Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS WAKTU TUNGGU PELAYANAN PASIEN

DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ANUNTALOKO


KAB. PARIGI MOUTONG
TAHUN 2021

Konsentrasi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

Untuk Memenuhi Nilai Tugas pada Mata Kuliah Metodologi Penelitian

Dosen Pengampu :

Prof. Dr. Darmawansyah, S.E., M.Si.

Disusun Oleh:

Syamsia

(K012202057)

PROGRAM STUDI MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Rumah Sakit (RS) merupakan fasilitas layanan kesehatan yang memiliki peran strategis
dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia. Peran tersebut
semakin penting mengingat perkembangan epidemiologi penyakit, perubahan struktur
demografis, perkembangan ilmu dan teknologi, serta perubahan struktur sosial ekonomi
masyarakat. Menurut World Health Organization,rumah sakit adalah bagian integral dari suatu
organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif),
1
penyembuhan penyakit (kuratif), dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masayarakat.
Dalam Undang-Undang Kesehatan Nomor 44 Tahun 2009, rumah sakit merupakan institusi
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan, dan gawat darurat. Karena pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin
dalam Undang-Undang Dasar 1945, maka agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya, rumah sakit harus mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau
1
oleh masyarakat. Pelayanan yang baik dapat ditingkatkan dengan pengembangan pengelolaan
organisasi di rumah sakit. Keharusan mengembangkan organisasi rumah sakit juga berlaku bagi
Rumah Sakit Umum Daerah Anuntaloko Parigi.
Rumah Sakit Umum Daerah Anuntaloko Parigi adalah rumah sakit milik pemerintah daerah
Kabupaten Parigi Moutong dengan status kelas C dengan alamat di jl. Sis Aljufri No.214
Kelurahan Masigi Kab. Parigi Moutong. RSUD Anuntaloko berdiri pada tahun 1960-an
(diperkirakan sekitar tahun 1968) dengan status rumah sakit pembantu wilayah Parigi. RSUD
Anuntaloko saat itu merupakan hasil pembangunan puskesmas perawatan Kecamatan Parigi.
Pengembangan ini dilakukan mengingat banyaknya pasien rawat inap yang dilayani oleh
Puskesmas Parigi saat itu, serta luasnya cakupan wilayah pelayanannya. Salah satu misi RSUD
Anuntaloko adalah memberikan pelayanan kesehatan berorientasi pada peningkatan mutu dan
keselamatan pasien. Salah satu dimensi pelayanan kesehatan terhadap masyarakat adalah akses
terhadap pelayanan yang ditandai dengan waktu tunggu pasien.
Waktu tunggu pasien adalah waktu yang digunakan pasien untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan mulai tempat pendaftaran sampai masuk ke ruang pemeriksaan.Waktu tunggu pasien
merupakan salah satu komponen yang potensial menyebabkan ketidakpuasan dan berdampak
pada loyalitas pasien. Masyarakat menilai, jika sebuah rumah sakit mengabaikan lama waktu
tunggu dalam mendapatkan pelayanan berarti rumah sakit ini belum secara total memperhatikan
kualitas pelayanan. Selain itu, lama waktu tunggu pasien juga mencerminkan bagaimana rumah
1,2
mengelola komponen pelayanan yang disesuaikan dengan situasi dan harapan pasien.
Waktu tunggu di Indonesia ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui
standar pelayanan minimal. Setiap rumah sakit harus mengikuti standar pelayanan minimal
tentang waktu tunggu ini. Menurut Menkes Nomor: 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar
Pelayanan minimal Rumah Sakit bahwa waktu tunggu rawat jalan ≤ 60 menit. Waktu tunggu
pasien dalam hal ini adalah pelayanan terhadap pasien di rekam medis rawat jalan dan
pendistribusian pasien ke poliklinik atau departemen. Aktivitas ini merupakan salah satu hal
penting yang akan menentukan citra awal pelayanan rumah sakit. Bila waktu tunggu pasien di
bagian rekam medis rawat jalan lama maka hal tersebut berpengaruh pada citra rumah sakit yang
kemungkinan besar berpengaruh pada utilitas pasien di masa mendatang. Antrian pelayanan
rawat jalan rumah sakit terjadi pada tahap pendaftaran pasien, pelayanan kasir, proses antri di
3
pelayanan poliklinik dan antrian di pelayanan penunjang seperti radiologi dan farmasi.
Menurut Buhang (2007), dikaitkan dengan manajemen mutu, aspek lamanya waktu tunggu
pasien dalam mendapatkan pelayanan kesehatan merupakan salah satu hal penting dan sangat
menentukan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan oleh suatu unit kesehatan, sekaligus
mencerminkan bagaimana rumah sakit megelola komponen pelayanan yang disesuaikan dengan
situasi dan harapan pasien. Dalam segi konteks, waktu tunggu adalah masalah yang selalu
menimbulkan keluhan pasien dibeberapa rumah sakit, seringkali masalah waktu menunggu
pelayanan ini kurang mendapat perhatian oleh pihak manajemen rumah sakit. Suatu rumah sakit
mengabaikan lama waktu tunggu dalam pelayanan kesehatan maka secara totalitas kualitas
pelayanan rumah sakit dianggap tidak profesional dan dapat menurunkan kepuasan pasien
4
sekaligus keluarga pasien.
Berdasarkan latar belakang diatas dan sampai saat ini belum ada laporan tertulis mengenai
lama waktu tunggu pelayanan di RSUD Anuntaloko, maka penulis melakukan penelitian
mengenai “ Analisis Waktu Tunggu Pelayanan Pasien di RSUD Anuntaloko Kab. Parigi
Moutong 2021 “.

1.2. Rumusan Masalah


Waktu tunggu pelayanan pasien merupakan salah satu hal penting untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Melihat dari latar belakang diatas dapat dikatakan bahwa
adanya standar waktu tunggu pelayanan pasien yang telah ditentukan oleh SK Menkes
No.129/Menkes/SK/II/2008 sehingga diperlukan gambaran waktu tunggu pelayanan pasien di
RSUD Anuntaloko Kab. Parigi Moutong dan seberapa lama proses pelayanan pasien di RSUD
Anuntaloko Kab. Parigi Moutong.
BAB 2

METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Desain penelitian


Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional yang bersifat
kuantitatif, dimana diharapkan dengan studi analisis ini dapat menggambarkan hubungan
variable-variabel terikat degan variable bebas.

2.2 Populasi penelitian


Populasi penelitian adalah pasein yang datang berobat ke RSUD Anuntaloko Kab. Parigi
Moutong baik pasien baru maupun pasien lama. Perhitungan sampel dilakukan dengan
menggunakan Software Sample Size.

nZ
2
1 / 2 P1  P
2
d
Dengan tingkat kepercayaan yang dipilih 90% (CI : 90 %,   0,1) , nilai d=0,1 dan nilai
P=0,5 maka jumlah sampel yang dibutuhkan minimal 68 pasien. Pencatatan terhada waktu
tunggu ini akan dilakukan setiap hari kerja selama satu minggu agar setiap hari dalam satu
minggu terwakili.

2.3 Kriteria Penelitian


2.3.1 Kriteria inklusi
Semua pasien yang datang berobat ke RSUD Anuntaloko Kab. Parigi
Moutong.
2.3.2 Kriteria eksklusi
Pasien yang menolak jadi sampel penelitian

2.4 Lokasi dan Waktu Penelitian


Tempat penelitian adalah RSUD Anuntaloko Kab. Parigi Moutong yang dilakukan pada
tanggal ….
2.5 Pengumpulan data
2.5.1 Data Primer
Data primer waktu tunggu dikumpulkan melalui catatan pelayanan dengan menggunakan
jam. Selain itu data primer juga didapatkan melalui pengamatan langsung dan disertai pencatatan
waktu tunggu pelayanan. Setiap proses yang berlangsung dalam alur proses pelayanan waktu
tunggu akan diukur waktunya menggunakan jam dan kemudian hasil pengukuran waktu tersebut
akan dicatat ke dalam formulir pencatatan waktu tunggu. Dalam hal ini peneliti mengukur waktu
akan dilaksanakan dari hari senin ke senin berikutnya sampai jumlah sampel terpenuhi.

2.5.2 Data sekunder


Data sekunder didapatkan dari rekam medis dan ruangan.

2.5.3 Studi Kepustakaan


Cara untuk memperoleh dan mengumpulkan data dengan cara membaca dan emepelajari
buku, dokumen, diktat, dan peraturan maupun tulisan-tulisan yang berhubungan dengan masalah
yang diteliti.

2.5.4 Studi lapangan


Studi lapangan, terdiri dari :
1) Observasi, yaitu cara memperoleh data dengan cara pengamatan langsung ke objek
penelitian dengan mengadakan pencatatan meyangkut hal-hal yang berhubungan dengan
waktu tunggu pasien di RSUD Anuntaloko Kab. Parigi Moutong.
2) Pencatatan dan pengumpulan data baik data primer maupun data sekunder yang
diperlukan dalam penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk mepelajari dan mengkaji secara
mendalam data-data mengenai waktu tunggu di lingkungan RSUD Anuntaloko Kab.
Parigi Moutong.
2.5.5 Pengolahan data
Proses pengolahan data dilakukan dengan cara :
1. Mengumpulkan semua data yang diperoleh dari berbagai sumber baik data primer maupun
sekunder.
2. Membuat transkrip
3. Memeriksa dan mengedit hasil transkrip dengan tujuan untk mendapatkan gambaran data
yang lebih jelas dan meningkatkan reabilitas data.
4. Menyajikan ringkasan data dalam bentuk matriks
5.Mengelompokkan data tersebut berdasarkan kategori-kategori tertentu dengan tujuan untuk
mengorganisasi dan mensistematisasi data secara lengkap dan mendetail sehingga data
dapat memunculkan gambaran tentang topic yang diamati.
6. Melakukan penyajian data yang berupa kumpulan informasi yang sudah terorganisir dan
memberikan gambaran tentang hasil penelitian.

2.5.6 Analisis data


Penelitian ini menggunakan analisa univariat dan bivariate. Variabel univariat adalah untuk
megetahui distribusi frekuensi menurut kategori pasien, status pasien dan jenis pelayanan
terhadap pasien. Sedangkan analisa bivariat untuk melihat hubungan antara waktu tunggu dengan
kategori pasien, status pasien dan pelayanan gigi terhadap pasien lalu dilakukan uji statistik Chi
Square dengan menggunakan software SPSS.

2.6 Instrumen penelitian


Pengambilan data dilakukan dengan :
1. Observasi lapangan dan check dokumen terhadap waktu tunggu pasien
2. Wawancara
3. Observasi lapangan terhadap waktu tunggu pasien dan pencatatan hasil pengukuran
dengan stopwatch.
4. Observasi dokumen berkas rekam medis pasien
BAB 3

HASIL
(YANG DIHARAPKAN)

Dari penelitian ini diharapkan adanya data berupa rata-rata waktu tunggu pelayanan
pasien di RSUD Anuntaloko yang kemudian dibandingkan dengan waktu tunggu standar
pelayanan minimal rumah sakit yang dicanangkan oleh Menkes Nomor: 129/Menkes/SK/II/2008.
Dari hasil tersebut akan dilihat apakah memenuhi pelayanan minimal rumah sakit atau tidak
Diharapkan melalui hasil tersebut dapat menjadikan masukan bagi pihak manajemen RSUD
Anuntaloko Kab. Parigi Moutong dalam meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu. Kemudian
dari penelitian ini juga diharapkan dapat melihat distribusi frekuensi menurut kategori pasien,
status pasien dan jenis pelayanan terhadap pasien serta memperoleh hubungan antara waktu
tunggu dengan kategori pasien, status pasien dan jenis pelayanan terhadap pasien.
Karena belum ada penelitian yang membahas mengenai waktu tunggu pasien di RSUD
Anuntaloko Kab. Parigi Moutong penulis berharap hasil yang diperoleh bahwa waktu tunggu
pasien di RSUD Anuntaloko Kab. Parigi Moutong sudah memenuhi standar pelayanan minimal
rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA

1. Bustani N M, Rattu A J, Saerang J S. Analisis lama waktu tunggu pelayanan pasien rawat
jalan di Balai Kesehatan Mata masyarakat Provinsi Sulawesi Utara. E-Biomedik (eBm) J;
2015;3(3):873.
2. Purwandari N K, Suryoputro A, Arso S P. Analisis waktu tunggu pelayanan resep pasien
rawat jalan di depo farmasi gedung MCBEB RS Islam Sultan Agung Semarang. JKM e-J;
2017;5(1):103-4.
3. Margiluruswati P, Irmawati LI. Analisis ketepatan waktu tunggu pelayanan resep pasien
JKN dengan standar pelayanan minimal rumah sakit 2017.Management Kesahatan J;
2017;3(1):116.
4. Laeliyah N, Subekti H.Waktu tunggu pelayanan rawat jalan dengan kepuasaan pasien
terhadap pelayanan di rawat jalan RSUD Kabupaten Indramayu.KesVo J; 2017;1(2):103.

Anda mungkin juga menyukai