Anda di halaman 1dari 11

61

Metode Pemberian Tugas, Kemampuan Membaca Nyaring


Kelana

PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS


UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA NYARING
SISWA KELAS IV SD NEGERI 013 PAGARAN TAPAH DARUSSALAM

Kelana
kelana13@yahoo.co.id
SD Negeri 013 Pagaran Tapah Darussalam

ABSTRACT
This research is motivated by the lack of ability to read aloud the fourth grade primary school
013 Pagaran Tapah Darussalam. This study aims to improve the ability to read aloud using
the method of giving the task to improve the ability to read aloud the fourth grade students of
SD Negeri 013 Pagaran Tapah Darussalam. Subjects of this study is the fourth grade students
of SD Negeri 013 Pagaran Tapah Darussalam totaled 20 students, consisting of 10 female
students and 10 male students in the academic year 2014-2015. Form of research is
classroom action research. The research instrument consists of instruments and instrument
performance data collection activity observation sheet form teacher and student activity.
Based on the results of the research shows that the students' skills in reading aloud increased.
It is known from preliminary data the average value of 63.2. When viewed from the classical
completeness, there are 19.2% of students (5 persons) who finished obtaining a minimum
value of 70 (according to the standard KKM). However, after the implementation of the
method of assignment, obtained an average value of 68.9 or completeness of 50% of students
(13 people). Then in the second cycle, to reach an average value of 81.4 or completeness of
100%. Thus, this study is said to been able to.

Keywords: method of assignment, the ability to read aloud

PENDAHULUAN pengamatan terhadap objek yang


Membaca merupakan suatu aktivitas bersangkutan. Namun demikian, mereka
penting. Melalui kegiatan itu kita akan mengakui juga bahwa mendapatkan
dapat memperoleh simpulan suatu gagasan. pemahaman tentang sesuatu dengan cara
Melalui kegiatan itu juga kita akan dapat seperti itu tidaklah mencukupi. Kegiatan
memperoleh pengetahuan dan berbagai yang sangat penting yang dapat digunakan
pandangan dari pengarang melalui bukti untuk memperoleh pemahaman yang lebih
tertulis itu. Cara atau kegiatan lain dapat banyak adalah membaca.
juga dipakai untuk mencapai tingkat Berdasarkan pengamatan di
pemahaman tentang sesuatu walaupun cara lapangan tentang membaca nyaring, sekilas
itu kurang efektif jika dibandingkan dengan terlihat bahwa siswa kelas IV SD Negeri
membaca. Pakar-pakar membaca 013 Pagaran Tapah Darussalam berjumlah
menyebutkan tentang adanya sebuah 20 orang dan sebagian besar anak-anak
pendapat yang mengatakan tidak semua tersebut masih perlu peningkatan dalam
pemahaman tentang sesuatu diperoleh dari membaca nyaring. Hasil tes awal
kata-kata yang ditulis. Dengan kata lain, kemampuan siswa SD Negeri 013 Pagaran
pemahaman tentang sesuatu dapat saja Tapah Darussalam dalam kemampuan
diperoleh dari kata-kata lisan atau dari membaca nyaring masih rendah.

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 5 | Nomor 3 | Edisi Khusus HUT PGRI Ke-71 Tanggal 25 November 2016 | ISSN: 2303-1514 |
62

Metode Pemberian Tugas, Kemampuan Membaca Nyaring


Kelana

Rendahnya kemampuan siswa dalam jelasnya pengertian membaca ini penulis


membaca nyaring dipengaruhi oleh cara mengutip pendapat beberapa ahli. Membaca
mengajar guru yang kurang bervariasi. adalah kunci dari bidang ilmu, siapa pintar
Selama ini guru telah melakukan berbagai membaca dan banyak membaca maka yang
upaya untuk meningkatkan hasil belajar bersangkutan banyak ilmu pengetahuan dan
siswa seperti dengan penugasan, kerja pengalaman (Tarigan, 2001). Membaca
kelompok, maupun dengan remedial. adalah memahami bacaan yang dibacanya.
Namun usaha tersebut belum Dengan demikian pemahaman merupakan
memperlihatkan hasil belajar yang optimal. faktor yang amat penting dalam membaca
Berdasarkan uraian di atas peneliti (Santoso, 2001).
akan melakukan penelitian tindakan yang Slamet (2007) menyatakan bahwa:
disebut penelitian tindakan kelas. Membaca merupakan salah jenis
Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan berbahasa tulis yang reseptif.
kemampuan membaca nyaring siswa kelas Disebut reseptif karena dengan membaca
IV SD Negeri 013 Pagaran Tapah seseorang akan dapat memperoleh
Darussalam dalam membaca nyaring informasi tentang pengetahuan dan
dengan metode pemberian tugas. Seperti pengalaman-pengalaman baru. Semua yang
yang diungkapkan Djamarah dan Zein diperoleh melalui bacaan itu akan
(2006) bahwa metode pemberian tugas memungkinkan orang tersebut mampu
adalah cara latihan dengan praktik yang mempertinggi daya pikirnya, mempertajam
dilakukan berulang kali atau kontinyu yang pandangannya, dan memperluas
bertujuan untuk mendapatkan keterampilan wawasannya. Dengan demikian kegiatan
dan ketangkasan praktis tentang membaca merupakan yang sangat
pengetahuan yang dipelajari. diperlukan oleh siapapun yang ingin maju
Peneliti memilih metode ini karena dan meningkatkan diri. Oleh sebab itu
metode ini diterapkan dengan praktik pembelajaran membaca permulaan di
berulang kali secara kontinyu sehingga sekolah dasar mempunyai peranan yang
diharapkan kemampuan siswa dalam sangat penting.
membaca nyaring dapat lebih dikuasai. Razak (2005) mengemukakan bahwa
Lebih dari itu diharapkan agar pengetahuan membaca merupakan aktivitas penting
atau keterampilan yang telah dipelajari itu bahkan dengan membaca kita akan
menjadi permanen, mantap dan dapat mendapat suatu ilmu pengetahuan hal tak
dipergunakan setiap saat oleh yang ternilai harganya, melalui membaca kita
bersangkutan. Berdasarkan kurangnya juga berarti tahu apa yang ditulis oleh orang
kemampuan membaca nyaring siswa kelas lain. membaca sebagai suatu bentuk
IV SD Negeri 013 Pagaran Tapah kegiatan yang dapat digunakan sebagai
Darussalam dalam membaca nyaring dan sarana untuk memperoleh sarana untuk
keungulan metode pemberian tugas peneliti memperoleh pemahaman tentang sesuatu.
tertarik meneliti tentang metode pemberian Sebenarnya, cara atau kegiatan lain dapat
tugas dengan judul “Penerapan metode juga dipakai untuk mencapai tingkat
pemberian tugas untuk meningkatkan pemahaman tentang sesuatu walaupun cara
kemampuan membaca nyaring pada siswa itu kurang efektif jika dibandingkan dengan
kelas IV SD Negeri 013 Pagaran Tapah membaca. Dengan kata lain kegiatan yang
Darussalam”. sangat penting yang dapat digunakan untuk
Penelitian ini menggunakan memperoleh pemahaman yang lebih
beberapa teori mengenai pengertian memadai adalah membaca.
membaca sebagai rujukan. Untuk lebih

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 5 | Nomor 3 | Edisi Khusus HUT PGRI Ke-71 Tanggal 25 November 2016 | ISSN: 2303-1514 |
63

Metode Pemberian Tugas, Kemampuan Membaca Nyaring


Kelana

Berdasarkan beberapa pengertian di yang terkandung dalam bahan bacaan. Dia


atas, maka penulis berpendapat bahwa juga harus mempelajari keterampilan-
membaca adalah suatu usaha memahami keterampilan penafsiran atas lambang-
pesan baik yang tertulis maupun yang lambang tertulis sehingga penyusunan kata-
tersirat agar dapat terungkap atau dipahami kata serta penekanan sesuai dengan ujaran
dengan baik. membaca merupakan suatu pebicaraan yang hidup.
proses yang kompleks. Proses ini berawal Membaca nyaring yang baik
dari proses visual, berfikir dan menuntut agar sipembaca memiliki
mengungkapkan. Jadi membaca kecepatan mata yang jauh, karena dia harus
mempunyai cakupan proses, strategis dan melihat pada bahan bacaan untuk
interaktif yang bertujuan mengungkapkan memelihara kontak mata dengan para
mana dari suatu bentuk tulisan. pendengar. Dia juga harus dapat
Membaca nyaring sangat penting mengelompokkan kata-kata dengan baik
dipelajari di sekolah dasar, khususnya di dan tepat agar jelas maknanya bagi para
kelas rendah. Untuk lebih jelasnya pula pendengar. Pendek kata ia harus
pengertian membaca nyaring ini penulis mempergunakan segala keterampilan yang
mengutip beberapa pendapat para ahli. telah dipelajarinya pada membaca dalam
Membaca nyaring adalah membaca yang hati sebagai tambahan bagi keterampilan
mengutamakan metode-metode membaca lisan untuk mengkomunikasikan pikiran
seperti ketepatan ucapan-ucapan, intonasi dan perasaan orang lain.
dan ejaan (Mulyati, 2002). Membaca Bagaimana agar bacaan yang dibaca
nyaring mengangkat masalah tulisan yang dengan nyaring itu dapat mudah dipahami?
ada di atas kertas, di papan tulis, layar Menurut Nurcholis dan Mafrukhi (2006)
televisi atau media lainnya, kemudian ada beberapa syarat yang harus dipenuhi.
membaca memproduksikannya dalam Syarat-syarat tersebut adalah :
bentuk suara secara tepat agar tulisan itu 1. Ucapan atau lafal harus jelas.
bermakna maka si pembaca dituntut Maksudnya, huruf dan kata-kata yang
memiliki beberapa keterampilan. diucapkan harus benar, tepat dan jelas.
Nurcholis dan Mafrukhi (2006) 2. Jeda atau perhentiannya harus tepat.
menjelaskan membaca nyaring adalah Maksudnya, cara memenggal kata-
membaca dengan suara keras dan jelas. katanya harus sesuai dengan arti yang
Dalam kegiatan membaca ini diharapkan dimaksud.
siswa dapat membaca dengan suara yang Perhatikan contoh di bawah ini.
keras dan jelas supaya semua orang yang a. Kucing // makan tikus mati
mendengarnya dapat memahami isi dari b. Kucing makan // tikus mati
teks yang dibacanya. Tarigan (1979) c. Kucing makan tikus // mati
mengemukakan bahwa membaca nyaring, 3. Lagu kalimat atau tinggi-randahnya
membaca bersuara, membaca lisan (reading suara harus tepat. Tujuannya agar
out loud, oral reading, reading aloud). maksud kalimat itu jelas, apakah itu
Membaca nyaring adalah suatu aktivitas kalimat berita, tanya, atau perintah. Lagu
atau kegiatan merupakan alat bagi guru, kalimat atau tinggi-rendah suara disebut
murid ataupun membaca bersama dengan juga dengan intonasi
orang lain atau pendengar untuk 4. Tempo adalah cepat atau lambatnya
menangkap serta memahami informasi, membaca. Jika terlalu cepat membaca,
pikiran dan perasaan seseorang pengarang. pendengar akan sulit mengerti. Jika
Orang yang membaca nyaring pertama- terlalu lambat, pendengar merasa bosan.
tama harus mengerti makna serta perasaan Oleh karena itu, tempo membaca harus

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 5 | Nomor 3 | Edisi Khusus HUT PGRI Ke-71 Tanggal 25 November 2016 | ISSN: 2303-1514 |
64

Metode Pemberian Tugas, Kemampuan Membaca Nyaring


Kelana

sedang-sedang saja atau tergantung pada diwarnai oleh tekanan, durasi, atau tempo,
suasana. perhentian atau jeda, dan suara yang
menarik, merata atau mendatar pada akhir
Sehubungan dengan penelitian ini, ujaran. Dalam ilmu bahasa, intonasi dengan
maka yang dimaksud kemampuan membaca seemua unsur pembentukannya itu disebut
nyaring sesuai dengan tingkat kemampauan prosodi atau unsur suprasegmental bahasa.
siswa kelas IV SD Negeri 013 Pagaran Intonasi atau lagu kalimat akan menentukan
Tapah Darussalam adalah kemampuan arti suatu kalimat. Kalimat yang sama, jika
membaca siswa sesuai lafal, intonasi, diucapkan sama diucapkan dengan lagu
kelancaran dan ketepatan. Lafal adalah cara yang berbeda akan mempunyai arti yang
seseorang mengucapkan bunyi bahasa. berbeda (Depdiknas, 2002). Intonasi adalah
Penguasaan lafal amat penting amat pentng, irama bahasa, yaitu ucapan bunyi bahasa
karena memperjelas ucapan tiap-tiap kata yang turun naik, panjang pendek, dan keras
(Depdikbud, 2002). Lafal menurut lembutnya suara. Intonasi dalah kerjasama
Poerwadarminta adalah sebutan atau ucapan antar nada, tekanan, durasi, dan perhentian
yang baik. Huruf a diucapkan dengan [a], yang menyertai suattu tutur, dari awal
bukan [e]. Bunyi diftong ai, au, oi, hingga perhentian terakhir.
diucapkan serentak, misalnya pandai, a i Kegiatan interaksi belajar mengajar
diucapkan [ai] bukan [a], [i] secara terpisah. harus selalu ditingkatkan efektivitas dan
Bunyi a dan I diucapkan tidak sempurna. efisiensinya. Dengan banyaknya kegiatan
Bunyi konsonan b dilafalkan sempurna pendidikan di sekolah, dalam usaha
kalau terletak pada permulaan suku kata meningkatkan mutu dan isi pelajaran, maka
misalnya batu, buku, bola, biru, dan sangat menyita waktu siswa untuk
dilafalkan menyerupai p, bila terletak di melaksanakan kegiatan belajar mengajar
akhir suku kata. Misalnya: kitab, jawab, tersebut. Untuk mengatasi keadaan tersebut
tertib. Bunyi konsonan k dilafalkan guru perlu memberikan tugas-tugas diluar
sempurna bila terdapat pada permulaan jam pelajaran. Disebabkan bila hanya
suku kata seperti kata, kotor, kirim, kuku. menggunakan seluruh jam pelajaran yang
Bunyi bahasa dapat diterima dengan ada untuk tiap mata pelajaran hal itu tidak
baik oleh pendengar apabila diungkapkan akan mencukupi tuntutan luasnya pelajaran
dengan lafal yang tepat dan jelas. yang diharuskan, seperti yang dicantumkan
Ungkapan-ungkapan yang demikian akan dalam kurikulum. Dengan demikian, perlu
memberikan kesan yang menarik sehingga diberikan tugas-tugas, sebagai selingan
mudah tersimpan dalam ingatan. Ketetapan untuk variasi teknik penyajian ataupun
lafal sangat menentukan kejelasan dapat berupa pekerjaan rumah. Tugas
ungkapan kata demi kata yang dituturkan semacam itu dapat dikerjakan di luar jam
oleh si pembaca melalui vokal yang pelajaran, di rumah ataupun sebelum
sempurna akan mempermudah pendengar pulang, sehingga dapat dikerjakan bersama
untuk menangkap maksud pembicaraan temannya.
orang. Djamarah (2006) menyatakan
Intonasi merupakan perpaduan dari bahwa pengertian metode penugasan adalah
berbagai macam gejala, yaitu tekanan metode penyajian bahan dimana guru
(stress) titik nada (pitch), durasi atau tempo memberikan tugas tertentu agar siswa
(length), perhatian atau jeda (pause), dan melakukan kegiatan belajar. Sudjana (2005)
suara yang meninggi, mendatar atau mengemukakan bahwa tugas dan resitasi
menurun pada akhir arus ujaran. Jadi, tidak sama dengan pekerjaan rumah, tetapi
intonasi merupakan serangkaian nada yang jauh lebih luas dari itu. Tugas bisa

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 5 | Nomor 3 | Edisi Khusus HUT PGRI Ke-71 Tanggal 25 November 2016 | ISSN: 2303-1514 |
65

Metode Pemberian Tugas, Kemampuan Membaca Nyaring


Kelana

dilaksanakan di rumah, di sekolah, di Werkanis (2005) mengemukakan


perpustakaan, dan di tempat lainnya. Tugas tujuan metode pemberian tugas dalam
dan resitasi merangsang anak untuk aktif proses belajar mengajar antara lain: 1)
belajar baik secara individual maupun membina rasa tanggung jawab yang
secara berkelompok. Oleh karena itu tugas dibebankan pada siswa melalui laporan
dapat diberikan secara indivdu maupun tertulis atau lisan, membuat ringkasan,
secara berkelompok. menyerahkan hasil kerja dan lain-lain, 2)
Sudjana (2005) menyatakan bahwa menemukan sendiri informasi yang
jenis-jenis tugas sangat banyak macamnya diperlukan, 3) menjalin kerjasama dan sikap
bergantung pada tujuan yang akan dicapai, menghargai hasil kerja orang lain, 4)
seperti tugas meneliti, tugas menyusun memperluas dan memperbanyak
laporan (lisan/ tulisan), tugas motorik pengetahuan dan keterampilan, 5) siswa
(pekerjaan motorik), tugas di laboratorium terangsang untuk berbuat lebih baik, 6)
dan lain-lain. Direktorat Diknas (dalam siswa terdorong untuk mengisi waktu, 7)
Werkanis, 2005) menyatakan bahwa pengalaman siswa lebih terintegrasi dengan
metode pemberian tugas merupakan suatu masalah yang berbeda dalam situasi baru,
cara mengajar dengan kegiatan perencanaan dan 8) hasil belajar siswa lebih bermutu
antara siswa dan guru mengenai suatu karena diikuti dengan berbagai macam
pokok bahasan yang harus diselesaikan oleh model latihan.
siswa dalam waktu tertentu yang telah Roestiyah (2001) mengemukakan
disepakati. Metode pemberian tugas bahwa teknik pemberian tugas biasanya
merupakan metode yang banyak digunakan digunakan dengan tujuan agar siswa
guru dalam proses belajar mengajar, lebih- memiliki hasil belajar yang lebih mantap,
lebih pada sekeolah yang gurunya sedikit. karena siswa melakukan latihan-latihan
Sesua dengan fungsi sekolah sebagai wadah selama melakukan tugas, sehingga
edukasi, maka belajar di sekolah pengalaman siswa dalam mempelajari
seyogyanya disertai dengan perbuatan atau sesuatu dapat lebih terintegrasi. Hal itu
bekerja (learning to do), maka pekerjaan terjadi disebabkan siswa mendalami situasi
melalui pemberian tugas tidak hanya atau pengalaman yang berbeda waktu
terbatas pada materi yang dibicarakan di menghadapi masalah-masalah baru. Di
kelas, melainkan juga tugas lain yang dapat samping itu untuk memperoleh
menjunjung kegiatan belajar seperti pengetahuan secara melaksakan tugas akan
pembuatan apotik hidup, membersihkan memperluas dan memperkaya pengetahuan
ruang kelas, memupuk bunga dihalaman serta keterampilan siswa di sekolah, melalui
sekolah pada pot yang ada di depan kelas, kegiatan-kegiatan di luar sekolah itu.
dan membuat kerajinan tangan. Dengan kegiatan melaksanakan tugas siswa
Berdasarkan kajian teori di atas, aktif belajar, dan merasa terangsang untuk
dapat disimpulkan bahwa teori penugasan meningkatkan hasil belajar yang lebih baik,
atau lebih dikenal dengan metode memupuk inisiatif dan berani bertanggung
pemberian tugas merupakan suatu cara jawab sendiri. Banyak tugas yang harus
mengajar yang dilakukakan guru dengan dikerjakan siswa untuk selalu
kegiatan perencanaan antara siswa dan guru memanfaatkan waktu senggangnya untuk
mengenai suatu pokok bahasan yang harus hal-hal yang menunjang waktu belajarnya,
diselesaikan oleh siswa dalam waktu dengan mengisi kegiatan-kegiatan yang
tertentu yang telah ditentukan yang dapat berguna dan konstruktif.
dilakukan secara individu dan kelompok. Berdasarkan pendapat-pendapat di
atas dapat disimpulkan bahwa metode

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 5 | Nomor 3 | Edisi Khusus HUT PGRI Ke-71 Tanggal 25 November 2016 | ISSN: 2303-1514 |
66

Metode Pemberian Tugas, Kemampuan Membaca Nyaring


Kelana

penugasan atau pemberian tugas bertujuan bertanggung jawab dan berdiri sendiri dan
meningkatkan hasil belajar siswa, karena kebalikannya adalah seringkali anak didik
dengan penugasan dapat lebih melakukan penipuan dimana anak didik
memanfaatkan waktu dan mempunyai sikap hanya meniru hasil pekerjaan orang lain
tanggung jawab atas pekerjannya sendiri. tanpa mau bersusah payah mengerjakan
Dengan mengerjakan tugas siswa menjadi sendiri.
lebih aktif, dan mengembangkan Hipotesis tindakan dalam penelitian
inisiatifnya untuk memecahkan ini adalah jika metode pemberian tugas
persoalannya sendiri yang pada gilirannya diterapkan maka, dapat meningkatkan
akan mampu meningkatkan hasil kemampuan membaca nyaring siswa kelas
belajarnya. IV SD Negeri 013 Pagaran Tapah
Sudjana (2005) menyatakan Darussalam.
beberapa langkah-langkah dalam
melaksanakan metode pemberian tugas
yaitu: METODE PENELITIAN
a. Fase pemberian tugas. Subjek penelitian ini yaitu siswa
b. Langkah pelaksanaan tugas kelas IV SD Negeri 013 Pagaran Tapah
c. Fase mempertanggungjawabkan tugas Darussalam berjumlah 20 orang siswa, yang
terdiri dari 10 siswa perempuan dan 10
Djamarah (2000) menyatakan siswa laki-laki. Teknik pengumpulan data
beberapa kelebihan dan kekurangan metode dalam penelitian ini dilakukan dengan
pemberian tugas yaitu: teknik observasi dan tes. Teknik tes
a. Kelebihan metode pemberian tugas digunakan untuk menjaring data berkaitan
1) Pengetahuan yang anak didik peroleh dengan kemampuan siswa dalam membaca
dari hasil belajar sendiri akan dapat nyaring. Sedangkan teknik observasi adalah
diingat lebih lama teknik yang digunakan peneliti dalam
2) Anak didik berkesempatan memupuk rangka menilai keberhasilan dan
perkembangan dan keberanian kekurangan proses pembelajaran yang
mengambil inisiatif, bertanggung dilakukan.
jawab dan berdiri sendiri. 1. Kemampuan Siswa dalam Membaca
b. Kekurangan metode pemberian tugas Nyaring
1) Seringkali anak didik melakukan Pengolahan dilakukan dengan cara
penipuan dimana anak didik hanya pengumpulan klasifikasi dan mengalisis
meniru hasil pekerjaan orang lain data sebelum data awal dianalisis terlebih
tanpa mau bersusah payah dahulu ditentukan kriteria-kriteria penilaian
mengerjakan sendiri untuk kemampuan membaca nyaring.
2) Terkadang tugas itu dikerjakan oleh Kriteria-kriteria tersebut digunakan untuk
lain tanpa pengawasan mengetahui sejauh mana kemampuan
3) Sukar memberikan tugas yang membaca nyaring siswa. Adapun aspek
memenuhi perbedaan individual yang akan dinilai dalam membaca nyaring
adalah penilaian terhadap lafal dan intonasi.
Dari pendapat yang dikemukakan di Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam
atas, bisa diambil suatu kesimpulan bahwa tabel rubrik penilaian berikut ini.
metode diskusi mempunyai kelebihan dan Sedangkan untuk interval dan kategori
kekurangan, diantaranya adalah Anak didik kemampuan siswa membaca nyaring adalah
berkesempatan memupuk perkembangan sebagai berikut:
dan keberanian mengambil inisiatif,

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 5 | Nomor 3 | Edisi Khusus HUT PGRI Ke-71 Tanggal 25 November 2016 | ISSN: 2303-1514 |
67

Metode Pemberian Tugas, Kemampuan Membaca Nyaring


Kelana

Tabel 1. Interval Kategori Kemampuan Siswa Membaca Nyaring


No Klasifikasi Standar
1 Sangat tinggi > 85
2 Tinggi 71 - 85
3 Sedang 56 - 70
4 Rendah 41 - 55
Gimin (2008)

2. Aktivitas Guru Skor Yang didapat


Aktivitas guru selama kegiatan Nilai  x 100
Skor Maksimum
belajar mengajar yang dibukukan pada
observasi dengan rumus:

Tabel 2. Kategori Aktivitas Guru


No Interval Kategori
1 90 sd 100 Sangat Baik
2 70 sd 89 Baik
3 50 sd 69 Sedang
4 30 sd 49 Kurang
KTSP, 2007

3. Aktivitas Siswa atau kurang sesuai dengan aktivitas yang


Pada lembaran observasi, setiap tertera dikosongkan. Interval dan kategori
siswa yang melakukan kegiatan sesuai aktivitas guru dan siswa adalah sebagai
dengan aktivitas yang diamati diberikan berikut.
tanda √ dan yang tidak melakukan aktivitas

Tabel 3. Kategori Aktivitas Siswa


No Interval Kategori
1 90 sd 100 Sangat Baik
2 70 sd 89 Baik
3 50 sd 69 Sedang
4 30 sd 49 Kurang
KTSP, 2007

HASIL DAN PEMBAHASAN kemudian dilakukan analisis terhadap


Diketahui penelitian ini adalah kemampuan membaca nyaring siswa kelas
penelitian tindakan kelas (PTK), dan tiap IV SD Negeri 013 Pagaran Tapah
siklusnya terdiri atas: a) perencanaan, b) Darussalam, diketahui bahwa kemampuan
pelaksanaan, c) observasi (terdiri atas membaca nyaring siswa dari penilaian
pengamatan aktivitas guru, siswa, dan terhadap lafal dan intonasi dalam pelajaran
evaluasi terhadap kemampuan siswa), dan Bahasa Indonesia masih tergolong relatif
d) refleksi. Berdasarkan hasil tes rendah dengan jumlah rata-rata kelas 62,7
kemampuan sebelum dilakukan tindakan, berada pada interval 56 – 70 dengan

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 5 | Nomor 3 | Edisi Khusus HUT PGRI Ke-71 Tanggal 25 November 2016 | ISSN: 2303-1514 |
68

Metode Pemberian Tugas, Kemampuan Membaca Nyaring


Kelana

katagori sedang. Pembahasan penelitian siklus I, dan ke siklus II. Diketahui rata-rata
terdiri atas: 1) hasil observasi, dan 2) hasil nilai kemampuan siswa pada data awal
evaluasi. Adapun pembahasannya adalah adalah 63,2 atau dengan kategori sedang.
sebagai berikut. Kemudian setelah diterapkannya metode
1. Peningkatan Kemampuan Membaca pemberian tugas atau pada siklus I,
Nyaring diperoleh rata-rata nilai 68,9 atau dengan
Kemampuan membaca nyaring yang kategori sedang. Sedangkan pada siklus
diperoleh oleh siswa kelas Kelas IV SD kedua mengalami peningkatan dengan rata-
Negeri 013 Pagaran Tapah Darussalam rata nilai 81,0 atau dengan kategori tinggi
mengalami peningkatan dari tes awal ke

Tabel 4. Rekapitulasi Rata-Rata Kemampuan Siswa


Nilai Kemampuan
NO Nama Siswa
Data Awal Siklus I Siklus II
1 Aditya putra pratama 63 63 81
2 Aisyah sri ramadhani 63 75 81
3 Alim yuningrsat 56 69 81
4 Akil hasan nurhakim 56 59 81
5 Anggun natasya 63 72 81
6 Bambang setiawan 63 75 84
7 Wingki agustin 56 66 91
8 Dwi anggiani harahap 56 59 81
9 Eva sarwanti 75 75 84
10 Ismilah 63 63 75
11 Ilham aditya 56 63 78
12 Juanda hendriawan 69 75 81
13 Mai andini 56 66 81
14 Lutfia ayu khoirunisa 63 75 81
15 Mutiara sihombing 63 69 78
16 Nanda agustina 56 63 75
17 Ramilani sofia rambe 75 75 84
18 Sudandi 75 75 81
19 Wahyuda friansyah 75 75 84
20 Widuri retno wijayanti 1200 1309 1547
Rata-rata 63.2 68.9 81.4

Peningkatan kemampuan siswa dari data awal ke siklus I, dan siklus II juga dapat
dilihat dalam bentuk gambar di bawah ini.

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 5 | Nomor 3 | Edisi Khusus HUT PGRI Ke-71 Tanggal 25 November 2016 | ISSN: 2303-1514 |
69

Metode Pemberian Tugas, Kemampuan Membaca Nyaring


Kelana

Gambar 1. Perbandingan Kemampuan Data Awal, Siklus I, dan Siklus II

2. Peningkatan Observasi Guru observasi aktivitas siswa. Rekapitulasi


Hasil pengamatan dalam penelitian observasi aktivitas guru dan siswa diperoleh
ini terdiri atas siklus I dan siklus II, dari hasil pembelajaran siklus I dan siklus
sehingga diperoleh suatu rekapitulasi. II, Adapun uraian hasil rekapitulasi
Adapun rekapitulasi hasil observasi yang observasi aktivitas guru diuraikan dalam
diperoleh dari penelitian tindakan kelas ini bentuk tabel berikut.
adalah observasi aktivitas guru dan

Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Aktivitas Guru


No Siklus Aktivitas % Kategori
1 Siklus I 74.3 Baik
2 Siklus II 94.3 Baik Sekali
Rata-rata 84.3 Baik Sekali

Berdasarkan tabel di atas, tergambar rata-rata nilai 84,3 atau dengan baik, dan
secara keseluruhan bahwa aktivitas guru pada pertemua kedua diperoleh rata-rata
telah dilakukan dengan baik. Hal ini nilai 94 atau dengan kategor sangat baik.
dipengaruhi oleh aktivitas siklus I
pertemuan 1, dengan rata-rata nilai 74,3 3. Peningkatan Observasi Siswa
atau dengan kategori baik, sedangkan Sedangkan rekapitulasi aktivitas
pertemuan kedua diperoleh rata-rata nilai siswa selama proses pembelajaran melalui
94,3 atau dengan kategori baik. Sedangkan metode pemberian tugas dapat dilihat
siklus kedua pertemuan pertama diperoleh seperti tabel berikut.

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 5 | Nomor 3 | Edisi Khusus HUT PGRI Ke-71 Tanggal 25 November 2016 | ISSN: 2303-1514 |
70

Metode Pemberian Tugas, Kemampuan Membaca Nyaring


Kelana

Tabel 6. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa


Siklus I Siklus II
Aktivitas Siswa yang Diamati Rata-rata
N % N %
Siswa memperhatikan penjelasan guru dengan 13 65% 20 100% 83%
baik, dan serius tentang cara membaca nyaring
dengan memperhatikan lafal, intonasi,
kelancaran, dan ketetapan pelafalan secara tepat
dan benar
Siswa mengikuti latihan membaca nyaring 14 70% 18 90% 80%
dengan memperhatikan lafal, intonasi,
kelancaran, dan ketetapan pelafalan secara tepat
dan benar
Siswa memperhatikan contoh cara membaca 12 60% 16 80% 70%
nyaring dengan memperhatikan lafal, intonasi,
kelancaran, dan ketetapan pelafalan secara tepat
dan benar
Siswa membaca nyaring sesuai dengan 13 65% 17 85% 75%
bimbingan guru
Siswa membaca teks secara bergantian di depan 14 70% 16 80% 75%
kelas
Siswa memperhatikan dan mencatat koreksi 13 65% 16 80% 73%
dari guru tentang cara membaca nyaring siswa
Siswa tetap tertib selama proses pembelajaran 12 60% 15 75% 68%
berlangsung
Jumlah skor 91 455.0% 118 590.0% 10.45
Rata-rata 65.0% 84.3% 74.6%

Aktivitas siswa kelas Kelas IV SD mengalami peningkatan. Hal ini diketahui


Negeri 013 Pagaran Tapah Darussalam dari data awal rata-rata nilai 63,2. Jika
selama mengikuti proses pembelajaran dilihat dari ketuntasan klasikal, ada 19,2%
melalui metode pemberian tugas tergambar siswa (5 orang) yang tuntas memperoleh
jelas pada tabel 24. Secara keseluruhan nilai minimal 70 (sesuai standar KKM).
diketahui rata-rata seluruh siswa telah Namun setelah diterapkannya metode
mengikuti proses pembelajaran dengan pemberian tugas, diperoleh rata-rata nilai
baik. Hal ini dikatahui dari rata-rata skor 68,9 atau dengan ketuntasan sebesar 50%
74,6. berada di antara interval 70 – 89 atau siswa (13 orang). Kemudian pada siklus
dengan kategori baik. kedua, dicapai rata-rata nilai 81,4 atau
dengan ketuntasan sebesar 100%. Dengan
demikian, penelitian ini dikatakan berhasil.
SIMPULAN DAN REKOMENDASI Melalui simpulan hasil peneltian di
Penelitian ini bertujuan untuk atas, maka peneliti ingin menyampaikan
meningkatkan kemampuan kemampuan beberapa saran. Adapun saran yang
membaca nyaring melalui metode dimaksud adalah sebagai berikut:
pemberian tugas siswa kelas Kelas IV SD 1. Untuk meningkatkan kemampuan
Negeri 013 Pagaran Tapah Darussalam. membaca nyaring di sekolah diharapkan
Pernyataan ini dapat diterima, karena kepada Guru Bahasa Indonesia dan
kemampuan siswa dalam membaca nyaring

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 5 | Nomor 3 | Edisi Khusus HUT PGRI Ke-71 Tanggal 25 November 2016 | ISSN: 2303-1514 |
71

Metode Pemberian Tugas, Kemampuan Membaca Nyaring


Kelana

Sastra dapat menggunakan metode Razak, Abdul. 2005. Membaca Pemahama.


pemberian tugas. Teori dan Aplikasi Pengajaran.
2. Kepada peneliti selanjutnya agar Pekanbaru: Autografika
meneliti lebih dalam tentang membaca Roestiyah. 2001. Strategi Belajar
nyaring dan metode pemberian tugas Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
demi kesempurnaan penelitian Slamet. 2007. Dasar-Dasar Pembelajaran
selanjutnya. Bahasa dan Sastra Indonesia di
3. Kepada kepala sekolah perlu memamtau Sekolah Dasar. Surakarta. UNS
dan membina terhadap dampak kegiatan Press
penelitian tindakan kelas (PTK), sebagai Sudjana, Nana. 2005. Dasar-dasar Proses
bahan penilaian kemajuan yang telah Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
dicapai, sehingga apa yang ditemukan Baru Algensindo
pada PTK dapat diimplementasikan Tarigan, Djago. 2001. Pendidikan
dalam pelaksanaan pembelajaran di Keterampilan Berbahasa. Jakarta:
sekolah. Pusat Universitas Terbuka
4. Kepada pengawas perlu mengadakan
kunjungan supervisi terhadap peneliti
dalam pelaksanaan PTK sedang
berlangsung, agar apa yang ditemukan
dapat diimplementasikan pada proses
pelaksanaan pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA
Depdikbud. 2002. Kamus Besar Bahasa
Indonesiai. Jakarta: Balai Pustaka
Djamarah dan Zein. 2006. Strategi
Pembelajaran. Jakarta: Rineka
Cipta
Gimin. 2008. Instrumen dan Pelaporan
Hasil Dalam Penelitian Tindakan
Kelas, Pekanbaru
Hanif, Nurcholis dan Mafrukhi. 2006. Saya
Senang Berbahasa Indonesia II.
Jakarta. Erlangga
KTSP. 2007. Panduan Lengkap KTSP.
Yokyakarta. Pustaka Yudhisia
Mulyati, Yeti. 2002. Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia di Kelas
Tinggi. Jakarta: Pusat Universitas
Terbuka
Nurcholis. 2006. Saya Senang Berbahasa
Indonesia untuk Sekolah Dasar
Kelas VI. Jakarta: Erlangga.

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 5 | Nomor 3 | Edisi Khusus HUT PGRI Ke-71 Tanggal 25 November 2016 | ISSN: 2303-1514 |

Anda mungkin juga menyukai