Anda di halaman 1dari 13

I.

PENDAHULUAN
Atrial Septal Defect (ASD) adalah suatu jenis kelainan jantung bawaan, yang ditemukan 30% dari
seluruh kelainan jantung bawaan pada orang dewasa, dan 8% dari kelainan jantung bawaan pada
anak-anak1,2 Letak kelainan pada atrium, dimana septum antara atrium kiri dan kanan tidak
menutup secara sempurna yang disebabkan oleh tekanan yang terlalu tinggi pada sisi kiri jantung
dibanding yang kanan, sehingga mengakibatkan adanya defect pada septum. Septum interatrial
merupakan jaringan yang memisahkan atrium kiri dan kanan. Tanpa septum ini, atau jika ada
kerusakan pada septum, sangat memungkinkan aliran darah mengalir dari kiri jantung ke kanan
jantung atau sebaliknya, yang berakibat terjadinya perpaduan antara darah vena dan darah arteri.
3,4,5
Bagian kanan dari jantung mengandung darah dengan kandungan oksigen yang rendah dan bagian
kiri dari jantung mengandung darah dengan kandungan oksigen yang tinggi, sehingga sangat
penting untuk menjaga agar aliran darah dari kedua bagian jantung tadi tidak bercampur aduk
satu dan lainnya. 4,6
Ketika terjadi ASD , maka darah akan mengalir dari atrium kiri ke atrium kanan. Hubungan
langsung ini mengakibatkan meningkatnya volume darah pada atrium kanan yang berarti darah
yang mengalir ke paru-paru melebihi normalnya.6
ASD merupakan kelainan jantung bawaan dengan pembuluh darah paru yang bertambah.
Klassifikasi kelainan jantung bawaan dengan corakan vaskuler paru yang ramai adalah sebagai
berikut ;7
• Tanpa cyanosis : ASD,VSD, PDA, ECD, PAPVR
• Dengan cyanosis : TAPVR, Truncus Arteriosus Persisten, Transposisi
Pembuluh Darah Besar.
II. INSIDEN DAN EPIDEMIOLOGI
Atrium Septal Defect terjadi pada 4 dari 100.000 orang. Sedangkan pada anak : 1 anak per 1500
kelahiran, ASD yang tidak terdiagnosis adalah 30-40% dari kelainan jantung kongenital yang
terlihat pada orang dewasa. Kebanyakan terjadi pada anak wanita daripada laki-laki dengan
perbandingan 2 :1. 1,4,10
III. ETIOLOGI

Penyakit jantung kongenital muncul akibat dari perkembangan jantung, akan tetapi sering tidak
jelas apa penyebabnya. Wanita dengan rubella pada saat hamil sering mempunyai bayi dengan
ASD. Bayi yang lahir prematur mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk mengalami ASD.
Kemungkinan faktor genetik dan lingkungan juga berpengaruh terhadap terjadinya penyakit
jantung bawaan.6
Pada individu normal, bilik sebelah kiri dari jantung memiliki tekanan yang tinggi dibanding bilik
jantung sebelah kanan. Hal ini disebabkan ventrikel kiri harus menghasilkan tekanan yang cukup
untuk memompa darah ke seluruh tubuh sedang ventrikel kanan hanya ke paru-paru 3. Proses
apapun yang menyebabkan peningkatan tekanan pada ventrikel kanan akan sebabkan
memburuknya left to right shunt. Hal ini meliputi hipertensi, dimana peninggian tekanan dari
ventrikel kiri harus dinaikkan dengan tujuan untuk membuka katup aorta selama ventrikel systole
dan juga penyakit arteri koroner , dimana terjadi peningkatan tekanan dari ventrikel kiri selama
ventrikel diastole.4

IV. ANATOMI

Jantung adalah suatu organ muskuler yang berbentuk konus sebesar kepalan tangan, bertumpu
pada diafragma thoracis dan berada diantara kedua pulmo bagian basalis. Pada orang dewasa
ukuran panjang jantung adalah 12 cm, lebar 8-9 cm dan tebal 6 cm. Berat jantung pada pria
adalah 280-340 gram dan pada wanita 230-280 gram. Letak jantung bila diproyeksikan pada
dinding ventral thoraks adalah sebagai berikut 7
• Tepi kiri jantung, bagian atasnya berada pada tepi caudal pars cartilaginis costa II sinister, yaitu
1 cm di sebelah lateral sternum.
• Tepi kiri sebelah bawah berada di ruang intercostalis V, yaitu kira-kira 9 cm di sebelah kiri linea
mediana atau 2 cm di sebelah medial linea medioclavicularis sinistra.
• Tepi kanan sebelah atas berada pada tepi cranialis pars cartilaginis costa III dextra, kira-kira 1
cm dari tepi lateral sternum
• Tepi kanan sebelah bawah berada pada tepi cranial pars cartilaginis costa VI dextra, Kira-kira 1
cm di lateral tepi sternum.

            

Gbr 1. Anatomi jantung3

Jantung manusia terbagi atas 4 ruang yaitu atrium kanan, ventrikel kanan, atrium kiri dan
ventrikel kiri. Antara atrium kiri dan ventrikel kiri terdapat katup mitralis, sedangkan antara
atrium kanan dan ventrikel kanan terdapat katup trikuspidalis. Diantara atrium kiri dan kanan
dibatasi oleh septum atriorum yang merupakan dinding dorsal dari atrium kanan. Pada septum ini
terdapat suatu cekungan yang disebut fossa ovalis yang merupakan degenerasi dari foramen ovale
yang ada pada kehidupan fetal. 6

V. PATOFISIOLOGI
Pada keadaan normal perkembangan septum atrial terdapat hubungan dari kanan ke kiri (right to
left shunt) yang berlanjut sampai lahir, pada usia lima minggu intrauterin, septum primum turun
ke bawah dari bagian atas atrium menyatu dengan endokardium, sebelum penutupan sempurna
bagian septum primum mengalami defect (ostium sekundum) sehingga aliran dari kanan ke kiri
tetap berlanjut. Selama enam minggu septum sekundum berkembang ke arah kanan septum
primum, melewati bagian atas atrium ke endokardium. Proses ini menghasilkan foramen ovale.
Kemudian setelah lahir foramen ovale akan menutup menjadi fossa ovalis. Apabila foramen ovale
gagal menutup setelah lahir, atau apabila terdapat lubang lain antara atrium kanan dan atrium
kiri akibat kurang sempurnanya penutupan dinding antara atrium kanan dan atrium kiri selama
masa gestasi 11.
Pada orang normal tekanan atrium kiri lebih tinggi daripada atrium kanan, karena adanya defek
sekat atrium, maka terjadi aliran dari kiri ke kanan sehingga volume ventrikel kanan berlebih.
Kemudian sirkulasi pulmonalis akan meningkat melebihi sirkulasi sistemik dan membutuhkan lebih
banyak waktu untuk mengosongkan ventrikel kanan, yang menghasilkan bunyi S2 terlambat (S2
memanjang). Karena peningkatan sirkulasi pulmonal melewati katup menghasilkan murmur yang
akan didengar pada ICS 3 kiri. Setelah sekian lama arteri pulmonal dan otot polos mengalami
hiperplasi yang mengakibatkan hipertensi pulmonal dan hipertrofi ventrikel kanan.4

              

Gbr.2. Anatomi jantung Normal dan ASD12


Pada akhir minggu ke empat suatu rigi berbentuk bulan sabit tumbuh dari atap arteri komunis ke
dalam lumen. Rigi ini dianggap sebagai bagian pertama dari septum primum. Kedua kaki sekat ini
meluas ke arah bantalan endokardium di dalam kanalis atrioventrikularis.

           Gbr.4. Patofisiologi ASD: 3,5


Ada 3 tipe defect septum, yaitu : 1, 2,4,7,8,9,13
1. Defect ostium sekundum, di tengah dari septum atrium (fossa ovalis)
2. Defect ostium primum, pada bagian bawah septum dan seringkali dihubungkan dengan
kelainan dari katup mitral atau tricuspid dengan regurgitasi vulva.
3. Defect sinus venosus, bila defect terletak di daerah sinus venosus (dekat muara vena kava
superior atau inferior) , seringkali dihubungkan dengan anomaly drainase dari satu atau lebih vena
pulmonari ke atrium kanan atau vena cava superior.

Gbr 5 : Lokasi dari ostium sekundum ASD, ostium primum ASD, vena cava superior (SVC),    dan
vena cava inferior (IVC), sinus venosus ASD, dan sinus arteri coronary defek. Tanda panah
menunjukkan vena pulmonalis superior 14
Gbr 6 : ilustrasi skema dari contoh perubahan selama formasi atrial septum 14
Ad.1. Ostium sekundum atrial septal defect
Merupakan tipe yang paling umum (70%) dari ASD, dan terdapat pada 6-10% dari semua kelainan
jantung kongenital, wanita 2-3 x lebih banyak dari pria. Hal ini terjadi biasanya akibat pelebaran
foramen ovale, pertumbuhan septum sekundum yang tidak adekuat atau absorpsi berlebihan dari
septum primum. 10-20% dari individu dengan ostium sekundum atrial septal defect biasanya juga
terjadi prolaps katup mitral 1,4,15
Ad.2. Ostium primum atrial septal defect
Ostium primum ASD ditemukan 15% dari ASD. Merupakan ASD pada level katup mitral dan
tricuspid. Biasanya dikenal sebagai cushion endocardial defect karena kadang-kadang melibatkan
endocardial cushion yang merupakan pertemuan jantung dimana septum atrium bertemu dengan
septum ventrikel dan katup mitral bertemu dengan katup tricuspid.4,14
Cushion endocardial defect dihubungkan dengan kelainan abnormal dari katup atrioventrikular
(katup mitral dan katup tricuspid) yang meliputi klep mitral dan katup atrioventrikular tunggal
(tunggal besar, deformitas katup yang terdapat pada keduanya , ventrikel kanan dan ventrikel
kiri). Defect ini paling sering ditemukan pada Down’n Syndrome.2,4,15,16
Ad.3. Sinus venosus atrial septal defect
Merupakan salah satu tipe ASD yang dilaporkan sekitar 15% dari keseluruhan ASD. Kerusakan dari
septum ini melibatkan aliran vena dari keduanya baik itu vena cava superior atau vena cava
inferior.1
Sinus venosus atrial septal defect yang melibatkan vena cava superior terjadi 2-3% dari seluruh
hubungan intra-atrial. Lokasinya pada hubungan antara vena cava superior dan atrium kanan.
Seringkali dihubungkan dengan kelainan aliran dari vena pulmoner kanan ke atrium kanan
(dibanding aliran normal dari vena pulmoner ke atrium kiri)15

           

Gbr. 7 Ostium Secundum           Ostium Primum                 Sinus Venosus


Atrial Septal Defect        Atrial Septal Defect           Atrial Septal Defect

VI. DIAGNOSIS
a. Gambaran Klinis
Gejala klinis dari ASD bisa berbeda pada setiap orang. Defect yang dapat memberikan gejala
biasanya dengan diameter 2 cm atau lebih. Diagnosis pada anak biasanya asimptomatik karena
defectnya kecil, akan tetapi kebanyakan gejala awal saat mereka dewasa, dan diidentifikasi
karena adanya murmur. Gejala klinisnya antara lain :1,2,6
• Lemah
• Infeksi saluran napas
• Pertumbuhan lambat dan gangguan berat badan
• Jantung murmur
• Bibir dan ujung jari menjadi biru saat beraktivitas
• Palpitasi
• Sesak napas

Pada pemeriksaan fisik pelebaran dan bunyi jantung dua (S2) sangat jelas akibat peningkatan
secara konsisten pada ventrikel kanan fase diastolic. Bising pada ASD, S2 terdengar pada sela iga
2-3 linea parasternalis kiri (daerah pulmonal) dan bising diastolik pendek pada daerah trikuspidal.
4,6,15

b. Gambaran Radiologi
Foto Thorax
Foto toraks merupakan pemeriksaan yang penting dalam penafsiran kelainan pada jantung dan
paru. Dalam keadaan normal jantung berada di hemitoraks kiri dan fundus lambung berada di
abdomen sisi kiri. Dari segi radiologik, cara yang mudah untuk mengukur jantung apakah
membesar atau tidak adalah dengan membandingkan lebar jantung dan lebar rongga dada pada
foto thoraks PA (Cardio-Thoracis Ratio)7

   Gbr. 8. Pengukuran CTR :7


Pada foto toraks, batas kiri jantung dapat dilihat berupa tonjolan bulat lonjong atau setengah
bulat, yang besarnya bervariasi. Batas-batas jantung kiri tersebut dapat dilihat sebagai 4 tonjolan
yaitu:
• Tonjolan pertama yang paling atas adalah tonjolan arkus aorta. Tonjolan ini tampak di sisi kiri
berbentuk setengah bulatan kira-kira sebesar ibujari orang dewasa. Tonjolan ini ke arah bawah
berhubungan langsung dengan aorta desendens yang pada foto yang baik dapat dilihat di sisi
kolumna vertebra.
• Tonjolan kedua adalah arteri pulmonalis, pada umumnya lebih kecil berbentuk setengah
lingkaran. Kadang-kadang tonjolan ini sukar dilihat.
• Tonjolan ketiga biasanya tidak tampak. Tonjolan ini dibentuk oleh aurikel atrium kiri. Bila
tampak biasanya karena pembesaran atrium kiri.
• Tonjolan keempat adalah tonjolan yang paling bawah dan paling besar yang dibentuk oleh
dinding luar ventrikel kiri. Tonjolan ini mempunyai sudut dengan diafragma kiri yang disebut sinus
kardiofrenikus. Kadang-kadang sudut ini tidak tampak karena tertutup lemak.
Dengan left to right shunt yang jelas, gambaran atau bayangan jantung melebar utamanya
disebabkan oleh dilatasi ventrikel kanan.4
Pada kebocoran jantung dengan arah arus dari kiri ke kanan (L-R shunt) hilus membesar, tebal dan
tampak pulsasi hilus. Pulsasi ini disebut hilar dance , yang terjadi akibat arteri pulmonalis penuh
darah dan melebar, sehingga pulsasi ventrikel kanan merambat sampai hilus. Hilar dance dapat
dilihat pada kedua hilus dengan fluoroskopi 17
Darah dari atrium kiri mengalir ke dalam atrium kanan (L-R shunt atau kebocoran dari kiri ke
kanan). Bersama dengan darah dari atrium kanan, darah tersebut masuk ke dalam ventrikel kanan
dan arteri pulmonalis menjadi besar dan dilatasi, sedangkan darah yang masuk ke ventrikel
kiri berkurang.17
• Makin besar defectnya, makin kecil jumlah darah yang mengalir ke ventrikel kiri, karena
sebagian besar darah dari atrium kiri mengalir ke atrium kanan melalui defect, akibatnya aorta
menjadi kecil, hampir sukar dilihat, sedangkan arteri pulmonalis menjadi 3-5 kali lebih besar.
Pembuluh darah hilus melebar demikian juga cabang-cabangnya. Lambat laun pembuluh darah
paru bagian tepi menyempit dan tinggal pembuluh dari sentral (hilus) saja yang melebar. Bentuk
hilus lebar, meruncing ke bawah berbentuk sebagai tanda koma terbalik. 18 Gambaran ini
menunjukkan adanya tekanan yang meninggi dari pembuluh darah paru : hipertensi pulmonal
(arterial). Tingginya hipertensi pulmonal ini akan membawa perubahan pada arah kebocoran.
Tekanan di ventrikel kanan dan atrium kanan berangsur , menjadi tinggi. Bila tekanan atrium
kanan lebih tinggi dari atrium kiri, maka aliran darah menjadi terbalik arahnya yaitu dari kanan ke
kiri (R to L shunt). Jika pada awalnya penderita tidak sianotik, namun dengan pembalikan arah
arus darah ,maka akan menjadi sianosis, dispnoe, polycytemia dan lain-lain. Keadaan ini disebut
sindrom Eisenmenger.4,7,17 Pada Lutembacher syndrom keadaan ASD bersama dengan mitral
stenosis.
Secara ringkas gambaran radiologi foto thorax yang ditemukan pada penderita ASD adalah :
• Jantung membesar, namun dapat pula normal. Kardiomegali,yang terjadi akibat pembesaran
ventrikel kanan dan atrium kanan , sedangkan atrium kiri dan ventrikel kiri umumnya kecil.
• Konus pulmonalis yang menonjol dan arteri pulmonalis serta cabang-cabangnya melebar dengan
pembuluh darah di bagian perifer tampak jelas.
• Vena pulmonalis tampak melebar di daerah suprahilar, sehingga corakan pembuluh darah
bertambah.
• Aorta knob mengecil, karena aliran darah ke ventrikel kiri berkurang
• Pada hipertensi pulmoner, tampak jantung yang membesar ke kiri dan juga ke kanan. Hilus
sangat melebar di bagian sentral dan menguncup menjadi kecil ke arah tepi. Bentuk Thorax
emfisematus (bentuk tong, barrel chest) 7
Ekokardiogram

Teknik pengambilan gambar pada ekokardiogarfi. 19

Ekokardogram M-mode memperlihatkan dilatasi ventrikel kanan dan septum interventrikuler yang
bergerak paradoks. Ekokardiografi 2 dimensi dapat memperlihatkan lokasi dan besarnya defect
interatrial. Posisi katup mitral dan katup trikuspid sama tinggi pada ASD primum dan bila ada
celah pada katup mitral juga terlihat.
Ekokardiografi doopler memperlihatkan aliran interatrial yang terekam sampai di dinding atrium
kanan. Rasio aliran pulmonal terhadap aliran sistemik juga dihitung.
Ekokardiografi kontras dikerjakan bila doopler tak mampu memperlihatkan adanya aliran
interatrial. 4,8,11
Gbr 13 (A) Ostium secundum atrial septal defect (ASD) .Subxiphoid four-chamber echocardiogram
demonstrates a large defect in the midportion of the atrial septum, typical of an ostium secundum
defect. Enlargement of the RA is also noted. (B) Ostium primum ASD, subxiphoid four-chamber
echocardiogram demonstrates a large defect in the lower portion of the atrial septum extending
to the level of the mitral and tricuspid valves.Note that the mitral and tricuspid valves are at the
same level, typical of an endocardial cushion defect : 20

Gambaran MRI
MRI dengan four-chamber proyeksi dapat melihat ASD dengan lebih jelas. 19

 Gbr.15. Axial oblique MRI in the four-chamber projection


demonstrates a large secundum ASD.The defect could not
be visualized well by echocardiography in this 12-year old
obese patient. 20

Gbr. 16. (A). Potongan transversal T1 dengan gambaran planar-echo bagian MT; (B) Potongan
turbo sagital, pada lapangan echo pada seorang gadis berusia 5 thn dengan ASD secundum yang
menunjukkan septum atrial. Pada end-fase gambaran kontras MR menunjukkan lanes ASD. LA dan
panah :atrium kiri , RA : atrium kanan (C) dan (D). Fase kontras gambaran MR dan ASD (panah
besar pada C, panah di D) pada potongan coronal. Ukuran defek dan potongan dapat dilihat pada
(D). Fase coronal, yang menggambarkan aliran maksimal, dan informasi anatomis : 22

Elektrokardigrafi
Pemeriksaan elektrokardiografi menunjukkan adanya deviasi sumbu QRS ke kanan, hipertrofi
ventrikel kanan. Pemanjangan interval PR dan deviasi sumbu QRS ke kiri mengarah pada
kemungkinan defect septum primum, bila gelombang sumbu P negatif, maka perlu dipikirkan
kemungkinan defect sinus venosus 4

 Gbr.17 . Elektrokardiografi ASD18


Angiokardiografi

Angiografi dilakukan bila defek interatrial pada ekokardiogram tak jelas terlihat atau bila terdapat
hipertensi pulmonal. Untuk memastikan diagnosis berdasarkan peningkatan saturasi oksigen di
tingkat atrium, dan untuk membuktikan regurgitasi mitral pada tipe ostium primum melalui
ventrikulografi kiri. 8

   Gbr 18, ASD, secundum type, Four-chamber hepatoclavicular angiogram


with contras injected into a right upper lobe pulmonary vein. Contras streams along the interatrial
septum and through an ostium secundum ASD (large arrow). Mitral and tricuspid valves (small
arrows) are apperent RA= right atrium, LA= left atrium. 20
VII. DIAGNOSIS BANDING
a. Ventrikel Septal Defect
Ventrikel Septal Defect adalah kelainan jantung bawaan berupa defect pada septum
interventrikuler. Defect tersebut dapat hanya satu atau lebih yang terjadi akibat kegagalan fusi
septum interventrikuler semasa janin berada dalam kandungan. 23
1. Berdasarkan lokasi defect, VSD diklasifikasikan dalam 3 tipe, yaitu perimembranus, bila defect
terletak di daerah septum membranus dan sekitarnya.
2. Subarterial doubly committed, bila defect terletak di daerah septum infundibuler.
3. Muskuler, bila defect terletak di daerah septum muskuler inlet, outlet ataupun trabekuler. 23
Gambaran klinis Ventrikel Septal Defect sangat bervariasi, mulai dari yang asimptomatis sampai
gagal jantung yang berat disertai dengan gagal tumbuh. Manifestasi klinis sangat bergantung pada
besarnya defect serta derajat pirau dari kiri ke kanan yang terjadi. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan aktivitas ventrikel kiri meningkat dan dapat teraba thrill sistolik. Komponen pulmonal
bunyi jantung kedua mengeras bila telah terjadi hipertensi pulmonal. 23
Pemeriksaan foto thoraks terlihat normal pada VSD yang kecil. Sedang pada VSD yang besar,
tampak kardiomegali akibat pembesaran ventrikel kanan, gambaran vaskuler paru meningkat :
pelebaran hilus, aorta knob mengecil karena aliran darah ke aorta kurang, pelebaran conus
pulmonalis oleh karena aliran ganda dari arteri pulmonalis dan defect.

   Gbr.19. Ventrikular Septal Defect : 18


b. Duktus Arteriosus Persisten
Duktus arteriosus adalah saluran yang berasal dari arkus aorta pada janin yang menghubungkan
arteri pulmonalis dengan aorta desendes. Duktus arteriosus akan menutup secara fungsional 10-15
jam setelah lahir dan secara anatomis berubah menjadi ligamentum arteriosum pada usia 2-3
minggu. Bila tidak menutup maka disebut duktus arteriosus persisen.
Gambaran klinis didapatkan pernafasan cepat, sianosis pada kuku jari tangan dan kedua kaki, nadi
perifer terasa menghentak, terdengar bising kontinyu yang khas dan dapat teraba getaran di sela
iga II kiri yang menjalar ke bawah ke clavicula kiri. Bayi baru lahir dengan duktus arteriosus
persisten, akan mempunyai nafas cepat, cepat lelah, sering kena infeksi saluran napas, dan
pertumbuhan yang kurang.5
Pada foto thoraks didapatkan gambaran kardiomegali akibat pembesaran ventrikel kiri dan atrium
kiri, adanya hilar dance oleh karena penonjolan konus pulmonalis akibat aliran paru yang
bertambah, penonjolan knob aorta, hipertensi pulmonal yang mengakibatkan pembesaran
ventrikel kanan.24
  Gbr. 20. Patent Ductus Arteriosus : 18
VIII. THERAPI/TINDAKAN
• Pada kebanyakan anak-anak ASD ada kemungkinan menutup tanpa pengobatan, sedangkan bila
dalam waktu 3 tahun tidak menutup maka kemungkinan untuk menutup sendiri sangat kecil, dan
pada defect yang kecil tidak bergejala, sehingga biasanya diberikan obat-obatan seperti
antibiotik, vasodilator, diuretik, dan obat jantung.6
• Penutupan interatrial defect dapat dilakukan dengan operasi yaitu dengan jahitan langsung atau
penempelan patch.
• Ampaltzer Septal Occluder
Tergantung dari ukuran dan daerah dari septum yang terlibat. Amplatzer Septal Occluder dipasang
saat pemasangan kateter dan banyak yang sudah berhasil. Keuntunganya Amplatzer dapat
dipasang tanpa harus menghentikan jantung atau melewati kardiopulmoner, tidak mengakibatkan
trauma psikolologik akibat operasi, dan tidak meninggalkan skar bekas operasi 25 .
IX. PROGNOSA
Prognosa baik jika dideteksi lebih awal dan telah ditherapi sebelum umur
5 thn.20 Pada ASD yang kecil sampai sedang, seseorang dapat hidup normal tanpa gejala. Defect
yang luas akan mengakibatkan kecacatan saat usia muda karena peningkatan aliran darah dan
adanya shunting aliran darah ke sirkulasi pulmoner. 3
Dapat mengakibatkan terjadinya komplikasi :
Hipertensi Pulmonal, Atrial fibrillasi, Gagal Jantung, Infeksi endokarditis 3
DAFTAR PUSTAKA
1. Hillis,D, Lange AR ,et all, Manual of Clinical Problems in Cardiology, 6th edition, Philadelphia,
Lippincott Williams & Wilkins, 2003: 273-281.
2. Peh ,WCG. Yosihiro,H., The Asian-Oceanian Textbook of Radiology ,Singapore, TTG Asia Media ,
2003 : 446-458.
3. Arnaldo,F, Medical Encyclopedia, Atrial Septal Defect, http://medlineplus.gov/ last updated :
30 May 2006
4. Atrial Septal Defect. available at : http://www.en.wikipedia.org/wiki/ last updated : 16:54, 31
January 2007
5. Verma S, Prewitt K, and Stephenson W, Summary, Diagnosis methods and Treatment options,
Atrial Septal Defect, available at : http://www.hearthealth.com last updated : 17 July 2006.
6. Atrial Septal Defect in Children, General Information, available
at : http://healthtouch.com/default.asp
7. Purwohudoyo,S, Kelainan Jantung Bawaan dengan Gambaran Pembuluh Darah Paru-paru yang
Bertambah, Pemeriksaan Kelainan Kardio Vaskular Dengan Radiografi Polos, cetakan pertama,
Marman dkk, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta, 1984:41-45.
8. Soundheimer, Henry M and, Mark M. Bucek, Heart, Current Medical Diagnosis & Treatment,
Forty-Third Edition, Lawrence M. Tierney dkk, Mc Graw Hill, Toronto, 1999:557-558
9. Types of Atrial Septal Defect, Available at : http://www.mayoclinic.org/image.
10. Atrial Septal Defect, Available at : http://www.library.childrenshospitalboston.com
11. Weide,P, Congenital Hearth Disease, Textbook of Radiology and Medical Imaging , 5th edition
David Sutton Churchill Livingstone, Wedinburgh London Melbourne New York,1992: 613-615.
12. Atrial Septal Defect: What is, available at : http://www.nhlbi-dci.com
13. Sadler,TW, Embriolog Kedokteran Langman, edisi ke 7, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta, 1997: 184-204
14. Perloff, JK, Atrial Septal Defect : Simple and Complex ,The Clinical Recognition of Congenital
Heart Disease, 5th edition, Saunders,Philadelphia ,2003: 233-258.
15. Braunwald E, Goldman L, Interatrial Septal Defect, Primary Cardiology, Second Edition,
Saunders, Philadelphia, 2003 :600-602
16. Acal, P ,Saliba,Z ,et all, Influence of Atrial Septal Defect Anatomy in Patient Selection and
Assessment of Closure with The Cardioseal Device, http://www.idealibrary.com
17. Rasad S, Kartoleksono S, Ekayuda I, Defect Pada Sekat Atrium, Radiologi Diagnostik, FKUI,
Jakarta,2000 : 172-176
18. Atrial Septal Defect, Ventrikular Septal Defect, Patent Ductus Arteriosus, Electrocardiography
and Echocardiogram, available at : http://www.google.co.id/picture
19. Arvan,S, Echocardiography, Churchill Livingstone, New York, 1984: 29-31
20. Kuhn JP, Slovis TL, Haller JO, Caffey’s Pedatric Diagnostic Imaging ,Volume 2, 3Th edition, Ear
Book Medical Publsher ,Inc, Chicago,1985 :1261-1268
21. Abdul J. Tajik, Gerald T and Thomas T. Schattenberg, CHEST, Echocardiogram in Atrial Septal
Defect with Small Left-to-Right Shunt, http://www.chestjournals.org/pdf
22. Beerbaum P, Korperich H, et all , Atrial Septal Defects in Pediatric Patiens: Noninvasive Sizing
with Cardiovasculer MR Imaging http://www.nlm.nih.gov.
23. Beeson and McDermott, Cardiovasculer Disease, Roentgenologic Diagnosis, Thirth Edition,
George Teplick dan Marvin Haskin, WB Saunders Company, Philadelphia, London Toronto, 1976,
Hal:624-628
24. Pediatric Heart Surgery, Congenital Heart Surgery, Atrial Septal Defect, available
at : http://www.texaschildrenshospital.org/
25. Heart Disease. available at : http://www.mayoclinic.com/

Anda mungkin juga menyukai