Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN ELIMINASI URINE

Disusun Oleh :

MAYANG ANGGRAINY

FIFI MASULILI

NURHASANAH

DANANG KHAIRUL IMAM

ZAINUDIN BAHRIN

POLTEKKKES KEMENKES PALU

PRODI DIII KEPERAWATAN POSO

TAHUN AJARAN 2021


A. Konsep Teori
1. Pengertian
Batu saluran kemih adalah terbentuknya batu yang disebabkan oleh
pengendapan substansi yang terdapat dalam air kemih yang jumlahnya
berlebihan atau karena faktor lain yang mempengaruhi daya larut substansi
(Nurlina, 2008). Batu Saluran Kemih adalah penyakit dimana didapatkan
material keras seperti batu yang terbentuk di sepanjang saluran kemih baik
saluran kemih atas (ginjal dan ureter) dan saluran kemih bawah yang dapat
menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih dan infeksi.
Batu ini terbentuk dari pengendapan garam kalsium, magnesium, asam urat
dan sistein.
2. Etiologi
Menurut Wijayaningsih (2013), faktor-faktor yang mempengaruhi
batu saluran kemih diantaranya sebagai berikut :
1) Faktor intrinsik
Herediter (keturunan), umur 30-50 tahun, jenis kelamin lai-
laki lebih besar dari pada perempuan.
2) Faktor ekstrinsik
Geografis, iklim dan temperature, asupan air, diet (banyak
purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya batu).
Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya gangguan
aliran urine, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan
keadaan lain yang masih belum terungkap (idiopatik).
3. Patofisiologi
Berdasaran tipe batu, proses pembentukan batu melalui kristalisasi. 3
faktor yang mendukung proses ini yaitu saturasi urin, difisiensi inhibitor dan
produksi matriks protein. Pada umumnya Kristal tumbuh melalui adanya
supersaturasi urin. Proses pembentukan dari agregasi menjadi partikel yang
lebih besar, di antaranya partikel ini ada yang bergerak kebawah melalui
saluran kencing hingga pada lumen yang sempit dan berkembang
membentuk batu. Renal kalkuli merupakan tipe Kristal dan dapat merupakan
gabungan dari beberapa tipe. Sekitar 80% batu salurn kemih mengandung
kalsium fosfat dan kalsium oksalat.
4. Manifestasi Klinis
tanda dan gejala penyakit batu saluran kemih sangat ditentukan oleh
letaknya, besarnya, dan morfologinya. Walaupun demikian penyakit ini
mempunyai tanda dan gejala umum yaitu hematuria, dan bila disertai infeksi
saluran kemih dapat juga ditemukan kelainan endapan urin bahkan mungkin
demam atau tanda sistemik lainnya. Batu pada pelvis ginjal dapat
bermanifestasi tanpa gejala sampai dengan gejala berat, umumnya gejala
batu saluran kemih merupakan akibat obstruksi aliran kemih dan infeksi.
Tanda dan gejala yang ditemui antara lain :
1) Nyeri didaerah pinggang (sisi atau sudut kostevertebral), dapat dalam
bentuk pegal hingga kolik atau nyeri yang terus menerus dan hebat
karena adanya pionefrosis.
2) Pada pemeriksaan fisik mungkin kelainan sama sekali tidak ada,
sampai mungkin terabanya ginjal yang membesar akibat adanya
hidronefrosis.
3) Nyeri dapat berubah nyeri tekan atau ketok pada daerah arkus kosta
pada sisi ginjal yang terkena.
4) Batu nampak pada pemeriksaan pencitraan.
5) Gangguan fungsi ginjal
6) Pernah mengeluarkan batu kecil ketika kencing..
5. Pemeriksaan Penunjang
pemeriksaan diagnostik untuk batu saluran kemih diantaranya
sebagai berikut :
1) Urinalisa
Warna mungkin kuning, cokelat gelap, berdarah, secara
umum menunjukkan Kristal (sistin, asam urat, kalsium oksalat), pH
asam (meningkatkan sistin dan batu asam urat), alkali (meningkatkan
magnesium, fosfat ammonium, atau batu kalsium fosfat), urin 24 jam
: (kreatinin, asam urat kalsium, fosfat, oksalat, atau sistin mungkin
meningkat), kultur urin menunjukan Infeksi saluran kemih (ISK),
Blood ureum nitrogen (BUN /kreatinin serum dan urin) ; abnormal
(tinggi pada serum atau rendah pada urin).
2) Darah lengkap
Hemoglobin, hematokrit ; abnormal bila pasien dehidrasi
berat atau polisitemia.
3) Hormon paratiroid mungkin meningkat bila ada gagal ginjal
4) Foto rontgen menunjukkan adanya kalkuli atau perubahan anatomi
pada area ginjal dan sepanjang ureter.
5) Ultrasonografi ginjal untuk menentukan perubahan obstruksi dan
lokasi batu.
6. Komplikasi
komplikasi untuk penyakit batu saluran kemih adalah :
1) Obstruksi ; menyebabkan hidronefrosis
2) Infeksi
3) Gangguan fungsi ginjal.
7. Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan batu saluran kemih adalah menghilangkan
obstruksi, mengobati infeksi, menghilangkan rasa nyeri, serta mencegah
terjadinya gagal ginjal dan mmengurangi kemungkinan terjadinya rekurensi.

B. Konsep Askep Kebutuhan Dasar


1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu dalam
menentukan status kesehatan dan pola pertahanan penderita,
mengidentifikasikan, kekuatan dan kebutuhan penderita yang dapat
diperoleh melalui anamnese, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium
serta pemeriksaan penunjang.
2. Anamneses
1) Identitas penderita
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,
pekerjaan, alamat, status perkawinan, suku bangsa, nomor register,
tanggal masuk rumah sakit dan diagnosa medis.
2) Keluhan utama
Biasanya pasien datang dengan keluhan nyeri pada daerah
pinggang, urine lebih sedikit, hematuria, pernah mengeluarkan batu
saat berkemih, urine berwarana kuning keruh, sulit untuk berkemih,
dan nyeri saat berkemih.
3) Riwayat Penyakit Sekarang
Penurunan haluaran urin atau BAK sedikit, kandung kemih
penuh dan rasa terbakar, dorongan berkemih, mual/muntah, nyeri
abdomen, nyeri panggul, kolik ginjal, kolik uretra, nyeri waktu
kencing dan demam.
4) Riwayat Kesehatan Dahulu
Riwayat adanya ISK kronis, obstruksi sebelumnya, riwayat
kolik renal atau bladder tanpa batu yang keluar, riwayat trauma
saluran kemih.
5) Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat adanya ISK kronik, dan penyakit atau kelainan
ginjal lainnya.
6) Riwayat Kesehatan Lingkungan
Daerah atau tempat tinggal yang asupan airnya banyak
mengandung kapur, perlu dikaji juga daerah tempat tinggal dekat
dengan sumber polusi atau tidak.
7) Pengkajian Kebutuhan Dasar
a. Kebutuhan Oksigenasi
Perkembangan dada dan frekuensi pernapasan pasien
teratur saat inspirasi dan ekspirasi dan tidak ada penggunaan
otot bantu pernapasan.
b. Kebutuhan Nutrisi dan Cairan
Kaji adanya mual, muntah, nyeri tekan abdomen, diet
tinggi purin, kalsium oksalat atau fosfat, atau ketidakcukupan
pemasukan cairan, tidak cukup minum, terjadi distensi
abdomen, penurunan bising usus.
c. Kebutuhan Eliminasi
Kaji adanya riwayat ISK kronis, obstruksi
sebelumnya (kalkulus). Penuruna2n haluaran urin, kandung
kemih penuh, rasa terbakar saat buang air kecil. Keinginan
dorongan ingin berkemih terus, oliguria, hematuria, piuri atau
perubahan pola berkemih.
d. Kebutuhan Aktivitas dan Latihan
Kaji tentang pekerjaan yang monoton, lingkungan
pekerjaan apakah pasien terpapar suhu tinggi, keterbatasan
aktivitas misalnya karena penyakit yang kronis atau adanya
cedera pada medulla spinalis.
e. Kebutuhan Istirahat dan Tidur
Kesulitan tidur karena mungkin terdapat nyeri, cemas
akan hospitalisasi.
f. Kebutuhan Persepsi dan Sensori
Perkembangan kognitif klien dengan kejadian di luar
penampilan luar mereka.
g. Kebutuhan Kenyamanan
Kaji episode akut nyeri berat, nyeri kolik, lokasi
tergantung pada lokasi batu misalnya pada panggul di regio
sudut costovertebral dapat menyebar ke punggung, abdomen
dan turun ke lipat paha genetalia, nyeri dangkal konstan
menunjukkan kalkulus ada di pelvis atau kalkulus ginjal,
nyeri yang khas adalah nyeri akut tidak hilang dengan posisi
atau tindakan lain, nyeri tekan pada area ginjal pada palpasi.
h. Kebutuhan Informasi
Pengetahuan pasien dan keluarga tentang diet pada
vesikolitiasis serta proses penyakit dan penatalakasanaan.

3. Pengkajian Fisik
1) Status kesehatan umum
Meliputi keadaan penderita, kesadaran, suara bicara, tinggi
badan, berat badan dan tanda-tanda vital.
2) Pemeriksaan Mata
Pemeriksaan edema periorbital dan konjungtiva apakah
anemis.
3) Pemeriksaan Hidung
Adanya pernapasan cuping hidung jika klien sesak napas.
4) Pemeriksaan Gigi dan Mulut
Kebersihan gigi, pertumbuhan gigi, jumlah gigi yang tanggal,
mukosa bibir biasanya kering, pucat.
5) Pemeriksaan Leher
Adanya distensi vena jugularis karena edema seluruh tubuh
dan peningkatann kerja jantung.
6) Pemeriksaan Jantung
Mungkin ditemukan adanya bunyi jantung abnormal,
kardiomegali.
7) Pemeriksaan Paru pengembangan ekspansi paru sama atau tidak.
Suara napas abnormal
8) Pemeriksaan Abdomen
Adanya nyeri kolik menyebabkan pasien terlihat mual dan
muntah. Palpasi ginjal dilakukan untuk mengidentifikasi massa, pada
beberapa kasus dapat teraba ginjal pada sisi sakit akibat
hidronefrosis.
9) Pemeriksaan Genitalia
Pada pola eliminasi urine terjadi perubahan akibat adanya
hematuri, retensi urine, dan sering miksi.

C. Masalah Keperawatan yang Muncul Sesuai dengan Gangguan Kebutuhan


Dasar
Data Etiologi Masalah
Ds.  peningkatan Nyeri akut
 Pasien mengeluh nyeri frekuensi atau
 Pasien mengatakan nyeri dorongan kontraksi
seperti ditusuk-tusuk uroteral
Do.  trauma jaringan,
 Pasien tampak meringis pembentukan edema,
 Pasien tampak dan
memegang abdomen  iskemia seluler.
bagian bawah
 Pasien tampak gelisah
Ds.  stimluasi kandung Retensi urine
 Pasien mengatakan kemih oleh batu,
sering bolak-balik wc  iritasi ginjal atau
Do. uretra,
 Urine tampak kuning  inflamasi atau
keruh obstruksi mekanis
 Kandung kemih tidak
teraba
Ds.  prognosis Ansietas
 Pasien mengatakan takut pembedahan,
untuk dioprasi  tindakan infasi
 pasien khawatir dengan diagnostik.
penyakitnya
Do.
 Pasien tampak gelisah
 Pasien tampak tegang
 Pasien tampak cemas
Ds. kurangnya informasi Defisit
 Pasien mengatakan tidak tentang proses penyakit. pengetahuan
tahu tentang penyakitnya
 Pasien mengatakan
kurang bisa mencari
informasi tentang
penyakitnya
Do.
 Pasien tidak mampu
menjawab tentang
penyakitnya

Diagnosa keperawatan yang muncul untuk penderita batu saluran kemih


adalah:
1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan frekuensi atau dorongan
kontraksi uroteral, trauma jaringan, pembentukan edema, dan iskemia
seluler.
2. Retensi urin berhubungan dengan stimluasi kandung kemih oleh batu, iritasi
ginjal atau uretra, inflamasi atau obstruksi mekanis.
3. Ansietas berhubungan dengan prognosis pembedahan, tindakan infasi
diagnostik.
4. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
proses penyakit.

D. Intervensi
Diagnosa Tujuan Intervensi
Nyeri akut Kriteria hasil: 1. Identifikasi skala nyeri
berhubungan dengan 1. Nyeri berkurang 2. Berikan Teknik
peningkatan frekuensi 2. Mampu mengontrol nonfarmakologis untuk
atau dorongan nyeri mengurangi rasa nyeri
kontraksi uroteral, 3. Keluhan tidak 3. Kolaborasi dengan
trauma jaringan, nyaman menurun pemberian analgesik
pembentukan edema, 4. Periksa tanda dan gejala
dan iskemia seluler. terjadinya efek samping
obat
Retensi urin Kriteria hasil: 1. Identifikasi tanda dan
berhubungan dengan 1. Bau, jumlah dan gejala reterensi atau
stimluasi kandung kemih warna urine dalam inkontinensia urine
oleh batu, iritasi ginjal rentang yang 2. Monitor eliminasi urine
atau uretra, inflamasi diharapkan 3. Kolaborasi obat
atau obstruksi mekanis. 2. Distensi kandung supositoria uretra
kemih menurun
Ansietas berhubungan Kriteria hasil: 1. Identifikasi saat tingkat
dengan prognosis 1. Vital sign dalam ansietas berbubah
pembedahan, tindakan batas norman 2. Temani pasien untuk
infasi diagnostik. 2. Gelisah menurun mengurangi kecemasan
3. Khawatir akibat 3. Motivasi mengidentifikasi
kondisi yang situasi memicu kecemasan
dihadapi menurun 4. Informasikan secara
faktual mengenai
diagnosis, pengobatan, dan
prognosis
Defisit pengetahuan Kriteria hasil: 1. Identifikasi kesiapan dan
berhubungan dengan 1. Pasien menyatakan kemampuan menerima
kurangnya informasi pemahaman tentang informasi
tentang proses penyakit. penyakit, kondisi, 2. Jelaskan tujuan dan
prognosis dan manfaat tindakan yang
program pengobatan akan dilakukan
2. Pasien mampu 3. Anjurkan bertanya jika
menjelaskan ada sesuatu yang tidak
kembali apa yang dimengerti sebelum
dijelaskan tindakan dilakukan.
perawat/tim
kesehatan lainnya

Anda mungkin juga menyukai