Anda di halaman 1dari 9

Assalamualaikum Pak, baiklah saya akan menanggapi diskusi sesi 2 ini.

Bila Anda ditugaskan untuk melakukan evaluasi, bagaimanakah cara mengevaluasi program
pendidikan inklusif dengan evaluasi Model kesenjangan?
Jawaban
Langkah-langkah evaluasi Model Kesenjangan yaitu:
1. Pertama : Tahap Penyusunan Desain. Dalam tahap ini kegiatan-kegiatan yang dilakukan
adalah
a. Merumuskan tujuan program
b. Menyiapkan siswa, staf dan kelengkapan lain
c. Merumuskan standar dalam bentuk rumusan yang menunjuk pada suatu yang diukur, biasa di
dalam langkah ini evaluator berkonsultasi dengan bagian pengembangan program (program
developer). Standar yang dimaksud adalah kriteria yang telah dikembangkan dan ditetapkan
dengan menunjuk pada hasil efektif.
2. Kedua : Tahap penetapan Kelengkapan Program. Tahap ini hendak melihat apakah
kelengkapan yang tersedia sudah sesuai dengan yang diperlukan atau belum. Dalam tahap ini
dilakukan kegiatan
a. Meninjau kembali penetapan standar
b. Meninjau program yang sedang berjalan
c. Meneliti kesenjangan antara yang direncanakan dengan yang sudah dicapai
3. Ketiga : Tahap Proses. Dalam tahap ketiga dari evaluasi kesenjangan ini adalah mengadakan
evaluasi, tujuan manakah yang sudah dicapai. Tahap ini juga disebut tahap mengumpulkan data
dari pelaksanaan program.
4. Keempat : Tahap Pengukuran Tujuan. Yakni tahap mengadakan analisis data dan menetapkan
tingkat output yang diperoleh. Pertanyaan yang diajukan dalam tahap ini adalah “apakah
program sudah mencapai tujuan terminalnya?”.
5. Kelima : Tahap Perbandingan. Yakni tahap membandingkan hasil yang telah dicapai dengan
tujuan yang telah ditetapkan. Dalam tahap ini evaluator menuliskan semua penemuan
kesenjangan atau ketidaksesuaian, untuk disajikan kepada para pengambil keputusan, agar
mereka dapat memutuskan kelanjutan dari program tersebut. Kemungkinan yang dapat dilakukan
oleh para pengambil keputusan adalah
a. Menghentikan program
b. Mengganti atau merevisi program
c. Meneruskan program
d. Memodifikasi tujuan dari program
Pada pendidikan dasar, kehadiran pendidikan inklusi perlu dapat mendapat perhatian lebih.
Pendidikan inklusi perlu mendapat perhatian lebih. Pendidikan inklusi sebagai layanan
pendidikan yang mengikutsertakan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) belajar bersama anak
normal (non-ABK) usia sebayanya di kelas biasa yang terdekat dengan tempat tinggalnya.
Menerima ABK di sekolah dasar terdekat merupakan mimpi yang indah yang dirasakan orang
tua yang memiliki anak dengan kebutuhan khusus.
Bila saya ditugaskan untuk melakukan evaluasi, cara mengevaluasi program pendidikan inklusif
dengan evaluasi Model kesenjangan yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Pada tahap pertama mengenai penyusunan desain, telah dirumuskan tujuan program yang
meliputi outcome, yang merupakan tujuan berdampak tidak langsung namun lebih luas, dan
output yang merupakan tujuan berdampak langsung pada focus atau subyek program selanjutnya,
pada tahap ini dilakukan penyiapan siswa, staf dan kelengkapan lain telah terangkum di dalam
unsur input yang terdiri dari siswa, pendidik, tenaga kependidikan, sarana prasarana, lingkungan.
Standar yang berupa rumusan pencapaian target juga telah ditentukan dalam indicator-indikator
pencapaian masing-masing komponen.
Pada tahap kedua yakni tahap penetapan kelengkapan program yang melihat apakah kelengkapan
yang tersedia sudah sesuai dengan yang diperlukan atau belum, diwadahi dalam kisi-kisi evaluasi
pada bagian indicator ketercapaian dan juga teknik evaluasinya. Tahap ketiga yang menilai
proses juga telah mendapatkan tempat yang sama dalam kisi-kisi tersebut, sebagai unsur
evaluasi. Dalam tahap ketiga yang menilai kesenjangan tersebut mempertanyakan tujuan. Tujuan
manakah yang sudah dicapai. Sedangkan pada tahap keempat yang melakukan pengukuran
tujuan, ditunjukkan dalam matriks dengan memberikan indicator ketercapaian. Untuk tahap
kelima mengenai perbandingan, tidaklah lain merupakan hasil evaluasi. Berdasarkan teknik
evaluasi yang direncanakan akan dapat dilihat, apakah tujuan penetapannya dijabarkan dalam
indicator telah sesuai dengan praktek atau fakta yang ditemukan di lapangan.
Terima kasih

Sebagai balasan Kiriman pertama


Re: Diskusi.2

oleh JALIARNI 530047396 - Rabu, 31 Maret 2021, 11:09


Bismislahirrahmanirrahim

Assalamualaikum warahmatulahhi wabarakatuh

Bapak DR Dosen Pembimbing Tuton yang Saya hormati, Sahabat mahasiswa semua, semoga
dalam keadaan sehat. Aamiin

Bahan Diskusi:
Bila Anda ditugaskan untuk melakukan evaluasi, bagaimanakah cara mengevaluasi program
pendidikan inklusif dengan evaluasi model kesenjangan?

Pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan


kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan atau
bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan
pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya.

Evaluasi Model Kesejangan dikembangkan oleh Malcolm Provus Tahun 1971, dan sering kali
model ini disebut sebagai Provus’s Discrepancy Model Evaluation atau disingkat menjadi
Provus’s DEM. Evaluasi kesenjangan dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kesesuaian antara
standard yang sudah ditentukan dalam program dengan penampilan aktual dari program tersebut.

Baik Kembali ke bahan diskusi, Jika Saya ditugaskan untuk melakukan evaluasi program
Pendidikan inklusif dengan evaluasi model kesenjangan maka Saya akan melakukan dua
hal :

1. Menyusun matriks atau kisi-kisi evaluasi

Aspek Kriteria Indikator  Ketercapaian Teknik Evaluasi Sumber


Evaluas Informasi
i
Outcom Kesetaraan Penerimaan dan akses  Studi dokumentasi  
e hak dalam ABK dalam pendidikan  Wawancara
(dampa bidang pen- formal dan non formal  Angket  Kepala
k jangka didikan bagi  Observasi sekolah
panjang anak  Guru  Guru
) berkebutuhan  Orang tua ABK  Siswa
khusus ABK
 Siswa ABK
(ABK).
 
Output Sekolah  Jumlah sekolah    
(dampa reguler inklusi    Guru
k menerima  Kurikulum yang  obsevasi
langsun ABK dan disesuaikan  wawancara      Siswa ABK
g) memfasilitasi  Sikap inklusif
kebutuhan stakeholder sekolah
khususnya  Lingkungan
 obsevasi
 wawancara
 Guru
 Orang tua ABK
 Siswa ABK

Proses Siswa ABK  Program Individual    


dapat  Guru pendamping
mengikuti khusus terlatih  obsevasi  Guru
proses belajar  Lingkungan  wawancara   Siswa
mengajar Inklusif dan Ramah ABK
sesuai dengan Pembelajaran
kebutuhan  Obsevasi
khususnya  wawancara
 Guru
 Siswa ABK
Input Sekolah  Dokumen Pedoman    Kepala
Reguler telah penerimaan siswa Sekolah
memiliki berkebutuhan  Obsevasi  Guru
Pedoman dan khusus  Wawancara  Orang
SOP  Dokumen SOP  Studi dokumentasi  tua
penerimaan penerimaan siswa ABK
siswa berkebutuhan  Siswa
berkebutuhan khusus ABK
khusus, dan  Catatan proses  Siswa
telah penerimaan siswa Reguler
diimplementa berkebutuhan
sikan. khusus  
 Obsevasi
 Wawancara
 Studi dokumentasi

Siswa Siswa  Siswa dipersiapkan    Guru


memperoleh sebelum masuk  Siswa
pendampinga sekolah reguler.  Observasi ABK
n untuk  Guru pendamping  Wawancara
kebutuhan khusus tersedia.
khususnya.   Alat peraga dan  
media pembelajaran
yang disesuaikan.  
 Lingkungan fisik
dan non fisik yang
 Observasi
 Wawancara

Pendidi Pendidik  Jumlah guru reguler    Kepala


k reguler yang yang mendapat sekolah
telah pelatihan mengenai  Studi vdokumentasi  Guru
memperoleh pendidikan inklusi.  Observasi  Siswa
pelatihan  Jumlah guru  Wawancara v ABK
mengenai pendamping khusus
pendidikan dengan agenda  
inklusi dan yang jelas.
pendidik yang o Studi
bertugas dokumentasi
secara khusus o Observasi
sebagai Guru o Wawancara
Pendamping
Khusus.
Kurikul Kurikulum  Rencana pendidkan    Kepala
um yang individu dengan sekolah
(materi, disesuaikan metode pengajaran  Guru
metode, dengan yang sesuai.  Studi  Siswa
media, kemampuan  Media o Obdservasi ABK
dll) siswa pembelajaran yang o Wawancara  
berkebutuhan sesuai kebutuhan  
khusus siswa berkebutuhan dokumentasi
disertai khusus.
metode dan  Studi dokumentasi  Observasi
media yang  Observasi  Wawancara 
kreatif yang  Wawancara
dapat
mengoptimal
kan
kemampuan
siswa
berkebutuhan
khusu
Sarana Gedung dan  Ketersediaan Toilet    Kepala
prasaran prasarana  Ketersediaan rambu sekolah
a yang yang mengakomodi  Obdservasi  Guru
memenuhi r kebutuhan ABK.  Wawancara    Siswa
asas  Pencahayaan kelas ABK
kegunaan, dan audio yang
kemandirian, jelas  
kemudahan,  Obdservasi
dan  Wawancara  
keamanan
Tendik Tenaga Tendik telah mengikuti  Dokumentasi  Kepala
kependidikan pelatihan mengenai  Observasi sekolah
yang pendidikan inklusi.  Wawancara  Tendik
memiliki  Siswa
sikap yang   ABK
ramah ABK
 
Lingkun Lingkungan  Lingkungan gedung    Kepala
gan fisik sekitar sekolah sekolah
gedung  Sikap yang ramah    Tendik
sekolah dan terhadap ABK oleh  Siswa
lingkungan staf sekolah, teman  Observasi ABK
non fisik sekolah.  wawancara  Siswa
yang bersikap  Dokuntasi non
ramah dan  Observasi   ABK
inklusif  Wawancara
 
Konteks Pendidikan  Penerapan regulasi    Dinas
Inklusi yang pemerintah atas hak pendidi
dimaksud pendidikan anak kan
adalah berkebutuhan  Dokuntasi  Kepala
sekolah khusus.  Observasi sekolah
reguler yang  Pendampinga n dan  Wawancara  Guru
menerima pembinaan dari dan
siswa dinas terkait.   Tendik
berkebutuan  Melengkapi sumber  Siswa
khusus, daya sekolah, baik ABK
terutama SDM maupun  Siswa
disabilitas sumberdaya non
fisik dan lainnya. ABK
indera.  Pembangunan
Pendidikan inklusif disabilitas.  
inklusi tidak  Dokumentasi
bermaksud  Observasi
untuk  Wawancara
mengakhiri
pendidikan
khusus
 

1. Melakukan Evaluasi didasarkan atas model evaluasi kesenjangan

Dengan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut:

1. Tahap pertama : Penyusunan Desain,

Tujuan program telah dirumuskan yang meliputi outcome, yang merupakan tujuan berdampak
tidak langsung namun lebih luas, dan output yang merupakan tujuan berdampak langsung pada
fokus atau subyek program. Selanjutnya,  dilakukan penyiapan siswa, staf dan kelengkapan lain
telah terangkum di dalam unsur input yang terdiri dari siswa, pendidik, tenaga kependidikan,
sarana prasarana, lingkungan. Standar yang berupa rumusan pencapaian target juga telah
ditentukan dalam indikator-indikator pencapaian masing-masing komponen.

1. Tahap kedua : Penetapan Kelengkapan Program

Melihat apakah kelengkapan yang tersedia sudah sesuai dengan yang diperlukan atau belum,
terdapat di dalam kisi-kisi evaluasi pada bagian indikator ketercapaian dan juga teknik
evaluasinya.

1. Tahap ketiga : Proses


Tahap ini adalah melakukan penilaian terhadap proses, juga telah mendapatkan tempat yang
sama dalam kisi-kisi tersebut, sebagai unsur evaluasi. Dimana yang  menilai kesenjangan
tersebut mempertanyakan tujuan-tujuan manakah yang sudah dicapai.  

1. Tahap keempat yang melakukan pengukuran tujuan : ditunjukkan dalam matrik


dengan memberikan indikator ketercapaian. 
2. Tahap kelima mengenai pembandingan (Programe Comparison): merupakan hasil
evaluasi. Berdasarkan teknik evaluasi yang direncanakan akan dapat dilihat, apakah
tujuan yang penetapannya dijabarkan dalam indikator telah sesuai dengan praktek atau
fakta yang ditemukan di lapangan. Yang menilai menuliskan semua penemuan
kesenjangan atau ketidaksesuaian, untuk disajikan kepada para pengambil keputusan,
agar mereka dapat memutuskan kelanjutan dari program tersebut. Kemungkinan yang
dapat dilakukan oleh para pengambil keputusan adalah:
1. Menghentikan program
2. Mengganti atau merevisi program
3. Meneruskan program
4. Memodifikasi tujuan dari program

Demikian tanggapan Saya dan terima kasih.

JALIARNI 530047396

Referensi

Retnawati. Heri, Mulyatiningsih Endang (2020).Evaluasi Program Pendidikan. Tanggerang


Selatan: Universitas Terbuka. 

https://suciptoardi.wordpress.com/2011/01/03/evaluasi-program-malcolm-provus-dem-
discrepancy-evaluation-model/ diunduh Senin 29032021

Sebagai balasan Kiriman pertama


Re: Diskusi.2

oleh REDI PRASETIO 530047103 - Rabu, 31 Maret 2021, 13:04


Assalamu'alaikum wr. wb. Dosen Tuton dan teman – teman mahasiswa yang saya hormati.
Saya akan menanggapi topik diskus pada sesi 2 ini tentang evaluasi program pendidikan inklusif
dengan evaluasi model kesenjangan.
Pendidikan Inklusif adalah sistem layanan pendidikan yang mengatur agar difabel dapat dilayani
di sekolah terdekat, di kelas reguler bersama-sama teman seusianya. Pendidikan inklusif dapat
berarti penerimaan siswa atau mahasiswa yang memiliki hambatan ke dalam kurikulum,
lingkungan, interaksi sosial dan konsep diri (visi-misi) sekolah atau universitas.
Pendidikan inklusif bertujuan untuk menyatukan atau menggabungkan pendidikan reguler
dengan pendidikan khusus ke dalam satu sistem lembaga pendidikan yang dipersatukan untuk
mempersatukan kebutuhan semua. Pendidikan inklusif bukan sekadar metode atau pendekatan
pendidikan melainkan suatu bentuk implementasi filosofi yang mengakui kebhinekaan antar
manusia yang mengemban misi tunggal untuk membangun kehidupan bersama yang lebih baik.
Evaluasi kesenjangan dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kesesuaian antara standar yang
sudah ditentukan dalam program dengan penampilan aktual dari program tersebut. Kunci dari
evaluasi discrepancy atau model Provus ini adalah dalam hal membandingkan penampilan
dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Empat tahap untuk melaksanakan model evaluasi kesenjangan dan satu tahap pilihan sebagai
berikut :
1. Definisi : Mendefinisikan tujuan, proses, aktivitas, dan menentukan sumber daya untuk
mencapai tujuan.
2. Instalasi : Penyusunan instrumen- instrumen untuk menindentifikasi adanya kesenjangan
3. Proses : merupakan pengumpulan data dari program
4. Produk : merupakan evaluasi apakah tujuan dari program telah tercapai
Kembali ke topik diskusi :
“Bila Anda ditugaskan untuk melakukan evaluasi, bagaimanakah cara mengevaluasi program
pendidikan inklusif dengan evaluasi model kesenjangan? “
Tanggapan :
Jika saya ditugaskan melakukan observasi , langkah-langkah atau tahap-tahap yang dilalui dalam
melakukan evaluasi yang didasarkan atas model evaluasi kesenjangan adalah sebagai berikut :
1. Pertama: Tahap Penyusunan Desain.
Dalam tahap ini kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah :
a. Merumuskan tujuan program.
b. Menyiapkan siswa, staf dan kelengkapan lain.
c. Merumuskan standar dalam bentuk rumusan yang menunjuk pada suatu yang
dapat diukur, biasa di dalam langkah ini kita sebagai evaluator berkonsultasi dengan bagian
pengembangan program (program developer).
2. Kedua : Tahap Penetapan Kelengkapan Program.
Dalam tahap ini hendaknya kita mengevaluasi apakah kelengkapan yang tersedia sudah sesuai
dengan yang diperlukan atau belum. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini :
a. Meninjau kembali penetapan standar.
b. Meninjau program yang sedang berjalan.
c. Meneliti kesenjangan antara yang direncanakan dengan yang sudah dicapai.
3. Ketiga : Tahap Proses (Process).
Untuk tahap ketiga dari evaluasi kesenjangan ini adalah mengadakan evaluasi, tujuan-tujuan
manakah yang sudah dicapai. Tahap ini juga disebut tahap “mengumpulkan data dari
pelaksanaan program”.
4. Keempat : Tahap Pengukuran Tujuan (Product).
Merupakan tahap menganalisis data dan menetapkan tingkat output yang diperoleh. Pertanyaan
yang diajukan dalam tahap ini adalah, “apakah program sudah mencapai tujuan terminalnya?”
5. Kelima : Tahap Pembandingan (Program Comparison), yaitu tahap membandingkan hasil
yang telah dicapai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dalam tahap ini evaluator menuliskan
semua penemuan kesenjangan atau ketidaksesuaian, untuk disajikan kepada para pengambil
keputusan, agar mereka dapat memutuskan kelanjutan dari program tersebut. Kemungkinan yang
dapat dilakukan oleh para pengambil keputusan adalah :
a. Menghentikan program.
b. Mengganti atau merevisi program.
c. Meneruskan program.
d. Memodifikasi tujuan dari program.
Kesimpulan : bahwa model evaluasi kesenjangan merupakan model evaluasi yang
membandingkan penampilan dan tujuan yang ditetapkan. Dalam mengevaluasi program inklusif
dengan model evaluasi kesenjangan terdapat lima langkah yaitu : Tahap penyusunan pesain,
tahap penetapan kelengkapan program, tahap proses, tahap pengukuran tujuan, dan tahap
pembandingan.
Demikian tanggapan saya. Terima kasih.
Wassalamu'alaikum wr.wb.

Sumber/referensi :
https://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_inklusif
https://e-jurnal.stp-ipi.ac.id
Heri Retnawati, Endang Mulyatiningsih, 2020. Evaluasi Program Pendidikan. Tangerang.
Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai