2.

1 Sirosis Hati

2.1.1 Definisi Sirosis Hati

Sirosis hati merupakan penyakit hati kronis. Sirosis adalah penyakit

degeneratif kronis di mana sejumlah kritis parenkim hati digantikan oleh
jaringan fibrotic [ CITATION Cyd18 \l 1033 ]. Sirosis adalah jaringan parut hati
yang luas dan ireversibel, biasanya disebabkan oleh reaksi kronis terhadap
peradangan hati dan nekrosis [ CITATION Ign18 \l 1033 ]. Sirosis hati ditandai
dengan degenerasi dan penghancuran sel-sel hati yang luas [ CITATION Lew14
\l 1033 ]. Jaringan parut pada sirosis hati akan menggantikan sel-sel hati
yang sehat.

2.1.2 Penyebab Sirosis Hati

Penyebab spesifik sirosis hati mungkin tidak ditentukan pada semua

klien. Penyebab paling umum untuk sirosis hati di Amerika Serikat adalah
alkoholisme kronis, hepatitis virus kronis, steatohepatitis nonalkohol
(nonalcoholic steatohepatitis/ NASH), penyakit saluran empedu, dan
penyakit genetic [ CITATION Ign18 \l 1033 ]. Terdapat beberapa kontroversi
mengenai penyebab pada pasien dengan penyakit hati akibat alkohol,
penyebabnya bisa karena alkohol atau malnutrisi yang menyertai
alkoholisme, yaitu malnutrisi protein [ CITATION Lew14 \l 1033 ] . Sirosis
disebabkan oleh hepatitis virus alkoholik atau kronis, penyebab yang kurang
umum termasuk obat-obatan atau racun, hemochromatosis, penyakit
Wilson, dan sirosis bilier primer atau idiopatik [ CITATION Cyd18 \l 1033 ].

2.1.3 Patofisiologi Sirosis Hati

Sirosis biasanya berkembang perlahan dan memiliki perjalanan yang

progresif, berkepanjangan, destruktif yang mengakibatkan penyakit hati
stadium akhir [ CITATION Ign18 \l 1033 ] . Faktor lingkungan dan
kecenderungan genetik dapat dapat menyebabkan perkembangan sirosis,
terlepas dari asupan makanan atau alkohol [ CITATION Lew14 \l 1033 ] . Sekitar
20% pasien dengan hepatitis C kronis dan 10% sampai 20% pasien dengan
hepatitis B kronis berkembang menjadi sirosis. Hepatitis kronis yang
dikombinasikan dengan konsumsi alkohol sinergis dalam mempercepat
kerusakan hati.

Sirosis ditandai dengan fibrosis difus dan konversi arsitektur hati

normal menjadi nodul yang mengandung hepatosit proliferating yang
dikelilingi oleh fibrosis [ CITATION Por09 \l 1033 ]. Sel-sel hati pada sirosis
hati berusaha untuk beregenerasi, tetapi proses regeneratifnya tidak teratur,
sehingga menghasilkan arsitektur pembuluh darah dan saluran empedu yang
abnormal [ CITATION Lew14 \l 1033 ] . Peradangan yang disebabkan oleh racun
atau penyakit menyebabkan degenerasi ekstensif dan penghancuran
hepatosit atau sel hati [ CITATION Ign18 \l 1033 ]. Jaringan hati fungsional
secara bertahap dihancurkan dan digantikan oleh jaringan parut fibrosa
[ CITATION Pri17 \l 1033 ]. Saat hepatosit dan lobulus hati dihancurkan, fungsi
metabolisme hati hilang. Nodul abnormal secara struktural dikelilingi oleh
bentuk jaringan ikat. Jaringan ikat fibrosa ini membentuk pita konstriktif
yang mengganggu aliran darah dan empedu di dalam lobulus hati.

Jaringan ikat fibrosa menyebabkan darah tidak lagi mengalir bebas

melalui hati ke vena cava inferior. Aliran darah yang terbatas ini
menyebabkan hipertensi portal atau peningkatan tekanan dalam sistem vena
portal [ CITATION Pri17 \l 1033 ]. Akibat aliran darah yang tidak seimbang dan
adanya jaringan parut menyebabkan regenerasi hati yang tidak teratur,
nutrisi seluler yang buruk, dan hipoksia [ CITATION Lew14 \l 1033 ].
Gangguan saluran vaskular merupakan predisposisi hipertensi portal dan
komplikasinya, obstruksi saluran empedu dan paparan efek destruktif dari
stasis empedu; dan hilangnya sel-sel hati, yang menyebabkan gagal hati
[ CITATION Por09 \l 1033 ]. Gangguan fungsi hati menyebabkan peningkatan
enzim hati serum.

Kerusakan sel hati dapat menyebabkan komplikasi, seperti hipertensi

portal, asites dan varises esophagus, defek koagulasi, ikterus, portal-
systemic encephalopathy (PSE) dengan koma hepatik, sindrom hepatorenal,
dan peritonik bacterial spontan [ CITATION Ign18 \l 1033 ] . Hipertensi portal
 menyebabkan darah mundur dari hati dan memasuki vena esophagus dan
lambung. Vena esophagus yang rapuh dan berdinding tipis menjadi buncit
dan berliku-liku dapat membuat varises esophagus karena peningkatan
tekanan. Varises esophagus berdarah merupakan keadaan darurat medis
yang mengancam jiwa, di mana kehilangan darah yang parah dapat terjadi
dan mengakibatkan syok karena hipovolemia. Perdarahan berupa
hematemesis (muntah darah) atau melena (tinja berwarna hitam).

2.1.4 Manifestasi Klinis

Sirosis pada penyakit awal menyebabkan hati membesar, kencang,

dan keras. Proses patologis berlanjut, ukuran hati akan menyusut,
mengakibatkan penurunan fungsi hati, yang dapat terjadi dalam beberapa
minggu hingga tahun [ CITATION Ign18 \l 1033 ] . Pasien dengan sirosis hati
mungkin asimtomatik atau memiliki gejala konstitusional nonspesifik,
seperti kelelahan, kehilangan nafsu makan, kelemahan umum, pengecilan
otot, mual, muntah, sakit perut, dan demam ringan [ CITATION Cyd18 \l 1033 ].
Tanda dan gejala dekompensasi meliputi distensi abdomen akibat asites dan
hepatomegali, perubahan status mental akibat ensefalopati hepatik, edema
pedal, ikterus, pruritus, splenomegali, dan spider angiomata.

Daftar Pustaka
Cydulka, R. K., Fitch, M. T., Joing, S. A., Wang, V. J., Cline, D. M., & Ma, O. J.
(2018). Tintinalli's Emergency Medicine Manual (8th ed.). New York:
McGraw-Hill Education.

Ignatavicius, D., Workman, L., Rebar, C. R., & Heimgartner, N. M. (2018).

Medical surgical nursing: Concepts for interprofessional collaborative
care 9th edition. St. Louis, Missouri: Elsevier.

Lemone, P., Burke, K. M., Bauldoff, G., Gubrud-Howe, P., Leverr-Jones, T.,
Dwyer, T., et al. (2017). Medical-Surgical Nursing: Critical Thinking for
Person-Centred Care (3rd ed.). Melbourne: Pearson Australia.
Lewis, S. L., Dirksen, S. R., Heitkemper, M. M., & Bucher, L. (2014). Medical
Surgical Nursing: Assessment and Management of Clinical Problems 9th
Edition. St. Louis: Mosby Elsevier Inc.

Porth, C. M., & Matfin, G. (2009). Pathophysiology: Concepts of altered health

states 8th Edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.