Aspek Hukum Kepemilikan Rekam Medis Ihub 43666be1
Aspek Hukum Kepemilikan Rekam Medis Ihub 43666be1
Abstrak
Abstract
Article 12, point 1 of the Regulation of the Health Minister No. 269/MENKES/PER/III/2008 on
Medical Record, Article 46, paragraph 1 of UUPK on the Implementing RI 'RFWRUV¶ 'RFXPHQWV
RI 0HGLFDO 5HFRUG RQ SDWLHQWV¶ UHFRUGV DQG $UWLFOH RI 883. 1R GR QRW VWDWH WKDW
they belong to patients. The regulation of the Health Minister No. 269/MENKES/PER/III/2008
on Medical Record embodied in UUPK does not enlarge, diminish, or change the legal content
on UUPK so that the contradiction in the ownership of medical records is not complete medical
records. The perspective of medical records is the domain of judicial normative. This research
was expected to produce a new concept of the ownership of medical records positively without
hampering patients to obtain their rights and to create the idea of the ownership of medical
records according the prevailing law of property in Indonesia. The ownership of medical
records should belong partly to patients.
yang sebahagian besar didasarkan suatu medis yang tersedia maka tindakannya
hubungan professional medik. itu didasarkan tanggungjawab atas
Meski rekam medis bersifat kesehatan sendiri; disnilah timbul kerja
rahasia dan tidak dapat dibawa sama antara dokter dengan pasien,
seterusnya, kecuali memperoleh bukan jual beli, pada saat pasien datang
perijinan dari si empunya rekam medis, kepada dokter untu meminta
bukan berarti rekam medis tidak boleh pertolongan terjadilah konrak secara
atau tidak dapat dimusnahkan. Oleh tidak tertulis.
karena rekam medis memiliki nilai guna Kewajiban untuk membuat
hukum dan ilmu pengetahuan, ada rekam medis telah diatur dalam
beberapa aturan yang harus diperhatikan Undang-undang nomor 29 tahun 2004
pada saat akan melaksanakan Tentang Praktik Kedokteran. Seorang
pemusnahan: dokter ataupun dokter gigi dalam
1. Berkas Rekam Medis yg dlm menjalankan praktik pribadi maupun
perkara ditahan 10 tahun setelah praktik di rumah sakit serta institusi
perkara terakhir selesai pelayanan kesehatan lainnya diwajibkan
2. Dalam keadaan biasa, menyimpan membuat rekam medis. Melalui rekam
berkas rekam medis 5 tahun setelah medis yang dibuat maka seorang dokter
kunjungan pasien terakhir, maupun dokter gigi dapat mengetahui
sesudahnya berkas rekam medis pelayanan kesehatan yang telah
boleh dimusnahkan kecuali diberikan kepada pasien dan sebaliknya
dihalangi oleh peraturan yang ada pasien dapat mengetahui tindakan yang
sesudahnya, sebelum memulai telah dilakukan dokter pada dirinya, di
pemusnahan, perlakukan berkas samping itu juga rekam medis dapat
sebagai berikut: menjadi ukuran terhadap mutu
a. Diambil informasi-informasi pelayanan yang diberikan.
utama; Dokter tidak ada kewajiban untu
b. Menyimpan berkas anak-anak memberikan bantuan dalam keadaan
hingga batas usia tertentu sesuai tertentu yang diatur husus dalam
dengan ketentuan yang berlaku undang-undang, bahkan kewajiban
c. Menyimpan berkas rekam medis dokter untuk memberikan bantuan dapat
dengan kelainan jiwa sesuai timbul dari peraturan tidak tertulis yaitu
dengan ketentuan yang berlaku. jika didasarkan pada norma kecermatan
Data dan informasi pelayanan atau kesamaan di dalam suatu kasus
medis yang berkualitas serta terintegrasi yang konkrit memerlukan bantuan
dengan baik dan benar sumber medik.
utamanya adalah berasal dari data klinis Bila diamati apa yang diatur
rekam medis. dalam kitab Undang-Undang Acara
Dilain pihak Leneen Pidana dan Hukum Acara Perdata (HIR)
berpendapat bahwa berdasarkan prinsip tidak ada satu ketegasan mengatur
penentuan nasib sendiri (self bahwa catatan elektronik ditempatkan
determination) dan prinsip bahwa setiap sebagai alat bukti utama. HIR pasal 164
orang bertanggung jawab terhadap menegaskan bahwa alat-alat bukti
dirinya sendiri, maka setiap orang terdiri dari, bukti dengan surat, bukti
mempunyai hak untuk menentuan dengan saksi, persangkaan-persangkaan,
apakah ada manfaat pelayanan medis pengakuan dan sumpah. Begitu pula
yang tersedia atau tidak; oleh karena itu dalam Hukum Acara Pidana Pasal 184
jika seseorang datang bersepada seorang menegaskan bahwa alat bukti yang sah
dokter untuk memanfaatkan pelayanan ialah keterangan saksi, keterangan ahli,
meskipun antara berkas dan isi tersebut maupun tidak langsung; dan d. dari
merupakan satu kesatuan yang tidak tenaga kesehatan. Ketentuan mengenai
dapat dipisahkan. Dari sudut hukum, rekam medis sebagaimana dimaksud
rekam medis merupakan dokumen yang pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan
berupa kertas dan berisi tulisan yang Peraturan Menteri. Hak pasien atas isi
mengandung arti tentang suatu keadaan, rekam medis ini juga ditegaskan dalam
kenyataan atau perbuatan. Namun Pasal 52 UU Praktik Kedokteran:
demikian, antara kepemilikan berkas ³3DVLHQ GDODP PHQHULPD SHOD\DQDQ
dan isinya dapat dibedakan, yaitu pada praktik kedokteran, mempunyai
berkas rekam medis milik sarana hak, mendapatkan penjelasan secara
pelayanan kesehatan sedangkan isi lengkap tentang tindakan medis
rekam medis milik pasien seperti sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45
ditentukan dalam Pasal 12 Permenkes ayat (3); meminta pendapat dokter atau
Rekam Medis. Pasal 47 ayat (2) dokter gigi lain; mendapatkan
Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 pelayanan sesuai dengan kebutuhan
tentang Praktek Kedokteran medis; menolak tindakan medis; dan
menyatakan : Rekam Medis harus PHQGDSDWNDQ LVL UHNDP PHGLV ´
disimpan dan dijaga kerahasiaannya
oleh dokter atau dokter gigi dan 4. KESIMPULAN
pimpinan sarana pelayanan kesehatan. a. Eksistensi Rekam Medis
Berhubungan dengan kewajiban untuk (Medical Recod) dalam
menyimpan rahasia kedokteran Pertanggungjawab Pelayanan
ditentukan dalam Pasal 48 Undang- Kesehatan adalah Sebagai alat
Undang No. 29 Tahun 2004 tentang komunikasi antara dokter dengan
Praktek Kedokteran. Pasien adalah tenaga ahlinya yang ikut ambil
seseorang yang menerima perawatan bagian dalam memberikan
medis. Kata pasien dari bahasa pelayanan pengobatan, perawatan
Indonesia analog dengan kata patient kepada pasien.Sebagai bukti
dari bahasa Inggris. Patient diturunkan tertulis atas segala tindakan
dari bahasa Latin yaitu patiens yang pelayanan, perkembangan
memiliki kesamaan arti dengan kata penyakit, dan pengobatan selama
kerja pati yang artinya "menderita", pasien berkunjung/dirawat di
orang sakit (yang dirawat dokter), rumah sakit.Sebagai bahan yg
penderita (sakit). Sedangkan menurut berguna untuk analisa, penelitian,
Kamus Besar Bahasa Indonesia, pasien dan evaluasi terhadap kualitas
adalah Dalam Undang-Undang pelayanan yg diberikan kepada
Republik Indonesia Nomor 29 Tahun pasien.Melindungi kepentingan
2004 tentang Praktik Kedokteran hukum bagi pasien, rumah sakit
menyebutkan bahwa pasien adalah maupun dokter dan tenaga
setiap orang yang melakukan konsultasi kesehatan;
masalah kesehatannya untuk b. Hak kepemilikan rekam medis
memperoleh pelayanan kesehatan yang jika dihubungkan dengan hak
diperlukan baik secara langsung pasien adalah bahwa Pasal 47
maupun tidak langsung kepada dokter ayat (1) UU PraktekKedokteran
atau dokter gigi. Dari beberapa bahwa dokumen rekam medis
pengertian tersebut dapat diambil milik dokter, doktek gigi,
kesimpulan bahwa pasien yaitu: a. atausarana pelayanan kesehatan,
setiap orang; b. menerima/memperoleh sedangkan isi rekam medis milik
pelayanan kesehatan; c. secara langsung pasien.Kepemilikan rekam medis