Anda di halaman 1dari 8

PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DALAM PENINGKATAN

PROSES DAN HASIL BELAJAR DENGAN TEMA KEGEMARAN


SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR
Oleh:
Eva Restu Cahya Gumelar1, Harun Setyo Budi 2, Suripto3
PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret Kampus VI Kebumen
Email: eva.restugumelar@yahoo.co.id
1 Mahasiswa PGSD FKIP UNS
2, 3 Dosen PGSD FKIP UNS

Abstract: Implemetation Of Model Thematic Learning In Increasing Process And Result With
Hobby Themes III Grade Student of Elementary School. The research aimed to:1) describe the
steps to implement thematic learning model to increase process learning with hobby theme; 2)
increas result learning with hobby theme; 3) describe the problems and solutions in the
implementation of the thematic learning model increase process and learning result of students
with a hobby theme in III grade elementary schoool. This research is a classroom action
research collaborative in three cycles consist of planning, action, observation, and reflection.
Subjects of this research were elementary school students in third grade 4 Panjer amounting to
23. Source data from teacher, peers, student, and documents. Data collection techniques with
observational, analytic rubrics, check lists, field notes, documents, and tests. The analysis using
the quantitative and qualitative data analysis. The results showed impelementation of thematic
model can increasing process and result learning with hobyy theme student for the III grade
elementary school.

Keywords: thematic learning model, hobby themes, learning process, learning outcomes, III
grade elementary school

Abstrak: Pelaksanaan Model Pembelajaran Tematik Dalam Peningkatan Proses Dan Hasil
Belajar Dengan Tema Kegemaran Siswa Kelas III Sekolah Dasar. Tujuan penelitian ini
adalah: 1) mendeskripsikan langkah pelaksanaan model pembelajaran tematik dalam
miningkatkan proses belajardengan tema kegemaran; 2) meningkatkan hasil belajar dengan tema
kegemaran; 3) mendeskripsikan kendala dan solusi pelaksanaan model pembelajaran tematik
dalam meningkatkan proses dan hasil belajar dengan tema kegemaran siswa kelas III. Penelitian
ini merupakan penelitian tindakan kelas kolaboratif dalam tiga siklus dengan tahap perencanaan,
tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas III SD Negeri 4 Panjer
berjumlah 23. Sumber data dari guru, observer, siswa, dan dokumen. Teknik pengumpulan data
dengan observasi, rubrik analitik, check list, catatan lapangan, dokumen, dan tes. Analisis data
kuantitatif dan kualitatif. Kesimpulan penelitian adalah pelaksanaan model pembelajaran tematik
dapat meningkatkan proses dan hasil belajar dengan tema kegemaran siswa kelas III.

Kata Kunci: Model pemnelajaran teamtik, tema kegemaran, proses belajar, hasil belajr, siswa
kelas III sekolah dasar

PENDAHULUAN Kualitas kemampuan sumber daya


Sekolah dasar sebagai lembaga siswa sekolah dasar sangat tergantung salah
pendidikan dasar dimaksudkan memberikan satunya pada model pembelajaran yang
kemampuan dasar kepada anak didik berupa dikembangakan sehingga berdampak
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang terhadap kualitas pembelajaran.
bermanfaat bagi dirinya sesuai tingkat Memaknai hal tersebut, guru haruslah
perkembangan, dan mempersiapkan ke tampil secara profesional dalam tugas
jenjang pendidikan selanjutnya (Suharjo, utamanya merancang, melaksanakan, hingga
2006). mengembangkan proses pembelajaran
sebagaimana diatur dalam Standar Nasional
1
Pendidikan dalam Trianto (2011) tentang Kondisi ideal pembelajaran tersebut
standar proses pendidikan, bahwa “Standar ternyata belum dilaksanakan oleh guru
proses satuan pendidikan diselenggarakan kelas awal (I-III). Hal tersebut berdasarkan
secara interaksi, inspiratif, menyenangkan, temuan peneliti berdasarkan sebagian besar
menantang, memotivasi anak didik informasi dari sumber di sekolah dasar,
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang hasil observasi, dan pengalaman saat
cukup bagi prakarsa dan kemandirian sesuai program pengalaman lapangan (PPL),
bakat, minat, dan perkembangan serta bahwa guru kelas awal sekolah dasar
psikologi anak didik” (hlm. 139). Peran umumnya belum melaksanakan model
tersebut guru wujudkan dalam pelaksanaan pembelajaran yang diwajibkan kurikulum
kompetensi khususnya pedagogik berkaitan yakni model pembelajaran tematik sesuai
dengan pelaksananaan kurikulum yang diatur konsep tematik, artinya mereka menerapkan
dalam Peraturan Menteri Pendidikan pendekatan mata pelajaran. Kondisi ini
Nasional No. 22 tahun 2006 tentang Standar didasari oleh alasan: Kesulitan guru dalam
Isi pada bagian struktur kurikulum SD/MI mengimplementasian model pembelajaran
yang memberikan acuan “Pembelajaran pada tematik pada siswa.; Pengintegrasian
kelas I sampai kelas III dilaksanakan melalui kurikulum tematik dan silabus yang rumit;
pendekatan tematik,…” (Trianto, 2011: 137). Sulitnya pengembangan tema untuk
Berkaitan dengan hakikat model menyatukan konsep antar mata pelajaran;
pembelajaran tematik, Trianto menjelaskan, serta metode evaluasi tematik yang
bahwa model pembelajaran tematik adalah dianggapnya rumit.
pembelajaran terpadu yang menggunakan Fakta lain yang peneliti peroleh di
tema yang relefan untuk mengaitkan lapangan khususnya kelas III SD Negeri 4
beberapa mata pelajaran sehingga Panjer adalah rendahnya proses keterlibatan
memberikan pengalaman belajar bermakna siswa secara aktif dalam proses
kepada peserta didik, yakni pembelajaran pembelajaran. Peran guru masih sangat
yang ditandai oleh hubungan substantif mendominasi sehingga keterlibatan siswa
antara aspek, konsep, informasi atau situasi dalam interaksi, berbuat dan mengalami
baru dengan komponen yang relevan dalam secara langsung dalam proses belajar sangat
struktur kognitif peserta didik (2011). Selain rendah dimana siswa hanya mendengarkan
kebermaknaan pelmbelajaran, pembelajaran ceramah guru, tanya jawab sederhana,
berkualitas juga menjadi tujuan pembelajaran mencatat. Penggunaan metode seperti
yang dikembangkan guru. Trianto (mengutip praktik, simulasi, role playing, bahkan
pendapat Jhonson dalam Samani, 2000) diskusi kelompok dan media pembelajaran
“Untuk mengetahui kualitas pembelajaran sangat terbatas serta kegiatan belajar yang
harus dilihat dari dua aspek yakni produk dan tidak menantang dan kurang menarik bagi
proses” (2007: 5). Aspek produk mengacu siswa sehingga siswa merasa jenuh dan
pada apakah pembelajaran mampu mencapai bosan serta kelas menjadi tidak kondusif.
tujuan meningkatkan kemampuan siswa Bebagai alasan tersebut membuat peneliti
sesuai standar kompetensi yang ditentukan, tertarik melaksanakan peneltian ini.
sedangkan aspek proses mengacu pada Alasan lain yang memperkuat
apakah pembelajaran mampu menciptakan peneliti melakukan penelitian terhadap
situasi yang menyenangkan (joyful learning) perbaikan pembelajaran di SD Negeri 4
dalam menjembatani konsep yang abstrak Panjer adalah kurang maksimalnya hasil
melalui model pembelajaran yang tepat dan belajar siswa.
media pembelajaran yang bervariasi, Data tersebut diperoleh dari
menarik, dan sesuai serta metode belajar dokumen daftar kelas III, dimana nilai
dengan kegiatan yang nyata dan dilakukan siswa sudah cukup baik, namun hasil
langsung oleh siswa melalui aktivitas fisik tersebut merupakan hasil akhir dari
dan mental yang mendukung terhadap minat kegiatan remidial yang diulang beberapa
siswa untuk berperan langsung dan belajar kali dikarenakan masih terdapat banyak
menyenangkan.
2
siswa yang belum tuntas mencapai KKM lain: Tema tidak terlalu luas dan tidak
mata pelajaran yang dievaluasikan. terlalu sempit, namun memungkinkan
Penelitian ini diambil mengingat pemaduan mata pelajaran; Harus bermakna
keharusan guru untuk melaksanakan model dan sesuai dengan perkembangan siswa;
pembelajaran tematik yang benar dengan Dapat menampung sebagian besar minat
mempertimbangkan pentingnya penerapan siswa sehingga dipilih dengan
model pembelajaran tematik di sekolah mempertimbangkan peristiwa otentik yang
dasar mengingat karakteristik anak usia terjadi dalam rentang waktu belajar; serta
sekolah dasar yang umumnya masih Mempertimbangkan ketersediaan sumber
melihat segala sesuatu sebagai keutuhan belajar. Tujuan dari adanya tema
(holistik), perkembangkan fisiknya tidak dinyatakan oleh Rusman (2012) bahwa,
pernah dapat dipisahkan dengan aspek “Tema ini bukan hanya untuk menguasai
perkembangan lainnya sehingga konsep-konsep dalam suatu mata pelajaran,
membutuhkan model pembelajaran yang akan tetapi juga keterkaitannya dengan
memenuhi karakteristik tersebut. Alasan konsep-konsep dari mata pelajaran
tersebut didukung oleh pendapat Rusman lainnya”(hlm. 254).
(2012), yang menyatakan “Melalui Keberhasilan pelaksanaan model
pelaksanaan model pembelajaran tematik pembelajaran tematik adalah mengacu pada
siswa dapat memperoleh pengalaman langkah pelaksanaan model pembelajaran
langsung dan terlatih untuk dapat tematik yang dilaksanakan secara benar.
menemukan sendiri berbagai pengetahuan, Langkah pokok pembelajaran tematik
konsep, sikap, keterampilan, yang dipelajari terdiri atas kegiatan perencanaan dengan
secara holistik, bermakna, otentik, aktif, tahap: Pengondisian awal siswa;
dan menyenangkan” (hlm. 257). Proses Mengembangkan tema dan garis besar
belajar ialah suatu kegiatan melibatkan kegiatan; Apersepsi, yaitu mengaitkan
siswa dalam kegiatan belajar yang materi yang telah diberikan dengan materi
bertujuan melalui interaksi lingkungan, yang akan dipelajari; Meninformasikan
berbuat, mengalami dengan memperhatikan kompetensi yang akan dituju; Membuat
kesiapan dan motivasi tujuannya persetujuan penilaian terhadap hasil dan
memperoleh hasil belajar berupa proses belajar; Melakukan kuis berupa
pengalaman, kecakapan, sikap, dan tingkah pertanyaan-pertanyaan. Kegiatan
laku sehingga terbentuk hasil belajar yang Inti/Pelaksanaan terdiri atas: Menyajikan
holistik dan bermakna. Suprijono materi pembelajaran melalui penghubungan
mengemukakan, “Hasil belajar adalah konsep antar mata pelajaran dengan contoh
perubahan perilaku secara keseluruhan dan kegiatan bervariasi; Membimbing siswa
bukan hanya salah satu aspek potensi mengembangkan keterampilan melalui
kemampuan saja” (2012: 6). Berdasarkan pembelajaran klasikal, kelompok, maupun
uraian tersebut, maka hasil belajar tidak individu; Memberikan latihan/praktik
dapat dilihat secara mandiri dan fragmentis, menerapkan konsep yang sedang dilakukan
tetapi disikapi sebagai keseluruhan ke dalam praktik yang relevan dengan
perubahan perilaku secara holistik dan pembelajaran dan perkembangan siswa.
komperhensif. dilanjutkan dengan kegiatan akhir.
Pelaksanaan model pembelajaran Model pembelajaran tematik
tematik dengan tema kegemaran diharapkan diambil sebagai siolusi permasalahan
menjadi inspirasi bagi guru untuk dapat dikarenakan kelebihannya: Pengalaman
mengimplementasikannya di sekolah dasar belajar relevan dengan tingkat
khusunya kelas awal. Tema menurut perkembangan; Kegiatan pembelajaran
Poerwadarminta (1983) merupakan “Pokok berdasar kebutuhan anak; Hasil belajar
pikiran atau gagasan pokok yang menjadi bertahan lama dan bermakna; Menyediakan
pokok pembicaraan” (Rusman, 2010: 254). kegiaan pragmatis sesuai problematika yang
Y. Padmono (2012) menguraikan sering ditemui dalam kehidupan siswa;
beberapa prinsip penggalian tema antara serta Menumbuhkembangkan keterampilan
3
sosial anak (Padmono, 2012). Selain Sumber data dari penelitian ini
memiliki kelebihan, model pembelajaran adalah guru, siswa, teman sejawat, dan
tematik memiliki kelemahan yang harus dokumen. Teknik pengumpulan data adalah
dapat diantisipasi oleh guru seperti yang dengan tes, observasi, rubrik analitik, Check
diungkap Nurdin dan Usman (2003) dalam List, catatan lapangan, dokumentasi. Alat
Trianto yakni: Guru belum terbiasa dengan pengumpulan data berupa lembar tes,
kurikulum integral; Pengorganisasiannya lembar observasi guru dan siswa, lembar
tidak logis dan kurang sistematis; Terlalu rubrik analitik pelaksanaan model
memberatkan bagi guru, terutama dalam pembelajaran tematik, rubrik analitik proses
menyiapkan bahan ajar; Kemungkinan belajar siswa, lembar Check List proses
untuk dilaksanakan dalam ujian umum belajar siswa , serta lembar catatan
sangat kecil; serta Siswa tidak mampu turut lapangan, serta dokumen sehingga
serta menetapkan perencanaan. (2007). memenuhi triangulasi teknik dan triangulasi
Berdasarkan latar belakang dan sumber untuk menarik suatu kesimpulan
uraian di atas, maka dapat dirumuskan hasil tindakan.
masalah: 1) Bagaimanakah langkah- Analisis data menggunakan teknik
langkah pelaksanaan model pembelajaran analisis data kuantitatif dan kualitatif. Data
tematik dalam proses belajar dengan tema kuantitatif dari evaluasi pembelajaran dan
kegemaran siswa kelas III SD Negeri 4 hasil dari pengisian lembar observasi guru
Panjer Tahun Ajaran 2012/2013?; 2) dan siswa, rubrik analitik pelaksanaan
Apakah pelaksanaan model pembelajaran model pembelajaran tematik, rubrik analitik
tematik dapat meningkatkan hasil belajar proses belajar siswa yang diisi oleh tiga
dengan tema kegemaran siswa kelas III SD observer, serta lembar Check List proses
Negeri 4 Panjer Tahun Ajaran 2012/2013?; belajar siswa yang diisi siswa. Sedangkan
3) Apakah kendala dan solusi pelaksanaan data kualitatif diperoleh dari catatan
model pembelajaran tematik dalam lapangan yakni catatan kejadian dari
peningkatan proses dan hasil belajar siswa pelaksanaan pembelajaran dari guru dan
kelas III SD Negeri 4 Panjer Tahun Ajaran siswa yang diolah dengan langkah reduksi
2012/2013?. data, penyajian data, dan menarik
PTK ini bertujuan untuk: 1) kesimpulan atau verifikasi.
Mendeskripsikan langkah pelaksanaan Indikator kinerja penelitian yang
model pembelajaran tematik dalam proses diharapkan adalah pelaksanaan model
belajar siswa kelas III SD Negeri 4 Panjer pembelajaran tematik mencapai 85%,
Tahun Ajaran 2012/2013; 2) Meningkatkan proses belajar siswa dengan tema kegemran
hasil belajar dengan tema kegemaran siswa dalam pembelajaran tematik mencapai
kelas III SD Negeri 4 Panjer Tahun Ajaran 80%, dan persentase ketuntasan hasil
2012/2013; 3) Menemukan kendala dan belajar siswa mencapai 80%mencapai
solusi pelaksanaan model pembelajaran KKM (70).
tematik dalam meningkatkan proses dan Penelitian dilaksanakan dalam tiga
hasil belajar dengan tema kegemaran siswa siklus masing-masing siklus dua pertemuan
kelas III SD Negeri 4 Panjer Tahun Ajaran dengan tema kegemaran. Prosedur PTK
2012/2013. terdiri atas perencanaan, pelaksanaan,
METODE PENELITIAN observasi, dan refleksi menggunakan sistem
Penelitian tindakan kelas ini spiral yang dilakukan secara terus menerus
dilaksanakan di SDN 4 Panjer, Kecamatan dan berkesinambungan sehingga ditemukan
Kebumen, Kabupaten Kebumen tahun hasil yang optimal (Arikunto, Suhardjono &
ajaran 2012/2013. Dimulai sejak bulan Supardi, 2008).
Desember 2012 sampai bulan Juni 2013.
Subjek dalam penelitian ini yaitu semua HASIL DAN PEMBAHASAN
siswa kelas III SD Negeri 4 Panjer yang Kegiatan pembelajaran tematik
berjumlah 23 siswa. dilaksanakan dengan kegiatan awal,
kegiatan inti dan kegiatan akhir yang
4
diterapkan sesuai langkah-langkah model motivasi, reward, dan pesan moral tidak
pembelajaran tematik dalam skenario. bermakna bagi siswa. Siklus II hanya
Tahap perencanaan dilaksaksanakan kurang penagasan terhadap kendala yang
guru dengan: Melakukan pengondisian terdapat pada siklus II serta masih terdapat
awal; Mengembangkan tema dan kegiatan sebagian kecil siswa yang kurang terlibat
yang akan dilakukan; Apersepsi; dalam penyimpulan materi. Siklus III
Meninformasikan kompetensi; Membuat dilaksanakan dengan baik. Selain hasil
persetujuan penilaian hasil dan proses observasi, peneliti juga melakukan
belajar; Melakukan kuis. Kegiatan observasi pada rubrik analitik pelaksanaan
Pelaksanaan: Menyajikan materi model pembelajaran tematik dengan hasil
pembelajaran melalui penghubungan dalam tabel 2 berikut:
konsep antar mata pelajaran dengan contoh
dan kegiatan bervariasi; Membimbing siswa Tabel 2. Rata-Rata Observasi Rubrik
mengembangkan keterampilan melalui Analitik Pelaksanaan Model
pembelajaran klasikal, kelompok, maupun Pembelajaran Tematik Siklus I, II,
individu; Memberikan latihan menerapkan dan III
konsep ke dalam praktik yang relevan. Siklus Ketuntasan Keterangan
Selanjutnya melaksanakan kegiatan akhir.
Selama pelaksanaan kegiatan Belum
penelitian ini berlangsung, peneliti dibantu I 66,86% Mencapai
oleh tiga orang observer untuk mengamati Indikator
dan memberikan penilaian pelaksanaan Mencapai
II 85,17%
poses pembelajaran guru dan. Persentase Indokator
rata-rata hasil observasi pada guru dan Mencapai
III 94,44%
siswa dapat dilihat pada tabel 1 berikut: Indokator
Tabel 1. Hasil Observasi pada Guru dan
Siswa Siklus I, II, dan III Berdasarkan tabel 2, dapat diketahui
bahwa pelaksanaan model pembelajaran
S Guru Siswa Keterangan tematik pada siklus I belum memenuhi
Belum karakteristik model pembelajaran tematik
Mencapai yang meliputi sistematis, aktif, holistik,
I 68,5% 66,75%
Indikator bermakna, otentik, fleksibel,
Kinerja menyenangkan. Sedangkan siklus II dan III
Mencapai pembelajaran memenuhi karakteristik
II 88,5% 88,5% Indokator model pembelajaran tematik.
Kinerja Selain observasi pelaksanaan model
Mencapai pembelajaran tematik, juga dilakukan
III 96% 96% Indokator observasi dengan rubrik analitik terhadap
Kinerja proses belajar siswa dengan hasil dalam
tabel 3 berikut.
Siklus I belum mencapai indikator
kinerja dikarenakan langkah perencanaan
guru dan siswa belum melaksanakan
pengembangan tema, prosedur evaluasi,
orientasi dan motivasi. Metode dan kegiatan
pembelajaran masih cenderung
konvensional. Pengembangan keterampilan
belum dilaksanakan guru. Kegiatan akhir
kurang melibatkan siswa menyimpulkan
materi dan analisis hasil evaluasi. Guru
belum memberi kesempatan siswa untuk
mengevaluasi dan merefleksi. Pemberian
5
Tabel 3. Ketuntasan Nilai Aspek Proses Nilai ketuntasan proses belajar
Belajar siswa dapat dilihat dalam tabel 4 berikut.
Aspek S-I S-II S-III Tabel 4. Ketuntasan Nilai Proses Belajar
Antarsiklus
Interaksi 43,17% 92,82% 95,45% Belum Rata-
Siklus Tuntas
Tuntas Rata
Berbuat 34,08% 86,13% 100% I 60,84% 39,13% 69,49
II 90,91% 9,09% 80,75
Mengalami 34,08% 90,91% 100% III 100% 0% 82,89

Bertujuan 43,17% 90,91% 95,45% Rata-rata kelas nilai proses belajar


siklus I baru mencapai 69,49. Pada siklus II
Motivasi 34,08% 90,91% 100% sebagian besar siswa telah menempati
kategori A dan B dengan 2 siswa pada
Kegiatan belajar siklus I dilaksanakan kategori C. Rata-rata kelas nilai proses
dengan metode belajar dengan guru masih belajar siklus II telah meningkat menjadi
konvensional, media pembelajaran belum 80,75. Pada siklus III meningkat dengan
dimanfaatkan secara maksimal, tanggung seluruh siswa telah berada pada kategori
jawab siswa dalam belajar belum terlihat, tuntas A dan B sengan rata-rata kelas nilai
motivasi dan tujuan belajar siswa rendah proses belajar 82,89.
sehingga membuat interaksi siswa dengan Penggunaan lembar check list
guru, media, dan teman belum maksimal. proses belajar siswa yang langsung diisi
Tingkat keterlibatan siswa rendah dan oleh siswa pada akhir setiap siklus menjadi
belum adanya praktik dan atau latihan yang salah satu alat pengumpul data proses
relevan dengan konsep dalam tema belajar dari siswa yang dapat dilihat dalam
kegemaran. Kegiatan belajar masih terpaku tabel 5 berikut.
pada klasikal, sedangkan individu dan
kelompok kecil belum nampak dilakukan Tabel 5. Hasil Check List Proses Belajar
sehingga kompleksitas belajar siswa masih Siswa Antarsiklus
sedikit. Guru kurang memotivasi siswa Belum Rata-
Siklus Tuntas
serta keterampilan dalam menggali kegiatan Tuntas Rata
siswa dalam mengonstruk konsep, sehingga I 56,52% 43,48% 69
siswa terlihat kurang antusias dan semangat II 100% 0% 89
mengikuti kegiatan belajar. Tujuan belajar III 100% 0% 91
siswa dari diri siswa belum tercermin
melalui pengajuan diri dalam pembelajaran. Data tabel 5 memberikan deskripsi
Kegiatan belajar pada siklus II telah bahwa respon atas proses belajar yang
memberikan pengalaman belajar yang siswa alami dalam setiap siklus positif dan
melibatkan belajar pada siswa secara membuat mereka dapat berinteraksi,
praktis, langsung, dan aktif serta berisis melakukan, mengalami, serta memunculkan
keterampilan nyata yang dapat siswa motivasi dan tujuan belajar yang tinggi.
aplikasikan dalam kehidupan sehari-harai. Rata-rata hasil check list antarsiklus
Kebermaknaan kegiatan pembelajaran mengalami peningkatan yang signifikan
membuat siswa antusias dan bersemangat pada tiap siklusnya.
dalam merespon pembelajaran. Hal tersebut Hasil belajar juga menjadi tujuan
terlihat dari keinginan siswa untuk terlibat dari penelitian ini yang diperoleh dari nilai
melalui pengajuan diri mereka untuk evaluasi di akhir pembelajaran setip
berbuat dan mengalami baik dalam pertemuannya. Aspek hasil belajar yang
pembelajaran klasikal, kelompok kecil saaat terdiri atas kognitif, afektif, dan psikomotor
diskusi dan simulasi, maupun individual. dengan ketuntasan yang dapat dilihat dalam
tabel 6 berikut.
6
Tabel 6. Ketuntasan Nilai Aspek Hasil 1. Langkah pelaksanaan model
Belajar pembelajaran tematik terdiri atas
Siklus Kognitif Afektif Psikomotor langkah perencanaan terdiri atas:
I 21,74% 39,13% 43,48% Melakukan pengondisian awal;
II 86,36% 86,36% 86,36% Mengembangkan tema dan kegiatan
III 95,65% 100% 100% pembelajaran;Apersepsi;Meninformasik
an kompetensi;Persetujuan penilaian
Hasil dalam tabel 6 menjelaskan hasil dan proses belajar; dan Melakukan
bahwa siklus I guru dan siswa belum kuis. Kegiatan Pelaksanaan terdiri atas
maksimal dalam pembelajaran. Kegiatan tahap: Menyajikan materi pembelajaran
pembelajaran belum menyajikan kegiatan melalui penghubungan konsep
praktis sehingga siswa belum antarmatapelajaran dengan contoh dan
mengaktualisasikan diri pada indikator kegiatan bervariasi; Mengembangkan
aspek psikomotor dan afektif. Banyaknya keterampilan dalam kegiatan klasikal,
kendala yang ada pada siklus I berakibat kelompok, individu; Memberikan
pula pada pengonstrukan konsep oleh guru latihan/praktik yang relevan dengan
dan siswa tidak berjalan dengan baik pembelajaran. dan Kegiatan Akhir.
sehingga nilai aspek kognitif yang Pelaksanaan model pembelajaran
diperoleh dari tes evaluasi pada kegiatan tematik dengan langkah yang sistematis
akhir pertemuan memiliki nilai belum serta mencerminkan karakteristik model
maksimal. Berbeda dengan siklus I, siklus pembelajaran tematik berupa sistematis,
II dan III telah dilaksankaan guru dengan aktif, bermakna, otentik, holistik,
memberikan pengalaman belajar praktis fleksibel, dan menyenangkan membuat
secara klasikal, kelompok kecil, individu. proses belajar siswa terpenuhi dengan
Media pembelajaran dapat dioperasikan baik. Terbuki dari persentase hasil rubrik
oleh masing-masing siswa sebagai analitik proses belajar siswa siklus I
pendukung metode sehingga pengonstrukan sebssar 39,13%, siklus II 90,91%, dan
konsep berjalan dengan baik. Ketuntasan siklus III 100%, serta pengisian lembar
nilai hasil belajar secara keseluruhan dilihat check list oleh siswa memperoleh hasil
dalam tabel 7 berikut. ketuntasan siklus I 56,52%, siklus II
100%, dan siklus III 100%.
Tabel 7. Ketuntasan Nilai Hasil Belajar 2. Pelaknsanaan model pembelajaran
Antarsiklus tematik dapat meningkatkan hasil belajar
Belum Rata- siswadengan tema kegemaran siswa
Siklus Tuntas kelas III SD Negeri Panjer Tahun Ajaran
Tuntas Rata
I 39,13% 60,87% 71,72 2012/2013. Dengan hasil belajar setiap
II 81,82% 18,18% 78,26 siklus yang diambil dari aspek kognitif,
III 95,65% 4,35% 81,47 afektif, dan psikomotor memperoleh
persentase ketuntasan siklus I 39,13%,
Berdasarkan data dalam tabel 7 siklus II 81,82%, dan siklus III 96,65%.
tersebut, maka ketuntasan hasil belajar 3. Kendala yang dialami: a) Guru belum
siswa mengalami peningkatan pada tiap terampil melaksanakan pengembangan
diklusnya sehingga berhasil meningkatkan tema, kontrak belajar, dan prosedur
hasil belajar siswa dengan tema kegemaran evaluasi; b) Siswa perlu pembiasaan
pada siklus III dan kegiatan penelitian dapat keterlibatan mengambangkan tema dan
diakhiri. kegiatan belajar; c) Pelaksanaan evaluasi
proses masih belum begitu terlihat
SIMPULAN DAN SARAN dilaksanakan; d) Guru kurang fleksibel
Pelaksnaan model pembelajaran dalam menghubungkan materi; e)
tematik dalam peningkatan proses dan hasil Kegiatan latihan/praktik perlu dipilih
belajar dengan tema kegemaran siswa kelas dan disiapkan dengan matang agar
III SD dapat disimpulkan sebagai berikut. memenuhi keseluruhan minat siswa yang
7
beragam; f) Siswa belum terbiasa secara aktif dalam tahap langkah
menilai kegiatan belajar; g) perencanaan dengan mengmbangkan tema
Kesistematisan kegiatan belum lengkap. dan kegiatan belajar yang hendak
Solusi yang dilaksanakan adalah: a) dilaksanaka, serta aktif terlibat dalam tahap
Guru menyiapkan diri dan berusaha perencanaan persetujuan kontrak belajar
menningkatkan keterampilan dalam dan prosedur evaluasi serta apersepsi dan
pengembangan tema, kontrak belajar, kuis. Pada langkah pelaksanaan, siswa
dan prosedur evaluasi; b) Melibaktan hendaknya mengiukuti dengan baik
siswa secara aktif dalam pengembangan kegiatan praktik untuk mengembangkan
tema, menyususn kegiatan pembelajaran keterampilan yang relevan dengan konsep
yang hendak ia laksanakan serta yang dikembangkan. Pada kegiatan akhir
laksanakan persetujuan prosedur siswa tetap aktif mengikuti penyimpulan
evaluasi bersama siswa; c) materi serta menerima reward dan pesan
Melaksanakan evaluasi proses saat siswa moral dari guru dengan baik dan
melaksanakan kegiatan belajar; d) Perlu menindaklanjutinya dengan baik pula
memiliki siasat baik dalam timing atau sehingga pembelajaran bermakna.
kegiatan untuk menghubungkan konsep
pada mata pelajaran lain; e) Berikan DAFTAR PUSTAKA
pengalaman belajar melalui kegiatan Arikunto, Suhardjono, dan Supardi. (2008).
belajar dengan metode dan media Penelitian Tindakan. Jakarta: PT
pembelajaran yang menjangkau pada Bumi Aksara.
seluruh siswa; f) Menanyakan kepada
siswa tentang bagaimana kegiatan Padmono, Y. (2012). Pembelajaran
pembelajaran yang dilaksanakan; g) Terpadu Untuk Guru SD. Surakarta:
Melaksanakan kegiatan yang relevan Yuma Pustaka.
dengan konsep dan keterampilan yang
dikembangkan. Rusman. (2012). Model-Model
Berdasarkan uraian di atas, peneliti Pembelajaran Mengembangkan
memberikan saran: 1. Sekolah dasar dan Profesionalisme Guru. Edisi Kedua.
guru kelas awal hendaknya melaksanakan Jakarta: Rajagrafino Persada.
model pembelajaran yang diamanatkan
Standar Isi bagian struktur kurikulum Suharjo. (2006). Mengenal Pendidikan
SD/MI yakni model pembelajaran tematik Sekolah Dasar Teori dan Praktek.
dengan menerapkan langkah yang sesuai Departemen Pendidikan Nasional
dengan karakteristik model pembelajaran Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
tematik dengan kegiatan dalam Direktorat Ketenagaan.
pengonstrukan konsep dan keterampilan
yang relevan dengan karakteristik Trianto. (2011). Desain Pengembangan
perkembangan dan belajar siswa. 2. Guru Pembelajaran Tematik Bagi Anak
hendaknya melaksanakan evaluasi belajar Usia
bukan hanya kognitif, akan tetapi terdapat Dini TK/RA & Anak Usia Kelas Awal
aspek afektif dan psikomotor; SD/MI. Jakarta: Kencana.
Meningkatkan keterampilan memilih dan
mengambangkan kegiatan dan materi ------------. (2007). Model Pembelajaran
pembelajaran dalam menghubungkan Terpadu dalam Teori dan Praktek.
konsep antar mata pelajaran dalam tema Jakarta: Prestasi Pustaka.
yang relevan. 3. Siswa hendaknya terlibat

Anda mungkin juga menyukai