Anda di halaman 1dari 4

GERAKAN SEKOLAH RAMAH LINGKUNGAN DI MIN 2 DRUJU

Alma Rohmatul Fitri

Global Warming, istilah yang menjadi pembicaraan akhir-akhir ini. Sebuah fenomena
alam yang sungguh mengkhawatirkan seluruh penduduk bumi. Dan semua itu disebabkan
oleh ulah manusia. Padahal manusia adalah mahluk biotik berakal yang dari kegiatannya
mahluk lain bergantung kelangsungan hidup. Manusia kini cenderung lupa jika bumi ini
cuma titipan dari anak-cucu. Emisi yang dihasilkan oleh pembakaran yang dilakukan industri
besar, penebangan hutan tanpa control, gagalnya reboisasi, dan pemborosan energi adalah
contoh pengelolaan alam yang salah.

Indonesia memiliki wilayah hutan tropis terbesar kedua setelah Brasil. Bahkan
disebut sebagai paru-paru dunia. Sebagai Negara kepulauan dengan 65 persen penduduknya
tinggal di pesisir pantai, pemanasan global tentu mempunyai dampak pada naiknya
permukaan laut hingga mengancam kelangsungan hidup. Hanya dengan kenaikan suhu
sebesar 4 derajat Celcius di seluruh dunia, permukaan laut akan menjadi 5 meter lebih tinggi
dari sekarang. Seluruh kota akan lenyap digenangi air(M. Bright, 1993). Sedangkan disisi
agraris dengan adanya perubahan iklim akan menurunkan tingkat hasil panen secara
langsung karena para petani kesulitan dalam pengelolaan lahan dan tanaman.

Sumber anomali diyakini para ilmuwan akibat dari tingginya emisi gas-gas rumah
kaca seperti Karbon dioksida (CO2), Klorofluorokarbon, ozon, metan dan Nitrogen dioksida
(NO2) yang terakumulasi dan menutup lapisan atmosfer sehingga matahari yang sampai ke
permukaan bumi terkurung di lingkungan atmosfer (Yuni Ikawati, 2007). Dan yang terjadi
adalah pemanasan global bersama efek buruk yang mengikuti.

Terjadinya banjir, naiknya permukaan air laut, dan kekeringan yang sekarang ini
telah melanda adalah efek dari pemanasan global. Saatnya melaksanakan langkah nyata guna
meminimalisir akibat yang ditimbulkan. Lalu bagaimana fungsi dan peran pendidikan dalam
hal ini? Sesuatu yang layak dibahas, mengingat pendidikan adalah proses pembentukan
perilaku manusia.
Gerakan Sekolah Ramah Lingkungan

Pendidikan berwawasan lingkungan, inilah kuncinya. Selama ini tidak ada yang salah
dengan pendidikan selama ini. Kita sudah tahu jika reboisasi itu penting, kita mengerti jika
buang sampah di sungai berakibat banjir. Semua sudah diajarkan oleh para guru kita.
Pengetahuan manusia tentang apa saja yang dapat menjadi sebab pemanasan global sudah
lengkap. Tapi tetap ada saja penebangan hutan, juga industri yang menghasilkan emisi yang
berlebih. Gerakan sayang lingkungan, di sekolah-sekolah sebagian besar sudah
menggalakkan penghijauan. Misalnya, setiap peserta didik yang diberi tugas untuk membawa
tanaman ke sekolah. Ini sebuah langkah yang perlu di puji.

Lingkungan dan pendidikan adalah dua hal yang mengkait. Pendidikan tentang
lingkungan saatnya pada hal-hal yang praktis. Bukan hanya sebatas teori. Sebagai contoh
kita semua tahu jika buang sampah sembarangan itu adalah hal yang mencemari lingkungan
tapi masih saja melakukan. Sekolah sebagai lingkungan pendidikan dan pendidikan akan
lingkungan sangat berpotensi memberi peran langsung dalam penanaman kecintaan peserta
didik akan lestarinya lingkungan hidup. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan di
sekolah dalam rangka memberikan pendidikan lingkungan.

Penanaman pohon
Penanaman di sebuah sekolah selayaknya dilakukan, untuk menjaga keseimbangan
ekologi di lingkungan sekolah. Disini juga satu cara penanaman kebiasaan pada seluruh
elemen sekolah untuk menanam pohon. Dengan kebiasaan ini diharapkan juga dipraktekan di
seluruh elemen sekolah bermukim. Jadi guru akan mencontohkan cara menanam pohon yang
benar, kemudian siswa ditunjuk satu-satu secara bergantian untuk menanam pohon yang telah
disiapkan, dengan melakukan praktek secara langsung kepada siswa MIN 2 DRUJU akan
menumbuhkan rasa cinta kepada lingkungan dan rasa ingin merawat tanaman tersebut akan
lebih tinggi.

Kegiatan lomba dengan tema lingkungan


Banyak sekolah yang secara rutin mengadakan lomba kebersihan kelas.Ini sebagai
motivator bagi peserta didik untuk dapat lebih menjaga kebersihan lingkungan kelasnya.
Sehingga mereka tidak terlalu bergantung pada petugas kebersihan sekolah. Karena
kebersihan adalah tanggung-jawab bersama. Karena memang kebutuhan bersama dan
dinikmati bersama. Kegiatan lomba ini secara rutin dilakukan setiap ujian semester dilakukan
di MIN 2 DRUJU seperti: lomba kebersihan kelas, lomba menggambar dengan tema
lingkungan.

Sanksi yang tegas pada pencemar lingkungan


Memberi sanksi yang tegas pada setiap pelaku pencemaran lingkungan, misalnya
sanksi akademik bagi peserta didik yang membuang sampah sembarang tempat. Dan sekolah
dapat memberi hadiah pada peserta didik yang berani melaporkan pelaku pencemaran pada
sekolah. Ini juga wujud pendidikan akan kejujuran.

Pemasangan slogan-slogan bertema lingkungan di sekolah


Slogan bertema lingkungan dapat ditempel di tempat-tempat strategis di sekolah.
Hal ini guna menanamkan rasa cinta kebersihan dan lingkungan. Berikut contoh slogan;
"hijau itu indah", "rindang sekolahku terpandang jiwaku", "bumi yang sejuk di mulai dari
sekolahku", "satu pohon untuk bumiku" dan masih banyak contoh slogan lain yang dapat
ditempel sebagai langkah sosialisasi tentang pentingnya kelestarian alam. Biasanya slogan
terpasang di depan kelas-kelas dan di dalam kelas juga ada slogan tentang lingkungan
sekolah.

Pengadaan literature atau buku-buku sebagai bahan ajar/tugas dengan tema


lingkungan. Tentu ini juga berkait dengan pengadaan buku di perpustakaan sekolah, jangan
hanya terpaku pada literarure yang bertema mata pelajaran UNAS. Pendidikan lingkungan
adalah penting mengingat kehidupan manusia juga menyangkut kenyamanan bumi dan
pelestarian alam secara global.

Setiap elemen sekolah memiliki tanggung jawab menjaga kelestarian dan keasrian
lingkungan. Setiap mahluk hidup di bumi adalah komponen biotik yang mesti menjaga
tempat tinggalnya. Keseimbangan ekosistem adalah tanggungjawab manusia sebagai bagian
dari lingkungan yang memiliki akal. Karena punya akal manusia menjadi penentu mau dibuat
apa bumi ini.
Gerakan kegiatan bersifat memupuk kecintaan pada lingkungan.
Kegiatan ekstra kurikulum sekolah juga dapat sebagai sarana penanaman kecintaan
akan lingkungan. Kegiatan seperti Pramuka. Memang salah satu tujuannya mendidik anggota
untuk cinta pada bumi. Juga kegiatan karya wisata. L. Safii dalam bukunya Cintailah
Lingkungan Hidupku menyebutkan tujuan khusus karya wisata salah satunya menimbulkan
sikap menghargai dan mencintai lingkungan hidup.

Daftar Pustaka

Arif, Anwar.1993. Pembangunan dan Pengelolaan Kebun Sekolah. Jakarta: Grasindo.


Bright, M.1993. Efek Rumah Kaca. Jakarta: PT Rosda Jayaputra.
Chaniago, Arifinal dan Ijod Sirodjudin. Memelihara Kelestarian Lingkungan Hidup.
Bandung:Angkasa.
Safii, L. 2004. Cintailah Lingkungan Hidupku. Solo:Tiga Serangkai

Anda mungkin juga menyukai