Anda di halaman 1dari 4

NAMA : MIRANDA FEBRIANI

NIM : D41191069

GOLONGAN :C

PRODI : MANAJEMEN AGROINDUSTRI

MATA KULIAH : MANAJEMEN PRODUKSI

TUGAS PRAKTIKUM 1

JENIS-JENIS PRODUKSI

A. CONTINUOUS PROCESSES ( POLA URUTAN PASTI )


a. Pengertian proses produksi continuous :
Continuous process atau produksi yang berkelanjutan adalah sistem produksi
yang memproduksi barang dalam skala besar secara terus menerus dan biasanya
memproduksi barang berdasarkan  peramalan permintaan.
Continuous process merupakan sistem produksi yang proses produksinya kontinu
atau mengalir sesuai dengan urutan operasi dari proses pertamanya hingga proses
terakhir menjadi produk jadi dengan aliran material yang konstan.
b. Contoh produksi dengan menggunakan Continous Processes :
Pembuatan Bolu Kukus sangat sederhana dan sangat mudah dilakukan. Bolu
Kukus merupakan makanan tradisional yang sudah ada sejak jaman dahulu, berbahan
utama tepung terigu dan campuran bahan-bahan lainnya. Selain terkenal enak dan
lembut, bolu kukus merupakan makanan yang tergolong mudah dijumpai di
masyarakat.
 Bahan yang harus disiapkan :
1. Silahkan siapkan 12 sdm - tepung terigu.
2. Silahkan siapkan 2 sdm - tepung mazeina.
3. Silahkan siapkan 11 sdm - gula pasir.
4. Silahkan siapkan 2 gr - vanili.
5. Silahkan siapkan secukupnya - Garam.
6. Silahkan siapkan 12 sdm - margarin di cairkan.
7. Silahkan siapkan 100 ml - santan kara.
8. Silahkan siapkan 4 butir - telur.
9. Silahkan siapkan 1/2 sdt - baking powder.
10. Silahkan siapkan 1 sdm - ovalet/sp.
11. Silahkan siapkan 1 sdm - pasta pandan.
12. Silahkan siapkan messes dan keju secukupnya.
 Alat yang harus disiapkan :
1. Mixer
2. Loyang
 Cara Pembuatan Bolu Kukus :
1. Kocok gula pasir, telur dan SP hingga mengembang dan berbuih warna menjadi putih
lalu campur pasta pandan kocok lagi menggunakan mixer sampai tercampur rata.
2. Masukan tepung terigu, maizena, vanilli, garam, baking powder kedalam adonan
telur. Pastikan sebelum mencampur ke dalam adonan telur, tepung diayak dulu biar
hasilnya dapat tercampur rata.
3. Setelah adonan telur dan tepung bercampur dengan rata, maka masukan santan dan
margarin cair, aduk hingga menyatu sempurna.
4. Siapkan loyang yang sudah di olesi margarin agar tidak lengket, lalu masukan
adonannya ke dalam loyang.
5. Kukus selama kurang lebih 30 menit. Tinggal tunggu sampai matang.
6. Setelah Bolu sudah matang, kemudian angkat bolu dan didiamkan sampai dingin.
7. Setelah itu, olesi butter cream diatas permukaan bolu dan taburi topping seperti meses
dan keju.
8. Kemudian Bolu Kukus siap dihidangkan.
 Pengemasan
Proses pengemasan bolu kukus yaitu dengan menggunakan box mika bening karena
mudah didapatkan dan memudahkan konsumen dalam membawa produk bolu kukus.

B. INTERMITTENT PROCESSES ( POLA URUTAN BERUBAH - UBAH )


a. Pengertian proses produksi intermittent :
Intermittent process merupakan sistem produksi yang terputus-putus dan berupa
kegiatan produksi yang dilakukan tidak berdasarkan standar namun berdasarkan
produk yang dikerjakan. Maka dari itu, peralatan produksi disusun dan diatur secara
fleksibel.
b. Contoh produksi dengan menggunakan Intermittent Processes
Berikut ini adalah tahapan pembuatan Jaket atau Kemeja :
1. Membuat Desain Produk Jaket/Kemeja
Sebelum membuat jaket atau kemeja, proses pertama yang harus dilalui adalah
proses desain. Desain biasanya dirancang sesuai dengan perkembangan model
jaket atau kemeja dipasaran atau menyesuaikan permintaan pemesan konsumen.
Desain dilakukan dengan mempertimbangkan jenis kain apa yang akan diproduksi,
misalnya kain katun, denim, parasut, parka, flanel dan lain sebagainya. Selain itu,
desain yang akan digunakan juga harus mempertimbangkan warna apa yang akan
digunakan, apakah menggunakan satu warna atau kombinasi beberapa warna, dan
sebagainya. Setelah itu, penambahan bahan seperti dilengkapi furing, saku,
resleting, kancing, dan aksesoris yang lain juga harus diperhatikan. Setelah
memperoleh gambaran yang matang, desain jaket dan kemeja tersebut kemudian
bisa digambar. Desain bisa digambar di kertas dengan tangan atau digambar di
komputer dengan menggunakan software tertentu.
2. Pembelian Alat dan Bahan
Setelah desain produk sudah dibuat, maka langkah selanjutnya adalah membeli
kebutuhan produksi, seperti alat dan bahan untuk membuat jaket dan kemeja.
Bahan yang akan dibeli sebaiknya disesuaikan dengan jenis produk yang akan
dibuat dan disesuaikan dengan keinginan konsumen. Bahan yang harus dibeli
diantaranya kain katun, parasut, denim, flanel, lotto, drill, kanvas, dan lain-lain.
Bahan lain yang perlu dipersiapkan antara lain kancing, resleting, tali untuk
hoodie, dan beberapa aksesoris lain yang disesuaikan dengan desain produk yang
akan dibuat.
3. Pemotongan
Jika bahan-bahan sudah terkumpul, tahap selanjutnya adalah pemotongan bahan.
Bahan atau kain yang akan digunakan dipotong menyesuaikan dengan pola dan
desain yang sudah dibuat selanjutnya. Proses pemotongan harus dilakukan dengan
hati-hati supaya ukuran kain yang terpotong sesuai dengan desain. Proses
pemotongan tersebut juga harus menyesuaikan dengan ukuran jaket dan kemeja
pada umumnya yaitu ukuran S, M, L, XL, XXL, XXXL, dan sebagainya. Gunakan
pisau yang tajam dan sesuai supaya proses pemotongan berjalan lancar.
4. Sablon atau Bordir
Setelah bahan dipotong, proses selanjutnya adalah sablon atau bordir. Sablon atau
bordir tersebut menyesuaikan dengan desain yang telah dibuat sebelumnya. Proses
sablon atau bordir tersebut sebenarnya bukanlah proses wajib karena
menyesuaikan dengan kebutuhan dan permintaan konsumen,
5. Pemasangan Aksesoris
Tahap selanjutnya adalah pemasangan aksesoris. Sebelum dijahit, sebaiknya
ditentukan terlebih dahulu aksesoris yang akan digunakan seperti penggunaan
kancing, resleting, tali untuk hoodie, dll harus tepat dan sesuai dengan desain
produk.
6. Penjahitan
Proses penjahitan dilakukan dengan menggabungkan potongan bahan dan
aksesoris yang akan digunakan. Proses ini biasanya dilakukan oleh orang dengan
keterampilan tertentu. Jaket dan kemeja yang dijahit sesuai dengan pola dan desain
yang sudah dibuat. Gunakan mesin jahit khusus untuk menjahit bahan jaket karena
bahan jaket biasanya cenderung lebih tebal daripada bahan pakaian jenis lain.
Setelah dijahit, jaket dan kemeja akan masuk ke bagian quality control untuk dicek
apakah sudah sesuai desain dan layak dipasarkan atau diserahkan ke konsumen
atau belum.
7. Packaging
Produk jaket dan kemeja yang sudah lolos quality control tersebut kemudian akan
diteruskan ke tahap selanjutnya, yakni packaging. Produk dirapikan dan dipisahkan
berdasarkan ukuran. Setelah itu, produk dikemas dengan rapi untuk kemudian
dipasarkan atau diserahkan kepada konsumen.

Anda mungkin juga menyukai