Anda di halaman 1dari 4

Wilayah dan Kedaulatan Negara

Wilayah dapat diartikan sebagai unit geografis yang termasuk kedalam bagian dari
kualifikasi yang harus terpenuhi dalam pembentukan suatu negara, atau sebagai sujek dari
hukum internasional. Artinya wiilayah merupakan suatu kawasan yang terdiri atas daratan,
lautan dan juga udara. Dan didalamnya terdapat Negara/kekuasaan yang menjadi pemilik
kedaultan dan kekuasaan tertinggi. Sedangkan Kedaulatan sendiri merupakan kekuasaan
dengan hak ekslusif, yang dalam pengertiannya secara positif diartikan dengan kekuasaan
tertinggi terhadap rakyat dan eksploitasi SDA dan pada pengertiannya secara negatif yang
dapat diartikan bahwa sebagai suatu kekuasaan yang tidak tunduk terhadap ketentuan hukum
internasional atau kekuasaan dari eksternal tanpa adanya persetujuan negara.

Pengertian Aspek Kedaulatan juga terbagi menjadi dua yaitu; dalam pengetian eksternal
merupakan hak setiap negara dapat secara bebas berhubungan dengan negara lain, di mana
negara dapat menentukan hubungannya dengan negara lain tanpa adanya tekanan maupun
pengawasan dari negara lain. Sedangkan pengertian internal merupakan kekuasaan penuh
negara atas segala aspek yang berada di wilayahnya bahkan terhadap peraturan yang berlaku
didalamnya. Sedangkan pengertian Kedaulatan Wilayah adalah kedaulatan negara untuk
dapat melaksanakan yurisdiksinya secara eksklusif. Disini Terdapat 3 pendapat ahli mengenai
konsep kedaulatan wilayah.Diantanya; Menurut O’Connell menyebutkan bahwa kedaulatan
dan wilayah saling berkesinambungan dikarenakan dalam melaksanakan kedaulatan didasari
pada wilayah, sedangkan menurut Bernandez; wilayah sendiri merupakan prasyarat fisik agar
terciptanya kedaulatan teritorial. Dan menurut Huber “The Island of Palmas” menyebutkan
bahwa kedaulatan memiliki dua ciri yang berkesinambungan yaitu prasyarat hukum suatu
negara dan kedaulatan adalah tanda bahwa suatu negara tersebut telah merdeka serta mampu
menjalankan fungsi sebagai negara seutuhnya.

Lalu, Perkembangan Konsep Kedaulatan diklasifikasikan menjadi dua penyebab yaitu


berkurangnya kedaulatan diakibatkan meningkatnya isu regionalisme dan globalisasi,
sedangkan perluasan kedaulatan umumnya disebabkan klaim yang berasal dari negara-negara
terkait disekitarnya. Dan didalamnya terdapat pembatasan Kedaulatan yang memiliki
pengertian sebagai adanya batasan sebatas wilayah negara tersebut. Sedangkan ciri dari
pembatasan kedaulatan sendiri adalah tidak melaksanakan kedaulatan negara diluar batas
kedaulatannya atau keluar dari wilayahnya, negara dengan kedaulatan patut/wajib untuk
menghormati kedaulatan negara lain, selain itu norma-norma yang terkandung dalam HAM
warganegara dan lingkungan tidak boleh dilanggar.

Terdapat beberapa Prinsip Penguasaan Wilayah yang merupakan cara/dasar untuk


menentukan wilayah yang ada menjadi milik suatu negara dengan berdasarkan pada beberapa
prinsip yaitu;

o Prinsip Efektifitas : Dimana kepemilikan atas sebuah wilayah akan ditentukan


dari efektifitas terhadap peraturan hukum nasional yang berlaku di diwilayah
tersebut.
o Prinsip Uti Possidetis juris : Fungsi dari negara diwilayah yang ada damai
o Prinsip larangan penggunaan kekerasan: Dalam menentukkan wilayah dapat
menjadi milik suatu negara tentunya penggunaan kekerasan akan dianggap
suatu pelanggaran yang akan dikenakan sanksi terlebih kekerasan terhadap
masyarakat wilayah tersebut yang pastinya melanggar HAM.
o Prinsip penyelesaian sengketa secara damai
o Prinsip menentukan nasib sendiri : Dalam menentukan wilayah tersebut suatu
negara dapat secara mandiri dan aktif menentukan apakah wilayah tersebut
dapat menjadi bagian dari negara tersebut atau memilih bentukan dari
pemerintahan mereka sendiri.

Dalam pengertiannya daratan merupakan luas dari wilayah awal yang ditentukan
berdasarkan beberapa hal, diantaranya; baik secara sepihak oleh negara sendiri, perjanjian
internasional, kebiasaan dari negara tersebut hingga ditentukan setelah negara yang berkaitan
terbentuk. Dimana Luas Wilayah Tambahan didapatkan melalui beberapa cara yaitu;

 Okupasi : kegiatan dimana tanah dengan luas tertentu akan digunakan maupun
ditempati dalam jangka panjang tanpa memiliki ijin khusus dari pemilik tanah yang
sah Pengukuhan hak ditentukan oleh prinsip effectiveness dalam kurun waktu
tertentu dengan adanya kemauan untuk melakukan kedaulatan negara diwilayah yang
diduduki dan pelaksanaan kedaulatan negara secara faktual dan kontinyu yang
memadai
 Preskripsi : hak yang didasari pada tujuan yang baik dalam kesepakatan yang dibuat
secara bersama dan berdasarkan pada undang-undang. Dimana suatu negara akibat
pelaksanaan secara damai kedaulatan “de facto” dalam jangka yang lama atas wilayah
yang sebenarnya secara “de jure” tidak termasuk kedalam wilayahnya.
 Aneksasi : Pengambilan wilayah atau tanah milik ornag lain secara paksa yang
umumnya terdapat unsur kekerasan yang tidak dibenarkan oleh hukum internasional
 Akresi : Penambahan wilayah yang disebabkan oleh karena proses ilmiah yang tidak
dapat dicegah oleh manusia.
 Cesi : Memperoleh kedaulatan wilayah melalui proses peralihan hak pada ke negara
lain. Bisa terjadi dari penjajah pada penduduk pribumi atau secara nemo dat quod
non habet: di mana tidak boleh ada seseorang pun yang memberikan sesuatu yang
bukan miliknya
 Referendum/Plebisit : Keadaan dimana sebuah wilayah memutuskan bahwa wilayah
atau negara mereka harus menjadi wilayah yang merdeka, dan referendum tidak akan
dikenali oleh hukum internasional bila wilayah tersebut telah merdeka.

Dalam perjalanan dan perkembangan sejarah terdapat Kasus terkait dengan Pulau Palmas,
dimana kasus ini merupakan kasus sengketa wilayah Pulau Palmas (atau Miangas)
antara Belanda dan Amerika Serikat yang diangkat ke tingkat Pengadilan Arbitrase
Permanen. Pulau Palmas dinyatakan sebagai bagian dari Hindia Belanda dan sekarang
menjadi wilayah Indonesia. Pulau Palmas (Miangas) merupakan pulau dengan potensi
ekonomi dengan strategi yang kecil, memiliki penduduk 750 jiwa pada tahun 1932 saat kasus
ini diputuskan. Terletak diantara Mindanao, Filipina selatan dan Kepulauan Nanusa,
Indonesia Utara. Tahun 1898, Spanyol menyerahkan Filipina dan termasuk Palmas yang
terletak dekat dengan negara Filipina kepada Amerika serikat melalui Perjanjian Paris. Di
lain sisi, ditemukanlah bahwa Belanda juga mengklaim kedaulatan atas hak okupasi yaitu
melalui pelaksanaan kekuasaan negara secara damai serta terus menerus atas Pulau
Palmas.Dan akhirnya permasalahan ini diselesaikan melalui Pengadilan Arbitrase Permanen
dan menyebabkan Amerika kehilangan haknya atas pulau Palmas dikarenakan pada dasarnya
Spanyol juga tidak memiliki pulau itu lagi.

Melalui kasus ini juga kita dapat melihat beberapa cara/pengertian mengenai perolehan
kekuasaan, atau bahkan suatu wilayah. Dimana pertama, ada yang biasa disebut dengan
Akresi dan Avulsi . Pengertian Akresi merupakan perolehan wilayah melalui proses alam
baik secara perlahan atau terjadi secara spontan seperti erupsi gunung, gempa bumi dan
lainnya. Sedangkan Avulsi merupakan hilangnya kedaulatan wilayah yang disebabkan oleh
karena kejadian alam baik itu secara perlahan maupun mendadak.

Lalu terdapat Servitude yang menurut hukum internasional merupakan “suatu rezim
pembatasan yang berlaku di wilayah satu negara untuk kepentingan wilayah satu atau lebih
negara lain.” Yang kerap kali muncul pada negara yang memiliki hak-hak negara lain,
sedangkan Negara yang mempunyai beban untuk memberikan servitude berkewajiban tidak
melakukan perbuatan yang menghalangi hak Negara lain. Dan adanya Hak melintas, seperti
hak untuk menangkap ikan (Indonesia-Australia), servitude militer AS di Kuba dan Jepang.
Protektorat yang merupakan negara atau wilayah yang dikontrol, bukan dimiliki, oleh negara
lain yang lebih kuat. Contoh seperti; Amerika Serikat dengan Puerto Rico, Guam, Northern
Mariana Islands dan US Virgin Islands, Perancis dengan Laos (1954), Kamboja (1953),
Kaledonia Baru (sampai sekarang). Biasanya negara yang melindungi (protector) memiliki
kontrol kuat terhadap hubungan luar negeri, sedangkan negara yang dilindungi memiliki
kontrol di dalam negaranya sendiri. Dan Referendum/ plebisit yang diartikan bahwa
perolehan kekuasaan atau wilayah dapat ditetapkan melalui Pemungutan suara Merdeka,
contoh Timor Leste atau Tetap bergabung dengan negara asalnya seperti Quebec di Kanada.

Anda mungkin juga menyukai