Anda di halaman 1dari 4

NAMA EWIN ALIWU

NIM 451420048
KELAS C/3 PENDIDIKAN GEOGRAFI
Tugas
“Membuat Latar Belakang,Identifikasi Masalah Dan Rumusan Masalah”

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan manusia


Indonesia seutuhnya. Oleh karenanya pendidikan sangat perlu untuk dikembangkan dari berbagai
ilmu pengetahuan, karena pendidikan yang berkualitas dapat meningkatkan kecerdasan suatu
bangsa. Pendidikan merupakan bagian penting dari proses pembangunan nasional yang ikut
meningkatkankan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Pendidikan juga merupakan investasi
dalam pengembangan sumber daya manusia dimana peningkatan kecakapan dan kemampuan
diyakini sebagai faktor pendukung upaya manusia dalam mengarungi kehidupan.

Tujuan pendidikan berdasarkan atas pancasila mempunyai tujuan untuk meningkatkan


ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi
pekerti, memperkuat kepribadian agar dapat membangun diri sendiri serta bersama-sama
bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.Mutu pendidikan perlu diperhatikan untuk
mencapai tujuan pendidikan, sedangkan mutu sendiri dapat dilihat dari keberhasilan yang diraih
oleh seorang siswa selama mengikuti kegiatan belajar mengajar. Hal penting dalam proses
pembelajaran adalah kegiatan menanamkan makna belajar bagi pembelajar agar hasil belajar
bermanfaat untuk kehidupannya pada masa sekarang dan masa yang akan datang. Salah satu
factor yang menentukan bagaimana proses belajar mengajar sebagaimana yang diharapkan.
Pembelajaran yang bermakna merupakan proses belajar mengajar yang diharapkan bagi siswa
dimana siswa dapat terlibat langsung dalam proses pembelajaran serta menemukan langsung
pengetahuan tersebut.

Geografi Merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di Sekolah Menengah Atas
(SMA) kajian dalam mata pelajaran Geografi dimaksudkan agar manusia, baik sebagai individu
maupun sebagai bangsa, dapat memahami tentang lingkungannegara dan bangsa Indonesia dan
bangsa-bangsa lain di dunia. Oleh karena itu, pendidikan karakter juga bertujuan untuk
mengembangkan nilai-nilai yang membentuk karakter bangsa, yaitu Pancasila, yang meliputi: (1)
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang berhati baik, berpikiran baik,
dan berprilaku baik; (2) membangun bangsa yang berkarakter Pancasila; serta (3)
mengembangkan potensi warga negara agar memiliki sikap percaya diri, bangga pada bangsa
dan negaranya, serta mencintai umat manusia.1

1
Kemdiknas RI, 2011:7
Geografi merupakan ilmu untuk menunjang kehidupan sepanjang hayat dan mendorong
peningkatan kehidupan. Proses pembelajaran Geografi perlu mengaitkan dengan keterampilan
dan pembiasaan, selain pemahaman konsep. S. Hamidah & S. Palupi (2012) menyatakan bahwa
pembelajaran soft skills tanggung jawab dan disiplin terintegrasi melalui praktek patiseri telah
dapat meningkatkan dan menjaga perilaku tanggung jawab dan disiplin; serta pembelajaran soft
skills terintegrasi ini terbukti efektif meningkatkan penguasaan tanggung jawab dan disiplin.
Pembelajaran dilakukan melalui proses pembiasaan, diikuti dengan ekpresi diri; dan
pembelajaran soft skills terintegrasi akan lebih efektif, manakala peran dosen juga efektif dalam
memberi balikan dan memotivasi secara berkelanjutan selama pembelajaran.2

Sedangkan Triyanto Puspito Nugroho (2010) menyatakan bahwa ungkapan “kearifan lokal”
merupakan bentuk nilai-nilai profetik, yang dapat membentuk karakter seseorang. Ketika nilai
profetik itu diintegrasikan dalam kehidupan sehari-hari, pembentukan karakter manusia akan
semakin paripurna (Nugroho, 2010:16). Karakter juga berkaitan dengan perilaku. Dalam konteks
ini, S. Wening (2012) menyatakan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh faktor lingkungan,
dengan landasan teori kondisioning. Artinya, seseorang akan menjadi pribadi yang berkarakter
apabila tumbuh pada lingkungan yang berkarakter.

Tentunya ini memerlukan usaha secara menyeluruh, yang dilakukan oleh semua pihak: keluarga,
sekolah, dan seluruh komponen yang terdapat dalam masyarakat (Wening, 2012:56). Ungkapan
tersebut menunjukan bahwa karakter dapat dibentuk melalui proses pembelajaran yang
terintegrasi antara teori dan praktek; dan yang penting dalam proses pembelajaran tersebut
adalah adanya pembiasaan yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Lingkup bidang
kajiannya memungkinkan manusia memperoleh jawaban atas pertanyaan sekitar, yang
menekankan pada aspek spasial dan ekologis dari eksistensi manusia. Mata pelajaran Geografi,
dengan demikian, ditujukan bagi peserta didik, sehingga mereka dapat menjadi individu yang
mandiri, mencintai lingkungan, bangsa, dan negaranya. Karena itu, upaya pendidikan Geografi
perlu menanamkan pemahaman kesadaran terhadap bangsa dan negaranya, dengan penanaman
sikap dan membentuk karakter peserta didik.

Karakter perlu dibentuk melalui pendidikan. Karena itu, menurut H. Rachmah (2013),
pendidikan karakter adalah usaha untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik
(habituation), sehingga peserta didik mampu bersikap dan bertindak berdasarkan nilai-nilai yang
telah menjadi kepribadiannya, bukan hanya sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana
yang salah.3

2
Hamidah & Palupi, 2012:151.
3
Rachmah, 2013:13
Berdasarkan wawancara yang saya lakukan terhadap terhadap guru kelas X di SMA
Negeri 1 Randangan pada kenyataannya guru masih menerapkan metode ceramah dalam
pembelajaran dan pembentukan karakter dimana siswa hanya sebagai pendengar sehingga
kurang melibatkan aktivitas siswa secara langsung. Siswa hanya dianggap sebagai gelas kosong
yang harus di isi penuh tanpa memperhatikan pengetahuan yang dibawa siswa. Akan tetapi guru
mengaku pernah sesekali menggunakan metode diskusi dalam proses pembelajaran. Mengingat
waktu dan target pengajaran materi yang telah ada di sekolah, metode ceramah dianggap sebagai
metode yang paling cepat dalam menyelesaikan materi pengajaran. Metode ceramah yang
digunakan oleh guru adalah metode pembelajaran yang kurang variatif/kurang tepat serta
kurangnya sarana prasarana sebagai media dalam pembelajaran Geografi menyebabkan 40%
siswa memperoleh nilai di bawah KKM. Nilai KKM pada mata pelajaran Geografi di SMA
Negeri 1 Randangan adalah 75

Melihat 18 siswa dari jumlah seluruh siswa 46 dari kelas X yang memperoleh nilai di
bawah KKM, guru harus memahami karakteristik siswa dan mencari metode yang seperti apa
yang bisa memotivasi siswa sehingga siswa merasa senang belajar dan terlibat langsung dengan
sesuatu yang nyata dalam proses pembelajaran. Siswa dapat memperoleh pengalaman dan
mempraktekan langsung sehingga lebih banyak siswa yang memperoleh nilai di atas KKM.

Observasi yang saya lakukan pada waktu proses pembelajaran Geografi di kelas X dimana guru
menyampaikan materi menggunakan metode ceramah mengenai Peta dan komponen-komponen-
nya dengan media gambar dan siswa tidak terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Guru perlu
memperhatikan metode yang tepat dalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat terlibat
secara langsung dan memperoleh pengetahuan yang baru berdasarkan metode ilmiah dengan cara
mengamati secara langsung bunga yang ada di lingkungan sehingga siswa dapat mengetahui
struktur bunga berdasarkan hasil pengamatannya sendiri dan pembelajaran akan lebih bermakna
bagi siswa karena mereka dapat memperoleh pengetahuan itu sendiri tanpa diberitahukan oleh
guru karena, dalam proses pembelajaran guru berperan sebagai pembimbing dan fasilitator
untuk siswa.

Atas dasar pemikiran inilah yang membuat perhatian saya selaku penulis untuk melakukan
penelitian dengan judul : “Pengaruh penerapan metode Eksperimen terhadap prestasi belajar
siswa Kelas X mata pelajaran Geografi di SMA Negeri 1 Randangam Tahun Ajaran 2021/2022”.
B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat di identifikasikan
beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Kegiatan belajar mengajar masih berpusat pada guru sehingga siswa kurang aktif dalam
kegiatan pembelajaran.
2. Guru kurang melibatkan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran.
3. Kurangnya variasi metode dalam pembelajaran.
4. 18 siswa dari jumlah seluruh siswa 46 dalam mata pelajaran Geografi yang nilainya
masih di bawah KKM.
5. Terbatasnya media pembelajaran Geografi

Banyak hal yang menyebabkan siswa mengalami masalah dalam belajar ilmu geografi.
Berdasarkan identifikasi masalah,saya selaku penulis memberikan batasan ruang lingkup dari
penelitian yang akan dilakukan. Saya hanya membatasi permasalahan pada pegaruh metode
eksperimen terhadap prestasi belajar siswa Kelas X pada mata pelajaran Geografi di SMA
Negeri 1 Randangam Tahun Ajaran 2021/2022”. Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui
bagaimana pengaruh metode eksperimen terhadap prestasi belajar siswa.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah “Apakah
metode Eksperimen berpegaruh terhadap prestasi belajar siswa Kelas X pada mata pelajaran
Geografi di SMA Negeri 1 Randangam Tahun Ajaran 2021/2022”.

Anda mungkin juga menyukai