Munculnya beberapa kerajaan Islam yang pernah berkuasa di Indonesia terbukti memberikan
pengaruh yang besar terhadap penyebaran agama Islam di Tanah Air. Keberadaan mereka
membuat agama Islam mampu tersebar luas hingga menjadi kepercayaan mayoritas penduduk di
Indonesia.
Tak heran bila terdapat beberapa peninggalan sejarah dari kerajaan Islam yang pernah berdiri di
Indonesia. Bahkan, peninggalannya hingga kini masih dirawat dengan baik meski sudah
berlangsung berabad-abad.
Berikut ini kumpulan peninggalan sejarah kerajaan Islam yang ada di Indonesia.
Raden Patah yang merupakan raja pertama dari Kesultanan Demak sekitar tahun ke-15 Masehi
berhasil mendirikan Masjid Agung Demak sebagai peninggalan kerajaannya. Masjid tersebut
terletak di Kampung Kauman, Kelurahan Bintoro, Kecamatan Demak, Kabupaten Demak,
Provinsi Jawa Tengah.
Masjid Gedhe Kauman menjadi peninggalan kerajaan Islam yang didirikan oleh Sri Sultan
Hamengku Buwono I bersama dengan Kyai Faqih Ibrahim Diponingrat (penghulu keraton
Yogyakarta pertama) dan Kyai Wiryokusumo sebagai arsitek dari masjid ini. Masjid ini
berlokasi di sebelah bagian barat kompleks Alun-alun Utara dari Keraton Yogyakarta.
Masjid Ampel
Masjid Raya Baiturrahman merupakan peninggalan kerajaan Aceh yang didirikan Sultan
Iskandar Muda pada 1612. Masjid ini menjadi titik pusat dari segala kegiatan di Aceh
Darussalam.
Namun selain masjid, kerajaan Aceh juga meninggalkan Selain masjid yang satu ini, kerajaan
Aceh juga meninggalkan makam Sultan, lonceng Cakradonya dan taman Putroe Phang.
Salah satu kerajaan Islam di timur Indonesia, Ternate dan Tidore juga meninggalkan masjid tua
sebagai peninggalan sejarahnya. Masjid tersebut diberi nama Kairetu atau Wapauwe dan
didirikan pada 1414.
Kerajaan Hindu Budha di Indonesia serta Peninggalan-peninggalannya
Indonesia memiliki peninggalan-peninggalan Hindu dan Budha yang sangat banyak tersebar di
berbagai daerah. Peninggalan-peninggalan tersebut masih ada yang tersimpan di museum, ada
juga yang berada di lokasi yang sekarang jadi obyek wisata.
Peninggalan-peninggalan Hindu dan Budha tersebut hingga sekarang dijadikan referensi atau
bahan untuk guru Sejarah atau Ilmu Pengetahuan Sosial saat memberikan pembelajaran kepada
para murid-muridnya.
Ada banyak peninggalan-penginggalan masa Hindu Budha di Indonesia. Berikut peninggalan-
peninggalan pada masa Hindu dan Budha di Indonesia:
Candi dan stupa didirikan sebagi tempat pemujaan tetapi ada juga yang didirikan sebagai
makam. Ada banyak peninggalan berupa candi baik yang bercorak Hindu atau Budha. Candi
yang bercorak Hindu seperti candi Prambanan, candi Sukuh, candi Canggal, candi Gedong
Songo. Adapun candi yang bercorak Budha antara lain Borobudur, Mendut, Sewu, dan Plaosan.
2. Gapura
Gapura adalah bangunan berupa pintu gerbang. Gapura ada yang beratap dan berdaun pintu dan
ada yang menyerupai candi terbelah dua. Gapura yang beratap disebut Paduraksa dan yang
terbelah dua disebut Bentar.
Petirtaan adalah pemandian suci untuk kalangan istana atau bangsawan. Misalnya, petirtaan
Tirtha Empul dan Jolotundo.
Bentuk patung Hindu dan patung Budha memang berbeda. Patung Hindu umumnya berbentuk
dewa-dewi, tokoh, dan makhluk mistik.
Misalnya, patung Raja Airlangga berbentuk patung dewa Wisnu sedang menunggang garuda,
dan patung Ken Dedes dalam wujud Dewi Prajnaparamita. Sedangkan patung Buddha,
bentuknya mewujudkan Sang Buddha Gautama sendiri.
Patung Buddha tampil dalam berbagai posisi. Misalnya, sikap dhyana-mudra yaitu sikap tangan
sedang bersemadi atau sikap wara-mudra yaitu sikap tangan sedang memberi anugerah.
5. Relief
Relief adalah seni pahat pada dinding suatu bangunan atau candi. Relief itu melukiskan suatu
cerita. Contohnya relief yang ada pada Candi Borobudur dan Prambanan.
6. Prasasti
Prasasti merupakan tulisan pada batu yang memuat berbagai informasi tentang sejarah, dan
peringatan atau catatan suatu peristiwa. Misalnya Prasasti Canggal, Prasasti Ciaruteun, Prasasti
Talang Tuo, dan Prasati Kota Kapur, dan lainnya.
7. Kitab
Kitab merupakan karangan berupa kisah, catatan, laporan tentang suatu peristiwa atau sejarah.Isi
kitab tidak berupa kalimat langung melainkan rangkaian puisi indah dalam sejumlah bait.
Ungkapan dalam bentuk puisi ini biasa disebut Kakawin.
Kitab-kitab peninggalan masa Hindu-Buddha antara lain adalah Kakawin Bharatayuda karya
Mpu Sedah dan Mpu Panuluh, Kitab Negara Kertagama karya Mpu Prapanca, dan Sutasoma
karya Mpu Tantular.