Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH CURAH HUJAN TERHADAP TANAMAN CABAI

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Bahasa Indonesia

Oleh :
Nama : Fadila Dhiya Ulhaq
NPM : 205009101

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SILIWANGI

TASIKMALAYA

2021
LEMBAR PENERIMAAN/PENGESAHAN/PERSETUJUAN

LEMBAR PENERIMAAN

Makalah ini telah diterima pada hari…..tanggal….

Oleh

Dosen mata kuliah bahasa Indonesia,

…………………………………………………….
KATA PENGANTAR

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Cabai mengandung berbagai macam senyawa yang berguna bagi kesehatan manusia.
Kandungan vitamin dalam cabe adalah A dan C serta mengandung minyak atsiri, yang
rasanya pedas dan memberikan kehangatan bila kita gunakan untuk rempah-rempah (bumbu
dapur). Sun et al. (2000). melaporkan cabai merah mengandung anti oksidan yang berfungsi
untuk menjaga tubuh dari radikal bebas. Radikal bebas yaitu suatu keadaan dimana suatu
molekul kehilangan atau kekurangan elektron, sehingga elektron tersebut menjadi tidak stabil
dan selalu berusaha mengambil elektron dari sel-sel tubuh kita yang lainnya. Kandungan
terbesar anti oksidan dalam cabai terdapat pada cabai hijau. Cabai juga mengandung
Lasparaginase dan Capsaicin yang berperan sebagai zat anti kanker.

Cabai adalah salah satu tanaman hortikultura yang tergolong keluarga Solanaceae
yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Tanaman ini banyak digemari masyarakat Indonesia,
karena dapat dimanfaatkan sebagai bumbu masakan. Keberhasilan budidaya tanaman cabai
sangat dipengaruhi oleh kondisi iklim suatu tempat. Perubahan iklim menjadi permasalahan
nyata yang tidak bisa dihindarkan. Perubahan iklim yang terjadi dapat berpengaruh terhadap
hasil tanaman cabai yang diakibatkan perubahan curah hujan, suhu dan kelembaban. Makalah
ini bertujuan untuk mempelajari hubungan dan pengaruh antara curah hujan, suhu dan
kelembaban udara, dengan produktivitas tanaman cabai.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan rumusan masalah


sebagai berikut.

1. Apa faktor yang mempengaruhi tanaman cabai tumbuh kurang optimal saat musim
hujan?

2. Bagaimana tekhnik budidaya tanaman cabai saat musim hujan?

3. Mengapa pada musim hujan hasil tanaman cabai sedikit ?

C. TUJUAN

Sejalan dengan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun untuk dengan tujuan
untuk mengetahui dan mendeskripsikan:
Pengertian Impor Beras

Impor merupakan suatu kegiatan memasukkan barang-barang dari luar negeri sesuai dengan
ketentuan pemerintah ke dalam peredaran dalam masyarakat yang dibayar dengan mempergunakan
valuta asing.Impor beras termasuk impor barang kerena pajak tertentu yang bersifat strategis yang
dibebaskan pajak pertambahan nilai (PPN). Selain itu dalam prosedur pemberian fasilitas impor
beras atau barang hasil pertanian tidak menggunakan surat keterangan bebas pajak pertambahan
nilai (SKB PPN), hanya barang modal yang menggunakan SKB PPN. Tujuan dari pembebasan PPN
adalah untuk menjamin tersedianya barang-barang yang bersifat strategis tersebut.Pemerintah
(sebagai representasi negara) memiliki kewajiban menjamin pemenuhan kebutuhan pangan
masyarakat, baik dari segi jumlah beras maupun keterjangkauan harga beras. Dengan kata lain
pemerintah harus menjamin bahwa jumlah beras di pasar cukup memenuhi kebutuhan semua
masyarakat dengan harga terjangkau. Pemenuhan kebutuhan beras, dari segi jumlah, bisa dilakukan

21melalui dua cara, yaitu menaikkan produksi pertanian dalam negeri, atau cara kedua dengan
melakukan impor beras. Dalam hal ini pemerintah cenderung memilih melakukan impor daripada
harus meningkatkan produksi dalam negeri. Menaikkan produksi pertanian merupakan kegiatan
yang relatif sulit serta membutuhkan waktu lama. Sulit karena meliputi berbagai kegiatan seperti
penyediaan pupuk murah, peningkatan teknologi pertanian, sarana penyimpanan yang memadai,
saluran distribusi, dan banyak hal lain.Kompleksitas masalah yang dihadapi dalam peningkatan
produksi pertanian menjadikan peningkatan produksi sebagai proyek jangka panjang serta berbiaya
tinggi. Peningkatan produksi pangan tidak bisa dicapai dengan cepat, melainkan secara bertahap.
Apalagi sebagai sebuah proyek jangka panjang, peningkatan produksi pertanian memerlukan
ketersambungan (kontinuitas) kebijakan pemerintahan. Artinya, pemerintah yang akan datang harus
rela dan memiliki komitmen untuk meneruskan kebijakan pemerintah sebelumnya (yang
mencanangkan proyek peningkatan produksi pertanian). Sedangkan jika memilih jalan impor,
permasalahan yang dihadapi pemerintah lebih sederhana. Impor adalah cara instan karena begitu
pemerintah mengeluarkan uang, sejumlah beras akan diterima pemerintah. Lebih gampang lagi,
impor tidak memerlukan perencanaan lintas sektoral (apalagi lintas generasi) serumit dibandingkan
proyek peningkatan hasil produksi. Dalam kondisi normal, di pasar berlaku hukum penawaran dan
permintaan. Kelangkaan beras serta merta menaikkan harga beras. Untuk mengontrol harga beras
pada level yang diinginkan, pemerintah melakukan intervensi pasar. Saat harga beras di pasaran
mulai merambat naik pemerintah melakukan operasi pasar, yaitu menjual dalam jumlah besar beras-
beras

22persediaan pemerintah. Setelah harga berangsur turun, pemerintah menghentikan operasi pasar.
Dengan demikian harga beras akan selalu stabil pada level yang diinginkan pemerintah. Di sini dapat
dilihat bahwa ketersediaan (stok) beras pemerintah sangat menentukan kemampuan intervensi
terhadap pasar. Untuk menjamin ketersediaan stok beras, pemerintah melakukan impor beras dari
Thailand dan Vietnam sebanyak 210.000 ton dengan harga pada kisaran Rp 3.000 (Kurniawan 2013,
h. 14).Harga gabah merosot karena pasar dalam negeri memiliki kelebihan stok gabah. Produksi
gabah petani mencapai 54 juta ton gabah kering giling (GKG). Jika dijadikan beras akan mencapai
jumlah 35 juta ton beras. Sementara kebutuhan konsumsi hanya 33 juta ton. Kelebihan stok
sebanyak 2 juta ton yang harusnya dicarikan solusi pemasaran, justru diperparah pemerintah
dengan memasukkan 210.000 ton beras impor. Alasan pemerintah mengimpor beras sebagai
antisipasi kebutuhan konsumsi memang bijaksana. Tetapi sebenarnya Bulog, sebagai kepanjangan
tangan pemerintah dalam penyediaan beras, tidak harus mengimpor dari luar negeri. Lebih bijak jika
Bulog membeli surplus beras petani pada waktu panen. Kongkretnya dengan membeli stok beras
petani yang disebut di muka sebanyak 2 juta ton(Kurniawan 2013, h. 14

A. Faktor impor beras di indonesia

penyebab terjadinya impor beras di Indonesia diantaranya, kekurangan stok beras dikarenakan,
produksi dalam daerah semakin barkurang hal ini disebabkan oleh, kekurangan luas lahan padi
sawah akibat terjadinya alih fungsi lahan pertanian untuk membangun perumahan, perkantoran
maupun perusahaan-perusahaan besar. Disamping itu terjadinya ledakan jumlah penduduk juga
merupakan suatu masalah yang hadapi oleh pemerintah. Pertambahan penduduk menyebabkan
terjadinya permintaan terhadap barang-barang konsumsi terutama barang bahan pokok seperti
beras, Tingginya tingkat konsumsi beras masyarakat Indonesia disebabkan oleh beras merupakan
makanan pokok yang masih sulit digantikan dengan makanan pokoklainnya.Jumlah penduduk
mempengaruhi impor karena apabila jumlah penduduk meningkat maka kemungkinan pemerintah
akan mengambil kebijakan untuk mengimpor beras.

Pelaksanaan Impor Beras

Beras merupakan komoditi strategis sebagai bahan pangan bagi masyarakat Indonesia, sehingga
kegiatan produksi, penyediaan, pengadaan dan distribusi beras menjadi sangat penting dalam
rangka ketahanan pangan, peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani, dalam rangka
stabilitas kepentingan konsumsi masyarakat secara umum. Oleh karena itu, Menperindag
memandang perlu mengatur ketentuan tersebut melalui SuratKeputusan Menperindag No.
9/MPP/Kep/1/2004, tentang KetentuanImpor Beras, antara lain :1.Perusahaan yang melakukan
impor harus memiliki Angka PengenalImportir (API).2.Beras hanya dapat diimpor oleh importir yang
telah mendapat pengakuan sebagai Importir Produsen Beras, selanjutnya disebut IP Beras, dan oleh
importir yang telah mendapat penunjukan sebagai Importir Terdaftar Beras, selanjutnya disebut
sebagai IT Beras.3.Impor beras dilarang dalam masa 1 (satu) bulan sebelum panen raya, selama
panen raya dan 2 (dua) bulan setelah panen raya.4.Beras yang diimpor oleh IP Beras hanya boleh
dipergunakan sebagai bahan baku untuk proses produksi industri yang dimilikinya dan dilarang
diperjualbelikan maupun dipindahtangankan.

245.Setiap kali importasi beras oleh IT Beras harus mendapat persetujuan impor terlebih dahulu dari
Direktur Jenderal Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (BPPHP), mengenai jumlah dan
jenis beras, pelabuhan tujuan dan waktu pengimporan.6.Pelaksanaan setiap importasi beras oleh IP
Beras atau IT Beras wajib terlebih dahulu dilakukan verifikasi atau penelusuran teknis di negara muat
barang (http://www.kemenperin.go.id/)

Pengaruh Produksi Beras terhadap Impor Beras di Indonesia

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial produksi beras berpengaruh positif signifikan
terhadap impor beras di Indonesia dalam kurun waktu 2002-2014. Artinya bahwa apabila produksi
beras dalam negeri meningkat maka impor beras berkurang. Oleh karena itu perintah perlu
meningkatkan produksi beras dalam negari sehingga impor dapat berkurang.Hal ini berdasarkan
hasil uji hipotesis dengan mengunakan uji t dan uji sig, ditemukan sig 0,009 < (0,05). Hal ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi produksi beras di Indonesia akan mengurangi impor beras di
Indonesia dengan asumsi bahwa variabel lain konstan.

Pengaruh Jumlah Penduduk terhadap Impor Beras di Indonesia

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial jumlah penduduk berpengaruh positif signifikan
terhadap impor beras di Indonesia dalam kurun waktu 2002-2014. Artinya bahwa apabila jumlah
penduduk meningkat maka impor beras ikut meningkat. Hal ini berdasarkan hasil uji hipotesis
dengan mengunakan uji t dan uji sig, ditemukan sig 0,023 < a (0,05), hal ini menunjukkan bahwa
semakin tinggi jumlah penduduk akan meningkatkan impor beras di Indonesia dengan asumsi bahwa
variabel lain konstan.

Hubungan Impor Beras dengan Harga Beras Domestik

Hasil pengujian impor beras dengan harga beras domestik diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar
0,339 dengan tingkat signifikansi 0,008, yang menunjukkan ada hubungan yang nyata antara impor
beras dengan harga beras domestik pada waktu yang sama dan korelasi kedua variabel
lemah.Kebijakan impor yang dilakukan oleh pemerintah Sumatera Utara melalui Perum BULOG
dilakukan untuk menjaga stok beras yang ada di depot Bulog, dimana jumlah stok yang harus
tersedia setiap bulan untuk provinsi Sumatera Utara sebanyak 124.000 Ton setiap bulannya,
sehingga diharapkan dengan jumlah stok yang cukup, supply beras akan stabil sehingga harga beras
domestik Sumatera Utara juga stabil. Pemerintah melakukan impor beras karena harga beras
domestik Sumatera Utara yang terlalu tinggi, dan impor dianggap lebih menguntungkan karena
harga beras internasional jauh lebih murah dibandingkan dengan harga beras yang berlaku dipasar
domestik. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan ada hubungan yang nyata antara impor
beras dengan harga beras domestik diterima. Hal ini dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini.

Kesimpulan:

Impor merupakan suatu kegiatan memasukkan barang-barang dari luar negeri sesuai dengan
ketentuan pemerintah ke dalam peredaran dalam masyarakat yang dibayar dengan mempergunakan
valuta asing.Impor beras termasuk impor barang kerena pajak tertentu yang bersifat strategis yang
dibebaskan pajak pertambahan nilai (PPN).

penyebab terjadinya impor beras di Indonesia diantaranya, kekurangan stok beras dikarenakan,
produksi dalam daerah semakin barkurang hal ini disebabkan oleh, kekurangan luas lahan padi
sawah akibat terjadinya alih fungsi lahan pertanian untuk membangun perumahan, perkantoran
maupun perusahaan-perusahaan besar. Disamping itu terjadinya ledakan jumlah penduduk juga
merupakan suatu masalah yang hadapi oleh pemerintah.

dalam rangka stabilitas kepentingan konsumsi masyarakat, , Menperindag memandang perlu


mengatur ketentuan tersebut melalui SuratKeputusan Menperindag No. 9/MPP/Kep/1/2004,
tentang KetentuanImpor Beras, antara lain: 1.Perusahaan yang melakukan impor harus memiliki
Angka PengenalImportir (API).2.Beras hanya dapat diimpor oleh importir yang telah mendapat
pengakuan sebagai Importir Produsen Beras, selanjutnya disebut IP Beras, dan oleh importir yang
telah mendapat penunjukan sebagai Importir Terdaftar Beras, selanjutnya disebut sebagai IT
Beras.3.Impor beras dilarang dalam masa 1 (satu) bulan sebelum panen raya, selama panen raya dan
2 (dua) bulan setelah panen raya.4.Beras yang diimpor oleh IP Beras hanya boleh dipergunakan
sebagai bahan baku untuk proses produksi industri yang dimilikinya dan dilarang diperjualbelikan
maupun dipindahtangankan.

245.Setiap kali importasi beras oleh IT Beras harus mendapat persetujuan impor terlebih dahulu dari
Direktur Jenderal Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (BPPHP), mengenai jumlah dan
jenis beras, pelabuhan tujuan dan waktu pengimporan.6.Pelaksanaan setiap importasi beras oleh IP
Beras atau IT Beras wajib terlebih dahulu dilakukan verifikasi atau penelusuran teknis di negara muat
barang

diketahui bahwa ternyata impor beras secara nyata mempengaruhi harga beras dalam negeri
dengan tingkat kepercayaan 15 persen. Pengaruh tersebut adalah negatif dimana jika impor beras
meningkat maka harga beras dalam negeri akan menurun, tetapi responnya inelastis baik dalam
jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Faktorfaktor yang mempengaruhi impor beras secara
negatif adalah variabel produksi beras nasional, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, harga beras
impor dan harga terigu. Sedangkan faktor yang mempengaruhi impor beras secara positif adalah
harga beras dalam negeri dan kebijakan impor beras dimana ketika impor beras dapat dilakukan
tanpa dikenakan tarif impor, impor beras lebih besar daripada ketika tarif impor beras sudah
diterapkan.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN

Anda mungkin juga menyukai