Konsep k3
Konsep k3
Disusun Oleh :
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perawat adalah suatu profesi yang mulia, karena memerlukan kesabaran dan ketenangan
dalam melayani pasien yang sedang menderita sakit. Seorang perawat harus dapat melayani
pasien dengan sepenuh hati. Sebagai seorang perawat harus dapat memahami masalah yang
dihadapi oleh klien, selain itu seorang perawat dapat berpenampilan menarik. Untuk itu seorang
perawat memerlukan kemampuan untuk memperhatikan orang lain, ketrampilan intelektual,
teknikal dan interpersonal yang tercermin dalam perilaku perawat. Saat ini perawat memiliki
peran yang lebih luas dengan penekanan pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit,
juga memandang klien secara komprehensif. Perawat menjalankan fungsi dalam kaitannya
dengan berbagai peran pemberi perawatan, pembuat keputusan klinik dan etika, pelindung dan
advokat bagi klien, manajer kasus, rehabilitator, komunikator dan pendidik.
Berdasarkan data dari BPJS ketenagakerjaan jumlah kasus kecelakaan kerja terus menurun.
Tahun 2015 terjadi kecelakaan kerja sebanyak 110.285 kasus, sedangkan tahun 2016 sejumlah
105.182 kasus, sehingga mengalami penurunan sebnayak 4,6%. Sedangkan sampai bulan agustus
tahun 2017 terdapat sebanyak 80.392 kasus (kemenkes RI, 2018). Sedangkan menurut National
Safety Council (dalam Kepmenkes RI, 2007, p.4) menyebutkan bahwa terjadinya kecelakaan di
rumah sakit 41% lebih besar dari pekerja di industri lain, selain itu Annizar (2012, p.3)
menyatakan bahwa secara umum sebanyak 80-85 % kecelakaan kerja disebabkan oleh perilaku
yang tidak aman. Data dan fakta Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) secara
global yang dipaparkan oleh WHO (dalam Kepmenkes RI, 2010, p.10) menyebutkan bahwa dari 35
juta petugas kesehatan, 3 juta terpajan patogen darah dan lebih dari 90% terjadi di negara
berkembang.
Penelitian serupa dilakukan oleh Natasia, Loekqijana, dan Kurniawati (2014) mengenai faktor
yang mempengaruhi kepatuhan pelaksanaan SOP asuhan keperawatan di ICU-ICCU RSUD
Gambiran Kota Kediri menyebutkan bahwa faktor motivasi dan persepsi dapat mempengaruhi
kepatuhan perawat dalam pelaksanaan asuhan keperawatan yang sesuai dengan SOP. Perawat
dengan persepsi baik memiliki kemungkinan lebih besar untuk patuh dibandingkan dengan
perawat dengan persepsi kurang. Selain persepsi, sikap juga mempengaruhi perilaku perawat
ditinjau dari segi faktor internal . Seorang perawat dalam melaksanakan manajemen K3 harus
memiliki sikap yang sesuai dengan nilai-nilai kesehatan dimana seluruh nilai positif yang ada
dalam dirinya menjadi pendorong perilaku sehat dan menjadi upaya dalam meningkatkan
kesehatan dan keselamatan selama bekerja.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan penulisan
TINJAUAN PUSTAKA
K3 atau Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu sistem program yang dibuat bagi
pekerja maupun pengusaha sebagai upaya pencegahan (preventif) timbulnya kecelakaan kerja
dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja dengan cara mengenali hal-hal yang
berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja, dan tindakan
antisipatif bila terjadi hal demikian.
Tujuan dari dibuatnya sistem ini adalah untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul
kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja. Namun patut disayangkan tidak semua
perusahaan memahami arti pentingnya K3 dan bagaiman mengimplementasikannya dalam
lingkungan perusahaan. Dalam tulisan sederhana ini penulis mencoba mengambarkan arti
pentingnya K3 dan akibat hukum apabila tidak dilaksanakan.
K3 Adalah hal yang sangat penting bagi setiap orang yang bekerja dalam lingkungan
perusahaan maupun dilingkungan rumah sakit, terlebih yang menangani kasus-kasus yang
berbahaya yang bisa menyebabkan kecelakaan maupun penularan penyakit dari pasien yang
ditangani. sehingga pentingnya memahami arti kesehatan dan keselamatan kerja untuk
kepentingannya sendiri atau memang diminta untuk menjaga hal-hal tersebut tidak terjadi dan
juga untuk meningkatkan kinerja serta mencegah potensi kerugian bagi rumah sakit.
Namun yang menjadi pertanyaan adalah seberapa penting perusahaan ataupun rumah sakit
berkewajiban menjalankan prinsip K3 di lingkungan perawat . Patut diketahui pula bahwa ide
tentang K3 sudah ada sejak 20 (dua puluh) tahun lalu, namun sampai kini masih ada pekerja
maupun perawat yang belum memahami korelasi K3 dengan peningkatan kinerjadi rumah sakit,
bahkan tidak mengetahui aturannya tersebut. Sehingga seringkali mereka melihat peralatan K3
adalah sesuatu yang mahal atau pemborosan dan seakan-akan mengganggu proses berkerjanya
seorang perawat. Untuk menjawab itu kita harus memahami filosofi pengaturan K3 yang telah
ditetapkan pemerintah dalam undang-undang.
2. Tujuan Dan Manfaat K3 dalam keperawatan
Menurut Irzal (2016) tujuan dan manfaat umum kesehatan dan keselamatan kerja adalah
PENUTUP
A. Simpulan
Perawat adalah suatu profesi yang mulia, karena memerlukan kesabaran dan ketenangan
dalam melayani pasien yang sedang menderita sakit. Seorang perawat harus dapat melayani
pasien dengan sepenuh hati. Sebagai seorang perawat harus dapat memahami masalah yang
dihadapi oleh klien, selain itu seorang perawat dapat berpenampilan menarik. Untuk itu seorang
perawat memerlukan kemampuan untuk memperhatikan orang lain, ketrampilan intelektual,
teknikal dan interpersonal yang tercermin dalam perilaku perawat.
Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan/ kedokteran beserta prakteknya
yang bertujuan, agar pekerja/ masyarakat pekerja beserta memperoleh derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya, baik fisik, atau mental, maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif dan
kuratif, terhadap penyakit-penyakit/ gangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-
faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum.
B. Saran
Perawat mengetahui fungsi dan peran seorang perawat dan disarankan berkerja dengan
memperhatikan fungsi dan perannya tersebut. Kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting
dalam pembangunan karena sakit dan kecelakaan kerja akan menimbulkan kerugian ekonomi
(lost benefit) suatu perusahaan atau negara olehnya itu kesehatan dan keselamatan kerja harus
dikelola secara maksimal bukan saja oleh tenaga kesehatan tetapi seluruh masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Irzal. 2016. Dasar – dasar kesehatan dan keselamatan kerja. Jakarta: kencana.
Fauzan, Muhammad. 2014. Implementasi Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dalam
Meningkatkan Produktivitas Kerja Karyawan Pada Pt. Tridiantara Alvindo Duri .
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6&ved=2ahUKEwjCiISQq-
TkAhVw4XMBHWfGCV8QFjAFegQIARAH&url=http%3A%2F%2Frepository.uin-suska.ac.id
%2F4270%2F3%2FBAB%2520II%25282%2529.pdf&usg=AOvVaw3e7JhkCiBA5mIYZq8ocBV- .
diakses pada tanggal 22 september 2019.
Kemenkes RI. 2018. Dimuat dalam
http://ww.depkes.go.id/article/view/18012200004/menaker-hanif-canangkan-peringatan-
bulan-k3-nasional-2018.html. diakses pada tanggal 25 september 2019.
Natasia, N., Loekqijana, A., & Kurniawati, J. (2014). Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan
Pelaksanaan SOP Asuhan Keperawatan di ICU-ICCU RSUD Gambiran Kota Kediri. Jurnal
Kedokteran Brawijaya, Vol. 28, Suplemen No. 1.
Notoatmodjo, S. (2010). Promosi Kesehatan Teori Dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Nazirah, Riska dan Yuswardi. 2017. Perilaku Perawat Dalam Penerapan Manajemen
Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) Di Aceh. Vol. VIII No. 3 2017 ISSN : 2087-2879, e-ISSN
: 2580 – 2445. Dimuat dalam https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=14&ved=2ahUKEwiyre60s7kAhV_7XMBHeVwBho4
ChAWMAN6BAgCEAc&url=http%3A%2F%2Fjurnal.unsyiah.ac.id%2FINJ%2Farticle
%2Fdownload%2F9578%2F8131&usg=AOvVaw3hvW3obZqeFoP14UHweI6Q. Diakses pada
tanggal 26 september 2019.