Anda di halaman 1dari 6

Peninggalan-peninggalan Kerajaan Islam di Indonesia

Masjid Raya Baiturrahman. Foto: Wikipedia

Munculnya beberapa kerajaan Islam yang pernah berkuasa di Indonesia terbukti memberikan
pengaruh yang besar terhadap penyebaran agama Islam di Tanah Air. Keberadaan mereka
membuat agama Islam mampu tersebar luas hingga menjadi kepercayaan mayoritas penduduk di
Indonesia.
Tak heran bila terdapat beberapa peninggalan sejarah dari kerajaan Islam yang pernah berdiri di
Indonesia. Bahkan, peninggalannya hingga kini masih dirawat dengan baik meski sudah
berlangsung berabad-abad.
Berikut ini kumpulan peninggalan sejarah kerajaan Islam yang ada di Indonesia.

Masjid Agung Demak

Masjid Agung Demak. Foto: Wikipedia

Raden Patah yang merupakan raja pertama dari Kesultanan Demak sekitar tahun ke-15 Masehi
berhasil mendirikan Masjid Agung Demak sebagai peninggalan kerajaannya. Masjid tersebut
terletak di Kampung Kauman, Kelurahan Bintoro, Kecamatan Demak, Kabupaten Demak,
Provinsi Jawa Tengah.

Batu Nisan Sultan Malik As-Saleh

Batu Nisan Sultan Malik As-Saleh. Foto: jkma-aceh.org


Sebagai kerajaan Islam pertama di Indonesia, Samudera Pasai meninggalkan batu nisan Sultan
Malik As-Saleh yang menjadi peninggalan sejarah kerajaannya. Malik As-Saleh ialah sultan
pertama dari kerajaan Samudera Pasai pada tahun 1267 dan dikenal sebagai .

Masjid Gedhe Kauman

Masjid Gedhe Kauman. Foto: Wikipedia

Masjid Gedhe Kauman menjadi peninggalan kerajaan Islam yang didirikan oleh Sri Sultan
Hamengku Buwono I bersama dengan Kyai Faqih Ibrahim Diponingrat (penghulu keraton
Yogyakarta pertama) dan Kyai Wiryokusumo sebagai arsitek dari masjid ini. Masjid ini
berlokasi di sebelah bagian barat kompleks Alun-alun Utara dari Keraton Yogyakarta.

Masjid Ampel

Masjid Ampel. Foto: Wikipedia


Masjid Ampel merupakan bangunan yang didirikan oleh Sunan Ampel pada tahun 1421.
Letaknya berada di kelurahan Ampel, kecamatan Semampir, kota Surabaya, Provinsi Jawa
Timur.
Masjid Ampel terkesan unik karena memiliki bentuk arsitektur gabungan Tiongkok dan Arab.
Masjid ini kini menjadi salah satu objek wisata religi di Surabaya.

Menara dan Masjid Agung Banten


Menara dan masjid Banten. Foto: Wikipedia
Kerajaan Banten didirikan pertama kali oleh Sunan Gunung Jati dan pernah mencapai masa
kejayaannya pada kepemimpinan Sultan Agung Tirtayasa. Peninggalan kerajaan ini yaitu menara
dan masjid Agung Banten yang dibangun pada abad ke-16. Selain itu, kerajaan Banten juga
meninggalkan keraton Surosowan.

Masjid Raya Baiturrahman

Lonceng Cakraadonya. Foto: Wikipedia

Masjid Raya Baiturrahman merupakan peninggalan kerajaan Aceh yang didirikan Sultan
Iskandar Muda pada 1612. Masjid ini menjadi titik pusat dari segala kegiatan di Aceh
Darussalam.
Namun selain masjid, kerajaan Aceh juga meninggalkan Selain masjid yang satu ini, kerajaan
Aceh juga meninggalkan makam Sultan, lonceng Cakradonya dan taman Putroe Phang.

Masjid Kaitetu atau Wapauwe

Masjid Kairetu atau Wapauwe. Foto: Wikipedia

Salah satu kerajaan Islam di timur Indonesia, Ternate dan Tidore juga meninggalkan masjid tua
sebagai peninggalan sejarahnya. Masjid tersebut diberi nama Kairetu atau Wapauwe dan
didirikan pada 1414.
Kerajaan Hindu Budha di Indonesia serta Peninggalan-peninggalannya

Indonesia memiliki peninggalan-peninggalan Hindu dan Budha yang sangat banyak tersebar di
berbagai daerah. Peninggalan-peninggalan tersebut masih ada yang tersimpan di museum, ada
juga yang berada di lokasi yang sekarang jadi obyek wisata.
Peninggalan-peninggalan Hindu dan Budha tersebut hingga sekarang dijadikan referensi atau
bahan untuk guru Sejarah atau Ilmu Pengetahuan Sosial saat memberikan pembelajaran kepada
para murid-muridnya.
Ada banyak peninggalan-penginggalan masa Hindu Budha di Indonesia. Berikut peninggalan-
peninggalan pada masa Hindu dan Budha di Indonesia:

Candi Borobudur (Dok. Didno)

1.Candi dan Stupa

Candi dan stupa didirikan sebagi tempat pemujaan tetapi ada juga yang didirikan sebagai
makam. Ada banyak peninggalan berupa candi baik yang bercorak Hindu atau Budha. Candi
yang bercorak Hindu seperti candi Prambanan, candi Sukuh, candi Canggal, candi Gedong
Songo. Adapun candi yang bercorak Budha antara lain Borobudur, Mendut, Sewu, dan Plaosan.

Gapura Bajang Ratu (Dok. Didno)

2. Gapura

Gapura adalah bangunan berupa pintu gerbang. Gapura ada yang beratap dan berdaun pintu dan
ada yang menyerupai candi terbelah dua. Gapura yang beratap disebut Paduraksa dan yang
terbelah dua disebut Bentar.

Tirta Jolotundo (Gambar Sekar Rinonce)


3. Petirtaan

Petirtaan adalah pemandian suci untuk kalangan istana atau bangsawan. Misalnya, petirtaan
Tirtha Empul dan Jolotundo.

Patung Ken Dedes (Gambar ruanasagita.blogspot.com)

4. Patung atau Arca

Bentuk patung Hindu dan patung Budha memang berbeda. Patung Hindu umumnya berbentuk
dewa-dewi, tokoh, dan makhluk mistik.
Misalnya, patung Raja Airlangga berbentuk patung dewa Wisnu sedang menunggang garuda,
dan patung Ken Dedes dalam wujud Dewi Prajnaparamita. Sedangkan patung Buddha,
bentuknya mewujudkan Sang Buddha Gautama sendiri.
Patung Buddha tampil dalam berbagai posisi. Misalnya, sikap dhyana-mudra yaitu sikap tangan
sedang bersemadi atau sikap wara-mudra yaitu sikap tangan sedang memberi anugerah.

Relief Candi Borobudur (Dok. Didno)

5. Relief

Relief adalah seni pahat pada dinding suatu bangunan atau candi. Relief itu melukiskan suatu
cerita. Contohnya relief yang ada pada Candi Borobudur dan Prambanan.

Prasasti Ciaruteun (Gambar Wikipedia.org)

6. Prasasti
Prasasti merupakan tulisan pada batu yang memuat berbagai informasi tentang sejarah, dan
peringatan atau catatan suatu peristiwa. Misalnya Prasasti Canggal, Prasasti Ciaruteun, Prasasti
Talang Tuo, dan Prasati Kota Kapur, dan lainnya.

Kitab Negara Kertagama (Gambar bunga911.blogspot.com)

7. Kitab

Kitab merupakan karangan berupa kisah, catatan, laporan tentang suatu peristiwa atau sejarah.Isi
kitab tidak berupa kalimat langung melainkan rangkaian puisi indah dalam sejumlah bait.
Ungkapan dalam bentuk puisi ini biasa disebut Kakawin.
Kitab-kitab peninggalan masa Hindu-Buddha antara lain adalah Kakawin Bharatayuda karya
Mpu Sedah dan Mpu Panuluh, Kitab Negara Kertagama karya Mpu Prapanca, dan Sutasoma
karya Mpu Tantular.

Anda mungkin juga menyukai