TINJAUAN PUSTAKA
A. Manajemen Proyek
Siklus manajemen proyek terdiri dari beberapa fase yang menyerupai fungsi
manajemen klasik. Fase tersebut meliputi pelingkupan, perencanaan, perkiraan,
penjadwalan, pengorganisasian, pengarahan, pengontrolan, penutupan
(Trihendradi, 2008).
5
perkiraan waktu masing-masing tugas, d) Fase Penjadwalan adalah fase
menetukan ketergantungan antar tugas yang membangun tugas secara
keseluruhan, e) Fase Pengorganisasian adalah fase penempatan sumber daya pada
masing-masing tugas dan menyeimbangkannya (leveling) sumber daya, f) Fase
Pengarahan dilakukan pada saat implementasi proyek perlu pengarahan tim akan
rencana yang telah disepakati sehingga proyek dapat diselesaikan secara optimal,
g) Fase Pengontrolan adalah fase memonitor dan mengontrol kemajuan proyek,
menyampaikan laporan perkembangan proyek dan perubahan proyek, h) Fase
Penutupan adalah fase menilai hasil akhir proyek dan masukan atau pengalaman
yang didapat yang berguna bagi proyek-proyek selanjutnya.
Perencanaan yang baik hanya dapat tercapai jika ada interaksi dan partisipasi
dari setiap personil yang telibat dalam perencanaan tersebut, dan interaksi yang
baik dapat terjalin jika ada komunikasi yang baik antra satu personil dengan yang
lain.
B. Bangunan Gedung
Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu
dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas atau dalam
tanah/ dan/ atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan
kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan
usaha, kegiatan sosial, budaya maupun khusus (UU No. 28, 2002).
Pembangunan adalah kegiatan mendirikan bangunan gedung yang
diselenggarakan melalui tahap perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi dan
pengawasan konstruksi/manajemen konstruksi (MK), baik merupakan
pembangunan baru, perbaikan sebagian atau seluruhnya, maupun perluasan
bangunan gedung yang sudah ada, dan/atau lanjutan pembangunan bangunan
gedung yang belum selesai, dan/atau perawatan (rehabilitasi, renovasi, restorasi).
6
1. Jenis Struktur Bangunan
Struktur bangunan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu: a) Bangunan non-
struktural adalah bangunan yang didirikan dimana kekuatan strukturnya tidak
dihitung, namun ditentukan hanya berdasarkan pada pengalaman dan kebiasaan
saja. Pada umumnya bangunan non-struktural pasangan batanya hanya diperkuat
dengan kolom dan balik praktis. Ketika terjadi gempa, jenis bangunan ini terbukti
paling banyak mengalami kerusakan. b) Bangunan struktural adalah bangunan
yang didirikan dimana kekuatannya dihitung oleh para ahli.
7
keselamatan pasien, masyarakat, lingkungan rumah sakit dan sumber daya
manusia di rumah sakit; c) Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar
pelayanan rumah sakit; d) Memberikan kepastian hukum kepada pasien,
masyarakat, sumber daya manusia rumah sakit, dan Rumah Sakit.
2. Klasifikasi Rumah Sakit
b. Klasifikasi berdasarkan jenis pelayanan, terdiri dari 2 jenis: (1) Rumah sakit
umum, memberi pelayanan kepada berbagai penderita dengan berbagai
penyakit; (2) Rumah sakit khusus, memberi pelayanan diagnosa dan
pengobatan untuk penderita dengan kondisi medik tertentu baik bedah
maupun non bedah, contoh: rumah sakit kanker maupun rumah sakit jantung.
c. Klasifikasi berdasarkan afiliasi pendidikan, terdiri dari 2 jenis: (1) Rumah
sakit pendidikan, yaitu rumah sakit yang menyelenggarakan program latihan
untuk berbagai profesi; (2) Rumah sakit nonpendidikan, yaitu rumah sakit
yang tidak memiliki program pelatihan profesi dan tidak ada afiliasi rumah
sakit dengan universitas.
d. Klasifikasi Rumah Sakit Umum Pemerintah, dibagi menjadi: (1) Rumah
Sakit Umum kelas A adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan
kemampuan pelayanan medik spesialistik luas dan subspesialistik luas; (2)
Rumah Sakit Umum kelas B adalah rumah sakit umum yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik sekurang-kurangnya 11
spesialistik dan subspesialistik terbatas; (3) Rumah Sakit Umum kelas C
adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan
pelayanan medik spesialistik dasar; (4) Rumah Sakit Umum kelas D adalah
8
rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan
medik dasar.
D. Penjadwalan Proyek
9
pelaksanaan proyek yang telah direncanakan oleh perencana, menjelaskan urutan
kerja, dan waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan proyek; b) Mencapai
target produktivitas, adalah suatu sasaran yang ingin dicapai oleh keseluruhan tim
kerja dari proyek yang tujuannnya adalah menyelesaikan keseluruhan proyek tepat
waktu dan biayanya tidak melebihi anggaran yang tersedia; c) Memonitor dan
mengukur kemajuan yang telah dicapai harus ada suatu batasan. Jadwal proyek
dapat digunakan sebagai batasan dan sebagai acuan penentuan status proyek, yaitu
proyek terlalu lambat, tepat waktu atau terlalu cepat; d) Mengantisipasi
Perubahan, jadwal proyek mempunyai sifat dinamis, karena dalam
pelaksanaannnya sering terjadi penyimpangan atau perubahan, sehingga suatu
proyek sulit untuk dapat berjalan sesuai jadwal. Selalu ada kejadian-kejadian dan
hal-hal yang tidak diharapkan terjadi dalam setiap tahapan konstruksi, yang pada
akhirnya akan berakibat gagalnya kontraktor menjalankan proyek sesuai dengan
rencana penjadwalan semula. Jadwal proyek merupakan sarana untuk
mengidentifikasi hal-hal diluar rencana, untuk kemudian dapat diambil langkah-
langkah untuk merivisi pelaksanaan proyek agar tetap berjalan sesuai dengan
rencana / jadwal semula.
10
dibutuhkan untuk menyelesaikan masing-masing aktivitas. Beberapa kriteria
dalam menentukan durasi aktivitas, antara lain adalah ketersediaan sumber daya
(bahan, peralatan, dan tenaga kerja), produktivitas sumber daya, kondisi lapangan
proyek. c) Tahap Penyusunan Urutan Aktivitas, Penyusunan urutan pekerjaan
proyek adalah merencanakan proses pelaksanaan yang menunjukan urutan
aktivitas yang perlu dilakukan terlebih dahulu (predecessor) sebelum suatu
aktivitas lain dapat mulai dikerjakan, dan menentukan aktivitas berikutnya
(successor) yang dikerjakan setelah aktivitas pendahulu selesai. Ketergantungan
ini sangatlah mutlak diperlukan untuk menyusun jadwal, artinya semakin teliti
mengetahui ketergantungan dari aktivitas maka suatu jadwal akan semakin
sempurna; d) Tahap Penyusunan Jadwal Proyek, Penyusunan jadwal proyek harus
mencantumkan tanggal kapan aktivitas dimulai dan selesai, serta urutan aktivitas
yang telah direncanakan. Jadwal yang didapat nantinya akan digunakan sebagai
acuan untuk mengontrol dan memonitor pengerjaan aktivitas-aktivitas proyek; e)
Tahap Analisa dan Peninjauan Ulang Jadwal, Jadwal yang telah disusun perlu
ditinjau dan dianalisa ulang untuk mengetahui apakah jadwal tersebut telah
lengkap dan dapat dikerjakan oleh pihak-pihak yang bertanggung jawab. Apabila
dalam peninjauan ulang dan analisa ini didapati kesalahan-kesalahan, maka hasil
estimasi durasi dan rencana urutan proyek harus ditinjau ulang; f) Tahap
Pelaksaaan dan Penerapan Jadwal, Langkah selanjutnya adalah menerapkan
jadwal yang telah dianalisa tersebut pada proyek. Pengawasan termasuk
pengaturan pekerjaan yang harus dilakukan tiap hari, dan pengontrolan yang
meliputi peninjauan jadwal yang dilakukan secara berkala tiap satu periode waktu
tertentu (rutinitas).
11
adalah nilai yang diukur selama proses konstruksi, dapat dipisahkan menjadi
biaya tenaga kerja, material, dan alat. Produktivitas mempunyai peranan penting
pada setiap tahap penyusunan jadwal dari suatu proyek konstruksi, mulai dari
tahap estimasi durasi aktivitas sampai tahap pelaksanaan dan penerapan jadwal
(Wulfram I, 2008).
Kurang diperhatikannya produktifitas pekerja pada suatu proyek
konstruksi dapat menghambat pekerjaan konstruksi. Ada berbagai macam faktor
yang dapat mempengaruhi produktivitas dalam proyek konstruksi, dimana salah
satunya adalah faktor tenaga kerja yang berkaitan langsung dalam pembangunan
konstruksi di lapangan. Produktivitas pekerja merupakan salah satu unsur utama
dalam menentukan keberhasilan pelaksanaan suatu proyek konstruksi, tetapi
seringkali penggunaan tenaga kerja tidak efektif, seperti menganggur, mengobrol,
makan, minum dan merokok di luar jam istirahat. Untuk itu, manajemen harus
dapat mengetahui cara-cara untuk mengukur produktivitas pekerja sebelum
melakukan upaya peningkatan produktifitas. Sesuai dengan laporan I Dewan
Produktivitas Nasional Republik Indonesia 1983, peningkatan produktivitas dapat
dilihat dalam tiga bentuk, yaitu : (a) jumlah produksi meningkat dengan
menggunakan sumberdaya yang sama; (b) jumlah produksi yang sama atau
meningkat dicapai dengan menggunakan sumberdaya yang kurang, dan jumlah
produksi yang jauh lebih besar diperoleh dengan pertambahan sumberdaya yang
relatif atau lebih kecil.
4. Metode Penjadwalan
Dalam penyusunan jadwal pelaksanaan ada beragam bentuk metode yang
dikembangkan, Secara garis besar metode penjadwalan proyek dapat dibagi
menjadi 5, yaitu: (a) Bar Chart (diagram batang); (b) Program Evaluation and
Review Technique (PERT); (c) Critical Path Method (CPM); (d) Presedent
Diagram Method (PDM); ( e) Penjadwalan dengan sistem komputasi (Nugroho,
2011).
12
a. Bar Chart / Bagan Balok
Teknik perencanaan yang paling tua yang ada hubungannya dengan jadwal
waktu kegiatan ialah teknik yang menggunakan bagan balok (bar chart). Bagan
balok disebut juga bagan Gantt (Gantt Cart) sesuai dengan penemunya, Hendry
Gantt. Selama bertahun-tahun bagan ini digunakan secara luas sebagai alat bantu
perencanaan yang sangat berharga. Bagan balok mudah dibuat dan mudah
dipahami, dan dapat ditetapkan pada berbagai fungsi (Nugroho, 2011).
Bagan balok disusun dengan maksud untuk mengidentifikasikan unsur waktu
dan urutan dalam merencanakan suatu kegiatan, dan pada saat pelaporan.Kegiatan
yang dilakukan digambarkan dalam bentuk balok pada skala waktu. Bagan balok
dapat disiapkan dengan manual atau dengan komputer, tersusun pada koordinat X
dan Y, disumbu tegak lurus (Y) dicatat pekerjaan atau elemen atau paket kerja
dari hasil penguraian lingkup proyek, dan dilukis sebagai balok. Sedangkan
disumbu horizontal (X), tertulis satuan waktu (hari, minggu, bulan). Dengan
demikian dapat dibaca waktu yag digunakan untuk menyelesaikan suatu jenis
kegiatan.
Dalam pembuatannya, pertama harus diketahui diketahui jenis-jenis kegiatan
yang ada pada suatu pekerjaan, kemudian ditentukan urutan-urutannya. Setelah itu
menentukan lamanya waktu pelaksanaan setiap jenis kegiatan tersebut. Untuk
menentukan lamanya waktu penyelesaian jenis kegiatan, harus diketahui volume
pekerjaan yang ada, kemudian ditentukan metode dan analisa kerja apa yang akan
dipakai.
Pada penggunaan yang lebih luas saat ini, bagan balok digabungkan dengan
metode grafik S (kurva S), yang menggambarkan kumulatif progress pada setiap
waktu dalam pelaksanaan pekerjaan. Kurva ini dibuat berdasarkan rencana atau
pelaksanaan (actual) progress pekerjaan setiap kegiatan. Untuk menyusunnya,
diperlukan informasi mengenai aktifitas-aktifitas yang akan dikerjakan dan bobot
prosentase harga suatu kegiatan terhadap harga total proyek. Kurva S diperlukan
untuk menggambarkan progress pada momen tertentu. Rencana progress yang
dibuat dalam kurva ini merupakan referensi/kesepakatan dari semua pihak atau
13
progress yang perlu dihasilkan oleh pelaksana pekerjaan pada setiap momen
tertentu.
Bila kurva S dari rencana progres dan pelaksanaan dibandingkan, maka dapat
diketahui secara visual besarnya dan kecenderungan dari penyimpangan yang
terjadi, apakah pelaksanaan lebih cepat atau lebih lambat dari rencana yang telah
disepakati.
Inti dari pada teknik jaringan kerja ialah diagram panah atau disebut “jaringan
kerja” (network) itu sendiri. Dari segi penyusunan jadwal, jaringan kerja
dipandang sebagai suatu langkah penyempurnaan metode yang dianggap mampu
menyuguhkan teknik dasar dalam menentukan urutan dan kurun waktu kegiatan
unsur proyek, dan pada giliran selanjutnya dapat dipakai untuk memperkirakan
waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan. Diagram ini agak berbeda dengan
bagan balok dan sudah banyak menggantikan bagan tersebut. Penggambaran
diagram panah tidaklah mengikuti skala linier tertentu. Diagram panah
digambarkan dengan teliti untuk menunjukan saling ketergantungan setiap
kegiatan dengan kegiatan lain didalam proyek.
Dalam penyusunan Network Planning suatu proyek, pertama-tama kita
inventarisasi kegiatan-kegiatan (activities) yang terdapat didalam proyek tersebut
serta logika ketergantungannya satu sama lain. Dengan mengetahui dua hal
tersebut dan dengan menggunakan simbol-simbol, simbol dari kegiatan dan
symbol dari kejadian atau peristiwa (event), maka rencana mendetail yang
merupakan sebuah Network (jaringan dari kegiatan dan kejadian) sudah dapat
digambarkan. Dalam taraf ini, maka faktor waktu dan sumber-sumber belum
dipertimbangkan, yang ditinjau baru kegiatan-kegiatan, kejadian-kejadian dan
hubungannya satu sama lain.
14
Bentuk logika ketergantungan, dalam jaringan tadi merupakan dasar
penyusunan “Network Planning” selanjutnya. Seseudah itu semua, maka taraf
kedua adalah peninjauan unsur waktu, dibuat perkiraan berdasarkan pengalaman,
teori dan perhitungan mengenai jangka waktu penyelesaian tiap-tiap kegiatan
kemudian dihitung kapan waktu terjadinya tiap-tiap kejadian dari permulaan
sampai berakhirnya proyek tersebut. Metode Network Planning diterdiri atas 3
metode yaitu : a) Program Evaluation and Review Technique / PERT; b) Critical
Path Method / CPM; c) Presedent Diagram Method PDM. Penjelasan singkat
masing-masing metode (Nugroho, 2011) adalah sebagai berikut:
a) Metode PERT dikembangkan oleh Navy Spesial Project Office pada tahun
1957. Metode ini bertujuan untuk sebanyak mungkin mengurangi penundaan,
termasuk gangguan atau konflik suatu jadwal. PERT pada prinsipnya adalah
hubungan ketergantungan antara bagian-bagian kegiatan yang digambarkan
dalam bentuk diagram network. Dengan demikian dapat diketahui bagian-
bagian kegiatan mana yang harus didahulukan dan kegiatan mana yang
menunggu selesainya pekerjaan. Kelemahan metode ini terletak pada cara
pembacaan. Tidak semua level manajemen dapat membaca dan mengetahui
kegiatan mana yang memerlukan perhatian penuh agar proyek dapat berjalan
sesuai dengan rencana.
b) Pada tahun 1958, perusahaan bahan-bahan kimia Du Pon Company
menemukan metode Critical Path Method (CPM) untuk memecahkan
kesulitan-kesulitan dalam proses fabrikasi. Pada dasarnya metode ini mirip
dengan metode PERT. Perbedaan mendasarnya terletak dalam penentuan
perkiraan waktu. CPM dapat memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk
melaksanakan setiap kegiatan dan dapat menentukan prioritas kegiatan yang
harus mendapat pengawasan cermat agar semua kegiatan selesai sesuai
rencana. Dengan kata lain, metode ini memungkinkan terbentuknya suatu jalur
atau lintasan kritis.
c) Metode Preseden Diagram (PDM) diperkenalkan oleh J.W Fondahl dari
Universitas Stanford USA pada awal dekade 60-an. PDM adalah jaringan
kerja yang umumnya berbentuk segi empat, sedangkan anak panahnya hanya
15
sebagai petunjuk kegiatan-kegiatan yang bersangkutan. Dengan demikian
dummy pada PDM tidak diperlukan.
d) Terakhir adalah metode penjadwalan proyek dengan bantuan komputer. Salah
satu keunggulan yang paling mencolok dari penggunaan alat bantu komputer
adalah kemampuan mengolah data dalam jumlah besar dalam waktu yang
singkat dan dengan kemungkinan kesalahan yang kecil. Dengan demikian
penyusunan jadwal dapat dilakukan dengan lebih cepat dan teliti. Setiap saat
situasi proyek mengalami perubahan, komputer dapat melakukan perubahan
tersebut dalam waktu singkat.
F. Microsoft Project
1. Umum
Microsoft Project 2007 merupakan suatu program komputer yang
diperuntukan sebagai media bantu dalam melakukan perencanaan penjadwalan
dan pengendalian sebuah proyek baik dengan skala kecil maupun besar dan
kompleks secara terperinci, kegiatan demi kegiatan. Microsoft Project atau MS.
Project adalah program aplikasi computer yang berguna untuk mengelola proyek
konstruksi. Aplikasi MS. Project dalam bidang rancang bangun atau rekayasa
konstruksi digunakan untuk mengelola rencana atau waktu
pekerjaan, sehingga sebuah proyek yang sedang berjalan dapat dievaluasi sesuai
dengan tahapan pekerjaan.
Dalam buku yang berjudul “Microsoft Project 2007” Langkah Cerdas
Merencanakan Menjadwalkan dan Mengontrol Proyek” berdasarkan survey
dengan judul Tools of the trade : A Survey of project Management yang
dipublikasikan Project Management Journal Tahun 1998, terpilih 10 top alat bantu
pendukung manajemen proyek. Sepuluh alat bantu tersebut adalah (1) Microsoft
Office Project, (2) Primavera Project Planner, (3) Microsoft Exel, (4) Project
Workbench, (5) Time Line, (6) Primavera Sure Trak, (7) CA Super Project, (8)
Project Schduler, (9) Artimes Prestige, (10) FFastract.
Dari ke sepuluh software pendukung tersebut, peneliti mencoba
menggunakan Microsoft Project sebagai alat bantu untuk menentukan waktu
16
penyelesaian proyek dan mencari lintasan kritis. Microsoft Project merupakan
alat pengelolaan proyek yang powerfull. Namun demikian alat bantu tersebut
tidak berperan banyak pada keseluruhan fase (pelingkupan, pengarahan dan
penutupan) sehingga pemakaiannya hanya akan sangat berguna dalam
perencanaan (Trihendradi, 2008).
17
dapat melakukan pengeditan sehingga user lainnya hanya dapat melihat isi file; 2)
Karena merupakan single user software, maka pengendalian proyek tidak dapat
dilakukan secara efektif. Laporan pengembangan proyek tidak dapat diinputkan
jika file sedang dibuka oleh user lain; 3) Penggunaan dan interface tergolong
relatif kurang user friendly bagi kalangan tertentu, khususnya bagi pelaksana
proyek di lini bawah (operating personnel). Sehingga laporan perkembangan
proyek yang seharusnya lebih efektif jika diinputkan langsung oleh tenaga kerja
yang mengerjakannya seringkali harus diinputkan oleh orang lain yang lebih
memahami software ini; 4) Tidak menyediakan fasilitas database sebagai media
untuk menyimpan data-data yang berhubungan dengan proyek, misalnya data
customer, data umum proyek, data historis dari proyek sebelumnya atau data
tenaga kerja yang terlibat dalam pelaksanaan proyek; 5) Tidak memiliki
kemampuan querying, pembagian informasi yang tepat berdasarkan level
manajemen tidak dapat dilakukan. Setiap user yang membuka file dapat melihat
keseluruhan isi file, software tidak dapat membatasi data mana saja yang boleh
diedit, diinput, dihapus atau yang hanya boleh dilihat.
18
Task Pane Gantt Table Gantt Chart
19
maka Pekerjaan B dapat dikatakan sebagai predecessor bagi pekerjaan A.
sedangkan pekerjaan B disebut successor.
6) Resources Name, digunakan untuk menuliskan sumber daya yang
digunakan atau yang bertanggung jawab.
b. Gantt Chart
Gantt chart adalah grafik batang horizontal yang menggambarkan rangkaian
tugas suatu proyek (Trihendradi, 2008).
Selain tampilan pada jendela kerja utama diatas, masih ada jendela kerja
lain yang fungsinya juga sangat penting. Seperti yang telah diutarakan
sebelumnya, bahwa untuk mengakses atau berpindah ke jendela-jendela kerja
tersebut dapat digunakan tampilan view bar, namun jendela kerja yang
diutamakan dalam hal melakukan penjadwalan dan pengenalian proyek adalah
sebagai berikut: (Madcoms, 2008)
a) Gantt Chart
Telah dijelaskan secara singkat fungsi dari jendela kerja ini. Perlu diketahui
pula bahwa jendela kerja ini terangkai dengan lembar kerja Gantt Table.
21
menampilkan grafik penggunaan setiap tenaga kerja yang digunakan pada
proyek.
e) Resource Sheet
Jendela kerja ini dugunakan untuk memasukkan daftar dari sumber daya
proyek serta biaya pelaksanaan proyek, terdiri dari kolom-kolom sebagai
berikut :
22
7. Std. Rate, yakni kolom untuk menentukan harga persatuan sumber daya
perhari, perjam atau persatuan material.
8. Over Rate, yakni kolom untuk menetapkan harga kegiatan tambahan atau
lembur baikperari atau perjam.
9. Cost/Use, yakni kolom untuk menentukan harga tetap sumber daya,
biasanya untuk mobilisasi atau biaya sub kontraktor.
10. Accurate at, yakni kolom untuk enentukan cara pembayaran proyek
terdiri dari strat, protate, dan end.
11. Base Calender, yakni kolom untuk menentukan waktu kerja yang dipaki.
12.Code, yakni kolom untuk membuat penomoran atau kode account.
23
A
4) Finish to finish
Merupakan suatu hubungan ketergantungan dimana suatu pekerjaan (B) tidak
dapat diselesaikan sampai pekerjaan lain (A) telah diselesaikan.
24
hubungan antara dua pekerjaan adalah finish to start dengan penguluran waktu 3
minggu.
A +3 Wks
Sedangkan untuk lead time adalah FS-2wks, hal ini berarti hubungan antara dua
pekerjaan adalah finish to start dengan penekanan waktu 2 minggu.
A
-2 wks B
25