Anda di halaman 1dari 11

Nama: Rinaldi Prima Saputra

NIM: 2109047029

1. Tahapan Manajemen Strategi

a. Analisis strategi

Analisis lingkungan ini meliputi dari kegiatan memonitor, evaluasi, dan mengumpulkan
informasi dari lingkungan eksternal dan internal perusahaan. Tujuannya yaitu untuk
mengidentifikasi faktor strategis, elemen eksternal dan internal akan memutuskan strategi
dimasa yang akan datang bagi perusahaan

b. Formulasi Strategi

Formulasi strategi merupakan pengembangan perencanaan jangka panjang untuk


manajemen yang efektif melalui analisis lingkungan. Termasuk juga didalamnya terdapat
misi, visi, dan tujuan dari perusahaan, mengembangkan strategi, dan pengarahan kebijakan

c. Implementasi Strategi
Implementasi strategi adalah sebuah proses yang mana strategi dan kebijakan diarahkan
kedalam tindakan melalui pengembangan program, anggaran, dan prosedur. Proses ini
memerlukan perubahan dalam budaya, struktur, dan sistem manajemen pada seluruh
organisasi atau perusahaan

2. contoh kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam tahapan analisis


situasi untuk suatu puskesmas di masa pandemi

Faktor Internal Faktor eksternal


Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman
Dalam memberikan Fasilitas peralatan Pola hidup Kebijakan
pelayanan kesehatan medis masih kurang masyarakat masa Pemerintah yang
kepada masyarakat lengkap sehingga kini yang "market tidak menentu
Puskesmas telah memengaruhi oriented"
memilki visi yang totalitas layanan menimbulkan resiko
jelas medis dan perawatan penyakit yang perlu
untuk pasien apalagi dikelola dengan cara
Ketika kondisi multi sektoral
pasien covid
membludak.

Menggunakan budaya Di beberapa Adanya peningkatan Sangat


kerja insani yang pelayanan masih kebutuhan layanan berpengaruh dan
berpedoman pada terdapat Sistem kesehatan masuknya IPTEK
buku panduan medis Informasi masyarakat, (Ilmu Pengetahuan
sebagai sarana dalam Manajemen (SIM) khususnya bagi dan Teknologi)
Service Excellence puskesmas yang masyarakat era kedokteran yang
kepada semua belum terintegrasi pandemi mahal dan canggih
pelanggan dan
terkomputerisasi,
meskipun pada
beberapa pelayanan
telah diadakan
perbaikan

Kerjasama Sarana parkir Puskesmas telah Sistem nilai tenaga


Puskesmas dengan terbatas banyak dikenal medis yang
pihak asuransi atau oleh masyarakat berubah karena
instansi karena namanya adanya sikap
telah menjadi Brand materialistik,
Image rujukan awal solidaritas sosial
yang semakin
berkurang, dan
individualistik

Tarif fasilitas Kurangnya Adanya kebijakan Saat ini semakin


puskesmas yang komitmen yang banyak rumah sakit
terjangkau dan kebersamaan memungkinkan yang memiliki
peran serta peralatan medis
masyarakat dalam canggih untuk
membangun memenuhi
peningkatan kualitas pelayanan
puskesmas kesehatan sesuai
kebutuhan
masyarakat saat ini

Promosi yang Waktu respon Bekerjasama dengan Rumah sakit lain


berkesinambungan pelayanan yang BPJS (Badan memiliki
dengan memperkuat cukup lama Penyelenggara pelayanan medis
kerjasama dengan Jaminan Sosial) yang semakin
Klinik PPK (Pemberi beragam sesuai
Pelayanan Kesehatan) dengan kebutuhan
I, RS masyarakat dan
dan lain lain trend saat ini

3. contoh perumusan visi dan misi suatu puskesmas dan berikan penilaiannya dalam
memenuhi kriteria perumusan visi dan misi yang baik

USULAN VISI MISI PUSKESMAS DI MULYOJATI

VISI

Menjadi Puskesmas Mitra Keluarga dan Masyarakat dengan Pelayanan Prima dan
Profesional

MISI
1. Meningkatkan profesionalisme secara berkesinambungan dalam pengelolaan
organisasi dan pelayanan kesehatan

2. Memberikan pelayanan kesehatan dasar yang bermutu

3. Memberdayakan masyarakat untuk lebih mandiri dalam upaya kesehatan

4. Membangun kinerja yang efektif dan efisien

5. Berkoordinasi dan bekerjasama dengan semua pihak yang terkait dalam


pelayanan dan pembangunan kesehatan

6. Mengembangkan sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan pelayanan


masyarakat

Untuk memenuhi kriteria visi misi puskesmas kurang lebih harus memenuhi kriteria
berikut:

Visi dari puskesmas secara umum adalah untuk pembangunan kesehatan yang
diselenggarakan oleh puskesmas adalah tercapainya Kecamatan Sehat menuju
terwujudnya Indonesia Sehat. Kecamatan Sehat adalah gambaran masyarakat
kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni
masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat, memiliki
kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan
merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Indikator Kecamatan Sehat yang ingin dicapai mencakup 4 indikator utama yakni (1)
lingkungan sehat, (2) prilaku sehat, (3) cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu
serta (4) derajat kesehatan penduduk kecamatan.

Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah


mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional.

Misi tersebut adalah:


1.     Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.
Puskesmas akan selalu menggerakkan pembngunan sektor lain yang
diselenggarakan di wilayah kerjanya, agar memperhatikan aspek kesehatan, yaitu
pembangunan yang tidak menimbulkan dampak negative terhadap kesehatan,
setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan prilaku masyarakat.

2.     Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di


wilayah kerjanya.
Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat yang
bertempat tinggal di wilayah kerjanya makin berdaya di bidang kesehatan,
melalui peningkatan pengetahuan dan kemampuan, menuju kemandirian untuk
hidup sehat.

3.     Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan


pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
Puskesmas akan selalu berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang
sesuai dengan standar dan memuaskan masyarakat, mengupayakan pemerataan
pelayanan kesehatan serta meningkatkan efisiensi pengelolaan dana, sehingga
dapat dijangkau oleh seluruh anggota masyarakat.
4.     Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya.
Puskesmas akan selalu berupaya memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan
perorangan, keluarga dan masyarakat yang berkunjung dan yang bertempat
tinggal di wilayah kerjanya, tanpa diskriminasi dan dengan penerapan kemajuan
ilmu dan teknologi kesehatan sesuai. Upaya pemeliharaan dan peningkatan yang
dilakukan puskesmas mencakup pula aspek lingkungan dari yang bersangkutan

4. contoh matriks SWOT untuk suatu puskesmas, berikan analisis terhadap matriks
tersebut dan skor yang diperoleh

Analisis SWOT Puskesmas Turi Kabupaten Lamongan

Analisis faktor internal menggunakan tabel IFAS. Setelah beberapa faktor strategis internal
Puskesmas Turi dianalisis, tersusunlah tabel IFAS. Dari hasil analisis pada tabel 2, dapat
diketahui bahwa total nilai bobot yang diperoleh sebesar 1 dengan seluruhan jumlah
perhitungan matrik IFAS memperoleh skor +1,09 sebagai perkalian nilai dan bobot.
Analisis faktor eksternal menggunakan tabel EFAS. Setelah beberapa faktor strategis
eksternal Puskesmas Turi dianalisis, tersusunlah tabel EFAS. Dari hasil analisis pada tabel
3, dapat diketahui bahwa total nilai bobot yang diperoleh sebesar 1 dengan keseluruhan
jumlah perhitungan matriks EFAS memperoleh skor -0,44 untuk perkalian nilai dan bobot.
Faktor internal dan eksternal hasil wawancara analisis SWOT di Puskesmas Turi
Kabupaten Lamongan dengan beberapa pengunjung untuk mengetahui faktor internal
maupun eksternal dari di Puskesmas Turi Kabupaten Lamongan pada tabel 1.
Berdasarkan Tabel 2. Internal Factors Analysis Summary (IFAS), kekuatan (strengths) pada
Puskesmas Turi Kabupaten Lamongan misalnya pada teknologi yang canggih dan memadai;
memiliki dokter,perawat, serta bidan yang ramah; tugas pokok fungsi setiap pegawai tersampaikan
dengan baikkepada sasaran masyarakat; mempunyai lokasi yang mudah diakses; tarif pelayanan
kesehatan sesuai dengan peraturan daerah, dan tenaga kesehatan berpendidikan minimal D-III.
Sedangkan kelemahan (weakness) yang dimiliki oleh Puskesmas Turi Kabupaten Lamongan yaitu
pegawai dan petugas medis memiliki etos kerja yang relatif kurang; struktur organisasi yang tidak
jelas dalam puskesmas; pegawai dan petugas medis mempunyai keterampilan kerja yang belum
memadai; dan kondisi puskesmas masih kurang aman.

Berdasarkan Tabel 3. Eksternal Factors Analysis Summary (EFAS), peluang (opportunities)


pada Puskesmas Turi Kabupaten Lamongan ialah pihak puskesmas memiliki kesempatan
bekerja sama dengan berbagai organisasi kemasyarakatan dan serta organisasi di bidang
pemerintahan; mendapat dukungan penuh dari pemerintah; kinerja dari pegawai baik perawat,
bidan, dan spesialis masih dapat ditingkatkan dengan berbagai pelatihan yang diadakan oleh
berbagai macam lembaga di luar puskesmas; usia tenaga kesehatan yang dimiliki masih
tergolong banyak yang muda dan pengetahuan yang dimiliki juga cukup luas, sehingga
memungkinkan untuk menempuh pendidikan lanjut di beberapa institusi kesehatan sekitar
puskesmas; pemanfaatan sarana dan prasarana dapat ditingkatkan karena adanya dukungan
anggaran dari Dinas Kesehatan dan Bupati setempat, serta peran keikutsertaan masyarakat
cukup baik. Sedangkan tantangan (threaths) bagi Puskesmas Turi Kabupaten Lamongan yaitu
terdapatnya pandangan dari masyarakat terkait lokasi Puskesmas yang kurang aman,
berdirinya puskesmas saingan di sekitar Puskesmas Turi, tingkat pendidikan penduduk sekitar
rendah, dan adanya pandangan masyarakat yang memiliki anggapan bahwa pelayanan
kesehatan tidak begitu penting.
Gambar 1. Letak Strategis Puskesmas Turi Kabupaten Kediri dalam Kuadran
SWOT

Berdasarkan Gambar 1. Letak Strategis Puskesmas Turi Kabupaten Lamongan dalam


kuadran SWOT, terlihat hasil plotting terletak pada kuadran 3. Hasil plotting
tersebut didapatkan dari hasil pembobotan dan skoring. Posisi ini berarti
organisasi tersebut mempunyai peluang yang besar tetapi memiliki kelemahan di
dalam organisasinya. Pada kuadran 3 termasuk ke dalam tahap pembenahan
atau ubah strategi. Fokus dari strategi dalam kondisi di kuadran 3 yaitu
menghilangkan kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang di luar
organisasi yang tersedia.

5. isu persaingan global yang dihadapi organisasi layanan kesehatan di Indonesia


yang dapat membuat organisasi tersebut dapat memiliki keunggulan
persaingan.

Pada erra kemajuan global saat ini berbagai tantangan dan permasalahan khususnya
dari segi big data, keamanan data, regulasi, dan sumber daya manusia tidak boleh
menjadi penghambat dalam mewujudkan sistem transformasi digital yang
berkualitas. Kebutuhan rumah sakit yang berhasil diidentifikasi dalam focus group
discussion beserta rekomendasi yang ditujukan kepada berbagai pihak
atau stakeholders terkait, diharapkan dapat menjadi solusi efektif untuk membenahi
berbagai tantangan yang ada sehingga pada akhirnya semua rumah sakit dapat siap
sedia untuk berpartisipasi dalam memberikan layanan kesehatan paripurna di era
disrupsi 4.0 ini.

Berikut keunggulan persaingan di era globalisasi:


1. Meningkatnya permintaan terhadap pelayanan kesehatan yang
sesuai kebutuhan

Industri kesehatan sedang memasuki era inovasi digital dimana pasien


mencari pelayanan yang langsung mampu menjawab kebutuhan mereka
karena terbatas oleh kesibukan sehari-hari. Menurut data DMN3, konsumen
yang mencari informasi medis di internet, sebesar 47% mencari informasi
mengenai dokter, 38% rumah sakit dan fasilitas kesehatan, serta 77% untuk
melakukan booking jadwal pemeriksaan kesehatan. Berdasarkan fakta
tersebut, perlunya upaya dari tim manajemen rumah sakit untuk mencari
tahu kebutuhan target konsumen atau pasien dan menggabungkannya ke
dalam sistem digital (misalnya kemudahan akses dengan
menggunakan smartphone). Kebutuhan pasar inilah yang sedang
dimanfaatkan oleh beberapa perusahaan health technology yang akhir-
akhir ini semakin marak berkembang di masyarakat.

2. Pentingnya pemanfaatan big data dalam pelayanan kesehatan

Big data menggabungkan informasi dalam jumlah yang sangat besar serta


format yang beragam yaitu dari penggunaan media sosial, e-commerce,
transaksi online, transaksi keuangan, serta mengidentifikasi suatu tren dan
pola bisnis di masa depan. Dalam industri kesehatan, big data dapat
memberikan beberapa keuntungan, termasuk tingkat kesalahan medis yang
lebih rendah, memfasilitasi kesehatan pencegahan, dan prediksi yang lebih
akurat untuk merekrut SDM (misalnya dengan membantu RS dan klinik
memprediksi adanya peningkatan jumlah pasien di suatu masa tertentu
sehingga membantu manajemen memutuskan untuk menambah jumlah
staf di waktu tersebut). Selain kebutuhan investasi di bidang big data,
pengolahan dan analisa dari data tersebut juga diperlukan
untuk mengidentifikasi kelemahan bisnis dan membantu manajemen untuk
lebih memahami target pasien yang dituju.

3. Alat kesehatan yang wearable (dapat dipakai manusia)

Di era digital saat ini, pasien sudah mulai fokus pada kesehatan pencegahan


dan lebih peduli untuk mengetahui berbagai hal yang berkaitan dengan
informasi medis. Implikasinya, beberapa perusahaan
telah berinvestasi dalam bidang alat kesehatan yang dapat dipakai pasien
untuk menentukan status kesehatan mereka. Alat kesehatan yang sudah
ada antara lain seperti detektor detak jantung, pelacak olahraga, alat
pengukur debit keringat, alat untuk mengukur kadar gula darah, dan kadar
oksigen. Berbagai alat kesehatan tersebut dapat meningkatkan efisiensi
keuangan pelayanan kesehatan, yang ditunjukkan dengan data dari US
bahwa teknologi tersebut mampu menghemat dana sampai dengan $7 juta
per tahunnya.

4. Pelayanan berbasis  analisis prediktif

Informasi besar yang dikumpulkan dari big data dan sumber lainnya


(seperti media sosial) dapat membantu perusahaan untuk mengembangkan
layanan rekomendasi kesehatan kepada pasien. Ini yang disebut dengan
pelayanan kesehatan prediktif, dimana kita sekarang dapat memperkirakan
penyakit dan kelainan apa saja yang dapat mewabah di masa depan. Dari
perkiraan penyakit atau wabah yang akan terjadi, sarana kesehatan
tentunya dapat mengantisipasi hal tersebut dan mempersiapkan langkah-
langkah pencegahan atau penanganan yang dibutuhkan.
5. Perkembangan Artificial Intelligence
Artificial intelligence (AI) merupakan suatu inovasi yang sangat besar di
bidang kesehatan. Banyak pihak di industri kesehatan yang bersedia
untuk berinvestasi di AI senilai jutaan dolar. AI yang berkembang saat ini
memiliki banyak versi, salah satunya adalah robot droid yang dirancang
untuk membantu pekerjaan perawat di RS dan melakukan tugas rutin
seperti mengecek stok atau persediaan obat. Diperkirakan bahwa di masa
depan, kekuatan AI akan semakin diperluas manfaatnya seperti dalam
bidang precision medicine, radiologi, penemuan obat terbaru, dan
ilmu genomic.

6. Blockchain dan rekam medis elektronik

Blockchain merupakan suatu kumpulan file atau data transaksi yang


tertuang di dalam database komputer atau dalam bentuk
digital. Blockchain memungkinkan terjadinya pertukaran informasi
transaksi keuangan yang aman antara satu pihak dengan yang lainnya.
Dalam bidang pelayanan kesehatan, blockchain terbukti efektif untuk
mencegah kebocoran data, meningkatkan akurasi data di rekam medis, dan
melakukan efisiensi biaya. Setelah melihat berbagai tren teknologi yang
sedang berkembang, tentunya kita juga perlu mengetahui beberapa
manfaat yang bisa diperoleh konsumen atau pasien sehubungan dengan
perkembangan digitalisasi di era kesehatan 4.0 ini, antara lain yakni: 7

1. Pasien diarahkan untuk menemukan dokter yang tepat sesuai


kebutuhan
Dalam hal ini masyarakat berhak untuk mencari informasi detil mengenai
tipe dokter seperti apa yang mereka perlukan, misalnya spesialisasi apa,
praktek di RS apa, latar belakang pendidikan yang ditempuh, serta
pengalaman medis yang diperolehnya. Dengan menemukan dokter dan
fasilitas kesehatan yang tepat, tingkat kepuasan pasien diharapkan juga
akan semakin meningkat.7
2. Masyarakat dapat memperoleh akses kesehatan yang merata
Dengan teknologi digital, hal ini sangat dimungkinkan bahwa akses
kesehatan juga bisa diperoleh oleh masyarakat di daerah
terpencil. Telemedicine bisa menjadi salah satu solusi terhadap kebutuhan
akan akses pelayanan kesehatan yang merata di semua daerah. 7
3. Konsumen mendapat informasi mengenai akuntabilitas suatu
pelayanan kesehatan
Ekspektasi pasien terhadap sistem pelayanan kesehatan kian meningkat.
Ketika pasien tidak puas akan suatu pelayanan, maka mereka dapat segera
mengutarakannya di akun sosial media. Adanya fakta bahwa masih
minimnya sarana umpan balik dalam teknologi kesehatan, dapat menjadi
pertimbangan bagi kita untuk mengadaptasi hal tersebut di era digital 4.0
ini.7
4. Adanya transparansi keuangan di sektor kesehatan
Saat ini, masih banyak ketimpangan dari segi biaya kesehatan yang harus
ditanggung konsumen. Ketimpangan yang dimaksud adalah bahwa
masyarakat kerapkali tidak mengetahui secara jelas berapa biaya yang
harus mereka keluarkan untuk mendapatkan suatu akses pelayanan.
Perbedaan nilai biaya pelayanan antar fasilitas juga menjadi suatu masalah.
Dengan teknologi digitalisasi, diharapkan permasalahan transparansi biaya
kesehatan bisa diminimalisasi. 7
7. Interaksi harmonis yang terjadi antara dokter dengan pasien

Interaksi pasien dengan dokter yang berkualitas sangat jarang terjadi.


Menurut sebuah survey, hanya sekitar 20-30% pasien yang memiliki akses
digital untuk konsultasi medis atau pengingat elektronik (electronic
reminder). Industri kesehatan membutuhkan pendekatan yang berpusat
pada pasien. Transformasi digital diharapkan dapat menjadi solusi agar
dokter dapat menggali informasi yang lebih dalam mengenai pasien
mereka. 7Berbagai tren dan manfaat yang ada di era kesehatan 4.0
seharusnya membuat industri kesehatan semakin berinisiatif dan memiliki
daya saing untuk ikut mengembangkan sistem serupa di fasilitas pelayanan
masing-masing. Akan tetapi, hal ini tentunya tidak terlepas dari berbagai
hambatan dan tantangan dalam proses pelaksanaannya. Di bagian
selanjutnya dari white paper ini akan dipaparkan apa saja tantangan yang
sedang dihadapi oleh rumah sakit dalam mempersiapkan dan
mewujudkan transformasi digital dalam sistem pelayanan kesehatan
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai