Oleh Nama : Dhila Aditya Arizona Nim : 2153A12066 Kelas : PGSD 1
UNUVERSITAS PGRI SEMARANG
TAHUN 2021 ANALISIS PENERAPAN MATERI MODUL 1
I. MODUL 1 KEGIATAN BELAJAR
A. KB : Struktur, Fungsi, dan Kaidah Kebahasaan Teks Nonfiksi B. Materi : 1. Pengertian Teks Petunjuk Teks petunjuk atau teks prosedur adalah teks yang berisi tentang langkah- langkah untuk melakukan suatu pekerjaan. Isi dari teks petunjuk juga menggunakan kalimat perintah, dan terdapat panduan atau penjelasan di dalamnya. 2. Ciri-ciri Teks Petunjuk a. Teks petunjuk menggunakan kalimat perintah b. Ada panduan c. Teks petunjuk menggunakan kata kerja aktif d. Teks petunjuk menggunakan kata hubung untuk menunjukkan urutan e. Terdapat aturan dan penjelasan yang spesifik f. Menggunakan penomoran untuk menunjukkan urutan kegiatan 3. Struktur Teks Petunjuk a. Judul b. Kata pengantar c. Bahan dan peralatan d. Tahapan proses yang ditulis berurutan 1) Singkat, padat dan informatif 2) Bahasa yang digunakan harus mudah dimengerti 3) Mencantumkan hal-hal yang dianggap penting 4) Tidak menyesatkan dan logis 5) Langkah yang diberikan harus urut dan sistematik 6) Langsung menuju kepada hal yang akan dilakukan, enggak bertele- tele
II. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah mengamati gambar dan membaca teks petunjuk tertulis, peserta didik mampu menyebutkan langkah-langkah penggunaan dua alat yang sama dan berbeda dengan tepat. 2. Setelah mengamati gambar dan membaca teks petunjuk tertulis, siswa mampu mempraktikkan mendesain produk (kipas) dengan langkah yang benar. 3. Setelah berdiskusi, siswa mampu menyajikan teks petunjuk tertulis tentang cara membuat kipas dengan tepat.
III. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1. Menyebutkan langkah-langkah penggunaan dua alat yang sama dan berbeda. 2. Mendesain produk (kipas) dengan langkah yang benar. 3. Menyajikan teks petunjuk pembuatan layang-layang.
IV. ANALISIS LINGKUNGAN BELAJAR PESERTA DIDIK
Saya mengajar kelas 4 di SDN Sendangrejo yang terletak di Desa Sendangrejo Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora. Peserta didik di kelas saya berjumlah 23 yang terdiri dari 13 laki-laki dan 10 perempuan. Peserta didik memiliki kecerdasan secara kognitif rata-rata. Tidak ada peserta didik dengan kebutuhan khusus di kelas, namun terdapat 1 peserta didik yang belum lancar membaca. Peserta didik berasal dari keluarga dengan kelas ekonomi menengah. Sebagian besar peserta didik sudah memiliki HP namun belum ada yang memiliki Laptop. Kondisi orang tua sebagian besar mendukung perkembangan kognitif anak, namun sebagian kecil masih kurang peduli dengan perkembangan kognitif anak. Sebagian besar orang tua peserta didik bekerja sebagai petani, pedagang, dan buruh. Fasilitas sekolah meliputi 6 ruang kelas, kantor guru dan kepala sekolah, dapur umum, perpustakaan, UKS, mushola, tempat parkir sepeda dan sepeda motor, halaman upacara, dan toilet. Di masing-masing ruang kelas disediakan sudut baca yang terdapat beberapa buku bacaan baik buku fiksi maupun nonfiksi. Sekolah juga memiliki 4 unit laptop dan 2 unit LCD Proyektor yang berfungsi dengan baik.
V. ANALISIS LINGKUNGAN BELAJAR PESERTA DIDIK DIKAITKAN
DENGAN MATERI Teks nonfiksi yang dipelajari di Sekolah Dasar cukup kompleks disesuaikan dengan tingkatan kelasnya. Di antara sekian banyak teks nonfiksi yang relevan untuk peserta didik sekolah dasar berdasarkan Standar Isi Bahasa Indonesia ialah: 1. Teks deskriptif yang mendeskripsikan benda atau tempat. 2. Teks eksplanasi yang bertujuan untuk memberikan informasi. 3. Teks prosedur/arahan/petunjuk untuk membuat atau melakukan sesuatu. 4. Teks laporan sederhana hasil pengamatan peserta didik dalam pembelajaran. 5. Teks tanggapan, ucapan terima kasih, dan perimntaan maaf. 6. Teks cerita pengalaman pribadi dan buku harian. 7. Teks paparan iklan. Salah satu jenis teks yang dipelajari di kelas 4 SD yaitu teks prosedur/ arahan/petunjuk untuk membuat atau melakukan sesuatu. Sebagaimana analisis lingkungan belajar peserta didik yang telah diuraikan sebelumnya, fasilitas sekolah kami terbilang cukup memadai. Tenaga pendidik/guru kelas cukup kompeten, cakap teknologi, memiliki motivasi yang baik dalam mengajar. Sehingga secara umum, lingkungan belajar peserta didik dapat dikatakan dalam kondisi yang cukup mendukung aktivitas belajar khususnya dalam mempelajari teks nonfiksi (teks petunjuk). Namun terdapat kendala pada sebagian kecil peserta didik kesulitan dalam memahami materi teks petunjuk karena faktor internal seperti: 1. Kemampuan kognitif peserta didik yang berada di bawah rata-rata 2. Kurangnya dukungan dari orang tua (orang tua sibuk bekerja, sehingga kurang peduli akan perkembangan kognitif anak) 3. Peserta didik tidak menyukai membaca bahkan ada 1 peserta didik tidak lancar membaca meski sudah berlatih setiap pagi.
VI. RENCANA PROSES PEMBELAJARAN BERBASIS MATERI HOTS
Dalam rencana proses pembelajaran berbasis materi HOTs, guru dapat menerapkan model pembelajaran STAD. Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif tipe STAD membuat peserta didik berinteraksi dan saling berdiskusi dalam memunculkan strategi-strategi pemecahan masalah yang efektif, menumbuhkan kemampuan kerjasama, berpikir kritis, dan mengembangkan sikap sosial peserta didik. Model ini mengkondisikan peserta didik belajar bersama dalam kelompok- kelompok kecil saling membantu satu sama lain. Kelas disusun dalam kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 peserta didik, dengan kemampuan yang heterogen. Pada saat peserta didik bekerja dalam kelompok guru berkeliling untuk mengawasi dan membimbing jalannya diskusi apabila terjadi kesulitan pada peserta didik. Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan metode pembelajaran STAD (Anas, 2014) yang dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Penyajian di kelas atau class presentation 2. Membentuk kelompok belajar atau team 3. Memberikan kuis atau tes atau quizzes 4. Memberikan skor pada peningkatan individu atau individual improvement scores 5. Penghargaan terhadap kelompok atau team recodninition 6. Evaluasi atau penilaian
VII.PENERAPAN MATERI BERBASIS HOTS PADA PESERTA DIDIK
Penerapan materi berbasis HOTS pada peserta didik khususnya pada materi teks nonfiksi sebagai berikut: Di kelas, guru mengawali pembelajaran dengan memutar video dan mengajak peserta didik menyanyi bersama lagu layang-layang. Setelah menyanyi, guru memberi pertanyaan seperti “pernahkah kalian bermain layang-layang?”, “siapa yang pernah membuat layang-layang?”, “kira-kira bagaimana cara membuat layang-layang”. Peserta didik termotivasi menjawab pertanyaan secara bergantian. Setelah tanya jawab, guru mengajak peserta didik membaca teks petunjuk yang ada di buku, selanjutnya peserta didik diminta berdiskusi untuk menganalisis teks nonfiksi lalu membuat laporan mengenai pengertian, ciri-ciri, struktur, serta kaidah kebahasaan teks petunjuk. Laporan hasil diskusi dipresentasikan masing-masing kelompok. Selanjutnya, guru memberi penguatan terkait materi teks petunjuk. Setelah memahami teks petunjuk peserta didik diminta membuat teks petunjuk pembuatan layang-layang secara individu. Dengan demikian guru telah menerapkan materi berbasis HOTs pada peserta didik melalui keterampilan menganalisis dan mencipta teks nonfiksi (teks petunjuk)