Anda di halaman 1dari 2

MAKANAN DAN SESEORANG

(Karya Nindita )
Saat ini semua siswa di kelas ku sudah bersiap untuk belajar, tapi ternyata gurunya tidak masuk
karena sedang sakit. Jadilah siswa di kelas ku harus belajar mandiri. Namun bagiku, itu adalah
kesempatan emas untuk aku bisa ngobrol lagi dengan Elisa si anak baru yang baru ku kenal tadi pagi.

Aku menghampirinya di tempat duduk nya. Saat itu teman semeja nya tidak ada, gak tau kemana.
Tapi itu bagus, karena dengan begitu aku bisa duduk disamping nya.

“hei” sapanya saat aku sudah duduk di sebelahnya. Aku bahkan nyaris tidak percaya dia menyapa
ku duluan. Tapi aku harus jaga sikap. Aku membalas sapaan nya dengan senyum tipis.

“kamu gak belajar? “ tanyaku basabasi.

“nggak ah males” jawabnya.

“sama “

Dia tersenyum, kemudian bertanya “kamu gak ke kantin? “

“enggak ah” jawabku “makanan di kantin banyak yang gak aku suka? “

Dia manggut-manggut paham “ emang makanan yang kamu suka apa? “

“Kentucky”

“kenapa kamu suka sama Kentucky? “

“enggak tau ya” jawabku “yang namanya makanan itu kayak mengenal seseorang kalo menurut
aku”

“maksudnya? “ bingungnya.

“kalau kita suka sama makanannya, kita akan memakan makanan itu sampai habis. Tapi kalau
tidak, baru di cicipi sedikit saja tidak mau melanjutkan memakannya. Bahkan bisa jadi mencari
makan lain yang lebih disukai. Sama seperti kita mengenal seseorang. Jika kita menyukai orang itu,
kita akan selalu bahagia bersamanya. Tapi jika tidak, baru kenal sebentar saja sudah langsung merasa
tidak nyaman. Bahkan mungkin bisa jadi mencari orang lain yang lebih disukai “.

Dia mencerna apa yang aku katakan, sampai akhirnya dia mengatakan “yaudah kalo gitu aku mau
makan kamu deh, aku habisin kalo perlu”

Aku mengernyitkan keningku mendengar tanggapan darinya itu. Namun setelah Mengerti apa yang
ia maksudkan, adalah senyum yang terukir di bibirku, Yang juga dibalas dengan senyum oleh nya.
Meskipun Sebenarnya aku sendiri tidak tahu darimana kata-kata yang barusan aku ucapkan itu bisa
muncul dipikiranku.

Setelah itu kami membicarakan hal yang lain. masing-masing dari kami menceritakan tentang diri
kami, mulai dari kepribadian, kehidupan sehari-hari, hal-hal yang disukai, dan sebagainya.

Aku senang bisa mengenalnya, bisa mengobrol dengannya, dan bisa menjadi temannya tentu saja.
Aku rasa ini adalah momen awal untuk membuat suatu kisah yang dapat diceritakan di masa depan.

Anda mungkin juga menyukai