Anda di halaman 1dari 28

1.

Seorang perempuan 58 Tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sakit


piggang sejak 2 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
tanda vital dalam batas normal. nyeri gerak pada pinggang. Hasil
laboratorium: hemoglobin 9 g/dl.; hematokrit 27 %: leukosit 4700 µL;
trombosit 175.000 µL; retikulosit 1.8%; MCV 87 n; MCH 29 pg; MCHC
35 g/dL. Kadar albumin 2.9 g/dL. globulin 4,2 g/dL; ureum 78 mg/dL;
kreatinin 2.0 mg'dL.
Pemeriksaan penunjang yang diperlukn untuk melengkapi data
awal pada pasien ini adalah:
a. Feritin
b. Coomb 's test
c. Kadar eritropoetin
d. Protein elektroforesis

2. Hemoglobin elektroforesis Datang ke poliklinik dengan diagnosis


karsinoma nasofaring pada bone scan ditemukan metastasis pada kosta 7
dan 8 sinistra. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital dalam batas
nonnal, skor visual analog scale 2. pemeriksaan fisik lain dalam batas
normal.

Pilihan penatalaksanaan yang paling tepat pada pasien ini adalah:


a. Kemoterapi dan bisfosfonat
b. Kemoradiasi dan bisfosfonat
c. Kemoterapi
d. Bisfosfonat
e. Radiasi

3. Seorang laki-laki 67 tahun dengan thalassemia-B intermedia, dilaporkan


oleh perawat sesak nafas tiba-tiba setelah selesai diberikan tranfusi
packed red cell (PRC) 450 cc. Pada pemriksaan fisik pasien tampak
gelisah dan sesak nafas, serta didapatkan tekanan darah 150/90 mmHg:
JVP 5+2 emH2O; auskultasi jantung terdapat gallop: auskultasi paru
terdapat ronki basah kasar seluruh lapangan paru. Saturasi O2 92%.
Jenis komplikasi akut tranfusi yang paling tepat pada pasien ini
adalah :
a. Transfusion Associated Graft-vs-Host Disease
b. Transfusion Associated Circulatory Overload
c. Transfusion Releated Long Injury
d. Transfusion Citrate Toxicity

4. Seorang laki-laki 55 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan mudah


lelah dan sering leham-lebam di kaki bila terbentur sejak 2 bulan,
perneriksaan fisik didapatkan tekanan darah 100/70 mmHg-. frekuensi
nadi 80 x/menit; frekuensi napas 20x/menit; suhu 370C;, kondisi umum
baik, konjungtiva pucat Kelenjar getah bening (KGB) teraba di regio colli
anterior, submandibula dan inguinal kanan. Terdapat hematom di
ekstremitas bawah, tidak ditemukan perdarahan nyata; hati dan limpa
tidak teraba. Hasil laboratorium. hemoglobin 8 g/dL leukosit 4.500/µL;
trombosit 52 000/µL
Tindak lanjut diagnostik yang paling tepat untuk pasien ini adalah:
a. Analisis indeks besi
b. Pemeriksaan hemostasis
c. Bone marrow puncture (BMP)
d. Biopsi aspirasi jarum halus KGB
e. BMP dan biopsi sumsum tulang

5. Seorang perempuan 43 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan


bengkak di tungkai kanan sejak 4 hari setelah operasi myomec tomy.
Pada pemeriksaan fisik hanya ditemukan ederma tungkai kanan, tidak
kemerahan, lebih hangat dibandingkan tungkai kiri, dan terdapat nyeri
tekan. Hasil laboratorium : hemoglobin 10,8 g/dL; hematocrit 35,6 %,
leukosit 10.500/ µL; trombosit 161.000/ µL. ureum 80 mg/dL;
kreatinin 4,5 mg/dL, D-dimer 4000 µg/L.  DVT
Tatalaksana antikoagulan yang paling tepat pada pasien ini adalah :
a. Warfarin
b. Enoksaparin
c. Rivaroxaban
d. Fondaparinux
e. Unfractionated heparin

6. Seorang perempuan 44 tahun datang ke poliklinik dengan diagnosis


karsinoma nasofaring pada home scan ditemukan metastasis pada kosta 7
dan 8 sinitra. Pada pemeriksaan ifsik didapatkan tanda vital dalam batas
normal, skor visual analog scale 2, pemeriksaan fisik lain dalam batas
normal.
Pilihan penatalaksanaan yang paling tepat pada pasjen ini adalah.
a. Kemoterapi dan bisfosfonat
b.Kemoradiasi dan bisfosfonat
c. Kemoterapi
d.Biosfosfonat
e. Radiasi

7. Pasien 54 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan mimisan tidak berhenti


sejak hari yang lalu. Pasien juga mengeluh badan lemah dan mudah lelah
sejak 1 minggu sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran
kompos mentis, tekanan darah 100/70 mmHg; frekuensi nadi 96 x/menit;
frekuensi nafas 20 x/menit, suhu 37,2 oC, pembesaran hati 2 cm dibawah
arkus kosta, limpa schuffiner 6; dan lebam di kulit terutama perut, kedua
tangan dan kaki. Hasil laboratorium : hemoglobin 8,5 g/dL; hematocrit 25
%; leukosit 3600 µL; trimbosit 20000 µLdan hitung jenis 0/1.5/78/10/6.
Masalah yang paling mungkin pada pasien ini adalah :
a. Mielofibrosis
b. Sirosis hepatis
c. Amenia aplastic
d. Sindrom mielodisplasia
e. Leukemia granulostik kronik

8. Seorang perempuan berusia 45 tahun datang dengan keluhan demam


sejak 1 minggu, batuk berlendir dan sesak. Pasien sedang menjalani
kemoterapi yang agresif untuk kanker kelenjar getah bening. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 80/50 mmHg, nadi
0
112x/menit, pernapasan 32x/menit dan suhu badan 38,3 C.
Konjunctiva anemis, pembesaran kelenjar getah bening di leher
dengan diameter 5 cm. Pada pemeriksaan darah didapatkan
3
Hemoglobin 8 gr/dL; leukpasienit 3x10 /uL; hitung netrofil absolut
3
pada hari pertama < 1000 sel/mm dan pada hari ke delapan < 500
3
sel/mm . Setelah pemberian antibiotik empiris selama 5 hari, demam
tidak kunjung turun. Antibiotik empiris tambahan apa yang
sebaiknya diberikan: → febrile neutropenia
a. Acyclovir
b. Gancyclovir
c. Amfoterisin B
d. Flukonazole
e. Pirimetamin
9. Seorang lelaki berusia 36 tahun datang berobat ke poliklinik dengan
keluhan mimisan yang hilang timbul sejak 1 bulan sebelum masuk
rumah sakit. Pasien juga mengeluh telinga kiri terasa pekak dan
hidung terasa tersumbat. Pasien juga merasakan nyeri di leher.
Didapatkan penurunan BB drastis dalam 3 bulan. Pada pemeriksaan
fisik ditemukan benjolan di leher kiri di bawah telinga kiri sebesar
2x1 cm. Diagnpasienis yang paling mungkin pada pasien ini adalah:
a. Limfoma maligna

b. Ca sinonasal
c. Acustic neuroma
d. Ca nasofaring
e. Limfadenopati TB
10. Seorang pria berusia 70 tahun datang dengan keluhan berat badan
berkurang disertai dengan lemah badan yang sudah dirasakan hilang
timbul selama 2 tahun. Penderita juga merasa cepat kenyang bila makan.
Penderita sering merasa demam dan berkeringat malam. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis dan pada pemeriksaan
abdomen teraba pembesaran hepar 3 cm di bawah arcus cpasientae dan
limpa schuffner 6. Pada pemeriksaan darah didapatkan hemoglobin 8
gr/dL;trombpasieni 60.000/μL; leukpasienit 2000/ μL. Hapusan
darah tepi tidak didapatkan sel blast dan dari pemeriksaan aspirasi
sumsum tulang tidak bisa diaspirasi (drytap). Patofisiologi terjadinya
splenomegali pada kasus ini adalah:
a. Infiltrasi sel-sel ganas

b. Hipertensi vena lienalis

c. Hemopoeisis extramedullar

d. Peningkatan aktifitas hemolisis di lien

e. Infeksi kronis sekunder


11. Seorang lelaki usia 61 tahun, datang berobat ke poliklinik dengan
keluhan benjolan di leher sejak 3 bulan yang lalu. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan pembesaran kelenjar getah bening
leher kanan. Tidak ada pembesaran limpa. Tekanan darah 135/85
mmHg; suhu 37° C; frekuensi nadi 80x/menit; frekuensi nafas
18x/menit.
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 8,8 g/dL; leukpasienit
42.000/uL,
hitung jenis : basofil 0%; epasieninofil 0%; batang 1% segmen 41%,
limfpasienit 53%, monpasienit 5%; trombpasienit 80.000/uL.
Diagnpasienis yang paling mungkin adalah:
a. TB kelenjar
b. Limfoma hodgkin
c. Limfoma non hodgkin
d. Leukimia limfpasienitik kronik
e. Leukimia limfoblastik akut
12. Seorang perempuan berusia 45 tahun datang dengan keluhan demam sejak
1 minggu, batuk berlendir dan sesak. Pasien sedang menjalani kemoterapi
yang agresif untuk kanker kelenjar getah bening. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 80/50 mmHg, nadi 112x/menit, pernapasan
0
32x/menit dan suhu badan 38,3 C. Konjunctiva anemis, pembesaran
kelenjar getah bening di leher dengan diameter 5 cm. Pada pemeriksaan
3
darah didapatkan Hemoglobin 8 gr/dL; leukpasienit 3x10 /uL;
3
hitung netrofil absolut pada hari pertama < 1000 sel/mm dan pada hari
3
ke delapan < 500 sel/mm (skor MASCC 14). Antibiotik empiris apa
yang sebaiknya diberikan:
a. Vancomycin sebagai terapi antibiotik inisial

b. Penggunaan duoterapi antibiotik apabila monoterapi gagal

c. Diberikan ciprofloksasin dan amoksisilin/klavulanat sebagai terapi oral


empirik

d. Tidak perlu modifikasi terapi empirik inisial pada pasien


dengan kondisi tidak stabil atau memiliki kultur darah curiga
MRSA
e. Antibiotik monoterapi anti pseudomonal β lactam agent (cefepim, carbapenem)
13. Pasien laki-laki usia 65 tahun, datang ke poliklinik penyakit dalam
dengan keluhan lemas badan, pucat, demam, terdapat riwayat
perdarahan berupa bercak kemerahan di kulit. Sebelumnya selama 2
tahun terakhir, pasien ini sering transfusi berulang dan sempat
dilakukan aspirasi sumsum tulang dengan hasil myelodysplastic
syndrome. Pada pemeriksaan saat ini di dapatkan Hb 7 gr/dL,
3
trombpasienit 80.000/mm , leukpasienit 35.000/uL. Pada apusan
darah tepi, sel blast 20% dan pada aspirasi sumsum tulang kali ini
didapatkan sel blast 36%. Diagnpasienis pasien saat ini:
a.Refractory Anemia with Excessive Blast in transformation to Leukimia
(RAEBt)

b.Chronic myeloid leukemia

c.Chronic lymphpasienitic leukemia

d.Myelofibrpasienis
.e.Acute myeloid leukemia

14. Seorang pasien wanita berusia 40 tahun datang ke UGD dengan


nyeri perut sebelah kanan atas, nyeri bersifat kolik. Nyeri ini
dirasakan sejak 1 hari sebelum pasien datang ke RS, disertai mual
dan muntah. Tanda vital pasien TD 130/80 mmHg, nadi 110x/menit,
0
RR 22x/menit, suhu aksila 37.6 C. Dari pemeriksaan fisik pasien
terlihat kesakitan, pucat, mata kuning, dan didapatkan splenomegali
schuffner II. Dari pemeriksaan lab didapatkan Hb 7.5 g/L,
Leukpasienit 15500/Ul, trombpasienit 420.000/uL, MCV 70 fl,
MCH 20 pg, MCHC 25%, AST 20 U/L, ALT 25 U/L, Bil T 5.25
mg/dl, Bil D 1.24 mg/dl, HbsAg negatif, Anti HCV negatif,
hapusan darah tepi: hipokrom mikrpasieniter, anisopoikil,
Retikulpasienit 8%. Dari pemeriksaan USG abdomen, didapatkan
batu pada kandung empedu dengan gambaran kolesistitis akut.
Hasil elektroforesis Hb: Hb F 10%, HbA2 5%.  thalassemia beta
major?? Pemeriksaan lanjutan apa yang disarankan untuk
menegakkan diagnpasienis:
a. Hapusan darah tepi
b. Aspirasi sumsum tulang
c. Kariotyping
D. High Performance Liquid Chromatography (HPLC)
d. Biopsi lien
15. Seorang perempuan 50 tahun dating dengan keluhan nyeri
pada tulang belakang lemas badan, sesak napas, pucat, dada
berdebar. Pada pemeriksaan didapatkan conjungtiva pucat, Hb 6
g/L, kalsium serum 12 g/dL, radiologis terdapat gambaran punch
out lesion dan lesi litik di cpasientae. → MM Pemeriksaan
penunjang apa saja yang dilakukan untuk menegakkan
diagnpasienis:
a. Hapusan darah tepi, retikulpasienit, feritin
b. Hapusan darah tepi, MRI vertebrae
c. Densitometri, MRI vertebrae
d. Elektroforesis protein, imunofiksasi, aspirasi sumsum tulang
e. Elektroforesis protein, biopsi sumsum tulang
16. Seorang perempuan berusia 29 tahun datang ke IGD dengan
keluhan perdarahan per vaginam sejak 3 hari sebelum masuk
rumah sakit. Demam disangkal. Pada pemeriksaan fisik ditemukan
perdarahan subkonjungtiva, perdarahan di bawah kulit,
ekimpasienis, ptekie dan purpura.Pada pemeriksaan laboratorium
didapatkan hasil Hb 9 g/L; lekpasienit 5800/uL; trombpasienit
7000/uL, retikulpasienit 2.5%. Bilirubin direk dan indirek dalam
batas normal, tes ANA negatif. Pemeriksaan penunjang apa yang
dianjurkan:
a. Hapusan darah tepi
b. Aspirasi sumsum tulang
c. Biopsi sumsum tulang
d. Haptoglobin
e. Antibodi anti trombosit
17. Seorang laki-laki berusia 62 tahun dibawa ke instalasi gawat darurat
(IGD) dengan keluhan utama sakit kepala sejak 3 hari, disertai
dengan perdarahan dari hidung, pasien sebelumnya telah berobat ke
poli Telinga Hidung dan Tengorokan (THT) dan tidak mengalami
perbaikan, saat ini pasien mengalami keluhan telinga berdenging
yang disertai gangguan penglihatan. Setelah 2 hari menjalani
perawatan, laki-laki tersebut mengeluhkan sulit bernapas dengan
rasa sakit di persendian tulang. Tekanan darahnya 120/90 mmHg,
frekuensi jantung 92 kali/menit dan frekuensi pernapasan 20
kali/menit dengan pemeriksaan fisik dijumpai splenomegali
schuffner 4. Pemeriksaan laboratorium kadar Hb; 19,8 g/dl, leuko
3 3
pasienit 14.300/mm , Trombpasienit 928.000/mm dan Hct 58%.
→ Polisitemia + TE Tatalaksana yang tepat pada pasien ini
adalah:
a. Flebotomi
b. Flebotomi dan aspirin
c. Obat sitoreduksi
d. Flebotomi dan obat sitoreduksi
e. Flebotomi, obat sitoreduksi, aspirin
18. Seorang perempuan, 35 tahun, hamil aterm dikonsulkan dari
bagian Obs-Gyn dengan kematian janin intra uterin sejak 12
jam yang lalu dengan badan lemah, timbul warna merah kebiruan
pada jari tangan, kaki dan genital, sesak dan dada berdebar-debar.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 100/60 mmHg,
nadi 100x/menit tidak teratur, pernapasan 28x/menit dan suhu
0
badan 37,5 C. Terdapat conjunctiva anemis, pada ujung jari
tangan dan kaki terlihat sianotik, dan purpura pada daerah lengan
kanan. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan Hb 7 g/dL;
trombpasienit < 50.000/µL, PT dan aPTT > 6 detik, D- dimer
meningkat berat dan kadar fibrinogen < 1,0 g/L. Patogenesis
penyakit ini adalah:→ DIC
a. Terdapat sejumlah besar aktivator plasminogen dalam darah

b. Gangguan pada dinding pembuluh darah yang menyebabkan


prokoagulan
c. Aktivitas prokoagulan dengan diproduksinya tissue factor
d. Pengaktifan sistem koagulasi secara berlebihan

e. Pembentukan fibrinogen yang tidak normal atau disfibrinogenemia


19. Seorang lelaki berusia 67 tahun datang berobat ke poliklinik
dengan keluhan bengkak di kaki kanan sejak 1 minggu
sebelum masuk rumah sakit. Pasien baru saja pulang dari
bepergian jauh dengan pesawat .
Pada pemeriksaan fisik hanya ditemukan edema tungkai kanan, tidak
kemerahan, lebih hangat dibandingkan tungkai kiri , dan terdapat
nyeri tekan. Pada pemeriksaan penunjang Hb 10,8 g/dl, hematocrit
35,6%, Leukpasienit 10.500/uL, trombpasienit 461.000/uL. Ureum 80
mg/dl, kreatinin 2,3 mg/dl. USG Doppler menunjukan adanya
trombus di vena femoralis. Tatalaksana antikoagulan yang paling
tepat pada pasien ini adalah :
a. Warfarin
b. Enoxaparin
c. Rivaroxaban
d. Fondaparinux
e. Unfractionated heparin
20. Wanita usia 65 tahun dirawat di rumah sakit dengan diagnpasienis
DVT tungkai kanan bawah. Dari anamnesis didapatkan sebelumnya
pasien dirawat dirumah sakit sebelum dirujuk, dan mendapatkan
terapi LMWH. Pemeriksaan darah lengkap menunjukkan jumlah
trombpasienit 100.000/μl. Pasien ini kemudian diberikan
unfractionated heparin, dan 10 jam kemudian jumlah trombpasienit
menurun jadi 20.000/μl. Bagaimanakah manajemen selanjutnya yang
paling tepat untuk pasien ini?

a. Stop UFH, berikan transfusi trombpasienit, lalu


UFH dapat diberikan kembali jika trombpasienit >
150.000/μl

b. Stop UFH, segera ganti dengan LMWH


c. Stop UFH, segera ganti dengan fondaparinux

d. Stop UFH, tanpa diberikan transfusi trombpasienit,


lakukan monitoring jumlah trombpasienit, dan dapat
mulai diberikan kembali UFH jika jumlah
trombpasienit > 150.000/μl

e. Stop UFH, tanpa diberikan transfusi trombpasienit, lakukan


monitoring jumlah trombpasienit, dan dapat mulai
diberikan kembali LMWH jika jumlah trombpasienit >
150.000/μl
21. Seorang laki-laki 30 tahun terdiagnpasienis Limfoma Non
Hodgkin stadium IIIB dan mendapatkan kemoterapi RCHOP.
2 hari setelah kemoterapi, pasien mengalami mual, muntah,
dada berdebar, dan gangguan kesadaran. Jumlah kencing
sangat sedikit. Dari pemeriksaan fisik didapatkan ronki basal.
Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan BUN 32 mg/dl
SK 4 mg/dl K 7.2 meq/L P 8 meq/L Ca 6.7 meq/L dan
asam urat 14 mg/dl. Tindakan awal utama yang seharusnya
dilakukan untuk mencegah terjadinya kondisi ini adalah:
a. Rehidrasi dengan cairan kristaloid
b. Pemberian allopurinol sebelum kemoterapi
c. Alkalinisasi urin sebelum kemoterapi
d. Memberikan kalsium glukonas iv
22. Persiapan hemodialisa Wanita, 44 tahun dengan keluhan demam
makin meningkat , demam terus - menerus selama 3 hari , pasien
tampak bingung dan tidak menyambung bila diajak bicara. Riwayat
Penyakit dahulu tidak ada problem kesehatan sebelumnya, tidak
sedang dalam konsumsi obat. Dalam pemeriksaan tanda vital
0
didapatkan suhu 38.6 C, tekanan darah 130 / 80, HR 92 x / menit,
dan RR 18 x/menit.Keadaan umum : tampak bingung dan tidak
menyambung , dalam pemeriksaan neurologi dalam batas normal.
Tampak ada petechiae pada kulit dengan pemeriksaan torniquet, Hb
8.5 g/dL, leukpasienit 15000, trombpasienit 25000, Cr 1,6 mg / dL,
LDH 1050 IU/L, PT dan PTT normal. Foto thorak dan urinalisis
tampak normal. Pemeriksaan darah tepi ditemukan gambaran
schistocytes. Pasien meminum antibiotik untuk tetapi dalam 2 hari
demam terus meningkat, tidak ada perbaikan, Hemoglobin dan
trombpasienit makin turun. Kultur darah dan urin ( - ), lumbal pungsi
dalam batas normal, dilakukan CT scan dalam batas normal.
Diagnpasienis apa yang mungkin di alami pasien ini?

a. DIC
b. Trombothic Thrombocytopenia Purpura ( TTP )

c. Hemolytic Uremic Syndrome ( HUS )

d. Vasculitis

e. Dengue Hemorhagic Fever

23. Seorang perempuan usia 38 tahun datang ke poli dengan keluhan mudah
lelah dan berdebar debar bila naik tangga yang dirasakan sejak 3 bulan
yang lalu. Sesak napas dan pingsan tidak ada. Riwayat menstruasi
didapatkan menometroragia sejak 1 tahun yang lalu. Saat ini pasien tidak
sedang menstruasi. Tidak ada riwayat transfusi darah sebelumnya. Riwayat
konsumsi obat obat rutin disaangkal. PF: tekanan darah 110/70 mmHg,
nadi 92x/menit, frekuensi napas 16x/menit. Konjungtiva pucat, tidak ada
struma, ditemukan murmur sistolik di semua katup. Laboratorium: Hb 7.2
gr/dL; hematokrit 25%; leukosit 7200/µL; trombosit 520.000/µL;MCV 68
fl; MCH 20 pg; retikulosit 2.5%; saturasi transferin 10%, ferritin
6ng/mL. anemia heart disease
Terapi anemia yang paling tepat yang diberikan pada pasien ini adalah:
a. Eritropoietin 10000 unit subkutan 3x/minggu
b. Tablet ferrous sulfate 3x325 mg per oral
c. Iron sucrose 100mg intravena
d. Asam folat 2x5 mg per oral
e. Tranfusi PRC

24. Seorang laki laki usia 74 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri
kepala, kesemutan, telinga berdengung, dan gatal gatal sejak 1 minggu
yang lalu. hasil Laboratorium: Hb 20 g/dL; hematokrit 62%; leukosit
15.600/µL; trombosit 850000/µL. Pemeriksaan aspirasi sumsum tulang
ditemukan hiperseluler trilinier dengan proliferasi sel eritroid, granulosit
dan megakariosit dan mutasi JAK 2 V617F (+). Pasien sudah mendapat
tindakan phlebotomi sebanyak 2x terakhir bulan yang lalu.
Tatalaksana yang paling tepat untuk pasien saat ini adalah:
a. Flebotomi + interferon alfa+ aspirin+ antihistamin
b. Flebotomi + hydroxy urea + aspirin + antihistamin
c. Flebotomi + analgrelide + aspirin + antihistamin
d. Hydroxyurea + aspirin + antihistamin
e. Flebotomi + aspirin + antihistamin

25. Seorang perempuan 48 tahun dikonsulkan oleh spesialis bedah dengan


perdarahan saluran cerna atas 1 hari pasca laparotomi atas indikasi
peritonitis et causa appendisitis perforasi 4 hari yang lalu. PF: kesadaran
kompos mentis; TD 110/70 mmHg; frekuensi nadi 104x/menit reguler;
frekuensi napas 24x/menit; suhu 39.1 0C; berat badan 50 kg. Hasil
laboratorium: Hb 8.9 g/dL; hematokrit 62%; leukosit 35.000/µL; trombosit
48.000/µL; PT 25,30 (kontrol 12,00); APTT 52 (kontrol 39); D-dimer 1100
µg/L; fibrinogen 85 mg/dL; kreatinin 1.9 mg/dL; albumin 3,1 g/dL.
Produksi urin 750 cc dalam 24 jam terakhir.
Tatalaksana kelainan hematologi pada pasien ini adalah:
a. Transfusi whole blood, trombosit, dan kriopresipitate
b. Transfusi PRC, trombosit, kriopresipitate dan FFP
c. Transfusi PRC, trombosit, dan kriopresipitate
d. Transfusi whole blood, trombosit dan FFP
e. Transfusi PRC, trombosit, dan FFP

26. Seorang laki laki usia 68 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan utama
nyeri pinggang hilang timbul yang memberat 1 minggu ini. PF:
konjungtiva pucat, pemeriksaan lain dalam batas normal. Hasil
laboratorium: Hb 8.2 g/dL; leukosit 5.600/µL; trombosit 132.000/µL;
albumin 2.1 g/dL; globulin 6.4 g/dL. Pada foto vertebrae lumbosakral
ditemukan multiple lesi litik pada coxae.
Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini adalah:
a. Hiperparatiroid primer
b. Hiperparatiroid sekunder
c. Multiple Myeloma
d. Metastasis tulang
e. Osteoporosis

27. Seorang laki laki usia 25 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan
lemas dan demam hilang timbul sejak 2 bulan yang lalu. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva pucat dan tidak ditemukan
organomegali. Hasil laboratorium: Hb 5.2 g/dL; hematokrit 16%;
leukosit 800/µL; trombosit 8.000/µL; retikulosit 0.3%; hitung jenis
0/0/0/40/50/10. Berdasarkan hasil aspirasi sumsum tulang ditemukan
sumsum tulang hiposeluler dengan banyak sel lemak. Hasil biopsi
menunjukkan histopatologis sumsum tulang hiposeluler.→ aplasia
Terapi farmakologis yang paling sesuai untuk pasien ini adalah:
a. Immunoglobulin intravena (IVIG)
b. Methotrexate dan prednison
c. Antithymocyte globulin

d. Dexametasone intravena
e. Mikofenolat mofetil

28. Seorang laki laki usa 22 tahun datang ke poliklinik dengan benjolan
pada paha kiri sejak 8 bulan yang makin membesar dan dirasakan
kadang kadang nyeri sehingga pasien sulit berjalan. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan massa mid femur kiri ukuran 15x12x8
cm, keras, terfiksir, warna kulit sama dengan sekitar, lain lain dalam
batas normal. Hasil jistopatologi menunjukkan. Pada pemeriksaan
penunjang tidak ditemukan metastase pada organ lain.
Tatalaksana pada pasien ini yang paling tepat adalah:
a. Kemoterapi neo adjuvant, operasi, kemoterapi adjuvant

b. Operasi dilanjtkan dengan adjuvant kemoterapi


c. Operasi dilanjutkan kemoterapi dan radiasi
d. Kemoterapi neo adjuvant, operasi, radiasi
29. Operasi Seorang perempuan 56 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan benjolan di payudara kanan. Pasien memiliki 4 orang anak dan
saat ini sudah tidak haid. Pada pemeriksaan fisik didapatkan massa pada
payudara kanan sebanyak 2 buah dan limfadenopati daerah aksila
kanan. Pada pemeriksaan USG mammae tampak massa dengan ukuran
diameter 6x4 cm dan 3x2 cm pada payudara kanan. Hasil biopsi massa:
carsinoma ductal invasve grade III, estrogen receptor positif,
progresteron receptor positif, Erb (+). Tidak dijumpai metastase pada
CT scan toraks dan abdomen.
Modalitas dan urutan tatalaksana yang tepat pada pasien ini adalah:
a. Kemoterapi neo adjuvant, mastektomi, kemoterapi adjuvant, radiasi, terapi
hormonal
b. Kemoterapi neo adjuvant, mastektomi, kemoterapi adjuvant, terapi
hormonal, radiasi
c. Kemoterapi neo adjuvant, mastektomi, kemoterapi adjuvant, terapi
hormonal
d. Mastektomi, kemoterapi, terapi hormonal.

e. Mastektomi, radiasi, terapi hormonal

30. Seorang perempuan 56 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan


benjolan di payudara kanan. Pasien memiliki 4 orang anak dan saat ini
sudah tidak haid. Pada pemeriksaan fisik didapatkan massa pada
payudara kanan sebanyak 2 buah dan limfadenopati daerah aksila
kanan. Pada pemeriksaan USG mammae tampak massa dengan ukuran
diameter 6x4 cm dan 3x2 cm pada payudara kanan. Hasil biopsi massa:
carsinoma ductal invasve grade III, estrogen receptor positif,
progresteron receptor positif, Erb (+). Tidak dijumpai metastase pada
CT scan toraks dan abdomen.
Modalitas dan urutan tatalaksana yang tepat pada pasien ini adalah:
a. Kemoterapi neo adjuvant, mastektomi, kemoterapi adjuvant, radiasi,
terapi hormonal
b. Kemoterapi neo adjuvant, mastektomi, kemoterapi adjuvant, terapi
hormonal, radiasi
c. Kemoterapi neo adjuvant, mastektomi, kemoterapi adjuvant, terapi
hormonal
d. Mastektomi, kemoterapi, terapi hormonal.

31. Mastektomi, radiasi, terapi hormona Seorang perempuan usia 63 tahun


datang ke poliklinik dengan keluhan benjolan pada leher kirir sejak 2
bulan yang lalu disertai penurunan berat badan dan demam yang naik
turun. Pada pemeriksaan fisik didapatkan limfadenopati coli sinistra
ukuran 4x5 cm, konsistensi kenyal. tidak terfiksir dan tidak nyeri.
Pemeriksaan fisik lain dalam batas normal. Hasil aboratorium: LDH 700
U/L. Pemeriksaan histopatologi menunjukkan suatu limfoma non
Hodgkin.
Pemeriksaan yang menentukan pemilihan obat pada pasien ini adalah:
a. Imunohistokimia dari jaringan biopsi

b. Imunositokimia dari jaringan biopsi


c. Biopsi sumsum tulang
d. Sitogenetika
e. CT scan
32. Seorang perempuan usia 46 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan
badan lemas dan pusing sejak 3 bulan sebelum masuk rumah sakit. pada
pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva pucat, sklera tidak ikterik, dan
tidak terdapat organomegali. Hasil laboratorium: Hb 8,5 g/dL; hematokrit
25,5%; leukosit 3.900/µL; trombosit 130.000/µL; retikulosit 2,7%; indeks
retikulosit 1,77. Fungsi hati dan ginjal dalam batas normal.
Pemeriksaan selanjutnya yang harus dilakukan pada pasien ini adalah:
a. Coombs test
b. SI, TIBC, feritin
c. Aspirasi sumsum tulang
d. Sugar water test, CD 55, CD 59
e. Aspirasi dan biopsi sumsum tulang

33. Seorang laki-laki 40 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan lemas


sejak 2 minggu yang lalu. Pasien juga mengeluh sering demam,
perdarahan gusi dan nafsu makan turun. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan suhu 38 C, konjungtiva pucat serta hepatosplenomegali. Hasil
laboratorium: Hb 7g/dL; leukosit 87.000/uL; trombosit 60.000u/L.
Gambaran darah tepi ditemukan sel blast 35%. Pemeriksaan
sitomorfologi sumsum tulang didapatkan hasil sumsum tulang
hiperseluler, blast 60%. Rencana pemeriksaan lanjutan untuk
menentukan jenis kelainan darah pada pasien ini adalah
a. Sitokimia
b. Sitogenetik
c. Histopatologi
d. Immunophenotyping
e. Polymerase chain reaction

34. Seorang laki-laki berusia 50 tahun datnag ke poliklinik dengan keluhan


tungkai kanan bawah bengkak, tapi tidak sakit. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 160/90 mmHg, frekuensi nadi 88x/menit;
limpa teraba Schuffner 2 dan terdapat piiting edema pada tungkai bawah
kanan. Hasil laboratorium: Hb 19,5g/dL; Hct 62%; leukosit 21.000/uL;
trombosit 590.000/uL; eritrosit 6,7 juta/uL; MCV 89 fl; MCH 30 pg.
Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ni adalah
a. Leukemia akut
b. Polisitemia Vera

c. Myelofibrosis primer
d. Trombositosis ensensial
e. Leukemia granulositik kronik

35. Seorang l aki-laki 56 t ahun datang ke IGD dengan keluhan sesak


nafas yag memberat 2 j am terakhir. Pasien juga mengeluh nyeri
dada yang menjalar ke punggung. Keluhan batuk, demam dan
penurunan berat badan disangkal. Pasien memiliki riwayat operasi
tulang femur kanan akibat fraktur karena kecelkaan. Pada
pemeriksaan didapatkan kesadaran menurun., tekanan darah
80/palpasi, frekuensi nadi 124x/menit; frekuensi nafas 34x/menit;
suhu 37 C. Pada pemeriksaan fisik paru tidak didapatkan kelainan dan
pada pemeriksaan jantung didapatkan P2 mengeras dan gallop pada
daerah prossesus xiphoideus. Pada pemeriksaan ekstremitas didapatkan
tungkai kanan yang lebih besar disbanding tungkai kiri dan pemeriksaan
akral dingin. Hasil laboratorium: D-Dimer 2.700 mg/dL. Pasien telah
dilakukan resusitasi adekuat tetapi belum memberikan respon.
Tatalaksana yang tepat pada pasien ini adalah→ emboli paru?
a. Trombolitik intra arterial
b. Filter inferior vena cava
c. Embolektomi pulmonal
d. Anti platelet
e. Heparinisasi .

36. Seorang perempuan 27 tahun dating ke poliklinik dengan keluhan lebam


pada kulit dan gusi berdarah sejak 1 minggu yang lalu. Satu tahun yang
lalu pasien sudah didiagnosis Idiopathic Thrombocytopenic Purpura
(ITP) dan mendapat terapi metilprednisolon setara 1mg/kgBB. Sampai
dengan satu minggu yang lalu pasien mendapat metilprednisolon 1x4mg
sehari. Pada pemeriksaan fisik didapatkan berat badan 50 kg, tinggi
badan 158 cm. Hasil laboratorium: Hb 10,2 g/dL; leukosit 8.900/uL;
trombosit 10.000/uL. Terapi yang paling tepat untuk pasien ini adalah
a. Metilprednisolon setara prednisone 1-2 mg/kgBB
b. Imunoglobulin intarvena (IVIg) 0,4-0,6 mg/kgBB
c. Azatioprine 2-3 mg/kgBB
d. Splenektomi

e. Rituximab
37. Seorang laki-laki 40 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan benjolan
di leher dan ketiak kanan sejak 6 bulan yang lalu dan disertai demam
tidak terlalu tinggi, penurunan berat badan dan keringat malam. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan pembesaran kelenjar getah bening di aksila
dekstra berukuran 2x3 cm dan leher berukuran 11x8 cm. Hasil
pemeriksaan penunjang histopatologi limfoma non Hodgkin. Secara
klinis system staging Ann Arbor, pasien ini masuk kategori limfoma non
Hodgkin stadium:
a. Stadium II A
b. Stadium II B
c. Stadium III A
d. Stadium II A bulky
e. Stadium II B bulky

38. Seorang laki-laki 27 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas
yang memberat sejak 2 hari sebelum MRS. Didapatkan dyspnoe de effort
dan paroxysmal nocturnal dyspnoe, batuk kering terutama
bila tidur dan bengkak kedua tungkai sejak 2 minggu yang lalu. Pasien
memilki riwayat thalassemia B mayor sejak usia 1 tahun, rutin transfuse
darah. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 100/70 mmHg,
frekuensi nadi 122x/menit, frekuensi nafas 24x/menit. Konjuctiva pucat,
sclera ikterik, JVP 5+4 cmH2O, murmur sistolik di seluruh katup dan
gallop S3. Ditemukan hepatosplenomegali dan edema di kedua tungkai
bawah. Hasil laboratorium: Hb 8,2 g/dL; ureum 92 mg/dL; kreatinin 2,2
mg/dL; ferritin 1 bulan yang lalu 8.700 ng/mL. EKG sinus takikardi.
Rontgen toraks ditemukan kardiomegali dengan edema paru. Tata laksana
kelasi besi yang paling tepat pada pasien ini adalah:
a. Deferaxirox 20mg/kgBB per hari
b. Desferoxamin kontinus 50 mg/kgBB per hari
c. Desferoxamin 30mg/kgBB subkutan per hari
d. Deferipron 50mg/kgBB per hari diberikan dalam 3 dosis terbagi
e. Deferipron 100 mg/kgBB per hari diberikan dalam 3 dosis terbagi

39. Seorang laki-laki 55 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sesak


nafas, sulit menelan, sulit bicara, anggota gerak terasa lemah. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan ptosis pada kelopak mata. Hasil
laboratorium menunjukkan penurunan gamma globuin. Pada
pemeriksaan CT scan didapatkan massa berbatas tegas di mediastinum
anterior. Tatalaksana utama untuk pasien ini adalah:→
paraneoplastik
a. Operasi
b. Radioterapi
c. Kemoterapi dan radiasi
d. Plasmafaresis dan operasi

e. Plasmafaresis dan kemoterapi


40. Seorang laki-laki 52 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas
yang memberat sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit.
Sebelumnya pasien mengeluh batuk tidak berdahak, disertai penueunan
berat badan sejak 2 bulan yang lalu, diikuti keluhan sesak nafas sejak 3
minggu yang lalu. Tidak ada demam dan nyeri dada. Pasien perokok
berat dan hipertensi sejak 5 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 150/70 mmHg, frekuensi nadi 120x/menit,
frekuensi nafas 32x/menit, suhu 37 C. Tekanan vena jugular meningkat,
edema di wajah dan leher serta lengan kanan atas. Pada auskultasi paru
ditemukan vesikuler melemah di basal paru kanan, tidak ditemukan
gallop dan murmur. Diagnosis klinis yang paling mungkin pada pasien
ini adalah:
a. Kor pulmonal

b. Pneumotoraks
c. Tamponade jantung
d. Sindrom vena cava superior

e. Acute decompensated heart failure

41. Seorang perempuan 57 tahun datang ke IGD dengan keluhan mual


muntah, lemas dan sesak nafas. Pasien didiagnosis dengan limfoma
maligna non Hodgkin stadium 4 dan telah menjalani kemoterapi 3 hari
yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tampak sakit berat, tekanan
darah 150/90 mmHg; frekuensi nadi 112 x/menit; frekuensi nafas
28x/menit; berat badan 40 kg. Produksi urine 300cc/24 jam. Hasil
laboratorium: ureum 220 mg/dL; kreatinin 8,5 mg/dL; kalium serum 6,7
mEq/L; asam urat serum 18 mg/dL; fosfat serum 6 mg/dL. Pilihan terapi
yang paling tepat untuk pasien ini adalah:→ sindrome lisis tumor
a. Hemodialisis
b. Diuresis paksa (forced diuresis), allopurinol 300mg/hari
c. Hidrasi dengan NaCl fisiologis, allopurinol 300mg/hari dan alkalinisasi urin

d. Hidrasi dengan ringer laktat, allopurinol 300mg/hari, dan alkalinisiasi urin


kemudian hemodialisis
e. Diuresis paksa (forced diuresis), allopurinol 600 mg/hari, manitol
12,5 gram dalam larutan 20%, kemudian hemodialisis

42. Seorang laki-laki 53 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri


kepala, telinga berdenging dan gatal-gatal sejak 3 bulan yang lalu. Pasien
memiliki riwayat stroke iskemik 3 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tanda vital normal, splenomegaly schuffner 2. HAsil
laboratorium: Hb 20g/dL; hematocrit 60%; eritrosit 6,6 juta/uL; leukosit
17.000/uL; trombosit 850.000/uL. Pemeriksaan untuk menegakkan
diagnosis pada pasien ini adalah:→ polisitemia vera
a. Pemeriksaan eritropoetin di darah perifer dan JAK 2 di darah perifer

b. Pemeriksaan eritropoetin di sumsum tulang dan JAK 2 di darah perifer


c. Pemeriksaan eritropoetin di sumsum tulang dan JAK 2 di sumsum tulang
d. Pemeriksaan eritropoetin di sumsum tulang dan BCR-ABL di darah perifer
e. Pemeriksaan eritropoetin di darah perifer dan BCR-ABL di sumsum tulang
43. Seorang laki-laki 60 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan sesak
mendadak sejak 3 jam yang lalu. Sesak disertai rasa tidak enak di
dada saat menarik nafas. PAsien baru mengalami stroke sebulan lalu
dan saat ini hanya berbaring saja. Terdapat riwayat hipertensi dan
dyslipidemia. Pada pemeriksaan fisik didapatkan murmur pansistolik
2/6 di katup tricuspid, pada paru didapatkan ronkhi minimal pada
basal kiri. PAda tungkai kiri terdapat edema dan nyeri pada daerah
gastrocnemius saat dilakaukan dorsofleksi telapak kaki. Hasil EKG
pasien sebagai berikut:→ emboli paru

Jenis pemeriksaan yang paling tepat untuk menegakkan diagnosis pada pasien ini
adalah:
a. D-Dimer
b. Arteriografi
c. CT angiografi

d. Rontgen toraks
e. Echocardiografi

44. Seorang petrempuan 39 tahun datag ke poliklinik dengan keluhan


benjolan di payudara sebelah kanan sejak 6 bulan ini. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan massa di payudara kanan dengan ukuran diameter
sekitar 2 cm. HAsil mamografi menunjukkan massa di kuadran
superolateral mammae kanan dengan mikro kalsifikasi dan limfadenopati
axilla kanan. Pemeriksaan yang paling tepat untuk menegakkan
diagnosis pasien ini adalah
a. MRI Payudara
b. Dilakukan PET CT
c. Pemeriksaan BRCA 1, BRCA 2.
d. Dilakukan mamografi ulang 3 bulan kemudian
e. Dilakukan biopsy untuk pemeriksaan histopatologi

45. Seorang laki –laki berusia 80 tahun , datang dengan riwayat tranfusi
berulang selama 6 bulan terakhir, sering mengeluh lemas. Pada
Pemeriksaan Laboratorium didapatkan Hb
8,5 gr/dL, Leukosit 3300, dengan monositosis , hitung neutrofil
64x10 3 /mm 3pada pemeriksaan darah tepi dan terdapat batang
aueur, trombosit 112.000. Indikator Prognosa Buruk pada pasien ini
disebabkan, KECUALI : (kasus : MDS)
a. Usia Lanjut

b. Trombositopenia

c. Tidak adanya sideroblas bercincin

d. Batang Aueur

e. Neutropenia berat
46. Seorang perempuan berusia 28 tahun dibawa ke RSiisetempat karena
keluhan, sering demam dan pucat, Riwayat mimisan berulang. Pada
Pemeriksaan Fisik didapatkan T: 100/70 mmHg Nadi 92x/mnt RR 20
x/menit, T 38,9 derajat celcius .Pada pemeriksaan fisik didapatkan
konjungtiva anemia, bintik perdarahan pada lengan dan kaki, tidak
didapatkan pembesaran organ. Pemeriksaan darah Hb 6,4 gr/DL Leukosit
3250 trombosit 42. 000. Pada pemeriksaan sumsum tulang ditemukan
gambaran hiposeluler dengan jumlah sel blast< 30%?? → aplasia

Pilihan Terapi utama pada pasien ini adalah :

a. Tranfusi PRC

b. Tranfusi Trombosit

c. Kemoterapi

d. Transplantasi sumsum tulang

e. pemberian GCSF

47. Seorang laki laki usia 25 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan
lemas dan demam hilang timbul sejak 2 bulan yang lalu. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva pucat dan tidak ditemukan
organomegali. Hasil laboratorium: Hb 5.2 g/dL; hematokrit 16%;
leukosit 800/µL; trombosit 8.000/µL; retikulosit 0.3%; hitung jenis
0/0/0/40/50/10. Berdasarkan hasil aspirasi sumsum tulang ditemukan
sumsum tulang hiposeluler dengan banyak sel lemak. Hasil biopsi
menunjukkan histopatologis sumsum tulang hiposeluler.→ aplasia
Terapi farmakologis yang paling sesuai untuk pasien ini adalah:
a. Immunoglobulin intravena (IVIG)
b. Methotrexate dan prednison
c. Antithymocyte globulin

d. Dexametasone intravena
e. Mikofenolat mofetil

48. Seorang lelaki berusia 67 tahun datang berobat ke poliklinik


dengan keluhan bengkak di kaki kanan sejak 1 minggu
sebelum masuk rumah sakit. Pasien baru saja pulang dari
bepergian jauh dengan pesawat .
Pada pemeriksaan fisik hanya ditemukan edema tungkai kanan, tidak
kemerahan, lebih hangat dibandingkan tungkai kiri , dan terdapat
nyeri tekan. Pada pemeriksaan penunjang Hb 10,8 g/dl, hematocrit
35,6%, Leukpasienit 10.500/uL, trombpasienit 461.000/uL. Ureum 80
mg/dl, kreatinin 2,3 mg/dl. USG Doppler menunjukan adanya
trombus di vena femoralis. Tatalaksana antikoagulan yang paling
tepat pada pasien ini adalah :
a. Warfarin
b. Enoxaparin
c. Rivaroxaban
d. Fondaparinux
e. Unfractionated heparin

49. Seorang pria 17 tahun dengan thalassemia β mayor datang ke RS


dengan Hb 6.Pasien rutin mendapatkan tranfusi darah setiap bulan,
namun pasien
sering mengeluh gatal dan demam setiap mendapat tranfusi. Komponen
darah yang paling tepat diberikan untuk kondisi pasien di atas adalah :

a. Whole Blood

b. Packed red blood cell

c. Packed red blood cell leucocytes reduced

d. Packed red blood cell frozen


e. Packed red blood cell deglycerolized

50. Seorang pria 19 tahun dengan diagnosis Hemofilia A datang ke UGD


malam hari karena mengalami gusi berdarah setelah dilakukan pencabutan gigi.
Setelah dilakukan pemeriksaan fisik. Kondisi pasien stabil dengan tekanan
darah 120/70 mmHg, nadi 90 x/menit, respirasi 20 x/ menit suhu badan 36,3oC.
Pasien rencana akan diberikan konsentrat faktor VIII namun ketersediaan
kosong.Hal yang paling memungkinkan untuk diberikan sementara sebagai
pengganti faktor VIII adalah

a. Cryoprecipitated AHF

b. Fresh Frozen plasma

c. Vit K

d. Faktor IX

e. Plasma protein Fraction

• 51. HOM: pasien thalasemia, tranfusi berulang, saat ini sesak nafas,
dyspnea d’effort, kardiomegali, ronki basah basal di kedua basal paru,
feritin 7000, creatinin 3. Tatalaksana yang tepat:
a.Deferasirox

b.Deferiprone
c.Diuretik
d. Diuresis

52. HOM: pasien lemas, pembesaran di perut, tidak ada perdarahan


Splenomegali. Hb 7, AL 120rb, sel blast 12%. Diagnosis:
a. CML fase akselerasi
b. CML fase krisis blast
c. AML
d. CML fase kronik

53. HOM: pasien 60 tahun, lemas, tidak ada perdarahan. Hb turun,


AL turun, AT turun. Diagnosis:
a. MDS
b. Anemia aplastik
c. ITP
d. Henoch Schlein Purpura

54. HOM: pasien B-ALL, datang dengan anemia Hb 8, leukosit 120 rb, asam
urat 15, data lab lain mengarah ke TLS. Tatalaksana yang tepat:
a. Hemodialisis
b. Hidrasi
c. SItoreduksi
d. Trf PRC

55. HOM: Pasien DM dalam terapi, Hb 8, MCV 78 MCH 26, GFR 30.
Pemeriksaan selanjutnya untuk melacak penyebab anemia:
a. Feritin dan saturasi transferin
b. Darah samar
c. Elektroforesis Hb
d. Darah lengkap

56. HOM: pasien usia tua, berat badan turun, anemia mikro hipo, tidak ada
perdarahan yang dikeluhkan. Pemeriksaan selnajutnya untuk mencari
penyebab anemia:
a. Darah samar feses
b. Elektroforesis Hb
c. Ferritin dan saturasi transferrin
d. Darah Lengkap

57. HOM: pasien usia tua dengan nyeri tulang. Hb 8, creatinin 3. diberikan
gambar BMD panggul dan lumbal dengan T score -6sd-7.→
osteoporosis/MM
Pemeriksaan selanjutnya adalah:
a. Kalsium dan paratiroid
b. Kalsium dan elektroforesis Hb
c. Tiroid dan kalsium
d. Kalsium dan Kalium

58. HOM: pasien hemofilia A, nyeri lutut post trauma.


Terapi yang sesuai:
a. Faktor VIII 600 unit

b. Faktor VIII 1200 unit

c. Faktor VIII 1200 unit + natrium diklofenak


d. Faktor VIII 1200 unit + natrium diklofenak + asam
traneksamat
e. Faktor VIII 1200 unit + natrium diclofenac + asam
traneksamat + vit K

59.HOM: pasien mengeluhkan perdarahan yang terus menerus tidak berhenti


setelah cabut gigi. Tidak ada riwayat perdarahan seperti ini sebelumnya.
Pemeriksaan APTT memanjang.
Pemeriksaan selanjutnya:→ hemofilia
a. F8 dan F9
b. Risocetin→ fx Von Willebrand

c. Christmas factor

d. BT CT

60 .HOM: perempuan dengan Hb 4, didapatkan Antibodi IgG dan


C3 di eritrosit. Tatalaksana selanjutnya:→ AIHA
a. Trf PRC + prednison 1 mg/kgbb/hari selama 2 minggu lalu
tapp down

b. Trf PRC + steroid pulse


c. Prednison 1 mg/kgbb/hari selama 2 minggu lalu tapp down

d. Pulse dose steroid

e. Trf PRC + imunosupresan


61.HOM: perempuan mengeluhkan mens bertambah banyak dan lebih
panjang dari durasinya. AT 9 rb. (kasus mengarah ke ITP). Tatalaksana
yang sesuai:
a. Trf TC + IVIG
b. Trf TC + trf PRC + steroid
c. Trf TC + steroid
d. Trf TC + FFP + IVIG

62 .HOM: pasien wanita mengeluhkan menstruasi banyak, pasien menggunakan


IUD. Hb 7. keluhan kadang debar- debar. Pemeriksaan paru dan jantung tidak ada
kelainan. Data status besi (lupa). Saturasi transferin = SI/TIBC???

Terapi yang tepat adalah:

a. Besi intravena
b. Trf PRC + besi intravena

c. Trf PRC + besi oral

d. Besi oral

e. Trf PRC dan TC

63. HOM: kasus MM. Hb 7, Sel plasma 30%, data beta 2 mglob (lupa).
Termasuk dalam:
a. Salmon durie 1
b. Salmon durie 2
c. Salmon durie 3
d. ISS 2
e. ISS 3

64. .HOM: kasus sepsis, Hb turun, AT turun, D- dimer naik, fibrinogen turun.
Terapi yang tepat adalah:
a. Trf PRC + FFP
b. Trf PRC + cryo
c. Trf PRC + TC

65.HOM: kasus DVT. Bagaimana manajemennya:


a. Heparin bolus 80 u/kg, lanjut drip 18 unit/kg, bersamaan dengan
warfarin
b. Heparin bolus 60 lanjut drip 12, bersamaan dengan warfarin
c. Heparin bolus 80 lanjut drip 18, setelah 7 hari (?) bridging
dengan warfarin

66.HOM: perempuan hb 17, AL 9rb, AT 580rb.

Pemeriksaan yang tepat:→ polisitemia vera

a. Jak 2
b. BMP
c. Bcr-Abl→ LGK

67.HOM: pasien anemia NN/micro hipo (lupa), lebih ke arah anemia of


chronic disease. Patofisiologinya:
a. Peningkatan hepcidin
b. Peningkatan feritin
c. Penurunan eritropoetin
68.HOM: pasien wanita lemah memberat, sudah konsumsi SF 3 bulan
namun masih didapatkan Hb rendah, SI normal, feritin normal, MCV 54
MCH 21. Tidak didapatkan perdarahan. Pemeriksaan lanjutan yang
tepat:→ thalassemia??
a. Elektroforesis Hb
b. Darah samar feses
c. Biopsi sumsum tulang

69.HOM: pasien on warfarin. INR tinggi. Faktor yang dipengaruhi:


a. F II, VII, IX, X
b. F III, IV, V….
c. F V, VII, VIII
d. F IX, XI, XII

70. Seorang pria 55 tahun datang ke RS dengan keluhan nyeri pada leher kiri
yang dirasakan terus menerus selama 1 minggu dan terus memberat.
Pasien didiagnosa karsinoma nasofaring dan sudah menjalani
kemoterapi 1 x. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 130/70
mmHg, nadi 98 x/menit, pernafasan 20 x/menit,suhu badan 37,3 oC VAS
score 7/10.Terapi yang paling tepat diberikan pada pasien tersebut adalah

a. Asetaminofen

b. Asetaminofen + codein

c. Tramadol + asetaminofen

d. Fentanil

e. Tramadol +

71. Pasien laki-laki mengeluh pucat disertai lemah letih dengan urine pekat
kecoklatan terutama pada malam hari, CD 55, 59 (+), patogenesis
a. Mutasi JAK2
b. Defisiensi GPI-A
c. Mutasi BCR-ABL
d. Defisiensi ADAMTS13 gene

72. Pasien laki-laki keturunan afrika, anemia, BAK teh


pekat, kapan dilakukan pemeriksaan dan tatalaksana
selanjutnya?Hb???
a. Transfusi darah dan langsung diperiksa G6PD
b. Transfusi darah, cek G6PD saat kadar Hb normal
c. Transfusi darah, cek G6PD 3 bulan kemudian
d. Transfusi darah, cek G6PD 12 bulan kemudian
73. Pasien Ca Mammae, post op dan kemoterapi, cancer pain VAS 9/10
a. Tramadol
b. Ketorolac drip
c. Fentanyl patch
d. Morfin inj 5 mg iv

74. Pasien 56 thn, Hb 19, Tr 556.000, JAK2 (+), temuan pada BMP
a. Panmielosis pada ketiga seri hematopoietic, EPO level rendah
b. BCR ABL (+)
c. Panmielosis pada ketiga seri hematopoietik, EPO level subnormal
d. Panmielosis pada ketiga seri hematopoietic, EPO level tinggi

75. Pasien CKD, SI 34, TIBC 283, Hb 7.2. Penanganan anemia pada
pasien ini
a. Pemberian preparat besi iv
b. Pemberian preparat besi oral
c. Pemberian eritropoietin
d. Pemberian preparat besi oral

76. Pasien Hemofilia A, nyeri sendi lutut. Rencana


pemberian faktor pembekuan
a. Faktor VIII 20 iu/kg BB
b. Faktor VIII 40 iu/kg BB
c. Faktor VIII 20 iu/kg BB + Vitamin K
d. Faktor IX 20 iu/kg BB + Vitamin K

77. LMNH, Folikular dengan CD20 (+), dengan pembesaran KBG unilateral.

Terapi paling tepat


a. RCHOP
b. CHOP
c. CHOP + Radiasi
d. RCHOP dengan radiasi
78. LMNH, B cell large type dengan CD20 (+), dengan pembesaran KBG
bilateral. Terapi paling tepat
a. RCHOP
b. CHOP
c. CHOP + Radiasi
d. RCHOP dengan radiasi

79. Pasien keganasan HOM, post kemo. Demam ANC <400, Sesak.
Pilihan antibiotik (low risk score MASCC)
a. Meropenem
b. Levofloksasin
c. Piperasilin tazobactam
d. Cefepime + Levofloksasin

80. Pasien perempuan, perut tidak nyaman, demam, lemah letih, anemis,
splenomegaly, dari BMP ditemukan blast 35%. Diagnosis pasien
a. LGK fase kronik
b. LGK fase akselerasi
c. LGK fase krisis blast
d. CML

81. Wanita dengan Ca mammae didapatkan benjoaln di payudara


kanan ukuran sekitar 4cm soliter,dan juga didapatkanpembesaran
kelenjar aksila kanan+, hasil ER+,PR+,Hasil Usg abdomen dan
CT scan Thorax tidak didapatan metastase. tatalaksana pasien ini
adalah
A. Kemoteapi,Operasi, Radiasi, Hormonal terapi
B. Operasi, kemoterapi, radiasi, hormonal terapi
C. Operasi radikal mastektomi
D. Kemoterapi, radiasi

82. Seorang laki-laki usia 65 tahun dengan Trombositosis Essensial dengan


nilai PLT 1.200.000/ul. Tatalaksana yang bisa diberikan pada pasien ini :

a. Trombofaresis
b.ASA

c.Hidroksiurea +ASA
d.Renagelid+ ASA
e.Imatinib + ASA

83. Pasien laki-laki 36 tahun sering menegeluh gampang rasa kenyang dan
penuh di perut kiri, disertai penurunan berat badan dan gampang rasa
letih. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan splenomegali Schuffner 5
dan dari hasil pemeriksaan penunjang didapatkan Hb 10,8 WBC 121.000
PLT 125.000. didapatkan hasil BCR ABL +, tatalaksana yang dapat
diberikan pada pasien ini :

a. Hidroksiurea 2x500 mg

b. Imatinib 1x 400mg
c. Hidroksiurea 2x500 mg+ Imatinib 1x400 mg
d. Kemoterapi

84.Pasien usia 36 tahun, datang dengan perdarahan. Dari hasil lab


menunjukkan kasus DIC. Ditransfusi FFP 4 bag, setelah transfusi bag ke dua
pasien tiba-tiba sesak dan TD 80/60 mmhg, Nadi 110x/menit, RR 30x/menit.
Patogenesis yang mendasari kejadian tersebut ialah :
a) Reaksi HLA donor ke resepien
b) Reaksi HLA resipien ke donor
c) Reaksi antigen antibody
d) Reaksi autoimun

85.Terapi thalassemia (hemofilia??) dengan hemarthrosis (faktor VII yang


diinginkan 20-40), BB 50 kg
a) 1500-2000
b) 1000-1500
c) 3000-4000
d) 500-1000

86. Laki-laki umur 34 tahun, datang dengan keluhan bak warna cokelat pada
pagi hari, namun buang air kecil lama kelamaan bak seperti biasa.

Patogenesis yang mendasari keluhan ini adalah ?


a) Mutasi JAK 2
b) Gangguan pada CD 55 dan CD 59
c) Mutasi BCR-ABL
d) Mutasi BCR-ABL
e. Gangguan pada CD 40 dan CD 59

87. Pasien laki-laki dengan kaki kiri lebih bengkak dari kaki kanan, dari hasil
pemeriksaan ddimer meningkat, kreatinin meningkat. Tatalaksana yang tepat
yang dapat diberikan adalah ?
a) Heparin
b) Enoxaparin / lovenox
c) Fondaparinux / arixtra
d) Dabigatran / pradaxa
e) Aspilet
88.Pasien usia tua dengan nyeri kepala, dari hasil pemeriksaan penunjang PLT
meningkat hingga 800.000.→ thrombositosis esensial terapinya?
a) Hidroksiurea+aspilet
b) Interferon alfa+aspilet
c) Hidroksiurea

d) aspilet
e) MP

89. sindrom lisis tumor, kalium 6.5, kreatinin 12, asam urat 12, ureum 200.
Tatalaksana yang tepat pasien ini adalah ?
a) nabic
b) insulin+hemodialisa cito
c) calcium glukonas
d) insulin
e) MP

90. pasien cancer dengan vas 9/10. Tatalaksana yang tepat ?


a) fentanyl patch
b) morfin tablet
c) morfin injeksi
d) asam mefenamat
e) acetaminophen

91. Pasien muntah2 saat kemoterapi, tdk membaik dg ondansetron. Tatalaksana


yang tepat ?
a) Aprepitan
b) Metoklopramid
c) Domperidone
d) Sucralfat

92. Pasien dengan AML. Pem lanjutan utk menentukan jenis kelainan darah
a) Sitogenetik
b) Sitokimia
c) Imunophenotyping
d) Histopatologi

93. Pasien CML dg CD 20 positif??, uk tumor 2x3 cm, tdk ada perlengketan dan
metastase. Tatalaksana ?
a.RCHOP
b. RCHOP+radioterapi
c) kemoterapi
d) Radioterapi

95. Wanita dengan Ca mammae didapatkan benjoaln di payudara kanan


ukuran sekitar 4cm soliter, dan juga didapatkan pembesaran kelenjar aksila
kanan+. Hasil ER+,PR+, Hasil USG abdomen dan CT scan Thorax tidak
didapatan metastase. Tatalaksana pasien ini adalah
a) Radiasi
b) Kemo
c) Hormonal+radioterapi
d) Hormonal
e) Hormonal + kemoterapi

96. Wanita ITP mengalami pendarahan Gusi. Trombosit naik menjadi


168000. Kemudian menjalankan pengobatan methylprednisolone. 1 tahun
kemudian pasien mengalami penurunan Trombosit jadi 28.000. hal yang
harus di laksanakan adalah :
a.Prednison 1.5 mg + Splenektomi
b.Prednison 1.5 mg + Cyclopospamide
c.Prednison 1,5mg
d.predniso high dose

97. Thalasemia sudah pake deferox Feritin >1000 terapi selanjutnya


a) Mengganti dengan deferoxamin
b) Menambahkan dengan deferoxamin
c) Tanpa terapi
d) Observasi

98. Pasien dengan anemia e.c hematemesis melena. Dilakukan transfusi PRC
di ruangan. Pasien mengeluh sesak setelah dilakukan transfusi.
Patogenesis terjadinya keluhan tersebut:
a) Reaksi protein dan aktivasi komplemen yang terdapat dalam
eritrosit donor dan serum pasien
b) Reaksi protein dan aktivasi komlemen yang terdapat dalam serum
donor dan serum pasien
c) Aktivasi komplemen dan aktivasi imunologi neutrofil yang
berhubungan dengan anti HLA-kelas 1 dan 2 yang menyebabkan
reaksi fase akut
d) Aktivasi imunologi neutrofil oleh antibody yang berhubungan
dengan anti HLA kelas 1 dan 2 dan antibody anti neutrofil
e) Terjadinya mekanisme overload cairan akibat pemberian transfusi PRC

99. Laki-laki dengan bengkak lengan kanan, sesak, x foto radio opak
lobus atas kanan. TTB: lmnh. Terapi saat ini :→ SVCS??
a.Radioterapi
b.Kemoterapi
c.Dexamethasone 2x10mg
d.Stent JVP
e.Furosemid
Jika limfoma hodgkin: radioterapi
dan kemoterapi Jika limfoma non
hodgkin: kemoterapi

100. Laki2 75 tahun nyeri kepala, kesemutan, Hb : 19, Hct :57


scufner 2, Biopsi : sumsum tulang hiperselular, JaK2 positif.
Tatalakasana :
a.Flebotomi+Hidroksiurea+ASA
b.Flebotomi + revulotonib?? (ruxolitinib)+ ASA
c.Flebotomi + hidroksiurea
d.Flebotomi + Revulotonib
e.Flebotomi + ASA

101.Seorang pria 17 tahun dengan thalassemia β mayor datang ke RS


dengan Hb 6.Pasien rutin mendapatkan tranfusi darah setiap bulan,
namun pasien sering mengeluh gatal dan demam setiap mendapat
tranfusi. Komponen darah yang paling tepat diberikan untuk kondisi
pasien di atas adalah :
a. Whole Blood
b. Packed red blood cell
c. Packed red blood cell leucocytes reduced
d. Packed red blood cell frozen
e. Packed red blood cell deglycerolized

102. pasien terdiagnosis ALL, datang dengan anemia Hb 8, leukosit 120 rb,
asamurat 15, data lab lain mengarah ke TLS. Tatalaksana yang tepat:
a.Hemodialisis

b.Hidrasi
c.SItoreduksi
d.Trf PRC

103.Wanita dengan Ca mammae didapatkan benjoaln di payudara


kanan ukuran sekitar 4cm soliter, dan juga didapatkan pembesaran
kelenjar aksila kanan+. Hasil ER+,PR+, Hasil USG abdomen dan
CT scan Thorax tidak didapatan metastase. Tatalaksana pasien ini
adalah
a) Radiasi
b) Kemo
c) Hormonal+radioterapi
d) Hormonal
e) Hormonal + kemoterapi
104.LMNH, Folikular dengan CD20 (+), dengan pembesaran KBG

unilateral.

Terapi paling tepat


a.RCHOP
b.CHOP
c.CHOP + Radiasi
d.RCHOP dengan radiasi

Anda mungkin juga menyukai