Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

PENGANTAR ANALISIS RANGKAIAN


MODUL IV
TRANSFORMASI SUMBER, TEOREMA NORTON, DAN TRANSFER
DAYA

Nama : Ulia Putra


No. BP : 2011512003
Hari/Tanggal : Jumat/ 26 November
Kelompok/Shift : 2/III
Anggota Kelompok : Hafizh Putra Tanno

Asisten : Melly Wasilah Ananda

LABORATORIUM SISTEM EMBEDDED DAN ROBOTIKA


JURUSAN TEKNIK KOMPUTER
FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2021
BAB II
PROSEDUR KERJA

2.1 Alat dan Bahan

2.1.1 Modul RS A01, nomer 1,2,3,4,5


Berfungsi untuk mengetahui komponen pasif resistor (R), inductor (L)
dan Kapasitor (C) baik sifat atau karakteristik pada saat terhubung dalam
suatu rangkaian.
2.1.2 Amperemeter digital/analog 1 buah
Berfungsi untuk mengukur arus tegangan listrik yang ada dalam
rangkaian tertutup dengan cara menempelkan alat amperemeter secara
langsung ke dalam rangkaian tersebut.
2.1.3 Kabel jumper
Berfungsi untuk mengabungkan komponen yang ada pada Modul RS
A01.

2.2 Cara Kerja


2.2.1 PERCOBAAN I : Teorema Superposisi

1. Lihat rangkaian seperti pada gambar di bawah ini.

2. Tancapkan jumper J1 diposisi V1


3. Tancapkan jumper J2 diposisi V2
4. Gunakan 3 amperemeter dan taruh di A 1, A 2 dan A3
5. Hidupkan power supply dan set DC variable power supply pada nilai 10
V.
6. Ukur nilai arus pada masing-masing cabang dengan menggunakan
amperemeter
7. Catatlah nilai arus yang mengalir pada A 1, A2, A3. Perhatikan besar dan
arah arus.
8. Pindah jumper J1 ke posisi GND dan J2 tetap
9. Catatlah nilai arus yang mengalir pada A 11, A 21, A31. Perhatikan besar
dan arah arus.
10. Pindah jumper J2 ke posisi GND dan J1 ke posisi V1
11. Catatlah nilai arus yang mengalir pada A 12, A 22, A32. Perhatikan besar
dan arah arus.

2.2.2 PERCOBAAN II : Teorema Thevenin

1. Rangkailah rangkaian sesuai gambar berikut :

2. Set tegangan output power supply sebesar 10 volt. Ukur arus


yang melalui Resistor 680 ohm dengan menggunakan
amperemeter di titik 54 dan 55. Catat hasilnya.
3. Menurut teorema thevenin rangkaian dapat disederhanakan seperti
berikut

Terlihat bahwa rangkaian menjadi seperti sebuah sumber


tegangan E dengan tahanan dalam r yang dihubungkan ke
beban R 680 ohm.

4. Untuk mencari E, ganti resistor 680 ohm dengan multimeter


sehingga rangkaian seperti berikut, catat tegangannya

5. Untuk mencari r, matikan power supply, dan lepas


terminalnya dari rangkaian. Sambungkan kedua terminal
rangkaian yang tadinya merupakan input dari power supply
ganti resistor 680 ohm dengan multimeter dan catat besar
tahanannya.
6. Buat rangkaian menjadi seperti berikut

7. Isilah tabel Jurnal Thevenin


8. Dapatkan nilai rata-rata dari r.
BAB III
PERHITUNGAN DAN HASIL
3.1 Jurnal
3.1.1 PERCOBAAN I : Teorema Superposisi

A1 = 2 x 10-3 A11 = -0,9 x 10-3 A = 3 x 10-3


A2 = 2,5 x 10-3 A21 = 0,5 x 10-3 A = 2 x 10-3
A3 = 4,5 x 10-3 A31 = -0,5 x 10-3 A = 5 x 10-3

3.1.2 PERCOBAAN II : Teorema Thevenin

Vs (V) IL V Th (V) RTh (Ω)


2 10-3 2 1320
4 2,5 x 10-3 3,5 720
6 3,5 x 10-3 5 748,5
8 5,5 x 10-3 7 592,7
10 6 x 10-3 8 653,3
12 7 x 10-3 9,5 677,11

3.2 Perhitungan
3.2.1 Teorema Superposisi
Jumper J1 di V1
Jumper J2 di V2
Sumber Arus = 10V
Skala ditunjuk
Rumus menghitung nilai di Amperemeter = x batas ukur
Skala Maksimal

Dari percobaan didapatkan :


a) A1 : 2 x 10-3
A11 = -0,9 x 10-3
A12 = 3 x 10-3
A11 + A12 = (-0,9 x 10-3 ) + 3x10-3
= 2,1 x 10-3
Selisih = 2,1 – 2 = 0,1
selisih 0,1
beda = × 100%, beda = × 100% = 5%
teori 2

b) A2 : 2,5 x 10-3
A21 = 0,5 x 10-3
A22 = 2 x 10-3
A21 + A22 = 0,5 x 10-3 + 2 x 10-3
= 2,5 X 10-3
Selisih = 2,5 – 2,5 = 0
selisih 0
beda = × 100%, beda = × 100% = 0%
teori 2,5

c) A3 : 4,5 x 10-3
A31 = -0,5 x 10-3
A32 = 5 x 10-3
A31 + A32 = (-0,5 x 10-3 ) + 5 x 10-3
= 4,5 x 10-3
Selisih = 4,5 – 4,5 = 0
selisih 0
beda = × 100%, beda = × 100% = 0%
teori 4,5

3.2.2 Teorema Thevenin


Untuk mendapatkan arus dan tegangan menggunakan rumus
𝑉𝑇ℎ 𝑅𝑙
I L = 𝑅𝑇ℎ +𝑅𝐿 , V L = RLI L = 𝑅𝑇ℎ+𝑅𝑙 VTh

Dalam percobacaan didapatkan hasil


a) Tegangan 2V diperoleh
I L = 10-3 A
VTh = 2V
RTh = 1320Ω dengan perhitungan :
𝑉𝑇ℎ 𝑉𝑇ℎ
IL =  RTh + RL =
𝑅𝑇ℎ +𝑅𝐿 𝐼𝐿
2
RTh + 680 = 10 −3  RTh + 680 = 2000

RTh = 2000 – 680


= 1320 Ω
b) Tegangan 4V diperoleh
I L = 2,5 x 10-3 A
VTh = 3,5V
RTh = 720Ω dengan perhitungan :
𝑉𝑇ℎ 𝑉𝑇ℎ
I L = 𝑅𝑇ℎ +𝑅𝐿  RTh + RL = 𝐼𝐿
3,5 3500
RTh + 680 =  RTh + 680 = = 1400
2,5 𝑥 10 −3 2,5

RTh = 1400 – 680


= 720 Ω
c) Tegangan 6V diperoleh
I L = 3,5 x 10-3 A
VTh = 5V
RTh = 746,5Ω dengan perhitungan :
𝑉𝑇ℎ 𝑉𝑇ℎ
I L = 𝑅𝑇ℎ +𝑅𝐿  RTh + RL = 𝐼𝐿
5 5000
RTh + 680 =  RTh + 680 = = 1428,57
3,5 𝑥 10 −3 3,5

RTh = 1428,57 – 680


= 748,57 Ω
d) Tegangan 8V diperoleh
I L = 5,5 x 10-3 A
VTh = 7V
RTh = 592,7Ω dengan perhitungan :
𝑉𝑇ℎ 𝑉𝑇ℎ
IL =  RTh + RL =
𝑅𝑇ℎ +𝑅𝐿 𝐼𝐿
7 7000
RTh + 680 =  RTh + 680 = = 1272,7
5,5 𝑥 10 −3 5,5

RTh = 1272,7 – 680


= 592,7 Ω

e) Tegangan 10V diperoleh


I L = 6x 10-3 A
VTh = 8V
RTh = 653,3Ω dengan perhitungan :
𝑉𝑇ℎ 𝑉𝑇ℎ
I L = 𝑅𝑇ℎ +𝑅𝐿  RTh + RL = 𝐼𝐿
8 8000
RTh + 680 =  RTh + 680 = = 1333,3
6 𝑥 10 −3 6

RTh = 1333,3 – 680


= 653,3Ω
f) Tegangan 12V diperoleh
I L = 7 x 10-3 A
VTh = 9,5V
RTh = 677,11Ω dengan perhitungan :
𝑉𝑇ℎ 𝑉𝑇ℎ
IL =  RTh + RL =
𝑅𝑇ℎ +𝑅𝐿 𝐼𝐿
9,5 9500
RTh + 680 =  RTh + 680 = = 1357,14
7 𝑥 10 −3 7

RTh = 1357,14 – 680


= 677,14Ω
BAB IV
ANALISA
Pada Pratikum yang diselenggarakan pada tanggal 19 Novembeer 2021
membahas tentang teorema Superposisi dan teorema Thevenin. Teorema
superposisi menyatakan bahwa suatu rangkaian dapat dianalisa dengan hanya satu
sumber bekerja pada suatu waktu, masing-masing tegangan dan arus komponen
dijumlahkan sejara aljabar untuk mendapatkan nilai sebenarnya pada saat semua
sumber bekerja. Untuk mematikan sumber, sumber tegangan diganti short circuit
(hubungan singkat), sumber arus diganti open sircuit (rangkaian terbuka).

Teorema Thevenin bertujuan untuk menyederhanakan analisis rangkaian, yaitu


membuat rangkaian pengganti berupa sumber tegangan yang dihubungkan secara
seri dengan suatu resistansi ekuivalennya.

4.1 Percobaan I : Teorema Superposisi


Percobaan 1 merupakan percobaan Superposisi. Teori superposisi digunakan
untuk menganalisa rangkaian yang terdiri dari beberapa sumber tegangan dan
tahanan. Sumber tegangan dapat berupa tegangan itu sendiri atau sumber arus.
Teori superposisi memudahkan menentukan arus pada suatu cabang dengan
menganggap sumber bekerja satu per satu. Arus total pada cabang tersebut
merupakan jumlah aljabar dari arus tiap-tiap sumber dengan memperhatikan arah
arus. Apabila mengerjakan satu sumber, maka sumber yang lain dihubung singkat
(untuk sumber tegangan) dan dihubung terbuka untuk sumber arus. Pada percobaan
dalam pratikum ini menggunakan Modul RS A01,untuk pengukurang
menggunakan Amperemeter analog, dan untuk penghubung rangkaian
menggunakan kabel jumper. Power supply di set pada nilai 10V dalam porcobaan
pertamaa ini mencari nilai arus yang mengalir pada A1, A2, A3 dan nilai arus pada
A11, A21, A31 serta nilai arus pada A12, A22 dan A32.
Dalam percobaan mencari nilai A1 didapatkan hasil A11 = -0,9 x 10-3 dan A12
= 3 x 10-3 dan jika dijumlahkan didapatkan hasil A1 = -0,9 x 10-3 + 3 x 10-3 = 2,1 x
10-3 padahal dalam pengujian secara langsung untuk mendapatkan nilai A1
diperoleh nilai A1 = 2 x 10-3 maka secara pengujian langsung memiliki selisih 0,1
x 10-3 sehingga memiliki beda sekitar 5% dari hasil perhitungan.
Dalam percobaan mencari nilai A2 didapatkan hasil A21 = 0,5 x 10 -3 dan A12
= 2 x 10-3 dan jika dijumlahkan didapatkan hasil A1 = 0,5 x 10-3 + 2 x 10-3 = 2,5 x
10-3 padahal dalam pengujian secara langsung untuk mendapatkan nilai A2
diperoleh nilai A1 = 2,5 x 10-3 maka secara pengujian langsung memiliki selisih 0
sehingga memiliki beda sekitar 0% dari hasil perhitungan.
Dalam percobaan mencari nilai A3 didapatkan hasil A31 = -0,5 x 10-3 dan A32
= 5 x 10-3 dan jika dijumlahkan didapatkan hasil A1 = -0,5 x 10-3 + 5 x 10-3 = 4,5
x 10-3 padahal dalam pengujian secara langsung untuk mendapatkan nilai A2
diperoleh nilai A1 = 4,5 x 10-3 maka secara pengujian langsung memiliki selisih 0
sehingga memiliki beda sekitar 0% dari hasil perhitungan.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa percobaan
yang kami lakukan hampir berhasil. Hal ini dikarenakan besarnya perbedaan antara
arus analisis dengan arus pengukuran sangat kecil. Adanya perbedaan ini disebakan
karena pada saat pengukuran, komponen-komponen yang digunakan sudah terlalu
sering digunakan.

4.2 Percobaan II : Teorema Thevenin


Pada percobaan kedua merupakan percobaan teorema Thevenin. Teorema
Thevenin adalah salah satu teorema yang berguna untuk analisis rangkaian listrik.
Teorema Thevenin menunjukkan bahwa keseluruhan rangkaian listrik tertentu,
kecuali beban, dapat diganti dengan rangkaian ekuivalen yang hanya mengandung
sumber tegangan listrik independen dengan sebuah resistor yang terhubung secara
seri, sedemikian hingga hubungan antara arus listrik dan tegangan pada beban tidak
berubah. Rangkaian baru hasil dari aplikasi teorema Thevenin disebut dengan
rangkaian ekuivalen Thevenin.

Pada percobaan teorema Thevenin ini menggubnakan tegangan 2V, 4V, 6V,
8V, 10V, dan 12V dengan arus yang diukur melalui resistor 680ohm. Dalam
percobaan diperoleh hasil percobaan tegangan 2V dengan mendapatkan nilai I L =
10-3 A, nilai V Th = 2V dan nilai perhitungan menggunakan rumus di dapatkan nilai
RTh = 1320 Ω. Ketika nilai tegangan 4V dengan mendapatkan nilai I L = 2,5 x 10-3A,
nilai V Th = 5,5V dan nilai perhitungan menggunakan rumus di dapatkan nilai R Th =
720 Ω. Ketika nilai tegangan 6V dengan mendapatkan nilai I L = 3,510-3 A, nilai VTh
= 5V dan nilai perhitungan menggunakan rumus di dapatkan nilai R Th = 748,5 Ω.
Ketika nilai tegangan 8V dengan mendapatkan nilai I L = 5,5 x 10-3 A, nilai V Th = 7V
dan nilai perhitungan menggunakan rumus di dapatkan nilai R Th = 592,7 Ω. Ketika
nilai tegangan 10V dengan mendapatkan nilai I L = 6 x 10-3 A, nilai V Th = 8V dan
nilai perhitungan menggunakan rumus di dapatkan nilai R Th = 653,3 Ω. Dan ketika
nilai tegangan 12V dengan mendapatkan nilai I L = 7 x 10-3 A, nilai V Th = 9,5V dan
nilai perhitungan menggunakan rumus di dapatkan nilai R Th = 677,11 Ω.

Menyederhanakan analisis rangkaian pada teorema thevenein yaittu membuat


rangkaian pengganti berupa sumber teganagan yang dihubungkan secara seri
dengan suatu resistansi ekuivalennya. Setelah di analisa lebih lanjut hal yang
menyebabkan nilai penghitungan dan pengukuran memiliki selisih adalah pada
proses pengukuran menggunakan multimeter yang mungkin kurang teliti atau salah
dalam pehitungan hasil akhir sehingga hasil yang diperoleh memiliki selisih dengan
hasil penghitungan aslinya.

Fungsi Teorema Thevinin yaitu dengan mengubah rangkian yang kompleks


menjadi rangkaian yang sederhana. Teorema Thevenin ini digunakan sebagai
pembagi tegangan dan berguna untuk menganalisis sistem daya dan rangkaian
lainnya dimana terdapat satu resistor pada rangkaian tersebut atau rangkaina beban
yang dijadikan subjek perubahan, jika hambatan beban itu di ubah-ubah maka tidak
mempengaruhi besarnya tegengan Thevenin. Percobaan ini sudah sesuai antara
hasil kalkulasi dan simulasi.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Teorema Superposisi menyatakan bahwa dalam suatu rangkaian yang
memiliki lebih dari suatu sumber tegangan maka jumlah arus yang mengalir
pada suatu cabang sama dengan jumlah arus yang mengalir pada cabang
tersebut apabila sumber tegangan yang aktif hanya satu.
2. Suatu rangkaian dapat dianalisa dengan hanya satu sumber bekerja pada
suatu waktu,masing-masing komponen dijumlahkan secara aljabar untuk
mendapatkaqn nilai sebenarnya pada saat semua sumber beroperasi.
3. Pada saat V1 beroperasi maka V2 harus dihubung singkat untuk menghitung
arus dan tegangan.
4. Teorema superposisi hanya digunakan untuk rangkaian linear.
5. Teorema Thevenin menyatakan bahwa sembarang rangkaian linear yang
terdiri atas sumber tegangan dan resistansi jika dipandang dari sembarang 2
simpul dalam jaringan tersebut dapat digantikan oleh resistansi ekuivalen
VTh .
6. Teorema Thevenin adalah suatu rangkaian linear sembarang dengan kedua
ujung terbuka dapat digantikan dengan sumber tegangan yang diberikan
suatu resistor.
7. Penggunaan teorema Thevenin dalam rangkaian arus searah adalah
mempermudah dalam menentukan V Th , I L, RTh , dan V L.
8. Menyederhakan rangkaian pada teorema Thevenin yaitu membuat
rangkaian pengganti berupa sumber arus yang diparalel suatu tahanan
ekuivalennya.
9.
5.2 Saran
1. Dalam melakukan pengukuran, perhatikan satuan pada amperemeter untuk
menghindari kesalahan dalam membaca hasil dan menghindari kerusakan
alat.
2. Untuk memastikan keakuratan sumber tegangan, diharapkan untuk
mengukur tegangan terlebih dahulu dengan cara mengukur dan memastikan
dengan amperemeter.
3. Diharapkan kepada pratikan agar dapat mempelajari lebih dalam mengenai
teorema superposisi dan teorema Thevenin
4. Dalam memasang jumper pada modul harus lebih berhati-hati dengan
memerhatikan kabel sudah terhubung dengan benar.
BABI
PE NDA HU(UAN

I10 Joan
a. MahusiSLoa am memahcm KonsgP transporma
S1 Sumber feortma Vorton dan TranSFer Do
b. haboSicwa Mempu mahonmi Peomataicn Tans
PormasiSum eo omoNorton chn Iraniftr Daua
hahasicwa mcnopu eonaka Trun formes Surn
bor,Teorcmo Sumber (Vortan dan Iran fer Dage
Pacdo Analisc cngkaian listriE

.2 Landasan loor
2
Iran Formasi Sumber
forumiton rangEaianlistrik daput berfort
SutitoBerScama
Untuk up Aevitos
doncien hukum ohm doSar
chn hutum krchofF lam entfapeornnosi Kan Sum
.

bor foganoao en nc Sunner acus dan


Sehali¥gar
Forness UmbPr boksryn dontyan Prinsip etuivatnsi
IrenFormac Sumbor Sering dl soat Juga Teormo mil
Oan baik daci Samer
acyangar
an cogan rosiskans Sumbereny ainus dihubuna Str
yans dl hubu
Paralol KoD ergan esrstansS
cromey in eround uptuK
iny mo afar Stb
onyRdOT henokean
ang kai an dengan mulkisam}er fooangyan Ctau Mut
Sambo arus on ac Stu Sumlsr enoyant

RL RL

eorenma ih digunakon untuk menyedar hanatoun (angkcuon


any mormilik bahya Eararon don Sutmbsr ecanesrs atau
Sonbor arur
buah btanformas SumbT CNoko Luh
Proses momggan
i an Sobuan sumber oanan Vs er hubunc SorI eon-
Daan 5ebuc RosiStor R monJad 5puah Sumbor arvs Is er
hubu Parqlel dargan Sahaoh (osistor dan berlato Sebs
1e f r samaan ranecrmes Sumbtr dtul's dalam

Vs I s
12.2leoremo Norton
e0renaMortan adcla Salan Satu fout atau alot
anaisic une darat dkjaoakan untuk enuocbr ha okcAM Suot
rangko ten locor hno, Cumit monl anorcatcan yanay lehih
dor hana aoremeA Varten nuokr bana kan donoyn mer
guneakan Sumbsr arUS oEvuen don Pereng rafan roistor eeía
en seCare Pararl. 90rOmo Nocten hmnyetukan banuue "sta
Jeringnn Stri Koeor akau rangrefan rumR orkontu darat
diaanki oloh rorgyesan s0 der hona n y hanga tordiri dari
5akyaoh 5 urnher Arus Cw) dan Stbuch osistor yang dtr
eu kan (Rw)Pargeaay oegaHi orRbut dnamaraO Jga
d9ngeD Pargeaian £kivalen Norkon
dletdi oyanc lisis eopaia CHay morshrtung Suatu Canyeauiar
Ror dsooan morojourutan Toortrmo Yorton
Mobune Ginatat Posictor beban
b hituro dan akur aras Aida angtaon hubung Si akat Eor
Sebul dongan Arus (Verto (lv
C Buata arus SuObPr hubune Sinkest genan dan Pas
Can Lecistor btban
. hitunedon kor Pesistons(
rangkcian erbuta Pes isFuns
Ini di nomo tan dangan e StSEuns Norton (RN).
2. Gombar Vembal edonean meseen nrlat arus kida
yare dihubano Singtat di lanaah amraion
2
Parxy Eai kon arus
umber umber don Roishuni Valos tanefaian ferbura yry
d aketcaO Rade lang koh 5 SRcuro Ccureae) hubungpan
Kamba rosiur peban a r ika leRskan Pocles (ana
Kah 3 Ini meruRtan (oG aiun
hanakan bor da Car kein
jenaelah di S9der
keoroma yor fon atow biasanua

dsehut fanuraun ivalin Morlon


Curian Arus bohan ang oncyalir can fegangan
Dpa Pada esisror beban bardosor Kan atofon Pmbugi
Aros listriK IL IwCeN/CRNEPL)
Q0 romc (orton lsimpulein rhulos ottap (onytea
cacan Sumber - Sumber don Imporansi -Impckng dopat ogon
denan Suatu Samber aoos clan atu Im Radsnsi Yang
diParaley dendyn Sumbsr Itu Sumber arus Samo dentan árus
ang oelalui Jeptan Curogoian dihubuno Singtat ImPrclons
Samo denoan lmpe dansi gans duPun ankarcs epitan ferburo
dar raota(an denean Sernuo sumbsr ticlak erja

I23 ranCer dauga


Monatatan bahuja 2e(istandi behar ang faran D
moerima doya marsicmum Jka Sarnua oeisEa0s hun
Sama dengan esiStansi ekarvalern Thuenin 1e0rforsebut
dieuretan UnAE menohitung nila Fahenum bsban kung me
ugbabkean daya ok Simum diPndahtan dariumbRr e ba
ooremo loi r latu untak rorgkalan AC an OC unhuk fen
aun AC resisron si diant cenyn Imlans
ranfer oa hmarsihcl aclita nilar rosi'st an s beban
Sarmsdonoyarn ni le osi ston si Sumar ,balk dRasary Seri chnean
Sunlbor anoen aka di Saney Daralel dengon Sumbsr Otus

(ov 2A

nmbar Pcingtenan ereyjanh Vorton.


PLVI - RL dtmano Vg Sphingga A- RL
Rg teL Pgt
dercyan aSarns Va dun Pa tkar dan P meruRkan fura
S RL mata mon car a t Simum PL ada lah
PLV F PL VRL Vs (egteLRL
(g tRL)2
2PL
dPL VsEat PO CP tRL
dPL
2 RL
(tG+R0
0-Va o-fL Sehinoga Pt Pq

e0reme tranfor da u Cldalah doya morSimal Gana d


irimEon ata baban Pt sama donoarn brban InftrDal Sumbr
P mctca daua mekSimal d daRat
V
PLmax
o remo franrr daya bertujuan untuk 0mnetuPaA kan
dcAGo moatsimum cdort Sumber deuo denan mRmbuak fa
haron ban Gumo cboun osistans babun umbrr

RES
LAB
BAB II
PROSEDUR KERJA

2.1 Alat dan Bahan

2.1.1 Laptop/PC
Digunakan untuk menjalankan aplikasi Proteus
2.1.2 Aplikasi Proteus
Digunakan untuk membuat simulasi rangkaian

2.2 Cara Kerja


Memulai Pratikum:

1. Buka aplikasi proteus

2. Pilih new project

3. Isikan nama project

4. Pilihcreateaschematicfromthe selectedtemplate →
PilihDefault

5. Pilih Do not create a PCB layout

6. Pilih No Firmware Project

2.2.1 PERCOBAAN I: TEOREMA TRANSFORMASI SUMBER


1. Rangkailah rangkaian sesuai gambar berikut :

2. Siapkan semua komponen yang terdapat pada DEVICE :


• Vsource, V1 = 12V
• Csource, I1 = 3A
• Resistor, R1 = 4, R2 = 2, R3 = 8, R4 = 3
3. Run Simulasi, perhatikan tegangan Vo, catat dan gambar rangkaian pada
jurnal
4. Stop Simulasi, lalu transformasikan sumber arus (I1) menjadi sumber
tegangan (VA), dan juga transformasikan sumber tegangan (V1) menjadi
sumber arus (IA) . Perhatikan arah sumber dan nilai dari setiap hambatan

(Req1 = R1 dan R2 yang di serikan)!


5. Run Simulasi, perhatikan tegangan Vo, catat dan gambarkan rangkaian
pada jurnal.
6. Stop simulasi, lalu transformasikan kembali sumber tegangan (Va)
menjadi sumber arus (I1). Perhatikan arah dan besar sumber!
2.1.2 PERCOBAAN II: TEOREMA NORTON

1. Rangkailah rangkaian sesuai gambar berikut :

2. Siapkan semua komponen yang terdapat pada DEVICE :


• Battery = 120V
• Resistor, R1 = 6 Ω, R2 = 3 Ω, R3 = 4Ω, R4 = 2 , RL = 10 Ω
• Csource = 6A
3. Siapkan semua komponen yang terdapat pada INSTRUMENTS:
• DC Voltmeter
• DC Ammeter
4. Dalam skematik yang sama, rancanglah kembali rangkaian ,
tetapi hambatan beban (RL) dihilangkan dan rangkaian
disambung sehingga menjadi short circuit.
5. Run simulasi, perhatikan arus Norton menggunakan DC Ammeter.
6. Dalam skematik yang sama, rancanglah kembali rangkaian, tetapi
hambatan beban (RL), sumber tegangan, dan sumber arus dihilangkan,
seperti gambar berikut:

7. Run simulasi, perhatikan hambatan Norton menggunakan Ohmmeter.


8. Dalam skematik yang sama, rancanglah rangkaian setara
Norton sesuai gambarberikut :
9. Ubahlah nilai IN dan RN sesuai dengan nilai yang didapat sebelumnya.
10. Run simulasi, perhatikan Arus dan Tegangan pada
hambatan beban dengan menggunakan DC Voltmeter dan
DC Amperemeter
11. Ubahlah nilai sumber tegangan dan hambatan beban
sesuai dengan jurnal
2.1.3 PERCOBAAN III: TRANSFER DAYA MAKSIMUM
1. Rangkaialah rangkaian sesuai gambar berikut :

2. Siapkan semua komponen yang terdapat pada DEVICE :


• Vsource = 60V
• Resistor, R1 = 10Ω, R2 = 20Ω, R4 = 25Ω, R5 = 5Ω, RL
3. Rancang kembali rangkaian seperti gambar dibawah :
4. Run simulasikan, lalu tentukan tegangan beban dengan
menggunakan DC Voltmeter.

5. Rancang kembali rangkaian seperti gambar dibawah ini :

6. Run simulasikan, dan tentukan hambatan beban dengan


menggunakan ohmmeter.

7. Rancangkan kembali rangkaian seperti pada langkah 1,


dan inputkan nilai R L yangdi dapatkan dan Hitung daya dan
transfer daya maksimumnya.

8. Rancanglah rangkaian setara Transfer Daya Maksimum sesuai gambar


berikut :
9. Ubahlah nilai VTH dan RTH sesuai dengan nilai yang didapat sebelumnya.
10. Ubahlah nilai Resistor dan sumber tegangan sesuai dengan jurnal.
BAB III
PERHITUNGAN DAN HASIL
3.1 Jurnal
3.1.1 PERCOBAAN I : RESISTOR SERI

Transformasi Req Vo Gambar Rangkaian


Sumber

Tegangan ke Req 3.2


Arus 1= 6

Tegangan V1 Req 3.2


digambar 1= 6
sebelumnya
jadi Arus I 1
Tegangan V1 Req 3.2
digambar 1= 6
sebelumnya
jadi Arus I 2

Sumber Arus Req 3.2


2= 2

3.1.2 PERCOBAAN II : TEOREMA NORTON


Sumber IL
RL RN IN VL
Tegangan (VS)

10 Ω 1,5 Ω 12.7Amps 16.6V 1.66A

120V 15 Ω 1,5 Ω 12.7Amps 17.3V 1.53A

20 Ω 1,5 Ω 12.7Amps 17.7V 0.885A

10 Ω 1,5 Ω 10.4Amps 13.6V 1.36A

80V 15 Ω 1,5 Ω 10.4Amps 14.2V 0.95A

20 Ω 1,5 Ω 10.4Amps 14.5V 0.73A

10 Ω 1,5 Ω 8.22Amps 10.7V 1.07A

40V 15 Ω 1,5 Ω 8.22Amps 11.2V 0.746A

20 Ω 1,5 Ω 8.22Amps 11.5V 0.575A

3.1.3 PRRCOBAAN III : TRANSFER DAYA MAKSIMUM


Sumber
Tegangan (V1) Hambatan RL VTH P Pmax

R1 = 6

R2 = 12
12 V 5.2 3.2 0.4997 0.4923
R4 = 3

R5= 2

R1 = 12

R2 = 24
100 V 10.667 33.3 25.9887 25,9888
R4 = 8

R5 = 4

R1 = 20

R2 = 10
180 V 12,667 12 2.84 2.84
R4 = 15

R5 = 10

R1 = 16

R2 = 24
240 V 17.1 54 42.63 42.63
R4 = 20

R5 = 12
3.2 Perhitungan
3.2.1 Perhitungan I : Teorema Transformasi Sumber
Diketahui :
V1 = 12V
I1 = 3A
Resistor, R1 = 4 Ω, R2 = 2 Ω, R3 = 8 Ω, R4 = 3 Ω
Ditanya Nilai Vo pada R3
a. Transformasi sumber Arus I1 jadi Tegangan V2
V2 = I1 x R1
= 3A x 4 Ω
= 12V
R1, R2 = seri, maka
Req 1 = R1 + R2
=4Ω+2Ω
=6Ω
b. Transformasi Tegangan V1 jadi Arus I1
V1
I1 =
R4
12V
=

= 4A
c. Transformasi Tegangan V2 jadi Arus I2
V2
I2 =
Req1
12V
=

= 2A
Req1 x R4
Req2 =
Req1+R4
6Ωx3Ω
=
6 Ω+ 3 Ω
18Ω
=

=2Ω
d. Rangkaian disederhanakan
Is = I1 – I2
= 4A – 2A
= 2A
Req2
Io = x2
Req2 +R3

= x2
2 Ω + 8Ω
= 0.4A jadi,
Vo = I o x R3
= 0.4A x 8 Ω
= 3.2V

Selisih = nilai teori – nilai percobaan

3.2 – 3.2 = 0
selisih 0
beda = × 100%, beda = × 100% = 0%
teori 3.2

3.2.2 Perhitungan II : Teorema Norton


Diketahui :
Resistor, R1 = 6 Ω, R2 = 3 Ω, R3 = 4Ω, R4 = 2 , RL = 10 Ω
I1 = 6A
Ditanya RN, I N dan V L, I L dari VS = 120V, 80V dan 40V
1. RN
𝑅1 𝑥 𝑅2 6𝑥 3
RP = = =2Ω
𝑅1+𝑅2 6 +3

RS = RP + R3 = 2 + 4 = 6 Ω
𝑅𝑠 𝑥 𝑅4 6𝑥 2
RN = 𝑅𝑠 +𝑅4 = = 1.5Ω
6 +2

2. VS = 120V

• Vs ditransformasikan menjadi I2, paralel dengan R1


𝑉𝑆 120
I2 = 𝑅1 = = 20 A
6
𝑅1 𝑥 𝑅2 6𝑥 3
Req1 = = =2Ω
𝑅1+𝑅2 6+3
• I2 ditransformasikan menjadi Vs lagi sehingga seri
dengan Req1
Vs = I2 x Req1 = 20 x 2 = 40V
Req2 = Req1 + R3 = 2 + 4 = 6 Ω
• Vs ditransformasikan menjadi I2 sehingga parallel
dengan Req2
𝑉𝑠 40
I2 = 𝑅𝑒𝑞2 = = 6.67 A
6

𝑅𝑒𝑞2 𝑥 𝑅4 6 𝑥2
Req3 = 𝑅𝑒𝑞2 + 𝑅4 = 6 + 2 = 1.5Ω

• I N = I1 + I2 = 6 + 6.67 = 12.67A

Selisih = nilai teori – nilai percobaan

= 12.67V – 12.7

= 0,03A

• V L dan I L

a. RL = 10ohm, I N = 12.67A
RN 1.5
IL = IN = 12.67 = 1.65A
RN+ RL 1.5 + 10

VL = I L x RL = 1.65 x 10 = 16.5V

b. RL = 15ohm, I N = 12.67A
RN 1.5
IL = IN = 12.67 = 1.15A
RN+ RL 1.5 + 15

VL = I L x RL = 1.15 x 15 = 17.25V

c. RL = 20ohm, I N = 12.67A
RN 1.5
IL = RN+ RL IN = 1.5 + 20 12.67 = 0.88A

VL = I L x RL = 0.88 x 20 = 17.67V
3. VS = 80V
• Vs ditransformasikan menjadi I2, paralel dengan R1
𝑉𝑆 80
I2 = 𝑅1 = = 13.33 A
6
𝑅1 𝑥 𝑅2 6𝑥 3
Req1 = = =2Ω
𝑅1+𝑅2 6+3
• I2 ditransformasikan menjadi Vs lagi sehingga seri
dengan Req1
Vs = I2 x Req1 = 13.33 x 2 = 26.66V
Req2 = Req1 + R3 = 2 + 4 = 6 Ω
• Vs ditransformasikan menjadi I2 sehingga parallel
dengan Req2
𝑉𝑠 26.66
I2 = 𝑅𝑒𝑞2 = = 4.4 A
6

𝑅𝑒𝑞2 𝑥 𝑅4 6 𝑥2
Req3 = 𝑅𝑒𝑞2 + 𝑅4 = 6 + 2 = 1.5Ω

• I N = I1 + I2 = 6 + 4.4 = 10.4A

Selisih = nilai teori – nilai percobaan

= 10.4 – 10.4

= 0A

• V L dan I L

d. RL = 10ohm, I N = 10.4A
RN 1.5
IL = IN = 10.4 = 1.36A
RN+ RL 1.5 + 10

VL = I L x RL = 1.36 x 10 = 13.6V

e. RL = 15ohm, I N = 10.4A
RN 1.5
IL = IN = 10.4 = 0.95A
RN+ RL 1.5 + 15

VL = I L x RL = 0.95 x 15 = 14.25V

f. RL = 20ohm, I N = 10.4A
RN 1.5
IL = RN+ RL IN = 1.5 + 20 10.4 = 0.73A

VL = I L x RL = 0.73 x 20 = 14.6V
4. VS = 40V
• Vs ditransformasikan menjadi I2, paralel dengan R1
𝑉𝑆 40
I2 = 𝑅1 = = 6.67 A
6
𝑅1 𝑥 𝑅2 6𝑥 3
Req1 = = =2Ω
𝑅1+𝑅2 6+3
• I2 ditransformasikan menjadi Vs lagi sehingga seri
dengan Req1
Vs = I2 x Req1 = 6.67 x 2 = 13.34V
Req2 = Req1 + R3 = 2 + 4 = 6 Ω
• Vs ditransformasikan menjadi I2 sehingga parallel
dengan Req2
𝑉𝑠 13.34
I2 = 𝑅𝑒𝑞2 = = 2.22 A
6

𝑅𝑒𝑞2 𝑥 𝑅4 6 𝑥2
Req3 = 𝑅𝑒𝑞2 + 𝑅4 = 6 + 2 = 1.5Ω

• I N = I1 + I2 = 6 + 2.22 = 8.22A

Selisih = nilai teori – nilai percobaan

= 8.22 – 8.22

= 0A

• V L dan I L

g. RL = 10ohm, I N = 8.22A
RN 1.5
IL = IN = 8.22 = 1.07A
RN+ RL 1.5 + 10

VL = I L x RL = 1.07 x 10 = 10.7V

h. RL = 15ohm, I N = 8.22A
RN 1.5
IL = IN = 8.22 = 0.75A
RN+ RL 1.5 + 15

VL = I L x RL = 0.75 x 15 = 11,2V

i. RL = 20ohm, I N = 8.22A
RN 1.5
IL = RN+ RL IN = 1.5 + 20 8.22 = 0.575A
VL = I L x RL = 0.575 x 20 = 11.5V

3.2.3 Perhitungan III : Transfer Daya Maksimum


1. V1 = 12V, R1 = 6 Ω, R2 = 12 Ω, R4 = 3 Ω, R5 = 2 Ω
a. VTh
R2 12
Va = V1 = 12 = 8V
R1+ R2 6 + 12
R5 2
Vb = R4+ R5 V1 = 3 + 2 12 = 4.8V

VTh = Va – Vb = 8 – 4.8 = 3.2V


b. RTh
R1 x R2 R4 x R5 6 x 12 3x2
+ R4 + R5 = + 3 + 2 = 4 + 1.2 = 5.2 Ω
R1 + R2 6+12

c. P dan Pmax
VTh 2 3.2 2
P = (RTh+RL ) x RL = (5.2+5.2) x 5.2 = 0.49W
VTh2 3.22
Pmax = 4 x RTh = = 0.49W
4 x 5.2

2. V1 = 100V, R1 = 12 Ω, R2 = 24 Ω, R4 = 8 Ω, R5 = 4 Ω
a. VTh
R2 24
Va = R1+ R2 V1 = 12 + 24 100 = 66.67V
R5 4
Vb = V1 = 100 = 33.3V
R4+ R5 8+4

VTh = Va – Vb = 66.67 – 33.33 = 33.34V


b. RTh
R1 x R2 R4 x R5 12 x 24 8 x4
+ = + = 8 + 2.67 = 10.67 Ω
R1 + R2 R4 + R5 12 +24 8 +4

c. P dan Pmax
VTh 2 33 .34 2
P =( ) x RL = ( ) x 10.67 = 26.04W
RTh+RL 10.67+10.67
2 2
VTh 33.34
Pmax = 4 x RTh = = 26.044W
4 x 10.67

3. V1 = 180V, R1 = 20 Ω, R2 = 10 Ω, R4 = 15 Ω, R5 = 10 Ω
a. VTh
R2 10
Va = R1+ R2 V1 = 20 + 10 180 = 60V
R5 10
Vb = R4+ R5 V1 = 15 + 10 180 = 72V

VTh = Va – Vb = 60 – 72 = -12V
b. RTh
R1 x R2 R4 x R5 20 x 10 15 x 10
+ = + = 6.677 + 6 = 12.667 Ω
R1 + R2 R4 + R5 20 +10 15 + 10

c. P dan Pmax
VTh 2 −12 2
P = (RTh+RL ) x RL = (12.667+12 .667 ) x 12.667 = 2.84W
VTh2 −122
Pmax = 4 x RTh = = 2.84W
4 x 12.667

4. V1 = 240V, R1 = 16 Ω, R2 = 24 Ω, R4 = 20 Ω, R5 = 12 Ω
a. VTh
R2 24
Va = R1+ R2 V1 = 16 + 24 240 = 144V
R5 12
Vb = R4+ R5 V1 = 20 + 12 240 = 90V

VTh = Va – Vb = 144 – 90 = 54V


b. RTh
R1 x R2 R4 x R5 16 x 24 20 x 12
+ R4 + R5 = + 20 + 12 = 9.6 + 7.5 = 17.1 Ω
R1 + R2 16 +24

c. P dan Pmax
VTh 2 54 2
P = (RTh+RL ) x RL = (17.1 +17.1 ) x 17.1 = 42.63W
VTh2 −122
Pmax = = = 42.63W
4 x RTh 4 x 12.667
BAB IV
ANALISA
4.1 Percobaan I : Teorema Transformasi Sumber
Percobaan 1 merupakan percobaan Teorema transformasi sumber dalam
percobaan pada pratikum kali ini kami yang mendapatkan giliran online
menggunakan aplikasi simulasi Proteus. Teorema transformasi sumber, Teorema
ini berguna untuk menyederhanakan rangkaian dengan multi sumber tegangan atau
multi sumber arus menjadi satu sumber pengganti (Teorema Millman). Sumber
tegangan yang dihubungserikan dengan resistansi dapat diganti dengan sumber arus
yang dihubung paralelkan dengan resistansi yang sama atau sebaliknya.

Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan dengan menggunakan empat buah

resistor dengan nilai yang berbeda yaitu R 1 = 4Ω , R2 = 2 Ω, R3 = 8 Ω dan R4 = 3 Ω

serta pada rangkaian awal terdapat sumber arus I1 sebesar 3A dan sebuah sumber

tegangan sebesar 12V. Dalam percobaan dilakukan untuk mencari nilai Vo

menggunakan teorema transformasi sumber dengan langjah sebagai berikut :

4.1.1 Transformasi sumber Arus I1 jadi tegangan V2

Pada rangkaian awal nilai sumber arus I1 diketahui sebesar 3A


sehingga dalam tranformasi sumber arus menjadi sumber tegangan
diperoleh dengn rumus V = I1 x R1 = 3A x 4Ω = 12V. dan karena R1 dan
R2 seri maka didapatkan Req 1 sebesar = 4 + 2 = 6ohm dan pada percobaan
dengan multisim pada rangkaian ini diperoleh nilai Vo = 3.2V.

4.1.2 Tranformasi sumbar tegangan V1 jadi sumber arus I1

Pada rangkaian awal nilai sumber tegangan V1 diketahui sebesar


12V sehingga dalam tranformasi sumber kedua ini dirubah menjadi sunber
arus I1 dengan rumus mencari tegangan I = V/R maka diperoleh I1 = V1/R4
= 12/3 = 4A dan dalam percobaan ini diperoleh nilai Vo sebesar 3.2V.

4.1.3 Transformasi sumber tegangan V2 jadi sumber Arus I2


Dalam tranformasi sumber ini adalah metransformasikan nilai
tengangan yang sudah didapatkan pada tranformasi sumber pertama
menjadi sumber arus I2. Dengan menggunakan rumus yang sama pada
tranformasi sumber kedua maka diperoleh I2 = V2/Req1 = 12/6 = 2A. dan
dalam langkah ini diperoleh juga nilai Req2 = (Req1 x R4)/(Req1 + R4) =
18/9 = 2ohm. Pada percobaan ini simulasi menunjukan nilai Vo juga sama
dengan dua Langkah sebelumnya yaitu sebesar 3.2V.

4.1.4 Rangkaian disederhanakan

Rangkaian awal bisa di menjadi lebih sederhana menjadi rangkaian


baru dengan menggunakan transformasi sumber. Dengan dua sumbe arus
yang sudah didapatkan pada transformasi sumber Langkah ke dua dan
ketika sebelumnya maka rangkaian jadi sederhana. Pada rangkaian yang
sudah disederhanakan ini diperoleh nilai Is = I1 – I2 = 4A – 2A = 2A dan
nilai Io = ( Req2/Req2 + R3) x 2 = (2/2+8)x2 = 1.4A maka dengan didaptkan
nilai Io tadi didapatlah nilai Vo dengan perhitungan Vo = Io x R3 = 0.4 x 8
= 3.2 V.

Dalam percobaan pertama ini yang dilakukan untuk mencari nilai Vo pada R3
menggunakan teorema transformasi sumber diperoleh hasil Vo pada percobaan
sbesar 3.2V dan dalam perhitungan juga didapatkan 3.2V sehingga dalam
percobaan ini tidak terdapt kekeliruan hasil percobaan dengan hasil perhitungan
secara teoritis.

Dalam percobaan dengan empat buah Langkah tranformasi sumber yang


digunakan diperoleh hasil Vo dari simulasi dengan multisim sama-sama 3.2V ini
membuktikan bahwa dalam rangkaian awal tadi sudah bisa langsung mendapatkan
nilai Vo namun dengan teorema tranformasi sumber mempermudah perhitungan
dalam rangkaian listrik dengan cara merubah sumber arus menjadi sumber tegangan
atau sumber tegangan menjadi sumber arus. maka dapat kita simpulkan bahwa
percobaan dan perhitungan yang dicari sudah benar sesuai dengan teori yang ada.

4.2 Percobaan II: Teorema Norton


Percobaan kedua merupakan percobaan Teorema Norton. Percobaan Norton ini
adalah percobaan untuk mencari sumber arus Norton dengan cara memutuskan
hambatan beban (RL) dan dihitung arus yang mengalir dengan DC Ammeter.
Percobaan percobaan dimulai dengan menghitung nilai IL dan VL dengan DC
Ammeter dan Voltmeter. Setelah itu, dihilangkan hambatan beban atau RL dan
dihitung arus Norton yang mengalir dengan DC Ammeter. Setelah itu, dapat dicari
nilai hambatan Norton (RN) dengan cara menonaktifkan semua sumber bebas aktif
dan mencari nilai R dengan cara hukum ohm biasa. Setelah mendapatkan RN
sebesar 1.5 ohm dan IN, rangkaian disederhanakan lagi dengan menghubungkan
IN dan RN serta RL secara parallel. Selanjutnya dihitung lagi nilai VL dan IL nya.
4.2.1 VS = 120V
Dengan telah diketahui nilai RN= 1.5ohm dalam mencari nilai yang
diminta langkah pertama kita harus menyederhanakan bentuk rankaian
dengan transformasi sumber maka didaptkan nilai IN = I1 + I2 = 6 + 6.67 =
12. 67A selanjutnya untuk mendapatkan nilai VL dan IL dalam percobaan
diperoleh hasil VL dan IL yang terdapat pada jurnal memiliki sedikit
kekeliruan dengan hasil perhitungan secara teoritis.
4.2.2 VS = 80V
Dengan telah diketahui nilai RN= 1.5ohm dalam mencari nilai yang
diminta langkah pertama kita harus menyederhanakan bentuk rankaian
dengan transformasi sumber maka didaptkan nilai IN = I1 + I2 = 6 + 4.4=
10.4A selanjutnya untuk mendapatkan nilai VL dan IL dalam percobaan
diperoleh hasil VL dan IL yang terdapat pada jurnal memiliki sedikit
kekeliruan dengan hasil perhitungan secara teoritis.
4.2.3 VS = 40V
Dengan telah diketahui nilai RN= 1.5ohm dalam mencari nilai yang
diminta langkah pertama kita harus menyederhanakan bentuk rankaian
dengan transformasi sumber maka didaptkan nilai IN = I1 + I2 = 6 + 2.22 =
8.22A selanjutnya untuk mendapatkan nilai VL dan IL dalam percobaan
diperoleh hasil VL dan IL yang terdapat pada jurnal memiliki sedikit
kekeliruan dengan hasil perhitungan secara teoritis.
Dalam percobaan ini terdapat beberapat kekeliruan hasil percobaan
menggunakan aplikasi simulasi multisim dengan hasil perhitungan secara teoritis.
Setelah mendapatkan RN dan IN, rangkaian disederhanakan lagi dengan
menghubungkan IN dan RN serta RL secara parallel. Selanjutnya dihitung lagi nilai
VL dan IL nya. Maka hasil IL dan VL yang didapat sama dengan nilai VL dan IL
rangkaian yang belum disederhanakan diawal.

Maka dapat disimpulkan untuk mencari nilai VL dan IL dapat digunakan


teorema Norton yaitu teorema yang menyederhanakan rangkaian dengan
meninggalkan satu sumber arus saja dan diparalelkan dengan nilai hambatan
Norton atau RN dan RL nya. Jika dihitung dengan perhitungan teori maka didapat
nilai hasil yang sama dengan hasil percobaan . Maka dapat disimpulkan perhitungan
dan percobaan nya sudah sesuai dengan teori yang ada.

4.3 Percobaan III : Transfer Daya Maksimum

Percobaan kedua merupakan percobaan Transfer daya maksimum. Transfer


daya maksimum terjadi jika nilai resistansi beban samadengan nilai resistansi
sumber, baik dipasang seri dengan sumber tegangan ataupun dipasang paralel
dengan sumber arus. Pada percobaan ini menggunakan lima buah resistor yang
berbeda setiap sumber tegangannya untuk mencari nilai RL,VTh, nilai P dan nilai
Pmax.

Pada percobaan ini hasil yang didapat dari percobaan menggunakan proteus
sama dengan yang di dapat dengan cara teoritis. Untuk encari Vth dan Rth nya
menggunakan proteus, tetapi untuk mencari nilai P dan Pmax nya harus dicari
secara manual dengan rumus yang telah diberikan pada modul. Untuk mencari Vth
pada percobaan dapat dihitung dengan menghubungkan rangkaian yang terdapat
pada hambatan beban yang telah di hilangkan atau diputus dihubungkan dengan DC
voltmeter dan untuk mencari nilai Rthnya dengan cara menonaktifkan semua
sumber bebas aktif dan mengitung Rth dengan ohmmeter. Selanjutnya rangkaian
lebih disederhanakan dan dicari nilai P dan Pmax secara manual dengan rumus yang
terdapat pada modul. Jika dibandingkan dengan nilai Vth dan Rth yang dicari
dengan teoritis , maka menghasilkan nilai yang sama dengan nilai percobaan diatas.
Maka dapat disimpulkan percobaan dan perhitungan sudah sesuai dengan teori yang
ada.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Teorema Transformasi Sumber adalah teorema untuk mencari arus atau
tegangan pada suatu hambatan dengan cara mengubah sumber arus dan
tegangan menjadi rangkaian parallel yang awalnya rangkaian tersebut
rangkaian seri dengan sumber tegangan.
2. Rangkaian pengganti Norton adalah rangkaian setara untuk
menyederhanakan rangkaian yang rumit.
3. Hasil yang diperoleh setelah dibandingkan adalah hasil dari setiap
pengukuran tidak sama persis dengan hasil perhitungan yang sesuai dengan
rumus. Hal ini disebabkan oleh adanya toleransi dari komponen resistor
yang tidak terdapat pada perhitungan, sedangkan Multimeter Digital lebih
akurat dalam pengukurannya. juga terdapat faktor-faktor lainnya yang dapat
mempengaruhi hasil pengukuran.
4. Transfer daya maksimum terjadi jika nilai resistansi beban sama dengan
nilai resistansi sumber baik dipasang seri dengan sumber tegangan maupun
dipasang parallel dengan sumber arus.

5.2 Saran
1. Dari percobaan ini dibutuhkan ketelitian saat membaca ataupun dalam
merangkai komponennya. Dimana saat perangkaian harus memerhatikan
resistornya.
2. Diharapkan kepada praktikan agar lebih teliti dalam percobaan dan kepada
asisten agar memperhatikan praktikan dalam percobaan sehinga tidak lagi
salah-salah dalam menganalisis data hasil praktikum.
Dar kar Pstuto
acs rote Aroggar Pereyphian Torres (Vorton dan r o Pmy
hi tunesyannuaOnlioo] Drarss dar HtPs //(echu
Pn S NC ld/angarat Dugra he /2013 /09/2u/oTr
6lan-Eoroma-rorton- don curcn
oreyhrtugnda-2/
DiES Pada 2u VovomR 202
S0danna, cibattih,90ri Substituc dan Tron Formoci Sumpr
eacko (angkaian SuAmb° Pacdo rarey koya ( SFrrE
Cobline Drakses Dor htfps ll decumont hips Aocumen
/loort-obstitusi- f @ori- trans Formo - Sunher/ Piarse
Pocde 2u Movemb 202
Peu Subi pta 20rma 1rancer ca ua aksimum "

Sos Padea 2u Movem bo 9021 dakces Conlín]Diak


ari https-//
ld (ambck.cpekS.(om/marsim- bueh-frongFer-
Thegrtm
RES
LAB
oga Fenda huloan

runsfor masi Sumber


adalah Proses hoenegantitca 5eblah Sumksr 9ononn
Vs For hubunc Ser deryar Rbuah esstot R mnjad
Sebuah Rei stor K men jccl Seah Sumter arus Is
er hubuna faralel doncyn shut Pesisfor R dan ber-
aku Sebalitnya

2eoremo Worton
Olcdailsh Roromon gang digurakon ntur monsypbr
hanakaO Suatu agkarcaO i a r uena umit
men jod
Cana taran ancy lobih Svclar hancs Teorome Vortor
brbung' e lap riaan strik lenear atau ongte ian
fumt ertontu daPat datlfan deh rataian dor
hana ano haya tonelin dor sebuam Arus Suobt
I ) dan Stua eSr'stor jao d'faralel Eo v)
amus IL N/(RU/(Rw+RL
3 ranfer doua maESímu FOrJadt etile nilat PosistHE
o n Sama donaan esitansintrral Sumbtr kjaroan
chus matsimum daat c sapry (PL-PTk)
Sahiego
S
w
32
ww wm-

PTK PL
2v
A PL

Cor PTh 6 3.
ww

12s RRERTK
PTh (l/h) +3+2
6126
Gt+5

12ts-4+5
1

Prh PL 9
Cari VTh 6 22
ww.

mRsh l2 -2A
VTh-2.0+ 3-(2)+12(l-1aleo
3-2)+ 12o,66142) = o
- 12 46i f 12 (lh-la) - 6+ 12 (133?)0
-12
t6ttl2i,- 12l2 6 IS 396 210g
0
- 12 I®h-12(-2 zo VTh22V
12
12 maxth2 22
y RT 4.9
O1b67 A A@u13,unw
36
3R
wm

A
V- 1.R
3 fo
R
30U.
103 8

1
Bov

3 67
ABl- 55A
3-9

8/3 13
3. Vosb P3 21

2157 2
ls.67+5 667 A
2,S19 6.67
251. 6167
2.S7+ 6
1 , lurg 2A

12 V

Anda mungkin juga menyukai