMHN
(2006), harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang
berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri. Harga diri
rendah adalah suatu kondisi dimana individu menilai dirinya atau kemampuan dirinya
negatif atau suatu perasaan menganggap dirinya sebagai seseorang yang tidak berharga dan
tidak dapat bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri.
Herdman (2012), mengatakan bahwa, harga diri rendah kronik merupakan evaluasi diri
negatif yang berkepanjangan/ perasaan tentang diri atau kemampuan diri Harga diri rendah
yang berkepanjangan termasuk kondisi tidak sehat mental karena dapat menyebabkan
berbagai masalah kesehatan lain, terutama kesehatan jiwa.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa: harga diri rendah dikarenakan
penilaian internal maupun penilaian eksternal yang negatif. Penilaian internal merupakan
penilaian dari individu itu sendiri, sedangkan penilaian eksternal merupakan penilaian dari
luar diri individu (seperti orang tua, teman saudara dan lingkungan) yang sangat
mempengaruhi penilaian individu terhadap dirinya.

II. PROSES TERJADINYA MASALAH

A. Faktor Predisposisi

1. Biologis
Faktor heriditer (keturunan) seperti adanya riwayat anggota keluarga yang
mengalami gangguan jiwa Selain itu adanya riwayat penyakit kronis atau trauma
kepala merupakan merupakan salah satu faktor penyebab gangguan
jiwa,
2. Psikologis
Masalah psikologis yang dapat menyebabkan timbulnya harga diri rendah adalah
pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan, penolakan dari lingkungan dan
orang terdekat serta harapan yang tidak realistis. Kegagalan berulang, kurang
mempunyai tanggungjawab personal dan memiliki ketergantungan yang tinggi pada
orang lain merupakan faktor lain yang menyebabkan gangguan jiwa. Selain itu
pasiendengan harga diri rendah memiliki penilaian yang negatif terhadap gambaran
dirinya, mengalami krisis identitas, peran yang terganggu, ideal diri yang tidak
realistis.
3. Faktor Sosial Budaya
Pengaruh sosial budaya yang dapat menimbulkan harga diri rendah adalah adanya
penilaian negatif dari lingkungan terhadap klien, sosial ekonomi rendah, pendidikan
yang rendah serta adanya riwayat penolakan lingkungan pada tahap tumbuh
kembang anak.
B. Faktor Presipitasi

1. Trauma

Masalah spesifik dengan konsep diri adalah situasi yang membuat individu sulit
menyesuaikan diri, khususnya trauma emosi seperti penganiayaan seksual dan
psikologis atau menyaksikan kejadian yang mengancam kehidupannya.

2. Ketegangan peran

Ketegangan peran adalah rasa frustasi saat individu merasa tidak mampu
melakukan peran yang bertentangan dengan hatinya atau tidak merasa sesuai
dalam melakukan perannya. Ketegangan peran ini sering dijumpai saat terjadi
konflik peran, keraguan peran, dan terlalu banyak peran. Konflik peran terjadi saat
individu menghadapi dua harapan yang bertentangan dan tidak dapat dipenuhi.
Berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dimana individu
mengalaminya sebagai frustasi, ada tiga jenis
transisi peran :
a) Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang berkaitan
dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam
kehidupan individu atau keluarga dan norma- norma budaya, nilai-nilai dan
tekanan penyesuaian diri.
b) Transisi peran situasi terjadi dengan bertambahnya atau berkurangnya anggota
keluarga melalui kelahiran atau kematian.
c) Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari keadaan sehat ke
keadaan sakit. Transisi ini mungkin dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh.
Perubahan bentuk, ukuran, panampilan, dan fungsi tubuh. Perubahan fisik
berhubungan dengan tumbuh kembang normal. Prosedur medis keperawatan.
C. Jenis

a. Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus dioperasi,


kecelakaan, dicerai pasangan, putus sekolah, PHK, perasaan malu karena sesuatu
(korban pemerkosaan, dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba). Pada pasien yang dirawat
dapat terjadi harga diri rendah, karena:
1) Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya: pemeriksaan fisik yang
sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan (pencukuran pubis,
pemasangan kateter, pemeriksaan perianal)
2) Harapan akan struktur, bentuk, dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena
dirawat/ sakit/ penyakit.
3) Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai dan berbagai tindakan
tanpa persetujuan
b. Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama sebelum
penyakit dirawat. Pasien ini memiliki cara berpikir yang negatif, sehingga kejadian
sakit dan dirawat akan menambah persepsi negatif pada dirinya. Kondisi ini dapat
ditemukan pada pasien gangguan fisik yang kronis atau pada pasien gangguan jiwa.
D. Tanda dan Gejala
a. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan terhadap
penyakit. Misalnya: malu dan sedih karena rambut menjadi botak setelah menjalani
terapi kemoterapi pada kanker.
b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya: ini tidak akan terjadi jika saya segera
ke rumah sakit, menyalahkan/ mengejek dan mengkritik diri sendiri.
c. Merendahkan martabat, misalnya: saya tidak bisa, saya orang bodoh & tidak tau
apa-apa
d. Gangguan hubungan social, seperti menarik diri. Klien tidak ingin bertemu dengan
orang lain, lebih suka menyendiri.
e. Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan misalnya memilih alternatif
tindakan
f. Mencederai diri. Akibat harga diri rendah disertai harapan yang suram, mungkin
dengan mengakhiri hidupnya.
Ungkapan negatif tentang diri sendiri merupakan salah satu tanda dan gejala harga diri
rendah. Selain itu tanda dan gejala harga diri rendah didapatkan dari data subyektif dan
obyektif, seperti tertera dibawah ini
Data Subjektif: Pasien mengungkapkan tentang:
a. Hal negatif diri sendiri atau orang lain
b. Perasaan tidak mampu
c. Pandangan hidup yang pesimis
d. Penolakan terhadap kemampuan diri
e. Mengevaluasi diri tidak mampu mengatasi situasi Data
Objektif:
a. Penurunan produktivitas
b. Tidak berani menatap lawan bicara
c. Lebih banyak menundukkan kepala saat berinteraksi
d. Bicara lambat dengan nada suara lemah
e. Bimbang, perilaku yang non asertif
f. Mengekspresikan tidak berdaya dan tidak berguna
E. Rentang Respon

Konsep diri dipelajari mulai kontak social dan pengalaman berhubungan dengan
orang lain. Pandangan individu tentang dirinya dipengaruhi oleh begaimana individu
mengartikan pandangan orang lain tentang dirinya. Konsep diri seseorang terletak pada
suatu rentang respons antara ujung adaptif dan ujung maladaptif, yaitu aktualisasi diri,
konsep diri positif, harga diri rendah, kekacauan identitas, dan depersonalisasi.

a. Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan latar
belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima.
b. Konsep diri positif apabila individu mempunyai pengalaman yang positif dalam
beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif maupun yang negatif dari dirinya.
c. Harga diri rendah adalah individu cenderung untuk menilai dirinya negatif dan
merasa lebih rendah dari orang lain.
d. Identitas kacau adalah kegagalan individu mengintegrasikan aspek-aspek identitas
masa kanak-kanak kedalam kematangan aspek psikososial kepribadian pada masa
dewasa yang harmonis.
e. Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap diri sendiri
yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat membedakan
dirinya dengan orang lain.
F. Mekanisme Koping

a. Pertahanan jangka pendek


1) Aktivitas yang dapat memberikan pelarian sementara dari krisis, seperti kerja
keras, nonton, dan lain-lain.
2) Aktivitas yang dapat memberikan identitas pengganti sementara, seperti ikut
kegiatan sosial, politik, agama, dan lain-lain.
3) Aktivitas yang sementara dapat menguatkan perasaan diri, seperti
kompetisi pencapaian akademik.
4) Aktivitas yang mewakili upaya jarak pendek untuk membuat masalah identitas
menjadi kurang berarti dalam kehidupan, seperti penyalahgunaan obat.
b. Pertahanan jangka panjang
1) Penutupan identitas
Adopsi identitas prematur yang diinginkan oleh orang yang penting bagi individu
tanpa memperhatikan keinginan, aspirasi, dan potensi diri individu.
2) Identitas negatif
Asumsi identitas yang tidak wajar untuk dapat diterima oleh nilai-nilai harapan
masyarakat.
3) Mekanisme pertahanan ego
a) Fantasi
b) Disosiasi
c) Isolasi
d) Proyeksi
e) Displacement
f) Marah/amuk pada diri sendiri
III. POHON MASALAH

Risiko Isolasi Sosial:


Menarik Diri

Gangguan Konsep Diri:


CP Harga Diri Rendah

Koping Individu Tidak Efektif Koping Keluarga Tidak

IV. DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah


2. Isolasi sosial : menarik diri.
V. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

a. Tindakan Keperawatan untuk Pasien Harga Diri Rendah


Tujuan: Pasien mampu:

1) Membina hubungan saling percaya

2) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

3) Menilai kemampuan yang dapat digunakan

4) Menetapkan/ memilih kegiatan yang sesuai kemampuan

5) Melatih kegiatan yang telah dipilih sesuai kemampuan


6) Merencanakan kegiatan yang telah dilatihnya
Tindakan Keperawatan:

1) Membina hubungan saling percaya, dengan cara:

• Ucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan klien.

• Perkenalkan diri dengan klien: perkenalkan nama dan nama panggilan yang
Perawat sukai, serta tanyakan nama dan nama panggilan pasienyang disukai.

• Tanyakan perasaan dan keluhan pasiensaat ini.

• Buat kontrak asuhan: apa yang Perawat akan lakukan bersama klien, berapa
lama akan dikerjakan, dan tempatnya dimana.

• Jelaskan bahwa Perawat akan merahasiakan informasi yang diperoleh untuk


kepentingan terapi.

• Tunjukkan sikap empati terhadap klien.

• Penuhi kebutuhan dasar pasienbila memungkinkan.

2) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki klien.


Tindakan keperawatan yang dilakukan adalah :

• Identifikasi kemampuan melakukan kegiatan dan aspek positif


pasien(buat daftar kegiatan

• Beri pujian yang realistik dan hindarkan memberikan penilaian yang


negatif setiap kali bertemu dengan klien.

3) Membantu pasiendapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.


Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah :

• Bantu pasienmenilai kegiatan yang dapat dilakukan saat ini (pilih dari daftar
kegiatan): buat daftar kegiatan yang dapat dilakukan saat ini.

• Bantu pasienmenyebutkannya dan memberi penguatan terhadap


kemampuan diri yang diungkapkan klien.

4) Membantu pasien dapat memilih/menetapkan kegiatan berdasarkan daftar kegiatan


yang dapat dilakukan. Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah :

• Diskusikan kegiatan yang akan dipilih untuk dilatih saat pertemuan.

• Bantu pasienmemberikan alasan terhadap pilihan yang ia tetapkan.

• Latih kegiatan yang dipilih (alat dan cara melakukannya).

• Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan dua kali per hari.

• Berikan dukungan dan pujian yang nyata setiap kemajuan yang diperlihatkan
klien.

5) Membantu pasiendapat merencanakan kegiatan sesuai kemampuannya dan


menyusun rencana kegiatan. Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah :

• Berikesempatan pada pasienuntuk mencoba kegiatan yang telah dilatihkan.

• Beri pujian atas aktivitas/kegiatan yang dapat dilakukan pasiensetiap hari.

• Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan setiap


aktivitas.

• Susun daftar aktivitas yang sudah dilatihkan bersama pasiendan keluarga.

• Beri kesempatan pasienuntuk mengungkapkan perasaannya setelah


pelaksanaan kegiatan.

• Yakinkan bahwa keluarga mendukung setiap aktivitas yang dilakukan klien.


b. Tindakan Keperawatan untuk Keluarga dengan Pasien Harga Diri Rendah

Keluarga diharapkan dapat merawat pasienharga diri rendah di rumah dan menjadi
sistem pendukung yang efektif bagi klien.

Tujuan : Keluarga mampu:

1) Mengenal masalah harga diri rendah

2) Mengambil keputusan untuk merawat harga diri rendah

3) Merawat harga diri rendah

4) Memodifikasi lingkungan yang mendukung meningkatkan harga diri klien

5) Menilai perkembangan perubahan kemampuan klien

6) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan


Tindakan Keperawatan:

1) Mendiskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat klien

2) Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya harga diri rendah dan
mengambil keputusan merawat klien

3) Melatih keluarga cara merawat harga diri rendah

4) Membimbing keluarga merawat harga diri rendah

5) Melatih keluarga menciptakan suasana keluarga dan lingkungan yang mendukung


meningkatkan harga diri klien

6) Mendiskusikan tanda dan gejala kekambuhan yang memerlukan rujukan segera ke


fasilitas pelayanan kesehatan g) Menganjurkan follow up ke fasilitas pelayanan
kesehatan secara teratur.
VI. SUMBER

Ah.Yusuf dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa.


Jakarta: Salemba Medika.

Muhith, Abdul. 2015. Pendidikan Keperawatan Jiwa:Teori dan Aplikasi.


Yogyakarta: Penerbit Andi.

Nurhalimah. 2016. Bahan AjarKeperawatan Jiwa. Jakarta: Badan PPSDM


Kemenkes RI.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

HARGA DIRI RENDAH

PERTEMUAN KE :
DIAGNOSA KEP : HARGA DIRI RENDAH
SP :1
HARI/TANGGAL :

PROSES KEPERAWATAN
A. KONDISI KLIEN
DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF

Adanya ungkapan negative terhadap diri Kontak mata berkurang, sering


sendiri. menunduk.

Mengeluh tidak mampu melakukan peran Menarik diri.


dan fungsi sebagaimana harusnya.
Mudah marah dan tersinggung.

Menghindar oranglain.
Ungkapan mengritik dan sendiri, mengecek
dan menyalahgunakan diri sendiri Berpakaian kurang rapih

Bicara lambat dengan nada secara


lemah

B. DIAGNOOSA KEPERAWATAN
GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH

C. TUJUAN TINDAKAN KEPERAWATAN


1. Klien mampu mengidentifikasi tanda-tanda dan gejala harga diri rendah
2. Klien mampu mengidentifikasi penyebab HDR
3. Klien dapat menyebutkan akibat HDR
4. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan kemampuan dan aspek positif
yang dimiliki
5. Klien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih sesuai kemampuan
6. Klien dapat menyusun jadwal kegiatan yang telah dilatih

D. TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Mengidentifikasi tanda dan gejala HDR
2. Mengidentifikasi penyebab HDR
3. Mengidentifikasi akibat HDR
4. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
- Mendiskusikan sejumlah kemampuan dana sikap positif yang dimiliki klien seperti
kegiatan klien dirumah , dalam keluarga dan lingkungan keluarkan serta
lingkungan terdapat klien
5. Melatih kemampuan pertama dilatih
- Mendiskusikan sejumlah kemampuan yang masih dapat dilakukan dan
memiliki kemampuan yang akan dilatih
- Memberi dukungan dalam memilih yang paling mudah dilakukan
- Membantu pasien memiliki kemampuan sesuai dengan kondisi pasien

PROSES PELAKSAAN TINDAKAN


I. FASE ORIENTASI
A. SALAM TERAPEUTIK
“ Assalamualaikum, selamat pagi bu, masih ingat dengan saya? Ya betul “

B. EVALUASI/VALIDASI
“ Bagaimana perasaan ibu pagi ini? Oh jadi ibu merasa bosan dan tidak berguna jika
dirumah ? “

C. KONTRAK
Topik :
“Baiklah, Bu, sesuai janji kita kemarin kita akan berbincang-bincang tentang
perasaaan ibu dan kemampuan yang ibu miliki. Setelah itu kita akan memulai kegiatan
mana yang masih dapat ibu lakukan. Setelah itu kita akan pilih beberapa kegiatan untuk
kita latih “

Waktu :
“Berapa lama Ibu mau kita berbicang-bincang bu ? “ Tempat :
“Dimana tempat yang ibu suka untuk bercakap ? “

II. FASE KERJA


“ Tadi ibu mengatakan merasa tidak berguna jika dirumah ? Apa penyebab ibu merasa
demikian ? “
“ Jadi ibu telah merasa gagal dalam memenuhi keinginan orang tua ibu, apakah ada hal
lain yang tidak menyenangkan yang ibu rasakan ? “
“ Bagaimana hubungan ibu dengan keluarga ibu ? Dan teman—teman sekolah ibu
merasakan hidup ibu yang tidak berguna ? Oh.. jadi ibu merasa malu, ada lagi yang ibu
rasakan ? “
“ Tadi ibu mengatakan gagal dalam memenuhi keimginan orang tua, sebenarnya apa
harapan dan cita-cita ibu ? “
“ Yang mana saja harapan ibu yang sudah tercapai ? “
“ Bagaimana usaha ibu untuk mencapai harapan yang belum tercapai ? “
“ Agar mencapai harapan ibu, mari kita sama-sama menilai kemampuan yang ibu miliki
untuk dilatih dan dikembangkan ? “
“ Coba ibu sebutkan kemampuan apa saj ayang ibu miliki ? Bagus. Apa lagi bu ? “ “
Kegiatan rumah tangga yang dapat ibu lakukan ? Apa lagi bu ? “
“ Wah bagus sekali, ada 5 kemampuan dan kegiatan yang ibu miliki dan ke-5 kegiatan
tadi, mana yang masih dapat ibu lakukan di Rs ? “
“Bagus sekali, ternyata ada 4 kegiatan yang masih dapat ibu lakukan di Rs.
Sekarang ibu pilih mana kegiatan yang ingin ibu lakukan / latih hari ini ? “
“ Oh jadi ingin merapihkan tempat tidur dan merasakan manfaatnya ? “ “
Dimana kamar ibu ? “
“ Sekarang kita mulai ya bu, jika kita akan merapihkan tempat tidur, kita pindahkan dulu
bantal dan selimutnya, sekarang kit aakan merapihkan tempat tidur, lalu angkat spreinya
nah sekarang kita pasang bagian kaki, tari dan masukkan, lalu masukkan ke pinggir. “
“ Sekarng ambil bantal, rapihkan dan letakkan di atas / kepala. Bagus bu, iu bias
melakukannya. Menurut ibu bagaimana perbedaan tempat tidur setelah dirapihkan
dibandingkan sebelum dirapihkan ? Ya bu lebih rapih . “
III. FASE TERMINASI
A. EVALUASI
a. Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita lakukan kegiatan merapihkan tempat tidur ? “
b. Evaluasi Objektif
“ Coba sekarang ibu sebutkan kembali langkah-langkah merapihkan tempat
tidur? “Ya bagus ! “

B. TINDAK LANJUT
“ Sekarnag kita masukkan ke dalam jadwal kegiatan harian ya bu! “ “
Mau berapa kali ibu melakukannya ? bagus 2 kali “
“ Pagi-pagi jam 05.00 setelah bangun tidur dan sore hari jam 16.00 ya bu. Jika ibu
melakukanya tanpa diingatkan oleh perawat, ibu beri tanda (M) Jika ibu dibantu oleh
perawat beri tanda (B) tetapi jika ibu tidak melakukannya ibu tulis
(T) ya . “

C. KONTRAK YANG AKAN DATANG


Topik:
“ Bagaimana jika besok kita bertemu lagi ya bu ? Untuk melatih kemampuan yang
kedua. Bagaimana bu, setuju ? “

Tempat:
“ Ibu kita mau berbincang-bincang dimana ? “
Waktu
“ Mau jam berapa kita bertemu ? Bagaimana jika jam 10.00 pagi ? Baiklah sampai
jumpa besok bu. Assalamualaikum … “
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
HARGA DIRI RENDAH

PERTEMUAN KE :2
DIAGNOSA KEP : HARGA DIRI RENDAH
SP :2
HARI/TANGGAL :

PROSES KEPERAWATAN
A. KONDISI KLIEN
DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF

Adanya ungkapan negative terhadap diri Kontak mata berkurang, sering


sendiri. menunduk.

Mengeluh tidak mampu melakukan peran Menarik diri.


dan fungsi sebagaimana harusnya.
Mudah marah dan tersinggung.

Menghindar oranglain.
Ungkapan mengritik dan sendiri,
mengecek dan menyalahgunakan diri sendiri Berpakaian kurang rapih

Bicara lambat dengan nada secara


lemah

B. DIAGNOOSA KEPERAWATAN
GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH

C. TUJUAN TINDAKAN KEPERAWATAN


a. Klien dapat mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
b. Klien dapat memilih dan melatih kegiatan kedua sesuai kemampuan
c. Klien dapat memasukkan latihan kemampuan kedua kedalam jadwal harian

D. TINDAKAN KEPERAWATAN
a. Mengavaluasi jadwal kegiatan klien
b. Membantu klien memilih dan melatih kemampuan kedua yang dipilih
c. Menganjurkan klien melakukan latihan kemampuan kedua dalam jadwal kegiatan
harian

PROSES PELAKSAAN TINDAKAN


IV.FASE ORIENTASI
A. SALAM TERAPEUTIK
“ Assalamualaikum, apa kabar bu? masih ingat dengan saya? “

B. EVALUASI/VALIDASI
“ Bagaimana perasaan ibu hari ini? Apakah sudah mencoba merapihkan tempat tidur? “

C. KONTRAK
Topik :
“ Sesuai janji kita kemarin, hari ini kita akan latihan kemampuan kedua yang ibumiliki,
masih ingat kegiatannya bu? Ya, benar kita akan latihan mencuci piring di dapur. “

Waktu :
“ Kita akan melakukan latihan cuci piring selama 30 menit ya bu, apakah ibu setuju? “

Tempat :
“ Untuk tempatnya di dapur ya bu “

V. FASE KERJA
“ Ibu sebelum kita mencuci piring, kita perlu siapkan dulu perlengkapannya yaitu sabun
cuci piring dan spons untuk mencuci piring, jangan lupa air bersih untuk membilasnya. “
“ Sekarang bagaimana langkah-langkah mencuci piring ? Benar sekali, tetapi sebaiknya
sebelum mencuci piring, kita bersihkan piring dan sisa-sisa makanan lalu kita buang ke
tempat sampah kemudian kita basahi dengan air lalu di sabuni dengan seruluh
permukaaan piring kemudian bilas hingga bersih lalu letakkan piring. “
“ Sekarang bias kita mulai bu, bagus sekali ! Ibu telah mencuci piring dengan benar!
“Menurut ibu bagaimana perbedaan setelah piring dicuci dibandingkan sebelum piring
dicuci ? “Ya benar , piring jadi lebih bersih”

FASE TERMINASI
D. EVALUASI
a. Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan mencuci piring“
b. Evaluasi Objektif
“ Coba sekarang ibu sebutkan kembali langkah-langkah mencuci piring yang benar? “

E. TINDAK LANJUT
“ Sekarang mari kita lakukan kedaam jadwal harian ibu, mau berapa kali ibu cuci piring? 3
kali ya bu, setelah sarapan pagi, makan siang, dan makan malam.”
“ Jika ibu melakukan tanpa diingatkan perawat ibu beri tanda (M), tapi jika ibu diingatkan
ibu tulis (B) dan (T) jika ibu tidak melakukannya”

F. KONTRAK YANG AKAN


DATANG Topik:
“ Bagaimana jika kita besok bertemu kembali Untuk melatih kekampuan yang ketiga?”

Tempat:
“ Ibu mau berbincang dimana? “
“ Baiklah bu! Kalau begitu saya pamit bu. Sampai jumpa besok.
Assalamualaikum “

Waktu
“ Ibu mau latihan jam berapa? “ “ Bagaimana jika jam 09.00? Baiklah
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
HARGA DIRI RENDAH

PERTEMUAN KE :3
DIAGNOSA KEP : HARGA DIRI RENDAH
SP :3
HARI/TANGGAL :

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi Klien

a. Data Subjektif

- Adanya ungkapan negative terhadap diri sendiri

- Mengeluh tidak mampu melakukan peran dan fungsi sebagimana mestinya

- Ungkapan mengkritik diri sediri , mengejek dan menyalahkan diri sendiri

b. Data Objektif

- Kontak mata kurang dan sering menunduk

- Menarik diri

- Mudah marah dan tersinggung

- Menghindar dari orang lain

- Berpakaian kurang rapih

- Bicara lamban dengan nada suara lemah

2. Diagnosa Keperawatan

Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah


3. Tujuan Tindakan Keperawatan

a. Klien dapat mengevealuasi jadwal kegiatan harian

b. Klien dapat memilih dan melatih kegiatan yang ketiga sesuai kemampuan

c. Klien dapat Menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang Lelah dilakukan .

4. Tindakan keperawatan

a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien

b. Membantu klien memilih dan melatih kemampuan no: 3 yang dipilih

c. Menganjurkan klien memasukan latihan kemampuan ketiga dalam jadwal latihan

B. STRATEGI KOMUNIKASI

1. Fase Orientasi

a. Salam Terapeutik

"Assalamualaikum apa kabar Bu? masih ingat dengan saya?"

b. Evaluasi / Validasi

"Bagaimana perasaan Ibu pagi ini? bagaimana dengan perasaan negatif yang Ibu
rasakan? Bagus sekali. Berarti perasaan tidak berguna yang Ibu rasakan sudah
berkurang?"

"Bagaimana dengan jadwal kegiatan harian Ibu? Ya bagus sekali"

" Bagaimana dengan merapikan tempat tidur dan cuci piringnya? ya bagus!"

c. Kontrak

- Topik : "Sesuai janji kita kemarin, sekarang kita akan lanjutkan latihan kegiatan yang
ketiga, yaitu latihan menyapu, Bagaimana bu? Baiklah."
- Waktu : "Berapa lama kita latihan menyapu?"

- Tempat : "Bagaimana kalau di ruangan / di taman Bu?"


d. Tujuan

" Tujuan latihan ini agar ibu dapat merasakan manfaat dan kegiatan menyapu"

2. Fase Kerja

"Menurut Ibu, apa saja peralatan yang kita butuhkan untuk menyapu? Bagus!"

"Sebelum mulai menyapu kita perlu menyiapkan sapu dan Pengki, Bagaimana cara
menyapu yang biasa ibu lakukan? ya bagus!"

"jadi kita mulai dari sudut ruangan, jangan lupa dibawah meja dan kursinya di geser
agar lantainya bisa disapu, begitu juga dibawah kolong tempat tidur"

"ya bagus sekali, ibu menyapu dengan beraih. Menurut ibu bagaimana perbedaan
ruangan ini sebelum dan sesuadah disapu? Ya jadi lebih bersih dan rapih kan bu?"

3. Fase Terminasi

a. Evaluasi Subjektif dan Objektif

"Bagaimana perasaan Ibu setelah kita latihan menyapu ?"

"Sekarang coba Ibu Sebutkan kembali langkah-langkah menyapu yang baik?ya bagus"

b. Rencana Tindak Lanjut

"Sekarang mari kita masukkan ke dalam jadwal harian Ibu, mau berapa kali menyapu?
bagus 2 kali."

" Jam berapa Ibu mau melakukannya? Baiklah Bu"


"Jika Ibu melakukannya tanpa diingatkan oleh perawat ibu tulis (M), Jika dibantu atau
diingatkan ibu tulis (B) dan (T) Jika tidak melakukannya"

c. Kontrak yang akan datang

- Topik : "Bagaimana Ibu besok kita latihan kemampuan yang ke-4? Apakah ibu

setuju?" "Baiklah"

- Waktu : "Jam berapa besok kita akan bertemu?"

- Tempat : "Di mana kita akan bertemu?"

"Kalau begitu saya Permisi, Bu sampai jumpa besok.


Assalamualaikum"
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

HARGA DIRI RENDAH

Hari/Pertemuan :

Sp / Dx : 4 / HARGA DIRI RENDAH

Ruang :

Nama Klien :

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien

a. Data Subjektif

- Adanya ungkapan negatif terhadap diri sendiri

- Mengeluh tidak mampu melakukan peran dan fungsi sebagaimana mestinya

- Ungkapan mengkritik diri sendiri mengejek dan menyalah gunakan diri


sendiri.

b. Data Objektif

- Kontak mata kurang, sering menunduk

- Menarik diri

- Mudah marah dan tersinggung

- Menghindar dari orang lain

- Berpakaian kurang rapih

- Bicara lambat dengan nada suara lemah


2. Diagnosa Keperawatan

Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah

3. Tujuan Tindakan Keperawatan

a. Klien dapat mengevaluasi jadwal kegiatan harian

b. Klien dapat memilih dan melatih kegiatan

4. Tindakan Keperawatan

a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien

b. Membantu klien memilih dan melatih kemampuan ke-4 yang dipilih

c. Menganjurkan klien memasukan latohan kemampuan ke-4dalam jadwal

B. Strategi Komunikasi

1. Fase Orientasi

a. Fase Orientasi

"Assalamualaikum apa kabar Bu? masih ingat dengan saya?"

b. Evaluasi / Validasi

"Bagaimana perasaan Ibu hari ini ? bagaimana dengan jadwalnya apa sudah
dilakukan?"

c. Kontrak

- Topik : "Sekarang kita akan lanjutkan ke latihan mencuci pakaian."

- Waktu : "Berapa lama Ibu mau kita berlatih?"

- Tempat : "tempatnya nanti di kamar mandi ya Bu."


2. Fase Kerja

"menurut Ibu apa saja yang kita butuhkan untuk mencuci pakaian?" Bagus "sebelum
mencuci kita siapkan ember, deterjen dan sikat cuci."

" Bagaimana cara mencuci pakaian yang biasa ibu lakukan? ya bagus"

"jadi sebelum kita mencuci pakaian kita pisahkan pakaian yang berwarna dengan
pakaian putih kemudian masukkan detergen secukupnya disesuaikan dengan pakaian
lalu Tambahkan air sampai berbusa, masukkan Pakaian kotor tadi dan rendam 10
menit setelah itu sikat cucian sampai bersih kemudian bilas sampai busa hilang lalu
pakaian bisa dijemur. Ayo kita coba ya Bu."

3. Fase Terminasi

a. Evaluasi Subjek dan Objektif

"Bagaimana perasaan Ibu setelah kita latihan mencuci pakaian?"

"Coba Ibu Sebutkan lagi langkah-langkah mencuci pakaian yang benar?" "Bagus ! Ibu

hebat sekali!"

b. Rencana Tindak Lanjut

"Sekarang mari kita masukkan ke dalam jadwal kegiatan ibu, mau berapakah
Ibu melakukannya? bagus 2 kali seminggu. Hari apa saja Bu?"

"Jadi ibu mau melakukannya hari Rabu dan Minggu? baiklah."

"Jika Ibu melakukannya tanpa diingatkan oleh perawat Beri tanda (M) Jika diingatkan
oleh perawat Ibu isi (B)dan jika tidak dilakukan ibu isi (T)

c. Kontrak yang akan datang

- Topik : "Baiklah Bu, besok saya akan kembali lagi untuk berbicara
tentang kegiatan-kegiatan yang sudah kita latih ya bu. "

- Waktu : "Ibu mau jam berapa kita bertemu?"

- Tempat : "mau di mana kita bertemu?"oh di taman?"

"Kalau begitu saya permisi ya Bu. Sampai jumpa besok


Assalamualaikum"

Anda mungkin juga menyukai