Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK

DISUSUN OLEH:

DEDEN WAHYUDIN (21031003)


DELLA PERMATASARI (21031004)
HESTI KUSTINI (21031010)
ADAM RUSTANDI (21031013)
NADIA FEBY MAWARDANI (21031014)

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI FARMASI BOGOR


2021
Alamat : Jl. Kumbang No. 23, Kota Bogor, Jawa Barat 16151.
Telepon (0251) 8323819.

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpah Rahmat dan Hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah dalam bentuk yang sangat
sederhana.Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Pancasila juga karena
ingin berbagi kepada pembaca tentang “PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK”.
Kami mohon maaf apabila ketika dibaca pekerjaan kami ini banyak kesalahan baik pemakaian
kata, penyusunan kalimat, menjelaskan, menguraikan isi atau data yang kurang lengkap karena
kami baru belajar, kritik dan saran sangat kami harapkan untuk perbaikan pekerjaan kami dimasa
yang akan datang.Semoga tugas sederhana ini bisa bermanfaat khususnya bagi kami,umumnya
bagi pembaca dan khalayak semoga Allah memberkahi pekerjaan kami.

Bogor, 03 Desember 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang......................................................................................................................4
1.2 Maksud dan Tujuan...............................................................................................................5
BAB II ......................................................................................................................................6
PEMBAHASAN........................................................................................................................6
2.1 Etika Politik...........................................................................................................................6
2.1.1 Filsafat ...........................................................................................................................6
2.1.2 Etika Politik........................................................................................................................6
2.2 Nilai Pancasila Sebagai Sumber Etika Politik ................................................................7
2.3 Nilai Etika Politik dalam Pancasila...................................................................................7
1. Nilai Ketuhanan yang Maha Esa.............................................................................................8
2. Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab............................................................................8
3. Nilai Persatuan Indonesia ......................................................................................................9
4. Nilai Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat dalam Permusyawaratan..............................9
5. Nilai Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia........................................................... 9
2.4 Etika Politik Dalam Kehidupan Bangsa ..........................................................................9
2.5 Etika Politik Dalam Perilaku Bangsa Indonesia .............................................................10
BAB III......................................................................................................................................12
PENUTUP .................................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan ..........................................................................................................................12
3.2 Saran .....................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................................12

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pancasila sebagai core philosophy bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara, juga meliputi etika yang sarat dengan nilai-nilai filsafat, jika memahami
Pancasila tidak dilandasi dengan pemahaman segi-segi filsafatnya, maka yang ditangkap
hanyalah segi-segi filsafatnya, maka yang ditangkap hanyalah segi-segi fenomenalnya saja,
tanpa menyentuh hakikatnya. Masalah etika merupakan masalah yang makin mendapat
perhatian didunia, bahwa cita-cita reformasi untuk membangun Indonesia Baru
harusdilakukan dengan cara membangun dari hasil perombakan terhadapkeseluruhan tatanan
kehidupan yang dibangun oleh Orde Baru. Inti dari cita-cita tersebut adalah sebuah
masyarakat sipil demokratis, adanya danditegakkannya hukum untuk supremasi keadilan,
pemerintah yang bebas dari KKN, terwujudnya keteraturan sosial dan rasa aman dalam
masyarakat yangmenjamin kelancaran produktivitas warga masyarakat, dan kehiduan
ekonomi yang mensejeterahkan rakyat Indonesia.
Bangunan Indonesia Baru adil darireformasi atau perombakan tatanan kehidupan
Orde Baru adalah sebuah “masyarakat multikultural Indonesia” dari puing-puing tatanan
kehidupan Orde Baru yang bercorak “masyarakat majemuk” (plural society).
Sehingga,corak masyarakat Indonesia yang bhinneka tunggal ika bukan lagi keaneragaman
suku bangsa dan kebudayaan tetapi keaneragaman kebudayaanyang ada didalam
masyarakaat Indonesia. Acuan utama bagi terwujudnya masyarakat Indonesia
yangmulktikultural adalah multikulturalisme yaitu, sebuah ideologi yang mengakui dan
mengagungkan perbedaan dalam kesederajatan baik secaraindividual maupun secara
kebudayaan (Fay 1996, Jary dan Jary 1991, Watson2000). Dalam model multikulturalisme
ini, sebuah masyarakat (termasuk juga masyarakat bangsa seperti Indonesia) dilihat sebagai
mempunyai sebuah kebudayaan yang berlaku umum dalam masyarakat tersebut yang
coraknya seperti sebuah mozaik. Didalam mozaik tercakup semua kebudayaan dari
masyarakat-masyarakat yang lebih kecil yang membentuk terwujudnya masyarakat yang
lebih besar, yang mempunyai kebudayaan yang sepertisebuah mozaik tersebut (Reed, Ed.
1997). Model kulturalisme ini sebenarnya telah digunakan sebagai acuan oleh para pendiri
bangsa ini dalam mendesainapa yang dinamakan sebagai kebudayaan bangsa, sebagaimana
yang terungkap dalam penjelasan pasal 32 UUD 1945, yang berbunyi “kedudayaan bangsa
(Indonesia) adalah puncak-puncak kebudayaan didaerah”

4
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan etika politik, nilai-
nilai pancasila sebagai sumber etika politik, nilai etika politik dalam pancasila, dan etika
politik dalam perilaku bangsa Indonesiayang berdasarkan Pancasila sebagai dasar Negara

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Etika Politik


Istilah ‘etika’ memiliki pengertian umum yaitu filsafat moral yang membicarakan
tentang baik buruk manusia terutama ditinjau dari perilaku/tingkah lakunya. Menurut Prof.
Dr. A. Gunawan Setiardja dalam bukunya Filsafat Pancasila Jilid II mendefinisikan etika dari
definisinominalis dan definisi realis. Ditinjau dari definisi nominalis istilah ‘ Etika’berasal
dari bahasa Yunani‘ethos’ yang berarti kebiasaan, perilaku, kelakuan. Jadi dapat dikatakan
bahwa etika adalah ilmu pengetahuan tentang perilakumanusia, sedangkan bila ditinjau dari
definisi realis etika adalah filsafattentang perbuatan manusia menuju ke Tuhan sebagai tujuan
terakhir.

2.1.1 Filsafat
Sebagai salah satu cabang etika khusus etika politik termasuk dalam lingkungan
filsafat. Karena kata “filsafat” dipakai untuk segala apa saja, saya merasa perlu untuk
menerangkan dulu apa yang disini dimaksud dengan istilah ini. Istilah “filsafat” tidak saya
pergunakan dalam arti “kebijaksanaan hidup”, “sikap hati”, “sistem nilai”, “pandangan
dunia”, “usaha ke batinan”,“angan-angan” atau “cita-cita mengenai hal-hak yang luhur ”,
dan sebagainya,melainkan dalam artiannya.Filsafat adalah ilmu yang bertujuan untuk
menangani pertanyaan- pertanyaan maha penting yang diluar kemampuan metodis ilmu-
ilmu pengetahuan khusus itu secara metodis, sistematis, kritis, dan berdasar pendek harta
secara rasional dan bertanggung jawab.

2.1.2 Etika Politik


Etika sendiri dibagi menjadi etika umum dan etika khusus. Etikau mum
mempertanyakan prinsip-prinsip dasar yang berlaku bagi segenap tindakan manusia,
sedangkan etika khusus membahas prinsip-prinsip itudalam hubungan dengan kewajiban
manusia dalam berbagai lingkup kehidupannya. Dibedakan antara etika individual yang
mempertanyakan kewajiban manusia sebagia individu, terutama kepada dirinya sendiri
dan,melalui suara hati, terhadap yang illah, dan etika sosial. Etika sosial jauh lebih luas
dari etika individual karena hampir semua kewajiban manusia bergandengan dengan
kenyataan bahwa ia merupakan makhluk sosial. Etika sosial membahas norma-norma
moral yang seharusnya menentukan sikap dantindakan antar manusia. Etika sosial memuat
banyak etika yang khususmengenai wilayah-wilayah kehidupan manusia tertentu. Disini
termasuk misalnya kewajiban-kewajiban disekitar permulaan kehidupan, tetapi juga
norma-norma moral yang berkaitan dalam hubungan dengan satuan-satuan kemasyarakatan
yang berlembaga seperti etika keluarga, etika berbagai profesi, dan etika pendidikan. Dan
disini termasuk juga etika politik atau filsafat moral mengenai politisi kehidupan manusia.

6
2.2 Nilai-nilai pancasila sebagai sumber etika politik
Sebagai dasar filsafat negara Pancasila tidak hanya merupakan sumber derifasi
peraturan perundang-undangan, melainkan juga merupakan sumber moralitas terutama
dalam hubungannya dengan legitimasi kekuasan, hukumserta berbagai kebijakan dalam
pelaksanan dan penyelenggaraan negara. Sila pertama “ketuhanan yang maha esa” serta sila
kedua “kemanusiaan yang adildan beradab” adalah merupakan sumber nilai-nilai moral bagi
kehidupan kebangsaan dan kenegaraan.Dalam pelaksanan dan penyelenggaran negara, etika
politik menuntut agar kekuasaaan dalam negara dijalankan sesuai dengan (1) asas
legalitas(legitimasi hukum), yaitu dijalankan sesuai dengan hukum yang berlaku, (2)
disahkan dan dijalankan secara demokratis (legitimasi demokratis), dan (3) dilaksanakan
berdasarkan prinsip-prinsip moral atau tidak bertentangan dengannya legitimasi moral (lihat
Suseno,1987:115). Negara adalah berasal dari rakyat dan segala kebijaksanaan
dankekuasaan yang dilakukan senantiasa untuk rakyat (sila IV). Oleh karen itu,rakyat adalah
merupakan asal mula kekuasaan negara. Oleh karena itu dalam pelaksanan dan
penyelenggaraannya negara segala kebijaksanaan,kekuasaan, serta kewenangan harus
dikembalikan kepada rakyat sebagai pendukung pokok negara. Maka dalam pelaksanan
politik praktis hal-hal yang menyangkut kekuasaan eksekutif legislatif, konsep
pengambilankeputusan, pengawasan serta partisipasi harus berdasarkan legitimasi
darirakyat, atau dengan kata lain perkataan harus memiliki “legitimasi demokratis”.

2.3 Nilai etika politik dalam pancasila


Pancasila merupakan sistem etika dalam kehidupan bangsa Indonesia.Sebagai suatu
sistem , keseluruhan susunan Pancasila , merupakan satu kesatuan yang utuh tidak
terpisahkan satu sama lain, masing-masing saling berkaitan dan tidak saling meniadakan.
Pancasila sebagai suatu sistem etika karena nilai-nilai dalam sila-sila Pancasila secara
keseluruhan merupakan satu kesatuan. Nilai yang satu merupakan bagian mutlak dari yang
lain. Sistem nilai Pancasila bersifat hierarkies piramidal, masing-masing nilai yang
terkandung didalam Pancasila memiliki bobot nilai yang berbeda akan tetapisaling menjiwai
dan dijiwai. Pengertian pancasila sebagai suatu sistem artinya sila–sila pancasila merupakan
satu kesatuan yang utuh demikian juga makna yang terkandung didalamnya. Nilai sila
pertama menjiwai sila lainnya dan masing-masing sila saling mengkualifikasikan dengan
sila yang lain.Masing-masing sila pancasila memiliki bobot nilai yang berbeda. Sila
ketuhanan yang maha esa memiliki bobot nilai tertinggi dibanding dengan nilai sila lainnya
hal ini karena sila ketuhanan yang maha esa mengandung nilai religus. Sedangkan nilai-nilai
dari sila-sila yang dibawahnya merupakan nilai manusiawi yang artinya nilai manusia-
manusia itu walaupun demikianantar sila-sila tersebut juga memiliki tata urutan yang
sedemikian karena bobot nilai dari masing-masing sila juga berbeda-beda. Nilai kemanusian
memiliki nilai bobot yang lebih tinggi dibanding nila-nilai dibawahnya dan seterusnya

7
Nilai etika dalam pancasila dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Nilai Ketuhanan yang maha esa
Pada prinsipnya mengandung makna bahwa negara kita adalah negara yang
monoteisme. Artinya bangsa Indonesia harus memeluksalah satu agama atau ajaran
kepercayaan yang diyakininya dan dapatmenjalankan ibadahnya dengan baik. Negara
melindungi kehidupan bangsa Indonesia dalam menjalankan ibadahnya masing-masing.
2. Nilai Kemanusiaan yang adil dan beradab
Manusia pada dasarnya adalah makhluk monopluralisme yaitu mansuia yang
memiliki susunan kodrat, sifat kodrat dan kedudukankodrat. Manusia sebagai makhluk
jiwa-raga, sosial-individu, dan pribadi-Tuhan Yang Maha Esa. Perpaduan tersebut harus
berjalanharmonis untuk mewujudkan suatu kehidupan yang baik. Konsekuensidari nilai
kemanusiaan ini seluruh bangsa Indonesia haruslah menjunjung tinggi nilai tersebut
tanpa meninggalkna sila-sila lain.
3. Nilai Persatuan Indonesia
Sila ini mengandung arti bahwa bangsa Indonesia menjunjungtinggi peraturan dan
kesatuan dengan mengutamakan kepentingan-kepentingan bersama dibandingkan
dengan kepentingan pribadi/golongan. Nilai persatuan banyak mengandung implikasi
bagi 7 bangsa Indonesia, artinya bangsa Indonesia harus mampu mewujudkan
perbedaan yang ada menjadi suatu persatuan dan kesatuan.
4. Nilai Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dalam permusyawaratan/perwakilan
Kerakyatan menjadi ciri khas bagi pancasila. Nilai kerakyatanini diwujudkan
dalam berbagai segi kehidupan, terutama dalam kehidupan politik. Kehidupan politik
yang berdasarkan kerakyatan akanlebih mengutamakan kepentingan rakyat
dibandingkan dengan kepentingan pribadi/golongan. Bukan berdasar egoitisme dan
individutetapi berdasarkan kepentingan bersama.
5. Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia
Keadilan yang dimaksud sila ini adalah seluruh masyarakat Indonesia memiliki
hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan. Hal ini berarti rakyat
berkewajiban untuk mengadakan keadilan. Keadilan akan terwujud apabila seluruh
masyarakat berperan serta dan terlihat di dalamnya untuk bersama-sama menciptakan
keadilan.
2.4 Etika Politik dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Nilai-nilai Pancasila bersifat universal yang memperlihatkan napashumanisme,
karenanya Pancasila dapat dengan mudah diterima oleh siapasaja. Sekalipun Pancasila
memiliki sifat universal, tetapi tidak begitu sajadapat dengan mudah diterima oleh semua
bangsa. Perbedaannya terletak padafakta sejarah bahwa nilai-nilai secara sadar dirangkai dan
disahkan menjadisatu kesatuan yang berfungsi sebagai basis perilaku politik dan sikap moral
bangsa. Dalam arti bahwa Pancasila adalah milik khas bangsa Indonesia dansekaligus

8
menjadi identitas bangsa berkat legitimasi moral dan budaya bangsaIndonesia sendiri. Nilai-
nilai khusus yang termuat dalam Pancasila dapatditemukan dalam sila-silanya.Pancasila
sebagai nilai dasar yang fundamental adalah seperangkatnilai yang terpadu berkenaan
dengan hidup bermasyarakat, berbangsa, dan 8 bernegara. Apabila kita memahami pokok-
pokok pikiran yang terkandungdalam Pembukaan UUD 1945, yang pada hakikatnya adalah
nilai-nilai Pancasila.
Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dapat dinyatakan sebagai pokok-pokok kaidah
Negara yang fundamental, karena di dalamnyaterkandung pula konsep-konsep sebagai
sebagai berikut: 1. Dasar-dasar pembentukan Negara, yaitu tujuan Negara,asas politik
Negara (Negara Republik Indonesia dan berkedaulatan rakyat), dan Negara asas kerohanian
Negara (Pancasila).2. Ketentuan diadakannya undang-undang dasar, yaitu “...maka
disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia dalam suatu undang-undang dasar Negara
Indonesia”. Hal ini menunjukkan adanya sumber hukum. Nilai dasar yang fundamental
suatu Negara dalam hukum mempunyaihakikat dan kedudukan yang tetap kuat dan tidak
berubah, dalam arti dengan jalan hukum apapun tidak mungkin lagi untuk dirubah.
Berhubung Pembukaan UUD 1945 itu memuat nilai-nilai dasar yang fundamental,
makaPembukaan UUD 1945 yang di dalamnya terdapat Pancasila tidak dapat diubah secara
hukum. Apabila terjadi perubahan berarti pembubaran Negara Proklamasi 17 Agustus 1945.

2.5 Etika politik dalam perilaku bangsa Indonesia yang berdasarkan


Pancasila sebagai dasar negara
1. Etika politik berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa
Perilaku para penyelenggara negara seharusnya didasarkan padarasa takut
terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Tanggung jawab terhadap tugasnya bukan hanya
menjadi kewajiban untuk mempertanggung jawabkan kepada dunia tetapi dalam
kehidupan nanti.
2. Etika politik berdasarkan Kemanusiaan yang adil dan beradab
Rasa tanggung jawab terhadap tugasnya hanya diperuntukkan pada masyarakat.
Artinya, tugas yang disandangnya untuk kepentingan masyarakat Indonesia bukan untuk
kepentingan pribadi/golongan.
3. Etika politik berasarkan Persatuan Indonesia
Artinya perilaku penyelenggara negara hanya untuk mewujudkan persatuan dan
kesatuan bukan perpecahan mengingat bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam
perbedaan dan perbedaan itu dimunculkan untuk mewujudkan persatuan.
4. Etika politik yang berdasarkan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dalam
permusyawaratan perwakilan
Demokrasi yang menjadi inti dari perkembangan sila ini.Demokrasi yang
dilaksanakan dengan baik akan menjadikan kehidupan politik di Indonesia akan lebih
baik pula.

9
5. Etika politik berdasarkan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia
Tindakan dan perilaku dari para penyelenggara negara harus bisamewujudkan
keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Artinya semua lapisan masyarakat ikut
menikmati keadilan itu. Penguasa tidak memihaksatu masyarakat tertentu. Semua
diperlakukan dan memiliki hak yang sama untuk mendapatkan keadilan

10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pancasila merupakan suatu penghubung antara dasar negara dengan etika berpolitik. Pancasila
dalam bidang pendidikan memberikan kontibusi yang besar khususnya di Indonesia. Dengan
adanya Pancasila maka bangsa Indonesia ini memiliki dasar negara sebagai acuan berdirinya
negara, dengan hal ini maka akan memberikan pengaruh positif negara dalam bernegara.Hal ini
disebabkan oleh adanya Pancasila, maka dapat memudahkan negara menjalankan sebuah negara
yang sesuai dengan apa yang dicita-citakan dalam perwujudan dari sila-sila. Dengan demikian
Pancasila sangat berpengaruh dalam menjalankan/melaksanakan sebuah negara.
3.2 Saran
1. Kita dapat menambah ilmu pengetahuan tentang Pancasila.
2. Agar para mahasiswa dapat mengetahui peranan Pancasila dalam bernegara.
3. Kita akan mengetahui pengaruh-pengaruh pancasila dalam etika politik.

11
DAFTAR PUSTAKA
Yanti, Dewi., (2017). Pancasila Etika Politik,Jogjakarta
Fatma, Haryanti., (2018). Pancasila Sebagai Etika Politik.Semarang
Rowland, Bismark, Fernando,. (2013). Pancasila Sebagai Etika Politik,Pasaribu

12

Anda mungkin juga menyukai