Anda di halaman 1dari 12

Perpajakan

“Pajak Penghasilan Atas UMKM”


Dosen Pengampu :
Drs. Yon Rizal, M.Si.
Ibu Fanni Rahmawati, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :

Nadia Putri Partussia : 2013031005

Delima Fitriani : 2013031023

Ishomi Afif Hervi : 2053031005

Bayu Cahyani : 2013031047

PROGRAN STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS KEGURUAB DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
dan kehendaknya penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan baik. Makalah
ini berjudul “Pajak Penghasilan Atas UMKM”. Seperti judulnya, makalah ini akan membahas
mengenai apa itu ketentuan pajak penghasilan atas UMKM.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Yon Rizal, M.Si.dan
Ibu Fanni Rahmawati, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan yang telah memberikan tugas ini dan memberikan bimbingan dalam
penulisan makalah. Serta ucapan terima kasih juga diberikan kepada kelompok atas
partisipasinya dalam pembuatan makalah.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam pembuatan
makalah ini.Oleh karena itu, penulisan mengharapkan kritik serta saran dari pembaca.

Bandar Lampung, 31 Agustus 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN .................................................................................................. i


KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................... 1
1.3. Tujuan Pembahasan ........................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah ............................................................... 2
2.2 Pajak Penghasilan Untuk UMKM ................................................................... 3

BAB III
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 8
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pajak merupakan sektor terpenting dalam pembangunan dan mempertahankan
tegaknya Negara Indonesia, tanpa pajak pasti pembangunan nasional tidak akan
terwujud. Untuk mensukseskan pembangunan nasional, maka peranan penerimaan
dalam negeri sangat penting serta mempunyai kedudukan yang strategis.
Eksistensi dan keberlangsungan suatu negara tidak terlepas dari peran serta
rakyatnya antara lain dari pembayaran pajak. Oleh karena itu dimensi hubungan
pemerintah antara pemerintah yang mewakili negara disatu pihak, dengan rakyat
dipihak lain selaku wajib pajak merupakan hal yang sangat penting yang perlu
diperhatikan. Tuturan agar rakyat sadar membayar pajak 2 harus diimbangi dengan
perlakuan yang adil, sehingga diperlukan peraturan perundang-undangan yang
mewadahi penegakkan hukum baik administrasi, hukum pidana, perlindungan hukum
yang preventif dan represif, sampai halhal yang teknis seperti penegakkan hukum,
pemeriksaan pajak, dan penagihan pajak dan lain-lainnya (Salim Muhammad, 2013).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu perpajakan ?
2. Bagaimana peranan masyarakat pada perpajakan ?
3. Bagaimana jika masyarakat tidak mau membayar pajak ?
4. Bagaimana cara menggolongkan jenis UMKM ?
5. Apakah tujuan UMKM pada perpajakan ?

1.3 Tujuan
1. Mendefinisikan perpajakan
2. Mencari tau tentang pemasukan dan pengeluaran UMKM
3. Menganalisis UMKM pada usaha mikro, kecil, dan juga menengah
4. menjelaskan pajak penghasilan untuk UMKM
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Mengengah


Penggolongan Pajak penghasilan biasa disebut dengan Pajak Penghasilan Pasal 25 atau PPh
25 adalah pajak yang dikenakan untuk orang pribadi, perusahaan atau badan hukum lainnya
atas penghasilan yang didapat. UMKM tidak terlepas dari kewajiban membayar pajak PPh
ini.UMKM merupakan kependekan dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil
Menengah (UMKM), dijelaskan bahwa UMKM dapat digolongkan berdasarkan jumlah
aset dan total omzet penjualan. Penggolongannya adalah sebagai berikut
 Usaha mikro atau industry rumah tangga
Adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan
yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam UU tersebut.
 Memiliki pegawai/karyawan kurang dari 4 orang.
 Memiliki aset (kekayaan bersih) hingga Rp50 juta per tahun.
 Menghasilkan omzet penjualan hingga Rp300 juta per tahun.
 Usaha kecil
Adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, dilakukan oleh orang
perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi
kriteria usaha kecil yang dimaksud dalam UU tersebut.
 Memiliki pegawai/karyawan dengan jumlah 5-19 orang.
 Memiliki aset (kekayaan bersih) antara Rp50 juta – Rp500 juta per tahun.
 Memiliki omzet penjualan Rp300 juta – Rp2,5 miliar per tahun.
 Usaha menengah
Adalah usaha produktif yang dimiliki secara perorangan baik orang pribadi maupun
badan usaha, dan bukan termasuk anak perusahaan atau cabang dari suatu induk
perusahaan.
 Memiliki pegawai/karyawan dengan jumlah 20-99 orang.
 Memiliki aset (kekayaan bersih) antara Rp500 juta – Rp10 miliar per tahun.
 Memiliki omzet penjualan Rp2,5 miliar – Rp50 miliar per tahun.
 Usaha besar
adalah usaha produktif yang dijalankan oleh badan usaha dengan jumlah aset atau
omzet tahunan lebih besar daripada usaha menengah.
 Memiliki pegawai/karyawan lebih dari 100 orang.
 Memiliki aset (kekayaan bersih) lebih dari Rp10 miliar per tahun.
 Memiliki omzet penjualan lebih dari Rp50 miliar per tahun.

2.2 Pajak Penghasilan Untuk UMKM


Seperti yang telah disampaikan sebelumnya pajak yang harus dibayar oleh UKM/UMKM
tergantung pada jenis transaksi yang dilakukan dan jumlah omzet penjualan per tahun.
Berikut ini adalah daftar pajak penghasilan yang perlu dibayar oleh UKM/UMKM.
a. PPh Pasal 4 Ayat 2 atau PPh Final
b. PPh Pasal 21 (jika memiliki pegawai).
c. PPh Pasal 23 (jika ada transaksi pembelian jasa)

Objek PPh Final meliputi sewa bangunan, pajak atas obligasi, jasa konstruksi, pajak atas
omzet usaha, dan lain-lain.
PPh bagi UMKM diatur dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 46 Tahun 2013, PPh Final
untuk UMKM adalah pajak atas penghasilan (omzet) dari usaha yang diperoleh wajib
pajak.Kemudian pemerintah mengeluarkan peraturan baru Nomor 23 Tahun 2018 tentang
tarif baru PPh Final untuk UMKM. Awalnya, UMKM dikenakan pajak sebesar 1%, tapi
dipangkas menjadi hanya 0,5% dengan ketentuan:
 Wajib Pajak Orang Pribadi bisa menikmati tarif PPh Final 0,5% dalam jangka
waktu 7 (tujuh) tahun.
 Wajib Pajak Badan berupa Koperasi, CV, dan Firma hanya bisa menikmati tarif
PPh Final 0,5% dalam jangka waktu 4 (empat) tahun.
 Wajib Pajak Badan berupa PT hanya bisa menikmati tarif PPh Final 0,5% dalam
jangka waktu 3 (tiga) tahun.

1. UMKM yang Dapat Menikmati Tarif PPh Final 0,5%\


 UMKM yang memiliki peredaran bruto (omzet) tidak lebih dari Rp4,8 miliar per
tahunnya, meliputi usaha dagang, industri jasa (toko, kios, kelontong), penjual
pakaian, penjual barang elektronik, penjahit, bengkel, rumah makan atau warung,
salon, dan usaha lain.
 UMUM konvensional (offline) maupun UMKM online yang dijajakan di
marketplace dan media sosial.

2. Keuntungan PPh Final UMKM


 UMKM dapat membayar pajak dengan mudah dan sederhana. Karena PPh Final,
maka perhitungan pajak buat UMKM offline maupun online tinggal menjumlahkan
peredaran bruto dalam sebulan, kemudikan dikalikan tarif.
 Bisa mengurangi beban pajak para pelaku UMKM. Dengan tarif murah, sisa omzet
bersih setelah dipotong pajak bisa dipakai pengusaha untuk mengembangkan
usahanya.
 Tarif pajak yang rendah dapat merangsang orang untuk terjun sebagai wirausaha.
Jadi tidak perlu khawatir dibebankan pajak tinggi.
 Dengan tarif istimewa itu diharapkan mendorong kepatuhan UMKM dalam
membayar pajak serta meningkatkan basis wajib pajak.
 UMKM bisa naik kelas. Karena setelah mereka dapat menyusun laporan keuangan
secara rapi, patuh membayar pajak, dapat menjadi jalan bagi mereka untuk
memperoleh akses permodalan lewat bank.

3. Perhitungan PPh final 0.5%


PPh Final UMKM = Total Omzet x 0,5%
Sinta memiliki bisnis UMKM di bidang kecantikan yaitu salon.Omzetnya mencapai
Rp300 juta per tahun. Sinta telah memiliki NPWP Badan, sehingga ia memenuhi syarat
untuk dikenakan tarif pajak penghasilan UMKM sebesar 0,5%. Berapa pajak yang
harus dibayar?

PPh Final = Rp300.000.000 x 0,5%


PPh Final = Rp1.500.000 / tahun
Pembayaran PPh Final ini adalah setiap bulan, maka hasil tersebut dibagi 12 bulan.
PPh Final = Rp1.500.000 : 12 bulan
PPh Final = Rp125.000 / bulan

Contoh 2
uan Firdaus mengantongi omzet sebesar Rp700.000.000 per tahun. Kemudian ternyata
istrinya memiliki usaha salon dengan omzet Rp 500.000.000 per tahun.Keduanya
belum memiliki anak. Maka perhitungan PPh Finalnya:

1. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Digabung:


 Omzet suami Rp700.000.000
 Omzet istri Rp500.000.000
 Total omzet gabungan = Rp 1.200.000.000
 Pajak penghasilan suami dan istri = 0,5% x Rp1.200.000.000 = Rp6.000.000
 Kalau dihitung per bulan, maka PPh-nya = Rp6.000.000 : 12 = Rp500.000
2. NPWP Terpisah atau Bayar Pajak Masing-masing:
 Omzet suami Rp700.000.000
 PPh-nya = 0,5% x Rp700.000.000 = Rp3.500.000 (setahun). Karena ada
kewajiban pembayaran setiap bulan, maka beban PPh per bulan Rp3.500.000 :
12 = Rp291.666,67 atau dibulatkan Rp291.670
 Omzet istri Rp500.000.000
PPh-nya = 0,5% x Rp500.000.000
= Rp2.500.000 (setahun)
PPh per bulan Rp1.000.000 : 12 = Rp208.333,33
atau dibulatkan Rp208.335 per bulan.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
UMKM merupakan kependekan dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.Kegiatan
UMKM juga dikenakan kewajiban membayar pajak penghasilan (PPh). UMKM
digolongkan berdasarkan jumlah aset dan total omzet penjualan menjadi
 Usaha mikro atau industry rumah tangga
 Usaha kecil
 Usaha menengah
 Usaha besar
PPh Pasal 4 Ayat 2 atau PPh Final
Objek PPh Final meliputi sewa bangunan, pajak atas obligasi, jasa konstruksi, pajak
atas omzet usaha, dan lain-lain.UMKM dikenakan pajak sebesar 1%, tapi dipangkas
menjadi hanya 0,5% dengan ketentuan:
 Wajib Pajak Orang Pribadi bisa menikmati tarif PPh Final 0,5% dalam jangka
waktu 7 (tujuh) tahun.
 Wajib Pajak Badan berupa Koperasi, CV, dan Firma hanya bisa menikmati tarif
PPh Final 0,5% dalam jangka waktu 4 (empat) tahun.
 Wajib Pajak Badan berupa PT hanya bisa menikmati tarif PPh Final 0,5% dalam
jangka waktu 3 (tiga) tahun.

Perhitungan PPh final 0.5%


PPh Final UMKM = Total Omzet x 0,5%

STUDI KASUS
Seseorang yang memiliki usaha cemilan keripik, tahun ini mendapat omset sebesar Rp150 juta,
dengan rincian sebagai berikut:
Januari = Rp10.000.000 April = Rp10.000.000
Februari = Rp15.000.000 Mei = Rp15.000.000
Maret = Rp11.000.000 Juni = Rp15.000.000
Juli = Rp15.000.000 Oktober = Rp10.000.000
Agustus = Rp12.000.000 November = Rp12.000.000
September = Rp10.000.000 Desember = Rp15.000.000
Maka, perhitungan pajak yang harus dibayar adalah sebagai berikut :
Rumus: Omset x tarif PPh Final
PPh final Januari : 10 juta x 0.5% = 50.000
PPh final Februari: 15 juta x 0.5% = 75.000
PPh final Maret: 11 juta x 0,5% = 55.000
PPh final April: 10 juta x 0,5% = 50.000
PPh final Mei: 15 juta x 0,5% = 75.000
PPh final Juni: 15 juta x 0,5 % = 75.000
PPh final Juli: 15 juta x 0,5% = 75.000
PPh final Agustus: 12 juta x 0,5% = 60.000
PPh final September: 10 juta x 0,5% =
50.000
PPh final Oktober: 10 juta x 0,5% = 50.000
PPh final November: 12 juta x 0,5% =
60.000
PPh final Desember: 15 juta x 0,5% =
75.000
Jadi, pajak yang dibayarkan setahun sebesar Rp750.000. Namun tetap untuk PPh Final ini harus
dibayarkan setiap bulan dengan terakhir pembayaran setiap tanggal 10 di bulan selanjutnya.
Sumber :https://www.daya.id/usaha/artikel-daya/keuangan/cara-menghitung-pajak-umkm-sesuai-
peraturan-perpajakan
-DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2019. “Pajak Penghasilan: Pengertian dan Cara Menghitungnya”


https://www.cermati.com/artikel/pajak-penghasilan-pengertian-dan-cara-menghitungnya
Anonim. 2021. ”Apa Itu UMKM: Pengertian, Kriteria, dan Contohnya”
https://money.kompas.com/read/2021/03/26/153202726/apa-itu-umkm-pengertian-kriteria-
dan-contohnya?page=all
Aristanti, Nimas Des. 2021. “ajak Penghasilan UMKM: Cara Daftar, Bayar, dan Lapor”
https://koinworks.com/blog/pajak-penghasilan-pph-final-umkm/

Anda mungkin juga menyukai