Anda di halaman 1dari 12

MANAJEMEN KEPERAWATAN : ACTUATING ( PELAKSANAAN )

MK : Managemen Keperawatan
Dosen : Ns. Frida Mendur, S.Kep., M.Kep

DI SUSUN OLEH :

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA


FAKULTAS KEPERAWATAN
MANADO
2021

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat terhadap kwalitas pelayanan keperawatan dirasakan sebagai suatu
fenomena yang harus direspon oleh perawat. Oleh karena itu Pelayanan keperawatan
ini perlu mendapat prioritas utama dalam pengembangan ke masa depan.
Perawat harus mau mengembangkan ilmu pengetahuannya dan berubah sesuai
tuntutan masyarakat dan menjadi tenaga perawat yang professional.Pengembangan 
dalam berbagai aspek keperawatan bersifat saling berhubungan, saling bergantung,
saling mempengaruhi dan saling berkepentingan. Oleh karena itu inovasi dalam
pendidikan keperawatan, praktek keperawatan, ilmu keperawatan dan kehidupan
keprofesian merupakan fokus utama keperawatan Indonesia dalam proses
profesionalitas. Proses profesionalisasi merupakan proses pengakuan terhadap sesuatu
yang dirasakan, dinilai dan diterima secara spontan oleh  masyarakat, maka dituntut
untuk mengembangkan dirinya dalam sistim pelayanan kesehataan.
Perubahaan-perubahaan ini akan membawa dampak yang positif seperti makin
meningkatnya mutu pelayanan kesehatan/keperawatan yang diselenggarakan, makin
sesuainya jenis dan keahlian tenaga kesehatan/keperawatan yang tersedia dengan
tuntutan masyarakat, bertambahnya kesempatan kerja bagi tenaga kesehatan.Oleh
karena alasan-alasan di atas maka Pelayanan keperawatan harus dikelola secara
profesional, karena itu perlu adanya Manajemen Keperawatan.
Keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan nyata di Rumah
Sakit, sehingga perawat perlu memahami bagaiman konsep dan Aplikasinya di dalam
organisasi keperawatan itu sendiri.
Untuk lebih memahami arti dari Manajemen Keperawatan maka kita perlu
mengetahui terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan organisasi keperawatan,
bagaimana tugas dan tanggung-jawab dari masing-masing personil di dalam
organisasi yang pada akhirnya akan membawa kita untuk lebih mengerti bagaimana
konsep dasar  dari Manajemen Keperawatan itu sendiri.
BAB II
KONSEP ACTUATING

1. PELAKSANAAN (ACTUATING )
Actuating, dalam bahasa Indonesia artinya adalah menggerakkan. Maksudnya, suatu
tindakan untuk mengupayakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk
mencapai sasaran sesuai dengan tujuan organisasi. Jadi, actuating bertujuan untuk
menggerakkan orang agar mau bekerja dengan sendirinya dan penuh dengan
kesadaran secara bersama- sama untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan
efisien. Dalam hal ini dibutuhkan kepemimpinan (manajer) yang baik.
Actuating merupakan upaya untuk merealisasikan suatu rencana. Dengan berbagai
arahan dengan memotivasi setiap karyawan untuk melaksanakan kegiatan dalam
organisasi, yang sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawab. Maka dari
itu, actuating tidak lepas dari peranan kemampuan manajer.
Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi
manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih
banyak berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan
fungsi actuating justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung
dengan orang-orang dalam organisasi.
Dalam hal ini, George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating merupakan
usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka
berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-
anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai
sasaran-sasaran tersebut.
Menurut Nawawi (2000) pelaksanaan atau penggerakan (actuating) yang dilakukan
setelah organisasi memiliki perencanaan dan melakukan pengorganisasian dengan
memiliki struktur organisasi termasuk tersedianya personil sebagai pelaksana sesuai
dengan kebutuhan unit atau satuan kerja yang dibentuk. Di antara kegiatan
pelaksanaan adalah melakukan pengarahan, bimbingan dan komunikasi termasuk
koordinasi.
Dari pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk
menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan
pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal
sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya.

2. PRINSIP ACTUATING
a.       Pelaksanaan dan Penugasan.
Langkah lanjutan dari penetapan program kerja pengawasan adalah pelaksanaan
pengawasan dalam bentuk pemberian tugas. Tjuan utama penugasan adalah untuk
mencapai keseimbangan antara beberapa faktor: persyaratan dan kualifikasi personal,
keseimbangan untuk pengembangan profesi, dan lain-lain.
b.      Pengawasan Pengelolaan Dana.
Pengelolaan terhadap dana atau anggaran yang digunakan oleh organisasi penting
dilakukan agar dana tidak disia-siakan.
c.         Penyediaan dan Pemanfaatan Sarana Pengawasan.
Pengawasan juga membutuhkan saran dan alat untuk melakukan pengawasan,
misalnya teknologi yang digunakan untuk memantau kerja anggota organisasi atau
pekerja.
d.       Dokumentasi Pengawasan.
Hal ini diperlukan unutuk mendapatkan bukti yang nyata bila terjadi pelanggaran,
kesalahan dalam melakukan aktivitas di dalam organisasi.
Prinsip Actuating dalam manajemen keperawatan, menurut Kurniawan ( 2009 ) :
·         Memperlakukan pegawai dengan sebaik - baiknya
·         Mendorong pertumbuhan dan perkembangan manusia
·         Menanamkan pada manusia keinginan untuk melebihi
·         Menghargai hasil yang baik dan sempurna
·         Mengusahakan adanya keadilan tanpa pilih kasih
Prinsip Actuating dalam manajemen keperawatan, menurut Haris ( 2011 ):
·         Prinsip mengarah pada tujuan
·         Prinsip keharmonisan dengan tujuan
·         Prinsip kesatuan komando

3.      HAL PENTING YANG  DI PERTIMBANGKAN DALAM ACTUATING


Hal penting yang dipertimbangkan dalam melakukan actuating adalah untuk
memotivasi seorang karyawan untuk melakukan sesuatu, misalnya saja:
                      a.         Merasa yakin dan mampu melakukan suatu pekerjaan,
                     b.         Percaya bahwa pekerjaan telah menambahkan nilai untuk diri
mereka sendiri,
                      c.         Tidak terbebani oleh masalah pribadi atau tugas lain yang lebih
penting atau mendesak,
                     d.         Tugas yang diberikan cukup relevan,
                      e.         Hubungan harmonis antar rekan kerja.
4. FAKTOR - FAKTOR PENGHAMBAT FUNGSI ACTUATING
Kegagalan manajer dalam menumbuhkan motivasi stafnya, hal ini terjadi karena
manajer kurang memahami hakekat perilaku dan hubungan antar manusia. Seperti
konsep perilaku manusia yang dikemukakan oleh Maslow, dinegara berkembang yang
menjadi prioritas adalah kebutuhan fisik, rasa aman, dan diterima oleh lingkungan
sedangkan dinegara maju kebutuhan yang menonjol adalah aktualisasi diri dan self
esteem. Perbedaan tersebut juga akan mempengaruhi etos kerja dan produktifitas
kerja.

5.      FAKTOR – FAKTOR PENDUKUNG FUNGSI ACTUATING


Hal – hal yang perlu diperhatikan manajer dalam fungsi penggerakan.
a.       Manajer harus bekerja lebih produktif
b.      Manajer perlu memahami ilmu psikologi, komunikasi, kepemimpinan dan
sosiologi
c.       Manajer harus mempunyai tekat untuk mencapai kemajuan dan peka terhadap
lingkungan
d.      Manajer harus bersikap obyektif

6.      PELAKSANAAN ACTUATING
Karena manajemen keperawatan memerlukan kerja melalui orang lain, maka tahap
pada pelaksanaan terdiri atas bagaimana manajer memimpin orang lain untuk
menjalankan tindakan yang telah direncanakan. Fungsi kepemimpinan dapat dibagi
lagi dalam komponen fungsi, yaitu kepemimpinan, komunikasi, dan motivasi.

7.      BEBERAPA HAL YANG TERCAKUP DALAM ACTUATING 
v  Komunikasi organisasi
Komunikasi organisasi merunjuk pada pola dan bentuk komunikasi yang terjadi
dalam konteks dan jarngan organisasi.Komunikasi organisasi melibatkan bentuk-
bentuk komunikasi antar pribadi dan komunikasi kelompok.
Pembahasan komunikasi organisasi antara lain menyangkut struktur dan fungsi
organisasi, hubungan antarmanusia, komunikasi dan proses pengorganisasian serta
budaya organisasi. Komunikasi organisasi diberi batasan sebagai arus pesan dalam
suatu jaringan yang sifat hubungannya saling bergantung satu sama lain meliputi arus
komunikasi vertikal dan horizontal.
Dalam teori-teori organisasi ada dua hal yang mendasar yang dijadikan pedoman:
Teori tradisi posisional yang meneliti bagaimana manajemen menggunakan jaringan-
jaringan formal untuk mencapai tujuannya.
Teori tradisi hubungan antar pribadi yang meneliti bagaimana sebuah organisasi
terbentuk melalui interaksi antar individu.
v  Coordinating
Coordinating atau mengkoordinasi merupakan salah satu fungsi manajemen untuk
melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan
kegiatan, dengan jalan menghubungkan, menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan
bawahan sehingga terdapat kerjasama yang terarah dalam usaha mencapai tujuan
organisasi. Usaha yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan itu, antara lain dengan
memberi instruksi, perintah, mengadakan pertemuan untuk memberikan penjelasan
bimbingan atau nasihat, dan mengadakan coaching dan bila perlu memberi teguran.
v  Motivating
Motivating atau pemotivasian kegiatan merupakan salah satu fungsi manajemen
berupa pemberian inspirasi, semangat dan dorongan kepada bawahan, agar
bawahannya melakukan kegiatan secara sukarela sesuai apa yang dikehendaki oleh
atasan. Pemberian inspirasi, semangat dan dorongan oleh atasan kepada bawahan
ditunjukan agar bawahan bertambah kegiatannya, atau mereka lebih bersemangat
melaksanakan tugas-tugas sehingga mereka berdaya guna dan berhasil guna. 
v  Leading
Istilah leading, yang merupakan salah satu fungsi manajemen, di kemukakan oleh
Louis A. Allen yang dirumuskannya sebagai pekerjaan yang dilakukan oleh seorang
manajer yang menyebabkan orang lain bertindak. Pekerjaan leading, meliputi lima
macam kegiatan, yakni 1) mengambil keputusan, 2) mengadakan komunikasi agar ada
saling pegertian antara manajer dan bawahan, 3) memberi semangat, inspirasi, dan
dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak, 4) memilih orang-orang yang
menjadi anggota kelompoknya, serta 5) memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap
bawahan agar mereka terampil dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

8.      TUJUAN  (ACTUATING)
Tujuan fungsi aktuating ( penggerakan ) adalah :
1.      Menciptakan kerjasama yang lebih efisien
2.      Mengembangkan kemampuan dan keterampilan staf
3.      Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan
4.      Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang dapat meningkatkan motivasi dan
prestasi kerja staf
5.      Membuat organisasi berkembang lebih dinamis
BAB III
IMPLEMENTASI FUNGSI
ACTUATING DALAM KEPERAWATAN

A.        Input
1.  Kebijakan model praktek keperawatan professional (MPKP) metode tim yaitu :
·         Pengembangan pendidikan tinggi ilmu keperawatan
·         Penataan standar praktik keperawatan profesional melalui Undang-Undang
praktik keperawatan
·         Pendayagunaan konsil keperawatan dan pokja keperawatan
2.  Pengorganisasian MPKP metode tim
·         Merumuskan metode penugasan yang digunakan.
·         Merumuskan tujuan metode penugasan.
·         Membuat rincian tugas tim dan anggota tim secara jelas.
·         Membuat rentang kendali kepala ruangan membawahi 2 ketua tim dan ketua
tim membawahi 2 – 3 perawat.
·         Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan: membuat proses dinas,
mengatur tenaga yang ada setiap hari dan lain- lain.
·         Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan.
·         Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik.
·         Mendelegasikan tugas kepala ruang tidak berada di tempat, kepada ketua tim.
·         Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus administrasi pasien.
·         Identifikasi masalah dan cara penanganannya.  
3.  Dokumen asuhan keperawatan metode tim
Dokumen dibuat berdasarkan pemecahan masalah pasien. Dokumentasi berdasarkan
masalah terdiri dari format pengkajian, rencana keperawatan, catatan tindakan
keperawatan, dan catatan perkembangan pasien.
4.  Tersedia SAK (standar asuhan keperawatan)
Standar-standar yang ditetapkan dalam Standar Asuhan Keperawatan dimaksud terdiri
dari :
·         Standar I   : Pengkajian Keperawatan
·         Standar II : Diagnosa Keperawatan
·         Standar II : Perencanaan Keperawatan
·         Standar IV: Intervensi Keperawatan
·         Standar V : Evaluasi Keperawatan
·         Standar VI: Catatan Asuhan Keperawatan 
5.      Proses
v  Proses pelaksanaan MPKP  metode Tim yaitu:
Menurut Kron & Gray (1987) pelaksanaan model tim harus berdasarkan konsep
berikut:
·         Membentuk tim sesuai jumlah pasien yang ada
·         Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan tehnik
kepemimpinan.
·         Komunikasi yang efektif penting agar kontinuitas rencana keperawatan
terjamin.
·         Anggota tim menghargai kepemimpinan ketua tim.
·         Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan berhasil baik bila
didukung oleh kepala ruang.
6.  Kolaborasi dengan tim kesehatan yang lain
Selain dengan dokter anggota tim, ketua tim juga melakukan komunikasi langsung
dengan dokter, ahli gizi dan tim kesehatan lain untuk membahas perkembangan
pasien dan perencanaan baru yang pelu dibuat. Selain itu mengidentifikasi
pemeriksaan penunjang yang telah ada dan yang perlu dilakukan selanjutnya 
7.  Menentukan diagnosis dan system klafikasi pasien
Saat pasien baru masuk di ruang rawat, pasien dan keluarga akan diterima oleh ketua
tim dan diperkenalkan kepada anggota tim yang ada. Kemudian ketua tim
memberikan orientasi tentang ruang, peraturan ruangan, perawat bertanggung jawab
(ketua Tim) dan anggota tim.
Ketua tim (dapat dibantu anggota tim) melakukan pengkajian, kemudian membuat
rencana keperawatan berdasarkan rencana keperawatan yang sudah ada setelah
terlebih dahulu melakukan analisa dan modifikasi terhadap rencana keperawatan
tersebut sesuai dengan kondisi pasien.
Setelah menganalisa dan memodifikasi rencana keperawatan, ketua tim menjelaskan
rencana keperawatan tersebut kepada anggota tim, selanjutnya anggota tim akan
melaksanakan tindakan keperawatan sesuai rencana keperawatan dan rencana
tindakan medis yang dituliskan rdi format tersendiri. Tindakan yang telah dilakukan
anggota tim kemudian didokumentasikan pada format yang tersedia.      
8.  Pelaksanaan pre dan post conferen
·         Pre Conferen
Pre conference, yaitu komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah selesai operan
yang dipimpin oleh katim atau penanggung jawab tim. Isi pre conference adalah
rencana tiap perawat (rencana harian) dan tambahan rencana dari katim atau PJ tim.
Isi post conference adalah hasil asuhan keperawatan tiap perawat dan hal penting
untuk operan (Keliat, 2000).
Kegiatan yang dilakukan pre – conference antara lain berbagi informasi  tentang
pengalaman yang akan dihadapi, salng bertanya, mengungkapkan perhatian, dan
melakukan klarifikasi tentang rencana kerja atau rencana intervensi keperawatan
(Billing’s dan judith, 1999)
Oberman (1999), kegiatan  pre- conference meliputi identifikasi masalah,
perencanaan dan evaluasi hasil untuk mencari solusi. Kegiatan pre – conference
dalam MPKP jiwa mencakup komikasi kketua tim dan perawat pelaksana setelah
selesai operan untuk merencanakan kegiatan pada sif tersebut. Kegiatan ini dipimpin
oleh ketua tim tau penanggung jawab tim.jika staf yang berdinas pada tim tersebut
hanya satu orang, pre – conference akan ditiadakan. Isi pre – conference mencakup
rencana setiap perawat ( rencana harian) dan rencana tambahan dari ketua tim atau
penanggung jawab tim. (keliat, 2006).
·         Post Conferen
Post conference, yaitu komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan
sepanjang shif dan sebelum operan. Isi post conference adalah hasil asuhan
keperawatan tiap perawat dan hal penting untuk operan (Keliat, 2000).
Kegiatan diskusi pada post – conference memberi kesempatan pada ketua tim dan
perawat pelaksana untuk berkomunikasi secara profesional dengan menanyakan
pengalaman klinik yang baru di lakukan, mendiskusikan pengalaman klinik tersebut,
mengalisis situasi klinik, mengklarifikasi keterkaitan dan situasi, mengidentikasi
masalah, mengungkaapkan perasaan, dan membangun sistem pendukungan di unit
rawat inap. ( Keliat, 2006).
Isi pre – conference berupa hasil asuhan keperawatan setiap perawat dan hal – hal
yang penting perlu diperhatikan untuk operan (tindak lanjut). Post – conference di
pimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim. (Keliat, 2006).
B.       Output
1. MPKP terlaksana dengan baik
2. Dokumen asuhan keperawatan tercatat secara lengkap
3. Timbang terima dilakukan dengan baik
4. Periode kebijakan dengan baik
5. Pre dan post comference dilaksanakan dengan baik
6. Pasien dan keluarga puas dengan pelayanan
7. Pasien aman tidak ada resiko
8. Hemat penggunaan BHP

C.    Evaluasi
Tahap akhir proses manajerial adalah mengevaluasi seluruh kegiatan yang telah
dilaksanakan. Tujuan evaluasi adalah untuk menilai seberapa jauh staf mampu
melaksanakan perannya sesuai dengan tujuan organisasi yang telah ditetapkan serta
mengidentifikasi faktor-faktor yang menghambat dan mendukung dalam pelaksanaan.

Manajemen keperawatan dapat dilaksanakan dengan benar. Oleh karena itu, perlu
diperhatikan beberapa prinsip dasar berikut :
a.      Manajemen keperawatan berlandaskan perencanaan.
Perencanaan merupakan hal yang utama dari serangkaian fungsi dan aktivitas manajemen.
Tahap perencanaan dari proses menejemen tidak hanya terdiri dari penentuan kebutuhan
keperawatan pada berbagai kondisi klien, tetapi juga terdiri atas pembuatan tujuan,
pengalokasian anggaran, identifikasi kebutuhan pegawai, dan penetapan struktur organisasi
yang diinginkan. Perencanaan merupakan pemikiran/ konsep-konsep tindakan yang
umumnya tertulis dan merupakan fungsi yang penting didalam mengurangi resiko dalam
pengambilan keputusan, pemecahan masalah, dan efek-efek dari perubahan.
Selain proses perencanaan, yang dapat dilakuykan oleh pemimpin keperawatan adalah
menganalisis dan mengkaji sistem, mengatur strategi organisasi dan menentukan tujuan
jangka panjang dan pendek, engkaji sumber daya organisasi, mengidentifikasi kemampuan
yang ada, dan aktifitas spesifik serta prioritasnya. Perencanaan dalam manajemen mendorong
seorang pemimpin keperawatan untuk menganalisis aktifitas dan struktur yang di butuhkan
dalam organisasinya.
b.      Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang efektif
Menejer keperawatan yang menghargai waktu akan mampu menyusun perencanaan yang
terprogram dengan baik dan melaksankan kegiatan sesuai dengan waktu yang ditetapkan.
Keberhasilan seorang pemimpin keperawatan tergantung pada penggunaan waktunyayang
efektif. Dalam keperawatan, manajemen sangat dipengaruhi oleh kemampuan pimpinan
keperawatan. Dalam konteks ini seorang pemimpin harus mampu memanfaatkan waktu yang
tersedia secara efektif. Hal ini dibutuhkan untuk dapat mencapai produktifitas yang tinggi
dalam tatanan organisasinya.
c.       Manajemen keperawatan melibatkan pengambilan keputusan.
Berdasarkan situasi dan permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan kegiatan keperawatan
memerlukan pengambilan keputusan yang tepat di berbagai tingkatana manajerial.
Semua tingkat menejer dalam keperawatan dihadapkan pada persoalan yang berbeda
sehingga dibutuhkan metode atau cara pengambilan keputusan yang berbeda pula. Jika salah
dalam pengambilan keputusan akan berpengaruh terhadap proses atau jalannya aktifitas yang
akan dilakukan. Proses pengambilan keputusan akan sangat dipengaruhi oleh kemampuan
komunikasi dari para menejer.
d.      Menejemen keperawatan harus terorganisasi
Pengorganisasian dilakukan sesuai dengan kebutuhan organisasi dalam rangka mencapai
tujuan. Terdapat empat blog struktur organisasi, yaitu unit, departemen, top/tingkat eksekutif,
dan tingkat operasional.
Prinsip perorganisasian mencakup hal-hal pembagian tugas, koordinasi, kesatuan komando,
hubungam staf dan linik, tanggung jawab dan kewenangan yang sesuai serta adanya rentang
pengawasan. Dalam keperawatan, pengorganisasian dapat dilaksanakan dengan cara
fungsional/penugasan, alokasi pasien, grub/tim keperawatan dan pelayanan keperawatan
utama.
e.       Menejemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif.
Komunikasi merupakan bagian penting dari aktifitas manajemen. Komunikasi yang
dilakukan secara efektif mampu mengurangi kesalah pahaman, dan akan memberikan
persamaan pandangan arah dan pengertian diantara pegawai dalam suatu tatanan organisasi 
f.       Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan
Pengendalian menejemen dilakukan untuk mengarahkan kegiatan manajemen sesuai dengan
yang  direncanakan. Selain itu, pengendalian dilaksanakan pada kegiatan yang dilakukan
tidak banyak terjadi kesalahan yang berakibat negatif terhadap klien dan pihak yang terkait
dengan pihak manajemen. Pengendalian meliputi penilaianterhadap pelaksananaan rencana
yang telah dibuat, pemberian intruksi, menetapkan prinsip-prinsip melalui penetapan standar,
dan membandingkan penampilan dengan standar serta memperbaiki kekurangan.
BAB IV
PENUTUP

1.      KESIMPULAN
Actuating, dalam bahasa Indonesia artinya adalah menggerakkan. Maksudnya, suatu
tindakan untuk mengupayakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk
mencapai sasaran sesuai dengan tujuan organisasi. Jadi, actuating bertujuan untuk
menggerakkan orang agar mau bekerja dengan sendirinya dan penuh dengan
kesadaran secara bersama- sama untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan
efisien. Dalam hal ini dibutuhkan kepemimpinan (manajer) yang baik.
Actuating merupakan upaya untuk merealisasikan suatu rencana. Dengan berbagai
arahan dengan memotivasi setiap karyawan untuk melaksanakan kegiatan dalam
organisasi, yang sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawab. Maka dari
itu, actuating tidak lepas dari peranan kemampuan manajer.
Manajemen proses keperawatan dilakukan dengan pendekatan sistem terbuka, dimana
masing-masing komponen saling berhubungan dan berinteraksi dan dipengaruhi oleh
lingkungan terdiri dari lima elemen yaitu: input, proses, output, kontrol, dan umpan
balik.
2.      SARAN
Kami selaku penulis makalah ini, sangat berharap kepada pembaca
dapat  mempelajari dan memahami makalah ini, agar bermanfaat di kemudian hari.
Dan kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca baik mahasiswa
maupun dosen sebagai pembimbing kami. Agar makalah ini dapat mendekati
kesempurnaan.

Anda mungkin juga menyukai