Anda di halaman 1dari 26

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian dan pembahasan yang terdapat dalam penelitian ini berisi
gambaran ataupun deskripsi terkait dengan dampak yang diberikan oleh
Kelompok Tani Mulyo Raharjo kepada anggota petani di Dusun Candi III
Sardonoharjo Sleman. Penelitian ini membahas tentang peran kelompok tani
dalam meningkatkan pendapatan petani padi dan bertujuan untuk mengetahui cara
kelompok tani mengelola manajemen risiko yang sesuai dengan perspektif
ekonomi islam. Hasil penelitian ini dianalisis dengan melihat dampak dari peran
kelompok tani terhadap peningkatan pendapatan petani padi di lapangan serta
melihat manajemen risiko menurut perspektif ekonomi islam yang selanjutnya
akan dikembangkan untuk meningkatkan pendapatan dari para petani.

A. Gambaran Umum Kelompok Tani Mulyo Raharjo

1. Sejarah Kelompok Tani Mulyo Raharjo


Pada tanggal 13 April, nomor : 273/Kpts/OT.160/4/2007 menteri
pertanian membuat peraturan terkait pembinaan kelembagaan petani bahwa
makna dari kelompok tani yaitu suatu perkumpulan yang di dalamnya
terdapat adat istiadat terkait aturan pola berinteraksi sesama manusia atau
tempat berkumpulnya para petani, perkebunan, peternak yang didirikan atas
adanya keadaan lingkungan yang sama (sumber daya, sosial, dan ekonomi)
dan mengembangkan usaha anggotanya serta meningkatkan keakraban
dengan anggota lainnya. Kelompok tani tentu memiliki fungsi dalam
menjalankan tugasnya diantaranya yaitu sebagai wadah belajar dan
berorganisasi, kerjasama dan unit produksi.
Kelompok tani Mulyo Raharjo yang ada di Dusun Candi III
Sardonoharjo Sleman, merupakan kelompok tani yang mempunyai keinginan
dan tujuan untuk bekerjasama dengan para petani lain agar dapat membuat
perubahan pada perekonomian petani. Kelompok tani ini terbentuk atas

37
38

keinginan para petani agar mereka bisa lebih akrab dengan petani lain yang
akan memunculkan rasa untuk saling membantu (gotong-royong) dalam
mencapai kesuksesan secara bersama-sama, dan para petani juga bisa
memberikan pendapat atau keluhan yang dihadapinya pada saat diskusi dalam
perkumpulan tani sehingga anggota kelompok tani dapat membantu petani
dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya (Adiwarman, 2002).
Letak sekretariat kelompok tani Mulyo Raharjo berada di Dusun
Candi III Rt. 06 Rw. 07 Sardonoharjo Sleman Yogyakarta. Melalui
musyawarah bersama dalam pembentukan organisasi kelompok tani Mulyo
Raharjo bertempat di salah satu rumah warga di dusun Candi III dan para
anggota kelompok tani menyepakati pengurus yang terpilih. Hasil
musyawarah pembentukkan kelompok tani menyepakati ketua kelompok tani
Mulyo Raharjo yaitu bapak Mugiono, dengan jumlah anggota kelompok tani
Mulyo Raharjo berjumlah lebih dari 40 orang.
Pembentukkan kelompok tani Mulyo Raharjo dimulai dari bulan
Desember 2010 kemudian kelompok tani Mulyo Raharjo mengajukan
proposal kepada Dinas Pertanian terkait untuk pembentukan kelompok tani
pada bulan Januari 2011, namun untuk pengesahan dan pengukuhannya baru
disetujui oleh Dinas Pertanian pada bulan Maret. Berdirinya kelompok tani
Mulyo Raharjo ini banyak memberikan kontribusi terhadap usahatani
khususnya padi dalam hal pemberian bibit, proses pemasaran sehingga akan
memberikan dampak yang baik terhadap peningkatan pendapatan petani.
Adanya kelompok tani ini diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi
para usahatani dalam menjalankan usahanya melalui berbagai kegiatan yang
direncanakan.

2. Visi dan Misi Kelompok Tani mulyo Raharjo Dusun Candi III
Visi : Mewujudkan usaha tani dan masyarakat yang sejahtera.

Misi :
39

1. Menciptakan usaha tani yang mampu dalam pengembangan ekonomi


masyarakat khususnya anggota kelompok tani Mulyo Raharjo Dusun
candi III.
2. Meningkatkan rasa persaudaraan antar anggota kelompok dengan petani
yang lain.
3. Memberikan pengetahuan kepada petani terkait pengelolaan lahan
pertanian yang baik.

3. Struktur Organisasi Kelompok Tani Mulyo Raharjo


Struktur organisasi kelompok tani Mulyo Raharjo, dibentuk untuk
mengarahkan suatu perkumpulan agar dapat menjalankan kerja sama,
sehingga program kelompok tani dapat direncanakan serta dijalankan dengan
baik. Kelompok tani memiliki beberapa pengurus yang menduduki struktur di
dalamnya, struktur organisasi dari Kelompok Tani Mulyo Raharjo dapat
dilihat di bawah ini :
Pelindung:
1. Bp. Harjuno Wiwoho, SE.
2. Bp. Suyud

Ketua:
1. Bp. Mugiyono
2. Bp. Warso
Sekretaris: Bendahara:
1. Bp. Suparno 1. Rutin
2. Bp. Andi P.W. 2. Bp. Ngadiyana

Seksi Humas: Seksi Pengendalian Seksi Usaha:


1. Bp. Sukar Hama dan Penyakit: 1. Bp. Dulsalim
2. Bp. Muhiran 1. Bp. Mardiyono 2. Bp. Abu Yamin
3. Bp. Sumaryanto 2. Bp. Bagiyo 3. Bp. Kasiyanto
3. Bp. Nuryanto

Seksi Transportasi: Seksi Perlengkapan:


1) Bp. Ratman 2) Bp. Suradi 1) Bp. Muh Sukardi 2) Bp. Sumarlam
3) Bp. Suratman 3) Bp. Hadiwiyono

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kelompok Tani Mulyo Raharjo


40

4. Profil Responden
Berdasarkan hasil survey yang dilaksanakan di dusun Candi III Desa
Sardonoharjo Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta, didapatkan responden
dalam penelitian ini yang merupakan anggota kelompok tani Mulyo Raharjo
sejumlah 20 orang dari total 49 anggota. Anggota kelompok tani Mulyo
Raharjo Candi III Desa Sardonoharjo Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman,
adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Daftar Nama Anggota Kelompok Tani Mulyo Raharjo Candi
III Desa Sardonoharjo Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman

No Nama Petani Jenis kelamin

1 Sandi Hartono Laki-laki

2 Marjono Laki-laki

3 Ngadiyono (R) Laki-laki

4 Kasiyanto Laki-laki

5 Dirjo Karyono Laki-laki

6 Suratman Laki-laki

7 Murtijo Laki-laki

8 Suradi Laki-laki

9 Slamet Minggir Laki-laki

10 Sugiyanto Laki-laki

11 Subagio Laki-laki

12 Jumiyo Laki-laki

13 Sukardi Laki-laki
41

14 Sumari Laki-laki

15 Sumarlam Laki-laki

16 Saryono Laki-laki

17 Hadi Wiyono Laki-laki

18 Sarjono Laki-laki

19 Muhiran Laki-laki

20 Mardiyono Laki-laki

21 Hardi Wiyono Laki-laki

22 Pawiro Wiharjo Laki-laki

23 Warso Utomo Laki-laki

24 Dwijo Sukardi Laki-laki

25 Warso Laki-laki

26 Rutini Perempuan

27 Ngadiyono (L) Laki-laki

28 Rateman Laki-laki

29 Kasiyem Perempuan

30 Masidi Laki-laki

31 Jumini Perempuan

32 Sujatinah Perempuan

33 Partini Perempuan

34 Rejo Utomo Laki-laki

35 Ratijo Laki-laki
42

36 Adi Utomo Laki-laki

37 Suparno Laki-laki

38 Wiro Diharjo Laki-laki

39 Adi Milah Laki-laki

40 Mugiono Laki-laki

41 Muh Sukardi Laki-laki

42 Abu Yamin Laki-laki

43 Asanto Laki-laki

44 Rejo/Situr Laki-laki

45 Sum/A’an Perempuan

46 Suparno W Laki-laki

47 Asnam Laki-laki

48 Arjo Tugimin Laki-laki

49 Muji Raharjo Laki-laki

Sumber : Data Kelompok Tani Mulyo Raharjo

6 (12%)

Perempuan
Laki-laki

43 (88%)

Gambar 4.2 Distribusi karakteristik responden berdasarkan jenis


kelamin.
43

Berdasarkan gambar 4.2 dapat dilihat bahwa seluruh anggota kelompok


tani Mulyo Raharjo berjumlah 49 orang. Sebesar 88% anggota kelompok tani
Mulyo Raharjo berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah 43 orang dari jumlah
seluruh anggota kelompok tani. Dan sebesar 12% anggota kelompok tani
Mulyo Raharjo berjenis kelamin perempuan dengan jumlah 6 orang dari
jumlah seluruh anggota kelompok tani sebanyak 49 orang.

B. HASIL PENELITIAN
1. Peran Kelompok Tani Mulyo Raharjo Kabupaten Sleman

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Mugiono yang merupakan


ketua Kelompok Tani Mulyo Raharjo beserta anggota kelompok tani diketahui
bahwa, kelompok tani banyak berperan dalam pengembangan usaha tani di
desa ini. Kelompok tani di Dusun candi III ini memiliki beberapa kegiatan dan
fungsi dalam pembangunan usaha tani di desa. Adapun peran kelompok tani
Mulyo Raharjo Dusun Candi III Sardonoharjo Ngaglik Sleman adalah sebagai
berikut:

1) Kelompok tani merupakan wadah musyawarah atau aspirasi bagi petani,


dimana kelompok dapat membantu petani dalam mencari jalan keluar atas
persoalan yang dihadapi sehingga dapat menyelesaikan masalah secara baik
melalui musyawarah.
2) Kelompok tani juga berperan dalam meningkatkan pendapatan petani
melalui kegiatan pemberdayaan ekonomi, seperti meningkatkan
pengetahuan, tumbuh dan kembangnya kemandirian dalam berusaha tani
serta keterampilan dan sikap sehingga pendapatan akan bertambah, dapat
meningkatkan produktivitas, dan menuju kehidupan yang lebih sejahtera.
3) Kelompok tani berperan sebagai tempat berkembangnya keterampilan,
pengetahuan, serta kegotong royongan berusaha tani pada anggotanya (unit
produksi), usaha tani dilaksanakan secara keseluruhan harus dipandang satu
kesatuan usaha yang dapat dikembangkan untuk mencapai skala ekonomi,
baik dari segi kuantitas, kualitas maupun kontinuitas.
44

2. Peran Kelompok Tani dalam Pengelolaan Manajemen Risiko


Kelompok tani Mulyo Raharjo memiliki beberapa cara untuk mengatasi dan
mencegah adanya manajemen risiko pertanian. Beberapa cara kelompok tani
dan anggota tani dalam manajemen risiko pertanian :
a. Petani dan kelompok tani mengenali terlebih dahulu risiko apa saja yang
akan terjadi mulai dari pengolahan lahan, penanaman hingga panen,
misalnya risiko akibat sulitnya pengairan di musim kemarau saat ini dan
adanya hama.
b. Selanjutnya jika petani dan kelompok mengetahui masalah yang akan terjadi
maka petani dan kelompok tani mempertimbangkan bagaimana cara agar
harga jual hasil panen yang terkena hama atau hasil panen yang diakibatkan
oleh sulitnya pengairan menjadi stabil saat di jual.
c. Tahapan terakhir yang dilakukan petani dan kelompok tani dalam mengatasi
risiko pertanian yaitu mengetahui cara untuk mengendalikan risiko tersebut
agar tidak terjadi lagi di kemudian hari, misalnya kelompok tani dan
anggota petani membuat suatu inovasi yaitu dengan membuat obat dari
pupuk kompos dalam mengendalikan hama tikus dengan menggunakan
rendaman pete atau jengkol.
3. Peran Kelompok Tani Mulyo Raharjo dalam Meningkatkan Pendapatan
Petani
Berdasarkan hasil wawancara dan pengambilan data secara langsung
kepada para petani dalam kelompok tani Mulyo Raharjo Dusun Candi III
Sardonoharjo Ngaglik Sleman, didapatkan beberapa informasi mengenai
kegiatan-kegiatan kelompok tani di dusun tersebut yang berperan penting
dalam peningkatan pendapatan petani diantaranya adalah:
a. Pertemuan Rutin Kelompok Tani Mulyo Raharjo.
Pertemuan rutin kelompok tani Mulyo Raharjo ini merupakan
media komunikasi antar anggota, dimana kelompok tani Mulyo Raharjo
Dusun Candi III Sardonoharjo Ngaglik Sleman memiliki kegiatan rutin
setiap satu bulan sekali, tepatnya setiap Senin Pahing. Pertemuan rutin ini
merupakan kegiatan berkelanjutan yang diadakan setiap bulan. Pihak-
45

pihak yang turut hadir dalam pertemuan rutin setiap bulan tersebut
meliputi ketua kelompok tani, pengurus dan anggota tani.
Agenda rutin pertemuan ini dihadiri kurang lebih 30-40 orang dan
sebagian petani yang tidak hadir dalam pertemuan tersebut dikarenakan
memiliki kesibukan lain. Pertemuan ini membahas seputar usahatani yang
bergabung dengan kelompok tani Mulyo Raharjo Dusun Candi III
Sardonoharjo Ngaglik Sleman misalnya diskusi mengenai usaha tani
kelompok, pengembangan kelompok, dan permasalahan bertani. Manfaat
dengan adanya pertemuan yang dilakukan sekali dalam sebulan dapat
mempererat hubungan silaturahmi sesama anggota, mendapatkan
pengetahuan baru mengenai cara perawatan padi, dan pengolahan tanah
agar tetap subur agar dapat menghasilkan panen yang baik. Pertemuan
kelompok ini menjadi wadah untuk saling bertukar pendapat dan informasi
mengenai usaha yang dilakukannya.
b. Pelatihan Anggota Kelompok Tani Mulyo Raharjo (Sebelum Sesudah
bergabung dengan kelompok).
Kelompok tani Mulyo Raharjo memiliki beberapa kegiatan
pelatihan bagi anggotanya, untuk meningkatkan kemampuan dan
pengetahuan para petani. Adapun perbandingan kegiatan petani sebelum
dan sesudah pembentukkan kelompok tani Mulyo Raharjo, dapat dilihat
pada tabel 4.2

Tabel 4.2 Perbandingan Kegiatan Petani Sebelum dan Sesudah


Pembentukkan Kelompok Tani Mulyo Raharjo Periode Ke-2
No Sebelum Sesudah
1 Tidak ada pelatihan apapun dalam Adanya pelatihan oleh
menjalankan pertanian secara kelompok tani Mulyo
benar dan mendapatkan hasil Raharjo bagaimana cara
panen yang berkualitas. bertanam yang benar agar
mendapatkan hasil yang
berkualitas.
46

2 Bertani dengan cara sendiri. Bertani dengan gotong-


royong atau saling
membantu jika ada petani
lain yang membutuhkan
pertolongan.
Sumber: anggota kelompok tani

Sebelum bergabung dengan kelompok tani tidak ada pelatihan


bagaimana menjadi petani yang mampu menjalankan pertanian secara baik
dan mendapatkan hasil panen yang berkualitas, para anggota bertani dengan
cara individu atau sendiri. Sesudah bergabung dengan kelompok tani adanya
pelatihan yang diadakan oleh kelompok tani Mulyo Raharjo Dusun Candi III
Sardonoharjo Ngaglik Sleman melalui Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL)
dan terjun langsung ke lapangan atau mempraktikan cara bertanam yang baik
agar menghasilkan panen yang berkualitas dan bagus.
Kelompok Tani Mulyo Raharjo terdapat kegiatan lain yang disepakati
oleh anggota yaitu kegiatan gotong-royong untuk saling membantu usaha
petani yang membutuhkan pertolongan. Sebelum adanya kelompok tani ini,
para petani belum memiliki kesepakatan untuk membuat program gotong-
royong dalam membantu petani lainnya sehingga pembentukkan Kelompok
Tani Mulyo Raharjo ini menjadi jembatan untuk mempererat hubungan para
petani dan dapat saling membantu usaha tani yang mengalami kesulitan.
Tabel dibawah menunjukkan perbandingan jenis-jenis pelatihan yang
diselenggarakan sebelum dam sesudah terbentuknya kelompok Tani Mulyo
Raharjo :
47

Tabel 4.3 Perbandingan Jenis-Jenis Pelatihan Sebelum dan Sesudah


terbentuknya Kelompok Tani Mulyo Raharjo Periode Ke-2

NO Sebelum Sesudah
1 Adanya mekanisme penanaman yang
baik
2 Tidak ada jenis Adanya pelatihan tentang pertanian
3 pelatihan Adanya pelatihan sambung samping
dan sambung pucuk
4 Pelatihan pembuatan pupuk kompos.
5 Pelatihan jajar legowo yang tepat
pada masing-masing jarak tanam

Sumber: anggota kelompok tani

Sebelum menjadi anggota kelompok tani tidak ada jenis pelatihan


apapun, sehingga petani tidak memiliki pengetahuan yang memadai. Setelah
menjadi anggota kelompok tani terdapat pelatihan yang diberikan kelompok
tani Mulyo Raharjo Dusun Candi III Sardonoharjo Ngaglik Sleman kepada
anggotanya seperti pelatihan tentang pertanian, pelatihan mekanisme
penanaman dengan baik, pelatihan sambung samping dan sambung pucuk,
pelatihan pembuatan pupuk kompos, dan pelatihan jajar legowo yang tepat
pada masing-masing jarak tanam.
c. Jenis usaha lain yang dilakukan Kelompok Tani Mulyo Raharjo.
Jenis usaha anggota kelompok tani Mulyo Raharjo sebelum dan
sesudah menjadi anggota kelompok tani dapat dilihat dari jenis usaha pada
tabel 4.4 sebagai berikut:
48

Tabel 4.4 Jenis Usaha Anggota Kelompok Tani Mulyo Raharjo sebelum
dan sesudah menjadi anggota Kelompok Tani Periode Ke-2

No Sebelum Sesudah
1 Berdagang, menanam Para anggota usahanya menjadi
sayuran, menanam jagung, bertambah sesudah menjadi anggota
menanam singkong, kelompok tani Mulyo Raharjo. Usaha
menanam buah-buahan. yang dilakukaan tidak hanya menanam
sayuran, menanam jagung, menanam
singkong, menanam buah-buahan.
Tetapi mereka juga membuat pupuk
kompos, dan mensewakan lahan, serta
teknik sambung pucuk dan sambung
samping.
Sumber: anngota kelompok tani

Sebelum menjadi anggota kelompok tani Mulyo Raharjo usaha para petani
sebagian adalah berdagang, menanam sayuran, menanam jagung, menanam
singkong, menanam buah-buahan. Tetapi mereka juga membuat pupuk
kompos, menanam padi, menanam buah-buahan serta teknik sambung pucuk
dan sambung samping. Sesudah bergabung menjadi anggota kelompok tani
penghasilannya bertambah melalui beberapa usaha yang lebih beragam.
Usaha yang dijalankan tidak hanya menanam sayuran, menanam jagung,
menanam singkong, menanam buah-buahan dan menjadi tenaga pengajar saja
tetapi mereka juga membuat pupuk kompos, teknik sambung pucuk dan
sambung samping.

d. Peminjaman Sarana Prasarana Pertanian di Kelompok Tani Mulyo


Raharjo.
Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua kelompok tani dan para
anggotanya, diketahui bahwa kelompok tani Mulyo Raharjo memberikan
49

bantuan kepada petani berupa sarana dan prasarana dalam bertani. Proses
peminjaman sarana dan prasarana ini memiliki beberapa ketentuan yakni
dengan membayar iuran peminjaman alat sebesar Rp. 20.000/hari. Adapun
sarana dan prasarana yang disediakan kelompok tani Mulyo Raharjo
diantaranya : mesin tanam, traktor, kultifator, pompa air, hand sprayer,
selang pengairan dan gerobak dorong.

4. Peningkatan Pendapatan Petani dalam Kelompok Tani Mulyo Raharjo


Untuk memperoleh beberapa data dan informasi pendapatan petani dalam
kelompok tani Mulyo Raharjo, peneliti melakukan proses wawancara dengan
para anggota kelompok tani. Adapun beberapa informasi pendapatan petani
sebelum dan sesudah mengikuti kelompok tani Mulyo Raharjo adalah sebagai
berikut :

a. Sumber Modal Anggota Kelompok Tani Mulyo Raharjo Dusun Candi III
Sardonoharjo Ngaglik Sleman.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, modal yang
digunakan untuk proses penanaman yang akan datang diperoleh dari
simpanan hasil panen sebelumnya. Namun, jika simpanan tersebut tidak
mencukupi karena telah dialokasikan untuk kebutuhan lainnya, maka
petani melakukan peminjaman kepada orang lain (tetangga atau saudara).
Setelah dibentuknya kelompok tani Mulyo Raharjo, sumber modal juga
dapat diperoleh melalui proses peminjaman kepada pihak kelompok tani
yang akan diteruskan kepada pihak Gabungan Kelompok Tani
(GAPOKTAN), dengan mengajukan proposal 3 bulan sebelum pencairan
dana. Namun sejauh ini petani belum pernah meminjam kepada
kelompok tani dikarenakan prosesnya yang susah dan terdapat bunga
pinjaman sebesar 0,8%.
Sejauh ini jika petani kekurangan modal belum pernah meminjam
ke bank karena dikhawatirkan dalam pengembalian petani tidak bisa
membayarnya dengan bunga yang telah ditentukan. Kebanyakan petani
50

Mulyo Raharjo jika kekurangan modal mereka lebih memilih meminjam


kepada tetangga atau saudara, sehingga dalam hal ini modal petani
diperoleh secara halal dan thayyib. Sumber modal petani sebelum dan
sesudah menjadi anggota kelompok tani sebagai berikut :

Tabel 4.5 Sumber modal petani sebelum dan sesudah menjadi anggota
kelompok tani Tani Mulyo Raharjo Periode Ke-2 adalah sebagai berikut :
No Modal sebelum Modal sesudah

1 Modal yang dikeluarkan Modal yang dikeluarkan


merupakan modal pribadi. merupakan modal pribadi. Jika
Jika kekurangan modal kekurangan modal maka dapat
maka peminjaman dilakukan melakukan pinjaman kepada
dengan pihak-pihak yang saudara dan tetangga. Jika tidak
ingin meminjamkan modal. mendapatkan pinjaman dari saudara
dan tetangga petani bisa meminta
bantuan kepada kelompok tani
Mulyo Raharjo.

Sumber: bapak Mugiono ketua kelompok tani

b. Pendapatan Anggota Kelompok Tani Mulyo Raharjo Dusun Candi III


Sardonoharjo Ngaglik Sleman.
Pendapatan Anggota Kelompok Tani Mulyo Raharjo dianalisis
berdasarkan beberapa data yang diperoleh dari hasil wawancara,
diantaranya data modal usaha dan biaya operasional, data perhitungan
pendapatan serta keuntungan dari hasil pertanian petani sawah. Berikut
adalah uraian data hasil wawancara yang diperoleh :

1. Modal Usaha dan Biaya Operasional atau Upah Kerja. Rincian modal
usaha dan biaya operasional atau upah kerja pada tabel 4.6 :
51

Tabel 4.6 Modal Usaha Tani Padi Sawah jika Luas Lahan 1000m2
No Modal Jumlah (Rp)
1 Benih Padi Rp 24.000
2 Pupuk Kandang Rp 100.000
3 Pupuk Urea Rp 30.000
4 Pupuk SP 36 Rp 96.000
5 Pupuk NPK Phonska Rp 50.000
6 Petroganik Rp 18.750
7 Pestisida / Insektisida 0,5L Rp 75.000
Jumlah Modal Rp 393.750
Sumber : kelompok tani

Tabel 4.7 Biaya Operasional Usaha Tani Padi Sawah jika Luas Lahan1000m2
No Biaya Operasional / Upah Jumlah (Rp)
kerja
1 Pengelohan lahan 3 orang atau Rp 150.000
borongan
2 Pencabutan bibit + Rp 100.000
Penanaman
3 Penyiangan + pemupukan I Rp 100.000
4 Penyiangan + pemupukan II Rp 100.000
5 Penyemprotan Rp 100.000
6 Panen dan pasca panen Rp 150.000
7 Biaya Pengeringan Rp 150.000
Jumlah Modal Rp 850.000
Sumber : kelompok tani
Berdasarkan tabel diatas, total seluruh pengeluaran petani padi
untuk luas lahan per 1000 m2 adalah Rp 1.243.750.- yang berasal dari
total penjumlahan modal usaha dan biaya operasional atau upah kerja
( Rp 393.750 + Rp 850.000 = Rp 1.243.750.-).
52

2. Perhitungan Pendapatan Petani Padi Sawah.


Hasil panen gabah di lahan 1000m2 adalah sebanyak 7,5 kwintal
dengan penyusutan proses pengeringan 18%. Sehingga, berat panen
menjadi 6,15 kwintal dengan harga 1 kg dari jumlah 6 Gabah Kering
Panen sebesar Rp 5.500, maka hasil yang diperoleh adalah 615 kg x
5.500 = Rp 3.382.500.

3. Perhitungan Keuntungan Petani Padi Sawah.


Keuntungan dapat diketahui melalui perhitungan dari selisih
antara pendapatan dan biaya pengeluaran (Pendapatan – Biaya
Pengeluaran) = Rp 3.382.500 - Rp 1.243.750 = Rp 2.138.750.

Setelah memperoleh data pengeluaran, pendapatan dan


2
keuntungan petani padi sawah per 1000m , peneliti juga melakukan
penggalian data pendapatan petani sebelum dan sesudah mengikuti
kegiatan kelompok tani Mulyo Raharjo yang dapat dilihat pada tabel
4.8

Tabel 4.8 Pendapatan Petani Padi Sawah Sebelum Dan Setelah Bergabung
Dengan Kelompok Tani Mulyo Raharjo Pada Bulan Mei 2019 Periode Ke-2

No Nama Petani Luas Keuntungan dari Pendapatan


Tanam
Sebelum Sesudah
(Ha)

1 Sandi Hartono 0,50 Rp. 10.693.750 Rp. 11.193.750

2 Marjono 0,20 Rp. 4.277.500 Rp. 4.777.500

3 Ngadiyono (R) 0,30 Rp. 6.416.250 Rp. 6.915.250

4 Kasiyanto 0,10 Rp. 2.138.750 Rp. 2.638.750


53

5 Dirjo Karyono 0,20 Rp. 4.277.500 Rp. 4.777.500

6 Suratman 0,50 Rp. 10.693.750 Rp. 11.193.750

7 Murtijo 0,50 Rp. 10.693.750 Rp. 11.193.750

8 Suradi 0,20 Rp. 4.277.500 Rp. 4.777.500

9 Slamet 0,30 Rp. 6.416.250 Rp. 6.915.250


Minggir

10 Sugiyanto 0,50 Rp. 10.693.750 Rp. 11.193.750

11 Subagio 0,20 Rp. 4.277.500 Rp. 4.777.500

12 Jumiyo 0,20 Rp. 4.277.500 Rp. 4.777.500

13 Sukardi 0,40 Rp. 8.555.000 Rp. 9.055.000

14 Sumari 0,50 Rp. 10.693.750 Rp. 11.193.750

15 Sumarlam 0,20 Rp. 4.277.500 Rp. 4.777.500

16 Saryono 0,20 Rp. 4.277.500 Rp. 4.777.500

17 Hadi Wiyono 0,40 Rp. 8.555.000 Rp. 9.055.000

18 Sarjono 0,10 Rp. 2.138.750 Rp. 2.638.750

19 Muhiran 0,50 Rp. 10.693.750 Rp. 11.193.750

20 Mardiyono 0,60 Rp. 12.832.500 Rp. 13.332.500

21 Hardi Wiyono 0,40 Rp. 8.555.000 Rp. 9.055.000

22 Pawiro 0,20 Rp. 4.277.500 Rp. 4.777.500


Wiharjo

23 Warso Utomo 0,30 Rp. 6.416.250 Rp. 6.915.250

24 Dwijo Sukardi 0,30 Rp. 6.416.250 Rp. 6.915.250


54

25 Warso 0,10 Rp. 2.138.750 Rp. 2.638.750

26 Rutini 0,40 Rp. 8.555.000 Rp. 9.055.000

27 Ngadiyono (L) 0,15 Rp. 3.208.125 Rp. 3.708.125

28 Rateman 0,30 Rp. 6.416.250 Rp. 6.915.250

29 Kasiyem 0,10 Rp. 2.138.750 Rp. 2.638.750

30 Masidi 0,50 Rp. 10.693.750 Rp. 11.193.750

31 Jumini 0,10 Rp. 2.138.750 Rp. 2.638.750

32 Sujatinah 0,10 Rp. 2.138.750 Rp. 2.638.750

33 Partini 0,40 Rp. 8.555.000 Rp. 9.055.000

34 Rejo Utomo 0,10 Rp. 2.138.750 Rp. 2.638.750

35 Ratijo 0,30 Rp. 6.416.250 Rp. 6.915.250

36 Adi Utomo 0,20 Rp. 4.277.500 Rp. 4.777.500

37 Suparno 0,10 Rp. 2.138.750 Rp. 2.638.750

38 Wiro Diharjo 0,10 Rp. 2.138.750 Rp. 2.638.750

39 Adi Milah 0,10 Rp. 2.138.750 Rp. 2.638.750

40 Mugiono 0,30 Rp. 6.416.250 Rp. 6.915.250

41 Muh Sukardi 0,30 Rp. 6.416.250 Rp. 6.915.250

42 Abu Yamin 0,30 Rp. 6.416.250 Rp. 6.915.250

43 Asanto 0,20 Rp. 4.277.500 Rp. 4.777.500

44 Rejo/Situr 0,10 Rp. 2.138.750 Rp. 2.638.750

45 Sum/A’an 0,15 Rp. 3.208.125 Rp. 3.708.125

46 Suparno W 0,20 Rp. 4.277.500 Rp. 4.777.500


55

47 Asnam 0,10 Rp. 2.138.750 Rp. 2.638.750

48 Arjo Tugimin 0,20 Rp. 4.277.500 Rp. 4.777.500

49 Muji Raharjo 0,20 Rp. 4.277.500 Rp. 4.777.500

Sumber : Data Kelompok Tani Mulyo Raharjo dan anggota tani

Tabel diatas menunjukkan pendapatan bersih petani padi setelah


dikurangi biaya dan modal dalam satu kali panen (kurang lebih 3 bulan)
sebelum menjadi anggota kelompok tani dan setelah bergabung dengan
kelompok tani Mulyo Raharjo Dusun Candi III Sardonoharjo Ngaglik Sleman.
Setelah bergabung dengan kelompok tani rata-rata pendapatan petani
mengalami peningkatan sebesar Rp. 500.000 hal ini sesuai dengan hasil
wawancara yang sudah dilakukan. Selain dari lahan yang dimiliki, petani
memiliki tambahan pendapatan dari pengerjaan lahan orang lain dengan akad
mudharabah dan keuntungan yang didapat berdasarkan kesepakatan bersama.

C. PEMBAHASAN

1. Peran Kelompok Tani Dalam Manajemen Risiko

Risiko yang dihadapi dan manajemen risiko yang dilakukan oleh


kelompok tani dari awal tanam hingga paska penen sebagai berikut :

a. Bantuan Sumber Modal Kelompok Tani Kepada Petani


Peran kelompok tani dalam manajemen risiko perspektif ekonomi islam
yaitu dimana kelompok tani Mulyo Raharjo terdapat asuransi jika petani
mengalami kegagalan panen yang berupa dana sosial dari kas kelompok atau
uang yang diperoleh dari hasil sewa peralatan, sedangkan dari pemerintah
berupa pupuk dan benih tanaman. Jika petani kekurangan modal dalam
bertani kelompok juga memberikan bantuan pinjaman modal dengan
membuat pengajuan proposal kepada GAPOKTAN tiga bulan sebelum
pencairan dana. Sejauh ini para anggota petani Mulyo Raharjo tidak pernah
meminjam kepada bank ataupun GAPOKTAN untuk modal usaha tani,
56

dikarenakan petani tidak memiliki jaminan yang cukup untuk pengembalian


pinjaman kepada bank dan jika petani meminjam modal di GAPOKTAN
terdapat proses yang cukup lama. Sehingga petani jika kekurangan modal
mereka lebih memilih meminjam kepada tetangga atau saudara yang memiliki
modal lebih.
b. Awal penanaman yaitu harga bibit yang naik. Kelompok tani menyediakan
persediaan bibit lebih murah dibandingkan dipasaran karena kelompok
mendapatkan bantuan dari pemerintah, sehingga petani mendapatkan harga
bibit yang sangat terjangkau.
c. Risiko pada proses penanaman sulitnya pengairan ke sawah petani.
Kelompok tani mengantisipasi kekeringan lahan dengan cara membuat sumur
dan pompa air di lahan petani yang jauh dari sumber air.
d. Pada saat panen terdapat gangguan hama seperti adanya wereng, tikus dan
burung. Kelompok tani tani dalam hal ini membuat obat dari pupuk kompos
dalam mengendalikan hama tikus dengan menggunakan rendaman pete atau
jengkol serta penanaman bersama.
e. Risiko pasca panen petani yaitu rendahnya harga jual. Kelompok tani
mengantisipasi harga jual dengan menekan modal pengeluaran saat proses
penanaman salah satunya dengan adanya peminjaman alat yang lebih murah
dan pupuk yang lebih murah yang disediakan oleh kelompok tani.

Secara umum tahapan manajemen risiko dalam jurnal (Ulum, 2016) yang dapat
diterapkan oleh kelompok tani Mulyo Raharjo sebagai berikut :

1. Perencanaan (Planning) yaitu kelompok tani Mulyo Raharjo


mengidentifikasi masalah atau risiko yang mungkin terjadi oleh petani
padi dan kelompok membuat perencanaan tahapan untuk mengatasi
permasalahan tersebut agar tidak terjadi dikemudian hari.
2. Pengorganisasian (Organizing) dimana kelompok tani bekerjasama dengan
PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) serta petani dalam melakukan
permasalahan yang dihadapi.
57

3. Pengarahan (Actuating/Directing) yaitu kelompok tani memberikan


masukan kepada petani untuk bergotong-royong dalam melakukan
pembersihan saluran irigasi.
4. Pengawasan (Controlling) yaitu kelompok tani mencari tau apakah
tahapan yang sudah diberikan kepada petani berjalan sesuai dengan yang
diharapkan.
2. Peran Kelompok Tani Dalam Manajemen Risiko Perspektif Ekonomi
Islam
Manajemen risiko perspektif islam dapat diambil dari kisah yusuf yang
menjelaskan mimpi dari seorang raja pada zaman itu yang terdapat dalam Q.S
Yusuf ayat 43 :

ٍ ‫ت سما ٍن يأْكله َّن سبْع عجاف وسبْع س ْنبال‬


ٍ ‫ت خضْ ٍر وأخر يابسا‬
ۖ‫ت‬ ٍ ‫وقال ْالملك إنِّي أر ٰى سبْع بقرا‬

‫يا أيها ْالمَل أ ْفتوني في ر ْؤياي إ ْن ك ْنت ْم للر ْؤيا تعْبرون‬

“berkata (kepada orang-orang terkemuka dari kaumnya): ‘Sesungguhnya


aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk dimakan
oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus, dan tujuh butir (gandum) yang
hijau dan tujuh butir lainnya yang kering. Hai orang-orang yang terkemuka,
terangkanlah kepadaku tentang ta’bir mimpiku itu jika kamu dapat
mena’birkan mimpi.” (QS. Yusuf :43) :
Menurut ayat al-Qur’an dalam Surat Yusuf ayat 47 – 49, Nabi Yusuf
memberikan gambaran tentang manajemen atau pengelolaan risiko dapat
dilakukan dengan melakukan perencanaan dan kepemimpinan yang baik
dalam mengorganisir penyelesaian permasalahan (Sulistyo & Fauzan, 2014).
a. Perencanaan
Kelompok tani Mulyo Raharjo melalukan sebuah perencanaan sebelum
proses penanaman, perencanaan yang dilakukan yaitu dengan
mengidentifikasi kebutuhan dan risiko yang mungkin terjadi hal ini
dilakukan untuk meminimalisir terjadinya kerugian. Contoh perencanaan
yang dilakukan adalah melihat faktor luar seperti cuaca, dan ketersediaan
bibit dan pupuk, serta menghitung modal pengeluaran.
58

b. Kepemimpinan
Kelompok tani memiliki seorang pemimpin yang bertugas untuk
mengorganisir berbagai kegiatan petani untuk menunjang kebutuhan petani.
Contoh kepemimpinan yang dilakukan adalah ketua kelompok tani Mulyo
Raharjo sebagai perantara antara petani dan GAPOKTAN (Gabungan
Kelompok Tani) dalam hal peminjaman sumber modal selain itu ketua
kelompok tani sebagai perantara antara pemerintah dengan petani untuk
penyaluran bibit & pupuk.

Adanya seorang pemimpin yang baik dalam kelompok tani dapat


mewujudkan visi dan misi kelompok tani untuk menunjang kesejahteraan
petani. Secara umum, manajemen dalam Islam adalah serangkaian kegiatan
atau usaha yang dijalankan untuk mencapai tujuan dengan melaksanakan
fungsi-fungsi manajemen tersebut yakni perencanaan, pengorganisasian,
pengimplementasian atau pengarahan, serta pengendalian dan pengawasan
(Saefullah & Sule, 2005).
Hanya Allah SWT yang stabil, tetap, abadi pasti, dan mutlak. Oleh karena
itu, ketika petani dan kelompok tani saling membantu atau saling berusaha
memenuhi segala hal dalam mengatasi risiko pertanian, dan mengatur semua
hal yang terkait dengan risiko pertanian mulai dari pengolahan lahan,
penanaman sampai panen agar tidak terjadi risiko yang diinginkan sejatinya itu
sedang memenuhi panggilan Allah SWT. Dengan demikian jelaslah, Islam
memberi isyarat untuk mengatur posisi risiko dengan sebaik-baiknya,
sebagaimana Rasul melakukan aktivitas dengan perhitungan yang sangat
matang dalam melakukan risk management (Supriyo, 2017).

3. Peran Kelompok Tani Mulyo Raharjo dalam Meningkatkan Pendapatan


Petani
a. Kegiatan kelompok tani Mulyo Raharjo
59

Peranan merupakan perilaku seseorang yang diinginkan oleh khalayak


umum. Sedangkan kelompok merupakan suatu perkumpulan yang di
dalamnya terdapat adat istiadat terkait aturan pola berinteraksi sesama
manusia. Pada tanggal 13 April nomor : 273/Kpts/OT.160/4/2007 menteri
pertanian membuat suatu peraturan pembinaan lembaga petani terkait
pengertian dari kelompok tani yaitu peternak, persatuan petani, kebersamaan
dan keeratan dalam meningkatkan dan mengembangkan usaha berkebun.
Tujuan kelompok tani yaitu untuk membantu petani dalam hal
mengembangkan usahanya dan meningkatkan pendapatan demi
keberlangsungan hidup keluarganya. Peran kelompok tani Mulyo Raharjo
dalam meningkatkan pendapatan petani padi yaitu dengan melalui program-
program yang sesuai dengan peraturan lembaga petani. Program-program
yang terdapat di kelompok tani Mulyo Raharjo diantaranya :
1) Pertemuan rutin
2) Penanaman serempak
3) Gotong-royong pembersihan irigasi
4) Pengolahan pupuk kandang menjadi pupuk kompas

Namun dari program-program yang ada di kelompok tani Mulyo Raharjo


terdapat program yang masih belum berjalan dengan baik. Program tersebut
yaitu terkait dengan pengolahan pupuk kandang menjadi pupuk kompas dan
faktor yang mengakibatkan tidak terealisasikan program ini dikarenakan
faktor biaya yang dikeluarkan tidak sedikit. Kelompok tani Mulyo Raharjo
yang ada di Dusun Candi III Sardonoharjo Sleman, merupakan kelompok tani
yang mempunyai keinginan dan tujuan untuk bekerjasama dengan para petani
lain agar dapat membuat perubahan pada perekonomian petani. Kelompok
tani ini terbentuk atas keinginan para petani agar mereka bisa lebih akrab
dengan petani lain yang akan memunculkan rasa untuk saling membantu
(gotong-royong) dalam mencapai kesuksesan secara bersama-sama, dan para
petani juga bisa memberikan pendapat atau keluhan yang dihadapinya pada
60

saat diskusi dalam perkumpulan tani sehingga anggota kelompok tani dapat
membantu petani dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
Tiga fungsi kelompok tani diantaranya yaitu sebagai wadah belajar,
berorganisasi, dan unit produksi. Kelompok tani sebagai belajar dan
beorganisasi yaitu tempat untuk petani meningkatkan sifat sosial lebih baik,
meningkatkan keterampilan, meningkatkan pengetahuan dan perkembangan
kemandirian berusaha tani sehingga akan meningkatkan produktivitas
usahatani dan pendapatan akan lebih meningkat serta kehidupan petani akan
lebih sejahtera. Sebagai wahana kerja sama fungsi kelompok tani yaitu
mempererat gotong-royong atau kerjasama sesama petani dan kelompok lain
yang akan memberikan dampak pada hasil usahatani yang lebih efisien, serta
dapat menangani ganguan, tantangan dan hambatan. Sedangkan fungsi
kelompok tani dari unit produksi usaha tani yaitu cara kelompok tani
melaksanakan kesatuan usaha dalam skala ekonomi agar dapat berkembang
baik dari kuantitas ataupun kualitas (Prasetia, Hasanuddin, & Viantimala,
2015).
b. Pendapatan petani Mulyo Raharjo Perspektif Islam
Sumber pendapatan petani di dusun Candi III Sardonoharjo diperoleh
dari beberapa sumber pendapatan diantaranya :
1) Upah yang diperoleh dari pengerjaan lahan orang lain
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan anggota kelompok
tani Mulyo Raharjo upah yang diberikan kepada petani berasal dari
kesepakatan kedua belah pihak. Upah yang diperoleh sesuai dengan beban
pekerjaan yang diberikan, menurut hasil wawancara upah yang diberikan
berada pada kisaran Rp. 50.000/setengah hari atau 5 jam kerja dan Rp.
100.000/hari atau 10 jam kerja. Petani merasa upah tersebut merupakan
upah yang layak dan sudah dapat memenuhi kebutuhan hidup. Hal ini telah
sesuai dengan ketentuan pendapatan menurut islam, dimana islam
mensyaratkan pemberian upah harus diberikan adil dan layak berdasarkan
beberapa hadist salah satunya Hadis Nabi SAW. “Berikanlah upah
kepada pekerja sebelum keringatnya kering, dan beritahukan ketentuan
61

upahnya terhadap apa yang dikerjakan” (HR. Baihaqi) (Herijanto &


Hafiz, 2016).
Hadist yang diriwayatkan oleh Abu Dzar bahwa Rasulullah Saw
bersabda: “Mereka (para budak) adalah saudaramu, Allah menempatkan
mereka di bawah asuhanmu. Sehingga barang siapa mempunyai saudara
di bawah asuhannya maka harus diberinya makan seperti apa yang
dimakannya sendiri dan memberi pakaian seperti apa yang dipakainya
sendiri dan tidak membebankan pada mereka dengan tugas yang sangat
berat, dan jika kamu membebankannya dengan tugas seperti itu, maka
hendaklah membantu mereka mengerjakannya.” (HR. Muslim) (Herijanto
& Hafiz, 2016).
Kesepakatan melalui lisan antara pemberi dan penerima upah
terjadi secara tidak langsung, hal ini ditunjukkan oleh persetujuan pekerja
yang menyetujui pekerjaan yang diberikan dengan upah yang telah
ditetapkan. Menurut hasil wawancara nominal upah yang diberikan kepada
tenaga kerja sepenuhnya menjadi kewenangan pemilik lahan atau pemberi
pekerjaan. Disamping itu beberapa pemberi pekerjaan memberikan
tambahan upah dalam bentuk uang atau hasil panen kepada pekerja.
2) Bagi hasil secara Mudharabah
Selain itu kesepakatan bagi hasil secara Mudharabah juga telah
memenuhi persyaratan secara islam yakni adanya kesepakatan kedua belah
pihak atau ijab dan qobul serta adanya Profit-loss sharing berarti
keuntungan dan atau kerugian yang mungkin timbul dari kegiatan
ekonomi/bisnis ditanggung bersama-sama. Dalam atribut nisbah bagi hasil
tidak terdapat suatu fixed and certain return sebagaimana bunga, tetapi
dilakukan profit and loss sharing berdasarkan produktifitas nyata dari
produk tersebut (Karim A. , 2007)
Menurut hasil wawancara pembagian hasil antara pemilik dan
pengolah lahan adalah 2:3 perbandingan ini menunjukkan pengolah lahan
mendapatkan bagian yang lebih besar, hal ini dikarenakan pemilik lahan
tidak mengeluarkan biaya dalam proses pengolahan lahan. Sedangkan
62

apabila pemilik lahan dan pengolah lahan saling mengeluarkan biaya


dalam proses penanaman maka perbandingan hasil panen yang disepakati
adalah 1:1. Hasil wawancara dengan beberapa petani yang pernah
melakukan proses sistem bagi hasil diketahui bahwa jika ada kerugian saat
proses penanaman hingga panen, kerugian tersebut hanya di tanggung oleh
pengolah lahan. Kemudian hasil akhir akan dibagikan sesuai dengan hasil
panen yang diperoleh.

Anda mungkin juga menyukai