Perbedaan merupakan sebuah sunnatullah. Oleh karena itu untuk menyikapi perbedaan adalah dengan toleransi. Toleransi secara bahasa menurut Prof. KH Akhsin Sakho, bermakna saling merelakan, saling melegakan, saling memaafkan, dan gampangan(memudahkan, tidak mempersulit). Hakikat manusia itu berbeda, toleransi ini memunculkan sikap menghargai perbedaan. Secara etimologi, toleransi adalah bersikap terbuka, lapang dada, sukrela, dan lembut dalam menerima perbedaan. Kita tidak boleh berfikir untuk diri kita sendiri, karena dalam Islam bertujuan untuk kemaslahatan. Kalau ingin toleransi muncul, kita jangan menuntut hak diri kita, kita jalankan dulu kewajiban kita, insya allah akan terwujud hak-hak kita. Ketika kita melakukan amal, kita harus berfikir tidak hanya dunia, tetapi juga akhirat. Jangan sampai kita senang di dunia tapi disiksa di akhirat, karena Rasulullah diutus untuk menyempurnakan akhlak. Akhlak tidak hanya untuk diri sendiri saja tetapi juga kepada orang- orang sekitar. Jangan sampai hanya karena keyakinan kita memiliki dasar, menyalahkan keyakinan orang lain. Mungkin kita melihat orang melakukan sesuatu yang menurut kita aneh, tetapi mungkin itu karena kita tidak tahu. Jangan gunakan bidah sebagai senjata untuk menyalahkan orang lain. Oleh karena itu kita harus memperbanyak referensi karena dengan begitu kita akan banyak tahu. Dengan semakin banyak tahu kita akan bisa saling menghargai antara pendapat satu dengan pendapat yang lain.