Anda di halaman 1dari 14

Vol. 2 No.

1 Mei 2017 Tiromsi Sitanggang_Aspek Hukum Kepemilikan Rekam Medis


Dihubungkan dengan Perlindungan Hak Pasien

ASPEK HUKUM KEPEMILIKAN REKAM MEDIS


DIHUBUNGKAN DENGAN PERLINDUNGAN
HAK PASIEN
Tiromsi Sitanggang

Universitas Islam Bandung


e- mail : tiromsi @yahoo.co.id

Abstrak

Pasal 12 ayat(1), ayat(2) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 269/MENKES/PER/III/2008


tentang Rekam Medis berkas rekam medis milik sarana pelayanan kesehatan, isi rekam medik
merupakan milik pasien, Undang-Undang Praktek Kedokteran No: 29/2004 pada Pasal 47
tidak menyebut yang menjadi milik pasien adalah ringkasan. Pertentangan tentang kepemilikan
rekam medis disebut benda bergerak dikaitkan dengan hukum kebendaan. Tujuan penelitian ini
yaitu untuk mengetahui aspek kepemilikan rekam medis/benda bergerak dihubungkan dengan
hak pasien. Metoda penelitian yang digunakan berupa penelitian hukum normatif.Kepemilikan
rekam medis sebagai benda bergerak menurut hukum kebendaan perlu penataan kembali, isi
rekam medis dapat diberikan kepada pemiliknya. Sebelum memberikan isi rekam medis, sarana
kesehatan harus menerangkan isi rekam medis kepada pasien/keluarga untuk dipahami.
Penyerahan isi rekam medis disertai penandatanganan pernyataan kalau suatu saat
kerahasiaan isi dari rekam medis terbuka untuk umum/masyarakat maka yang bertanggung
jawab adalah orang yang menandatangani tanda terima rekam medis dari sarana pelayan
kesehatan sehingga pelayanan kesehatan secara promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative
mengujutkan cita-cita bangsa ini, Indonesia sehat. Kepemilikan rekam medis adalah bahagian
dari hak pasien.

Kata Kunci : Hak Memiliki, Rekam Medis, Pasien

Abstract

Article 12, point 1 of the Regulation of the Health Minister No. 269/MENKES/PER/III/2008 on
Medical Record, Article 46, paragraph 1 of UUPK on the Implementing RI 'RFWRUV¶ 'RFXPHQWV
RI 0HGLFDO 5HFRUG RQ SDWLHQWV¶ UHFRUGV DQG $UWLFOH RI 883. 1R GR QRW VWDWH WKDW
they belong to patients. The regulation of the Health Minister No. 269/MENKES/PER/III/2008
on Medical Record embodied in UUPK does not enlarge, diminish, or change the legal content
on UUPK so that the contradiction in the ownership of medical records is not complete medical
records. The perspective of medical records is the domain of judicial normative. This research
was expected to produce a new concept of the ownership of medical records positively without
hampering patients to obtain their rights and to create the idea of the ownership of medical
records according the prevailing law of property in Indonesia. The ownership of medical
records should belong partly to patients.

Keywords: Right to Own, Medical Records, Patients

A. PENDAHULUAN Pelayanan kesehatan adalah: Setiap


1.1. Latar Belakang Masalah upaya baik yang diselenggarakan
Pelayanan kesehatan merupakan sendiri atau bersama-sama dalam suatu
salah satu upaya yang dapat dilakukan organisasi untuk meningkatkan dan
untuk meningkatkan kesejahteraan memelihara kesehatan, mencegah
masyarakat secara keseluruhan. penyakit, mengobati penyakit dan

198 Jurnal Penelitian Pendidikan Sosial Humaniora


Vol. 2 No. 1 Mei 2017 Tiromsi Sitanggang_Aspek Hukum Kepemilikan Rekam Medis
Dihubungkan dengan Perlindungan Hak Pasien

memulihkan kesehatan yang ditujukan pemeriksaan dan tindakan yang terkait


kepada perorangan, kelompok atau dengan penanganan pasien oleh dokter.
masyarakat. Rekam medis merupakan berkas
Dalam memberikan pelayanan yang berisikan catatan dan dokumen
kesehatan diharapkan rumah sakit dapat tentang identitas pasien, pemeriksaan,
memberikan pelayanan yang pengobatan, tindakan, dan pelayanan
berkualitas. Benjamin menyebutkan lain yang telah diberikan kepada pasien.
bahwa pelayanan kesehatan yang baik Rekam medis adalah kumpulan
secara umum berarti memiliki rekam keterangan tentang identitas, hasil
medis yang baik pula. Negara Kesatuan anamnesis, pemeriksaan dan catatan
Republik Indonesia adalah negara segala kegiatan para pelayan kesehatan
hukum, semua perbuatan dan tindakan atas pasien dan dari waktu-kewaktu.
senantiasa didasari kepada hukum, Gemala R. Hatta dalam
begitu juga dalam hubungan antara makalahnya yang berjudul
tenaga kesehatan dengan pasien terikat ³3HUDQDQ5HNDPDQ 0HGLN .HVHKDWDQ
kepada hubungan hukum. (medical record) dalam Hukum
Rekam medis merupakan berkas Kedokteran, menyatakn´ UHNDP PHGLV
yang berisi catatan dan dokumen dirumuskan sebagai kumpulan segala
mengenai identitas pasien, pemeriksaan, kegiatan yang dilakukan oleh para
pengobatan, tindakan, dan pelayanan pelayan kesehatan yang ditulis,
yang telah diberikan oleh tenaga digambarkan, atas aktivitas terhadap
kesehatan terhadap pasien. Rekam pasien. Rekam medis harus dibuat
medis sangat diperlukan dalam setiap secara tertulis, lengkap dan jelas atau
sarana pelayanan kesehatan, maupun secara elektronik.
pelayanan kesehatan terhadap aspek Rekam medik adalah keterangan
hukum. Dari aspek hukum, rekam baik tertulis maupun rekaman tentang
medis dipergunakan sebagai alat bukti indentitas, anamnesis, penentuan fisik,
dalam perkara hukum. pemeriksaan laboratorium/radiologi,
Menurut Undang-Undang diagnosis, segala pelayanan dan
Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah tindakan medis yang diberikan kepada
Sakit Pasal 46, rumah sakit pasien baik pelayanan rawat jalan, rawat
bertanggungjawab secara hukum inap,maupun pelayanan gawat darurat
terhadap semua kerugian yang yang diberikan kepada pasien.
ditimbulkan atas kelalaian yang Menurut Kementerian
dilakukan oleh tenaga kesehatan di Kesehatan rekam medis sangat penting
rumah sakit. Tanggung jawab hukum dalam mengukur mutu pelayanan medis
rumah sakit dalam pelaksanaan yang diberikan oleh rumah sakit beserta
pelayanan kesehatan terhadap pasien staf medisnya. Salah satu parameter
dapat dilihat dari aspek etika profesi, untuk menentukan mutu pelayanan
hukum adminstrasi, hukum perdata dan kesehatan di rumah sakit adalah data
hukum pidana. atau informasi dari rekam medis yang
Dalam pelayanan kesehatan, baik dan lengkap. Indikator mutu rekam
rekam medis sangat melekat dalam medis yang baik adalahkelengkapanisi,
kegiatan pelayanan kesehata, sehingga akurat, tepat waktu dan pemenuhan
ada ungkapan rekan medis merupakan aspek persyaratan hukum.
pihak ketiga pada saat dokter menerima Dalam hal terjadi kesalahan
pasien. Hal ini dapat dipahami karena dalam melakukan pencatatan pada
rekam medis merupakan catatan rekam medis, berkas dan catatan tidak
boleh dihilangkan atau dihapus dengan

199 Jurnal Penelitian Pendidikan Sosial Humaniora


Vol. 2 No. 1 Mei 2017 Tiromsi Sitanggang_Aspek Hukum Kepemilikan Rekam Medis
Dihubungkan dengan Perlindungan Hak Pasien

cara apapun. Perubahan catatan atau


kesalahan dalam rekam medis hanya Dalam mengelola rekam medis,
dapat dilakukan dengan pencoretan dan setiap rumah sakit selalu mengacu
dibubuhi paraf petugas yang kepada pedoman atau petunjuk teknis
bersangkutan. pengelolaan rekam medis yang dibuat
Kegunaan rekam medis secara oleh rumah sakit yang bersangkutan.
umum meliputi: Pengelolaan rekam medis dirumah sakit
1. Sebagai alat komunikasi antar dokter adalah untuk menunjang tercapainya
dengan tenaga ahli lainnya yang ikut tertib administrasi dalam rangka upaya
ambil bagian di dalam memberikan mencapai tujuan rumah sakit, yaitu
pelayanan, pengobatan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan
perawatan kepada pasien. di rumah sakit. Dalam pengelolaan
2. Sebagai dasar untuk merencanakan rekam medis untuk menunjang mutu
pengobatan/perawatan yang harus pelayanan bagi rumahsakit, pengelolaan
diberikan pada seorang pasien. rekam medis harus efektif dan efisien.
3. Sebagai bukti tertulis atas segala Rekam medis dibuat oleh dokter
tindakan pelayanan, perkembangan atau dokter gigi segera dan dilengkapi
penyakit dan pengobatan selama setelah pasien menerima pelayanan
pasien berkunjung/dirawat di rumah kesehatan. Pembuatan rekam medis
sakit. dilakukan melalui pencatatan dan
4. Sebagai bahan yang berguna untuk pendokumentasian hasil pemeriksaan,
analisa, penelitian dan evaluasi pengobatan, tindakan dan pelayanan
terhadap kualitas pelayanan yang lain yang diberikan kepada pasien serta
diberikan kepada pasien. dokter atau dokter gigi yang membuat
5. Melindungi kepentingan hukum bagi rekam medis tersebut bertanggungjawab
pasien, rumah sakit maupun dokter atas catatan dan/atau dokumen yang
dan tenaga kesehatan lainnya. dibuat pada rekam medis tersebut.
6. Menyediakan data-data khusus untuk Rekam medis apabila dikaitkan
keperluan penelitian dan pendidikan. dengan Pasal 499 KUH Perdata dapat
7. Sebagai dasar di dalam perhitungan digolongkan sebagai benda. Dalam
biaya pembayaran pelayanan medis sistem hukum Indonesia, dikenal istilah
pasien. µNHEHQGDDQ¶ \DQJ PHOLSXWL SHQJHUWLDQ
8. Menjadi ingatan yang harus 1. Barang (benda bertubuh, benda
didokumentasikan serta bahan berwujud) yaitu benda visual, baik
pertanggung jawaban dan laporan. bergerak maupun tidak bergerak
seperti tanah gedung, hewan, mobil
Selain itu pemanfaatan rekam medis dll.
dapat dipakai sebagai: 2. Hak (benda tak bertubuh, benda tak
1. Pemeliharaan kesehatan dan berwujud) yaitu benda non visual
pengobatan pasien. seperti piutang, program komputer.
2. Alat bukti dalam proses penegakan 3. Selanjutnya melalui Pasal 504
hukum, disiplin kedokteran dan KUH Perdata diperjelas wujud
kedokteran gigi dan penegakan etika benda yang meliputi:
kedokteran dan etika kedokteran a. Benda bergerak;
gigi. b. Benda tidak bergerak.
3. Keperluan pendidikan dan penelitian.
4. Dasar pembayar biaya pelayanan Jika mengacu kepada
kesehatan. pengelompokan kebendaan, maka
5. Data statistik kesehatan. rekam medis dapat dikategorikan

200 Jurnal Penelitian Pendidikan Sosial Humaniora


Vol. 2 No. 1 Mei 2017 Tiromsi Sitanggang_Aspek Hukum Kepemilikan Rekam Medis
Dihubungkan dengan Perlindungan Hak Pasien

sebagai benda bergerak. Terhadap Menjadi persoalan kemudian


rekam medis sebagai benda tidak terkait dengan rekam medis adalah
bergerak dapat dimiliki oleh pihak yang perihal kepemilikannya, UUPK pada
berkuasa atas hak kebendaan tersebut. Pasal 47 tidak menyebut yang menjadi
Yang dimaksud dengan kedudukan milik pasien adalah kesimpulannya
berkuasa adalah kedudukan seseorang sebagaimana diatur dalam Pasal 12
yang menguasai suatu kebendaan, baik Peraturan Menteri Kesehatan Nomor:
dengan diri sendiri, maupun dengan 269/MENKES/PER/III/2008 Tentang
perantaraan orang lain, dan yang Rekam Medis. Pasal 47 ayat (1) UUPK
mempertahankan atau menikmatinya menyebutkan isi rekam medis
selaku orang yang memiliki kebendaan merupakan milik pasien.
itu. Kepemilikan rekam medik
Kedudukan berkuasa atas suatu sering menjadi perdebatan dikalangan
kebendaan diperoleh dengan cara tenaga kesehatan, karena dokter
melakukan perbuatan menarik beranggapan bahwa dokter
kebendaan itu dalam kekuasaannya, berwewenang penuh terhadap pasiennya
dengan maksud mempertahankannya akan tetapi petugas rekam medik
untuk diri sendiri. Penguatan rekam bersikeras mempertahankan berkas
medis sebagai benda karena ia dapat rekam medik dilingkungan kerjanya.
dimiliki. Penguatan rekam medis dapat Dilain pihak, pasien sering
dimiliki dapat dilihat dalam ketentuan memaksa untuk membawa atau
Pasal 47 ayat (1) UUPK yang membaca berkas yang memuat riwayat
PHQ\HEXWNDQ ³'RNXPHQ UHNDP PHGLV penyakitnya. Hal ini menunjukan bahwa
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 rekam medik sangat penting. Rekam
ayat (1) UU PK merupakan milik medik yang lengkap dan cermat adalah
dokter, dokter gigi atau sarana syarat mutlak bagi bukti dalam kasus
pelayanan kesehatan, sedangkan isi medikolegal.
rekam medismerupakan milik pasien. 2. Metode
Penguatan rekam medis sebagai Penelitian ini lebih
benda yang dapat dimiliki dapat mempokuskan pada kajian hukum
ditemukan juga pada Pasal 12 Peraturan normatif, dengan mengkaji Undang-
Menteri Kesehatan Nomor: Undang yang berkaitan dengan rekam
269/MENKES/PER/III/2008 Tentang medis dan peraturan mentri kesehatan,
Rekam Medis, yang menyebutkan: maka spesifikasi pendekatannya dengan
1. Berkas rekam medis milik sarana menggunakan pendekatan hukum
pelayanan kesehatan. normatif dan dibarengi pendekatan
2. Isi rekam medis merupakan milik secara sosiologis (gabungan penelitian
pasien. normatif dan sosiologis), yaitu sering
3. Isi rekam medis sebagaimana disebut dengan penelitian doktriner
dimaksud pada ayat (2) dalam yang tidak hanya menemukan hukum
bentuk ringkasan rekam medis. tetapi lebih luas, dan menciptakan
4. Ringkasan rekaman medis hukum untuk menyelesaikan kasus-
sebagaimana dimaksud pada ayat kasus hukum in concreto yang
(3) dapat diberikan, dicatat, atau di berdimensi sosiologis. Secara garis
copy oleh pasien atau orang yang besar penelitian ini ditujukan kepada
diberi kuasa atau atas persetujuan penelitian terhadap sinkronisasi hukum,
tertulis atau keluarga pasien yang karena penelitian ini dilakukan atau
berhak untuk itu. ditujukan hanya pada peraturan yang
tertulis atau bahan hukum yang lain.

201 Jurnal Penelitian Pendidikan Sosial Humaniora


Vol. 2 No. 1 Mei 2017 Tiromsi Sitanggang_Aspek Hukum Kepemilikan Rekam Medis
Dihubungkan dengan Perlindungan Hak Pasien

3. HASIL DAN PEMBAHASAN pasien berkunjung atau dirawat di


a. Eksistensi Rekam Medis Dalam rumah sakit.
Pertanggungjawaban Pelayanan 4. Sebagai bahan yg berguna untuk
Kesehatan analisa, penelitian, dan evaluasi
Rekam medis merupakan salah terhada kualitas pelayanan yangg
satu dokumen vital yang harus dikelola diberikan kepada pasien.
oleh rumah sakit maupun dokter 5. Melindungi kepentingan hukum
praktek. Ia menjadi sumber primer bagi pasien, rumah sakit maupun
untuk mengetahui perkembangan dunia dokter dan tenaga kesehatan
kesehatan, terutama peran serta rumah lainnya.
sakit dan dokter praktek. 6. Menyediakan data khususnya yang
Ery Rustiyanto dalam Etika sangat berguna untuk penelitian dan
Profesi Perekam Medis dan Informasi pendidikan.
Kesehatan menyebutkan bahwa rekam 7. Sebagai dasar di dalam perhitungan
PHGLV DGDODK ³VLDSD DSD GL PDQD GDQ biaya pembayaran pelayanan medik
bagaimana perawatan pasien selama di pasien
rumah sakit, untuk melengkapi rekam 8. Menjadi sumber ingatan yang harus
medis harus memiliki data yang cukup didokumentasikan, serta sebagai
tertulis dalam rangkaian kegiatan guna bahan pertanggung jawaban dan
menghasilkan suatu diagnosis, jaminan, laporan.
SHQJREDWDQ GDQ KDVLO DNKLU´ 0DND
dapat disimpulkan bahwa rekam medis Menurut King Jr; suatu
merupakan suatu dokumen yang perjanjian baik yang nyata maupun
memuat informasi medis dari seorang yang diam-diam yang tertulis maupun
pasien yang dihasilkan oleh rumah sakit secara lisan antara dokter dan pasien
dan atau dokter praktek sebagai bentuk sering kali menciptaan hubungan
dokumen pertanggungjawaban atas professional, sehingga kewajiban yang
segala tindakan medis yang telah harus dipenuhi oleh seorang dokter
dilakukan. terhadap pasien adangkalanya hanya
Rekam medis dibuat tidak hanya dilihat dari adanya kewajiban yang
sebagai bentuk dokumen didasarkan atas dasar kontrak jasa
pertanggungjawaban aktivitas, tetapi (servise contrak). Hal ini menurut Ing
juga sebagai bentuk tertib administrasi merupakan suatu pandangan yang telalu
untuk meningkatkan kinerja pelayanan sempit. Mesipun hubungan dokter
rumah sakit. Selain itu, kegunaan rekam pasien kebanyakan didasarkan atas
medis antara lain: persetujuan bersama antara kedua belah
1. Sebagai alat komunikasi antara pihak, sehingga dianggap timbul dari
dokter dengan tenaga ahlinya yang suatu kontrak yang sekurang-kurangnya
ikut ambil bagian dalam dibuat secara diam-diam, tetapi tidak
memberikan pelayanan pengobatan, selalu demikian. Dalam kenyataan juga
perawatan kepada pasien. terdapat hubungan antara dokter dan
2. Sebagai dasar untuk merencanakan pasien berdasarkan suatu kewajiban
pengobatan atau perawatan yang pemberian pertolongan medik yang
harus diberikan kepada seorang dibebankan masyarakat kepada dokter
pasien. bukan sebagai suatu peistiwa yang
3. Sebagai bukti tertulis atas segala timbul dari kontrak yang ada antara
tindakan pelayanan, perkembangan para pihak, oleh karena itu kewajiban
penyakit, dan pengobatan selama dokter hendaknya dilihat sebagai suatu

202 Jurnal Penelitian Pendidikan Sosial Humaniora


Vol. 2 No. 1 Mei 2017 Tiromsi Sitanggang_Aspek Hukum Kepemilikan Rekam Medis
Dihubungkan dengan Perlindungan Hak Pasien

yang sebahagian besar didasarkan suatu medis yang tersedia maka tindakannya
hubungan professional medik. itu didasarkan tanggungjawab atas
Meski rekam medis bersifat kesehatan sendiri; disnilah timbul kerja
rahasia dan tidak dapat dibawa sama antara dokter dengan pasien,
seterusnya, kecuali memperoleh bukan jual beli, pada saat pasien datang
perijinan dari si empunya rekam medis, kepada dokter untu meminta
bukan berarti rekam medis tidak boleh pertolongan terjadilah konrak secara
atau tidak dapat dimusnahkan. Oleh tidak tertulis.
karena rekam medis memiliki nilai guna Kewajiban untuk membuat
hukum dan ilmu pengetahuan, ada rekam medis telah diatur dalam
beberapa aturan yang harus diperhatikan Undang-undang nomor 29 tahun 2004
pada saat akan melaksanakan Tentang Praktik Kedokteran. Seorang
pemusnahan: dokter ataupun dokter gigi dalam
1. Berkas Rekam Medis yg dlm menjalankan praktik pribadi maupun
perkara ditahan 10 tahun setelah praktik di rumah sakit serta institusi
perkara terakhir selesai pelayanan kesehatan lainnya diwajibkan
2. Dalam keadaan biasa, menyimpan membuat rekam medis. Melalui rekam
berkas rekam medis 5 tahun setelah medis yang dibuat maka seorang dokter
kunjungan pasien terakhir, maupun dokter gigi dapat mengetahui
sesudahnya berkas rekam medis pelayanan kesehatan yang telah
boleh dimusnahkan kecuali diberikan kepada pasien dan sebaliknya
dihalangi oleh peraturan yang ada pasien dapat mengetahui tindakan yang
sesudahnya, sebelum memulai telah dilakukan dokter pada dirinya, di
pemusnahan, perlakukan berkas samping itu juga rekam medis dapat
sebagai berikut: menjadi ukuran terhadap mutu
a. Diambil informasi-informasi pelayanan yang diberikan.
utama; Dokter tidak ada kewajiban untu
b. Menyimpan berkas anak-anak memberikan bantuan dalam keadaan
hingga batas usia tertentu sesuai tertentu yang diatur husus dalam
dengan ketentuan yang berlaku undang-undang, bahkan kewajiban
c. Menyimpan berkas rekam medis dokter untuk memberikan bantuan dapat
dengan kelainan jiwa sesuai timbul dari peraturan tidak tertulis yaitu
dengan ketentuan yang berlaku. jika didasarkan pada norma kecermatan
Data dan informasi pelayanan atau kesamaan di dalam suatu kasus
medis yang berkualitas serta terintegrasi yang konkrit memerlukan bantuan
dengan baik dan benar sumber medik.
utamanya adalah berasal dari data klinis Bila diamati apa yang diatur
rekam medis. dalam kitab Undang-Undang Acara
Dilain pihak Leneen Pidana dan Hukum Acara Perdata (HIR)
berpendapat bahwa berdasarkan prinsip tidak ada satu ketegasan mengatur
penentuan nasib sendiri (self bahwa catatan elektronik ditempatkan
determination) dan prinsip bahwa setiap sebagai alat bukti utama. HIR pasal 164
orang bertanggung jawab terhadap menegaskan bahwa alat-alat bukti
dirinya sendiri, maka setiap orang terdiri dari, bukti dengan surat, bukti
mempunyai hak untuk menentuan dengan saksi, persangkaan-persangkaan,
apakah ada manfaat pelayanan medis pengakuan dan sumpah. Begitu pula
yang tersedia atau tidak; oleh karena itu dalam Hukum Acara Pidana Pasal 184
jika seseorang datang bersepada seorang menegaskan bahwa alat bukti yang sah
dokter untuk memanfaatkan pelayanan ialah keterangan saksi, keterangan ahli,

203 Jurnal Penelitian Pendidikan Sosial Humaniora


Vol. 2 No. 1 Mei 2017 Tiromsi Sitanggang_Aspek Hukum Kepemilikan Rekam Medis
Dihubungkan dengan Perlindungan Hak Pasien

surat, petunjuk, dan keterangan Pembuktian sebagai upaya


terdakwa. mendapatkan keterangan-keterangan
Pembuktian merupakan salah melalui alat-alat bukti dan barang bukti
satu rangkaian dalam peradilan yang guna memperoleh suatu keyakinan atas
memegang peranan penting. Hal ini benar tidaknya perbuatan pidana yang
disebabkan pada pembuktian di didakwakan serta dapat mengetahui ada
tentukan bersalah atau tidaknya tidaknya kesalahan pada diri terdakwa.
seseorang. Apabila bukti yang Lain lagi dengan M. Yahya Harahap,
disampaikan di pengadilan tidak beranggapan bahwa yang dimaksud
mencukupi atau tidak sesuai dengan dengan pembuktian adalah ketentuan
yang disyaratkan maka tersangka akan yang membatasi sidang pengadilan
dibebaskan. Namun apabila bukti yang dalam usahanya mencari dan
disampaikan mencukupi maka mempertahankan kebenaran.
tersangka dapat dinyatakan bersalah. Rumusan pasal 183 KUHAP
Karenanya proses pembuktian dinilai lebih sempurna karena
merupakan proses yang penting agar menentukan dengan jelas berapa jumlah
jangan sampai orang yang bersalah alat bukti yang harus digunakan hakim
dibebaskan karena bukti yang tidak untuk memperoleh keyakinan dan
cukup. Atau bahkan orang yang tidak menjatuhkan pidana. Sistem
bersalah justru dinyatakan bersalah. pembuktian negativ dalam KUHAP
Sistem pembuktian dari satu dinilai lebih baik dan lebih menjamin
negara ke negara lainnya tentunya kepastian hukum.
berbeda. Hal tersebut biasanya
disesuaikan dengan budaya atau paham b. Kepemilikan Rekam Medis Sebagai
yang dianut negara tersebut. Pada Obyek Hak Milik Kebendaan
umumnya sistem pembuktian di suatu Dihubungkan Dengan Kepastian
negara dibedakan berdasarkan negara Hukum
yang menganut paham civil law dan Kepastian hukum adalah
negara yang menganut common law. merupakan suatu jaminan yang
Selain itu juga didasarkan pada diberikan oleh otoritas tertentu terhadap
beberapa teori sistem pembuktian. hak dan kewajiban dari setiap subjek
Dalam teorinya, sistem pembuktian hukum, melalui peraturan perundang-
dapat dibagi menjadi empat teori yaitu undangan yang didalamnya tidak
sistem teori pembuktian berdasarkan terdapat keterangan-keterangan yang
undang-undang secara positif, saling bertentangan (kontradiksi atau
berdasarkan keyakinan hakim saja, inkonsistensi), baik secara vertikal
berdasarkan keyakinan hakim yang maupun horizontal dan tidak terdapat
didukung oleh alasan yang logis, dan pengertian-pengertian atau istilah-istilah
berdasarkan undang-undang negatif. yang dapat diartikan secara
Untuk melihat sistem pembuktian di berlainan/ganda, sehingga setiap subjek
negara lain maka akan dilihat hukum akan memperoleh akibat hukum
perbandingan dengan beberapa negara yang dikehendaki dalam suatu peristiwa
lain yaitu negara Belanda yang hukum. Kepastian hukum adalah
menganut civil law, Australia yang ³sicherkeit des rechts selbst´ NHSDVWLDQ
menganut common law, dan sistem tentang hukum itu sendiri). Makna
pembuktian dalam hukum islam yang kepastian hukum, yaitu :
berbeda dengan empat teori sistem ™ Hukum positif, artinya bahwa ia
pembuktian. adalah perundang-undangan
(gesetzliches recht);

204 Jurnal Penelitian Pendidikan Sosial Humaniora


Vol. 2 No. 1 Mei 2017 Tiromsi Sitanggang_Aspek Hukum Kepemilikan Rekam Medis
Dihubungkan dengan Perlindungan Hak Pasien

™ Hukum didasarkan pada fakta dilakukan oleh dokter atau dokter


(tatsachen), bukan suatu rumusan gigi terhadap pasien harus
tentang penilaian yang nanti akan mendapat persetujuan.
dilakukan oleh hakim, sepertL ³LWLNDG 2) Persetujuan sebagaimana
EDLN´ GDQ ³NHVRSDQDQ´ dimaksud pada ayat (1) diberikan
™ Fakta harus dirumuskan dengan cara setelah pasien mendapat
yang jelas, sehingga menghindari penjelasan secara lengkap.
kekeliruan dalam pemaknaan, 3) Penjelasan sebagaimana dimaksud
disamping juga mudah dijalankan. ayat (2) sekurang-kurangnya
Hukum positif itu tidak boleh mencakup:
sering diubah-ubah. Kesatuan hukum di ™ Diagnosis dan tata cara
dalam hukum itu bukan tercapai dengan tindakan medis;
kesatuan dalam penyusunan hukum ™ Tujuan tindakanmedis yang
positif (misalnya dengan kodifikasi), dilakukan;
akan tetapi dengan kesatuan di dalam ™ Alternatif tindakan lain dan
caranya hukum itu dikendalikan. resikonya;
Kaidah hukum yang tertentu di dalam ™ Resikodan kompilasi yang
keadaan yang sama dapat ditafsirkan mungkin terjadi.
berlainan oleh dua orang hakim, yang 4) Persetujuan sebagaimana
demikian itu dapat menimbulkan dimaksud ayat (2) dapat diberikan
kegelisahan di dalam hati rakyat. Hal ini baik secara tertulis maupun lisan.
tidak berarti bahwa hakim terikat pada Kepastian hukum yang
keputusan seorang hakim lain dalam hal diharapkan pasien dari pelayanan
yang sama. Sebaliknya, masalah- kesehatan tidak terujut karena:
masalah yang berhubungan dengan a. Pemberi pelayanan kesehatan
hukum positif yang dijalankannya itu. (Perawat/bidan, Dokter/dokter
Pancasila, Undang-Undang Dasar gigi, co-ass) kurang skill (kurang
Tahun NRI 1945, undang-undang, pengetahuan dan keterampilan).
Peraturan Pemerintah, Peratutan b. Pelayan kesehatan kurang
Daerah, PerMenKes, tidak boleh saling memahami standar pelayanan
bertentangan. Pengertian kepastian minimal.
hukum mempunyai 2 segi, yaitu tentang c. Kurang tersosialisasi dari pihak
dapat ditentukannya hukum dalam hal- manajemen hak dan kewajiban
hal konkrit dan kepastian hukum yang dalam melaksanakan tugas.
berarti keamanan hukum. Kepastian d. Pihak manajemen kurang
hukum merupakan suatu perangkat monitoring/evaluasi/teliti/tegas,
hukum yang mampu menjamin hak dan dalam menilai/menghargai
kewajiban setiap warga Negara. petugas pelayanan kesehatan yang
Pihak rumah sakit tidak berprestasi.
memberikan keterangan yang pasti e. Pihak manajemen kurang
mengenai penyakit serta rekam medis melaksanakan pelatihan.
yang diperlukan pasien. Hal demikian f. Pihak manajemen kurang
jelas merupakan sebuah pelanggaran memberi motivasi kenerja.
terhadap ketentuan Pasal 45 ayat (1), Kualitas pelayanan adalah salah
(2), (3), (4), (5) dan (6) Undang-Undang satu unsur penting dalam organisasi
No.29 Tahun 2004 tentang Praktek jasa. Hal ini disebabkan oleh kualitas
Kedokteran yang menyatakan : pelayanan merupakan salah satu alat
1) Setiap tindakan kedokteran atau yang digunakan untuk mengukur
kedokteran gigi yang akan kinerja organisasi jasa. Kepuasan adalah

205 Jurnal Penelitian Pendidikan Sosial Humaniora


Vol. 2 No. 1 Mei 2017 Tiromsi Sitanggang_Aspek Hukum Kepemilikan Rekam Medis
Dihubungkan dengan Perlindungan Hak Pasien

bahwa kualitas pelayanan merupakan kemudian. Pola dasar hubungan dokter


satu bentuk sikap, penilaian dilakukan dan pasien, terutama berdasarkan
dalam waktu lama, sementara kepuasan keadaan sosial budaya dan penyakit
merupakan ukuran dari transaksi yang pasien, hubungan dokter dengan pasien,
spesifik. Perbedaan antara kualitas yang mana hal itu akan menyebabkan
pelayanan dan kepuasan mengarah pada adanya jarak. Faktor-faktor tersebut
cara diskonfirmasi yang antara lain: Perkembangan ilmu
dioperasionalkan. Dalam mengukur pengetahuan dan teknologi kedokteran,
kualitas pelayanan yang dibandingkan Berkembangan industri pelayanan
adalah apa yang seharusnya didapatkan, kesehatan, Meningkatkan kebutuhan
sementara dalam mengukur kepuasan dan tuntutan masyarakat terhadap
yang diperbandingkan adalah apa yang pelayanan kedokteran mutakhir dan
pelanggan mungkin dapatkan. bermutu.Meningkatnya faktor
Kualitas dalam jasa kesehatan pendidikan, pengetahuan, arus
terdiri dari kualitas konsumen (yang informasi, dan kesadaran hukum
berkaitan dengan apakah pelayanan masyarakat.Lahirnya undang-undang
yang diberikan sesuai dengan yang HAM, IT, konsumen, pers.
dikehendaki pasien), kualitas Hubungan dokter dengan pasien
professional Ovreveit (yang berkaitan adalah setara dan dengan makin
apakah pelayanan yang diberikan meningkatnya pengetahuan, informasi,
memenuhi kebutuhan pasien sesuai dan pendidikan maka pasien semakin
dengan yang didiagnosa oleh para menuntut pemenuhan atas hak-haknya.
professional), dan kualitas manajemen Hubungan dokter dan pasien bukan
(yang berkaitan dengan apakah jasa merupakan hubungan contractual.
yang diberikan dilakukan tanpa Dokter yang dibutuhkan adalah dokter
pemborosan dan kesalahan, pada harga yang friendly, satisfied with service,
yang terjangkau, dan memenuhi client centered approach, best attitudes.
peraturan-peraturan resmi dan peraturan Pasien menghendaki agar dokter selalu
lainnya). bersikap ramah dan memahami
Memberitahukan sebuah kebutuhan pasien. Hubungan dokter
kebenaran yang diharapkan, dalam hal dengan pasien dapat dilukiskan dari
ini tentang penyakit, haruslah beberapa aspek, yaitu: bersifat religious,
disampaikan apabila keluarga atau bersifat paternalistis, bersifat penyedian
penderita sudah benar-benar siap untuk jasa dan konsumen, bersifat upaya
PHQHULPD KDO LWX ´ 6DWX DVSHN \DQJ bersama dan kemitraan.Fakta-fakta
paling penting dari hubungan dokter- medis yang ada (hasil pemeriksaan
pasien, di sepanjang zaman, adalah sesuai standar) dari sudut kepatutan
kualitas humanistik seorang dokter yang dibenarkan untuk menarik kesimpulan
baik. Pasien akan mencari dokter yang diagnosis. Pasien rumah sakit adalah
peduli tentang dia sebagai manusia, konsumen, sehingga secara umum
yang akan memperlakukannya sesuai pasien dilindungi dengan Undang-
dengan hak-haknya sebagai pasien. Undang No. 8 Tahun 1999 tentang
Moral dan etika medis adalah Perlindungan Konsumen (UU No.
rambu-rambu paling tua untuk menjaga 8/1999).
hubungan antara dokter dan pasien c. Pemenuhan Kepemilikan atas Isi
dalam berbagai dimensi di atas, agar Rekam Medis Dihubungkan dengan
berlangsung dalam batas-batas yang Perlindungan Hak Pasien
dianggap wajar dan baik. Hukum Kepemilikan rekam medis
sebagai rambu-rambu, menyusul jauh dibedakan antara berkas dan isinya,

206 Jurnal Penelitian Pendidikan Sosial Humaniora


Vol. 2 No. 1 Mei 2017 Tiromsi Sitanggang_Aspek Hukum Kepemilikan Rekam Medis
Dihubungkan dengan Perlindungan Hak Pasien

meskipun antara berkas dan isi tersebut maupun tidak langsung; dan d. dari
merupakan satu kesatuan yang tidak tenaga kesehatan. Ketentuan mengenai
dapat dipisahkan. Dari sudut hukum, rekam medis sebagaimana dimaksud
rekam medis merupakan dokumen yang pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan
berupa kertas dan berisi tulisan yang Peraturan Menteri. Hak pasien atas isi
mengandung arti tentang suatu keadaan, rekam medis ini juga ditegaskan dalam
kenyataan atau perbuatan. Namun Pasal 52 UU Praktik Kedokteran:
demikian, antara kepemilikan berkas ³3DVLHQ GDODP PHQHULPD SHOD\DQDQ
dan isinya dapat dibedakan, yaitu pada praktik kedokteran, mempunyai
berkas rekam medis milik sarana hak, mendapatkan penjelasan secara
pelayanan kesehatan sedangkan isi lengkap tentang tindakan medis
rekam medis milik pasien seperti sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45
ditentukan dalam Pasal 12 Permenkes ayat (3); meminta pendapat dokter atau
Rekam Medis. Pasal 47 ayat (2) dokter gigi lain; mendapatkan
Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 pelayanan sesuai dengan kebutuhan
tentang Praktek Kedokteran medis; menolak tindakan medis; dan
menyatakan : Rekam Medis harus PHQGDSDWNDQ LVL UHNDP PHGLV ´
disimpan dan dijaga kerahasiaannya
oleh dokter atau dokter gigi dan 4. KESIMPULAN
pimpinan sarana pelayanan kesehatan. a. Eksistensi Rekam Medis
Berhubungan dengan kewajiban untuk (Medical Recod) dalam
menyimpan rahasia kedokteran Pertanggungjawab Pelayanan
ditentukan dalam Pasal 48 Undang- Kesehatan adalah Sebagai alat
Undang No. 29 Tahun 2004 tentang komunikasi antara dokter dengan
Praktek Kedokteran. Pasien adalah tenaga ahlinya yang ikut ambil
seseorang yang menerima perawatan bagian dalam memberikan
medis. Kata pasien dari bahasa pelayanan pengobatan, perawatan
Indonesia analog dengan kata patient kepada pasien.Sebagai bukti
dari bahasa Inggris. Patient diturunkan tertulis atas segala tindakan
dari bahasa Latin yaitu patiens yang pelayanan, perkembangan
memiliki kesamaan arti dengan kata penyakit, dan pengobatan selama
kerja pati yang artinya "menderita", pasien berkunjung/dirawat di
orang sakit (yang dirawat dokter), rumah sakit.Sebagai bahan yg
penderita (sakit). Sedangkan menurut berguna untuk analisa, penelitian,
Kamus Besar Bahasa Indonesia, pasien dan evaluasi terhadap kualitas
adalah Dalam Undang-Undang pelayanan yg diberikan kepada
Republik Indonesia Nomor 29 Tahun pasien.Melindungi kepentingan
2004 tentang Praktik Kedokteran hukum bagi pasien, rumah sakit
menyebutkan bahwa pasien adalah maupun dokter dan tenaga
setiap orang yang melakukan konsultasi kesehatan;
masalah kesehatannya untuk b. Hak kepemilikan rekam medis
memperoleh pelayanan kesehatan yang jika dihubungkan dengan hak
diperlukan baik secara langsung pasien adalah bahwa Pasal 47
maupun tidak langsung kepada dokter ayat (1) UU PraktekKedokteran
atau dokter gigi. Dari beberapa bahwa dokumen rekam medis
pengertian tersebut dapat diambil milik dokter, doktek gigi,
kesimpulan bahwa pasien yaitu: a. atausarana pelayanan kesehatan,
setiap orang; b. menerima/memperoleh sedangkan isi rekam medis milik
pelayanan kesehatan; c. secara langsung pasien.Kepemilikan rekam medis

207 Jurnal Penelitian Pendidikan Sosial Humaniora


Vol. 2 No. 1 Mei 2017 Tiromsi Sitanggang_Aspek Hukum Kepemilikan Rekam Medis
Dihubungkan dengan Perlindungan Hak Pasien

dibedakan antara berkas dan A.A. Gde Muninjaya, Manajemen


isinya,meskipun antara berkas dan Kesehatan, (Jakarta: Penerbit
isi tersebut merupakan satu Buku Kedokteran EGC, 2004
kesatuan yang tidakdapat Adrian Sutedi, ,Peralihan Hak Atas
dipisahkan. Dari sudut hukum, Tanah dan Pendaftarannya,
rekam medis merupakan Sinar Grafika, Jakarta. 2006
dokumenyang berupa kertas dan Ahmad Suhelmi, Pemikiran Politik
berisi tulisan yang mengandung Barat, Gramedia Pustaka Utama,
arti tentang suatukeadaan, Jakarta, 2007
kenyataan atau perbuatan; Anny Isfahandyarie, Malprakte dan
c. Aspek Hukum Kepemilikan Resiko Medik dalam Kajian
Rekam Medis dikaitan dengan Hukum Pidana. Jakarta.
ketentuan hukum kebendaan di Prestasi Pustaka, 2005.
Indonesia adalah bahwa kendati Anny Isfandyarie, 2006. Tanggung
demikian aspek hukum terhadap Jawab Hukum dan Sanksi Bagi
kepemilikan rekam medis tidak Dokter. Buku I. Prestasi Pustaka,
sesuai dengan hukum kebendaan Jakarta, 2006
yang ada di Indonesia. Hukum Apeldorn, dalam buku Achmad Ali
kebendaan di Indonesia mengatur tentang Menguak Tabir Hukum,
tentang kepemilikan yang kuat Chadas Pratama, Jakarta 1996,
bagi seseorang untuk memiliki Ade Maman Suherman, Aspek Hukum
sesuatu yang sudah menjadi Dalam Ekonomi Global, Ghalia
haknya, termasuk di dalamnya Indonesia, Jakarta, 2002,
adalah kepemilikan isi dari rekam Ari Yunanto, Helmi. 2010, Hukum
medis. Sebab hubungan dokter Pidana Malpraktik Medik,
atau rumah sakit bukan hubungan Penerbit CV Andi Offset,
yang melahirkan perikatan, sebab Yogyakarta, 2010
jika pasien tidak bisa Arif Gosita, Masalah Korban
diselamatkan nyawanya tidak ada Kecelakaan, Kumpulan
aturan yang harus menuntut Karangan, Akademika Presindo,
secara hukum, kecuali dokter Jakarta, 1983
yang melakukan mal praktek. Jika Azrul Azwar, Menuju Pelayanan
dokter tidak bisa dituntut maka Kesehatan Yang Labih Bermutu,
bagaimana mungkin dalam hal Jakarta, Yayasan Penerbit Ikatan
kepemilikan hak rekam medis Dokter Indonesia. 1996..
harus terbagi dua pola Bagir Manan dan Kuntana Magnar,
kepemilikannya, sebab yang Beberapa Masalah Hukum Tata
paling bermanfaat untuk memiliki Negara Indonesia, Bandung,
catatan kesehatan itu adalah Alumni, 1993
pasien. Bahar Azwar, Sang Dokter, Kesaint
Black, Bekasi. 2002.
DAFTAR PUSTAKA Bahder Johan Nasution, , 2005, Hukum
Achmad Ali, Menguak Tabir Hukum Kesehatan Pertanggungjawaban
(suatu Kajian Filosofis dan %LVQLV 3HUEDQNDQ GDQ 3URSHUWL ´
Sosiologis), Jakarta: Makalah disampaikan dalam
Atmaja, I Dewa Gede, 2013, Filsafat Seminar Kebijaksanaan Baru di
Hukum ,Dimensi Tematis & BidangChandra Pratama, 1996
Historis, Setara Press, Malang, Bahder Johan Nasution, Hukum
.HVHKDWDQ ³3HUWDQJJXQJ

208 Jurnal Penelitian Pendidikan Sosial Humaniora


Vol. 2 No. 1 Mei 2017 Tiromsi Sitanggang_Aspek Hukum Kepemilikan Rekam Medis
Dihubungkan dengan Perlindungan Hak Pasien

-DZDEDQ 'RNWHU´ Jakarta : C.S.T. Kansil, Pengantar Ilmu Hukum


Rieneka Cipta, 2005, dan Tata Hukum Indonesia,
Bahder Johan Nasution , 2005, Hukum Balai Pustaka, Jakarta, 1989
Kesehatan Pertanggungjawaban Chrisdiono M. Achadiat, Dinamika Etia
Dokter, Rineka Cipta, Jakarta, dan Hukum Kedokteran dalam
Bahder Johan Nasution, Hukum Tantangan Zaman. Jakarta:
Kesehatan Pertanggungjawaban Penerbit Buku Kedoteran EGC,
Dokter, (Jakarta, PT. Rineke 2007
Cipta, 2005 D. Veronica Komalawati, Hukum dan
Bambang Sunggono, Metode Penelitian Etika dalam Praktek Dokter,
Hukum, Rajagrafindo Persada, Jakarta : Bina Rupa Aksara,
Jakarta, 2001 1989.
Barda Nawawi Arief, Kebijakan Danny Wiradharma, Hukum
Legislatif dalam Kedokteran, Mandar Maju,
Penanggulangan Kejahatan Bandung, 1996
dengan Pidana Penjara, Danny Wiradharma, Penuntun Kuliah
Semarang, Badan Penerbit Hukum Kedokteran. Jakarta :
UNDIP, 1996, Pustaa Sinar Harapan. 1996.
Barda Nawawi Arief, Masalah Darmono SS, 2006. Peningkatan
Penegakan Hukum dan Kualitas Pelayanan, Hubungan
Kebijakan Hukum Pidana dalam Dokter-Pasien & Pencegahan
Penanggulangan Kejahatan, Timbulnya Malpraktik. Dalam
Kencana Prenada Media Group, CPD (Continuing Proffessional
Jakarta, 2007 Development): Pencegahan &
Benjamin, Bernad. Medical Records. Penanganan Kasus Dugaan
. London : William Malpraktik. Badan Penerbit
Heinemann Medical Books Universitas Diponegoro,
Ltd.1980 Semarang
Boedi Hasono, Hukum Agraria Departemen Kesehatan Indonesia.
Indonesia, Sejarah Pembentukan Buku Sistem Pencatatan
UUPA, Isi dan Pelaksanaannya Medik Rumah Sakit. 1982.
Jilid 1 Hukum Tanah Departemen Kesehatan RI Permenkes
Intenasional, Cetaan etujuh Edisi No. 986/Menkes/Per/11/1992
Revisi. Jaarta : Djambatan, 1997 pelayanan rumah sakit umum
Boekitwetan, Paul. Faktor-Faktor pemerintah Departemen
yang Berhubungan dengan Kesehatan dan Pemerintah
Mutu Rekam Medis Instalasi Daerah
Rawat Inap Penyakit Dalam Departemen Pendidikan dan
RSUP Fatmawati Jakarta. Tesis Kebudayaan, Kamus Besar
tidak diterbitkan. Jakarta: Bahasa Indonesia, Depdikbud,
Program Pascasarjana UI, 1996. Jakarta, 1990
Budi Sampurna, 2008, Pedoman Dikdik M Arief Mansur dan Elisatris
Manajemen Informasi Gultom, Urgensi Perlindungan
Kesehatan Di Sarana Pelayanan Korban Kejahatan (Antara
Kesehatan, Penerbit Universitas Norma dan Realita), Jakarta :
Indonesia, Jakarta., PT. Radja Grafindo Persada,
Burhan Asofa, Metode Penelitian 2006
Hukum, Jakarta : Rineka Cipta, Dirjen Bina Pelayanan Medik Depkes
2004 RI. Standar Nasional Rekam

209 Jurnal Penelitian Pendidikan Sosial Humaniora


Vol. 2 No. 1 Mei 2017 Tiromsi Sitanggang_Aspek Hukum Kepemilikan Rekam Medis
Dihubungkan dengan Perlindungan Hak Pasien

Medik Kedokteran Gigi. Jakarta Hayek, Friedrich , 1960, The


:Depkes RI; 2007. Constitution of Liberty,
Endang Kusuma Astuti, University of Chicago Press,
Tanggungjawab Hukum Dokter Chicago, US
dalam Upaya Pelayanan Medis Hafiz Habibur Rahman, Political
Kepada Pasien: Aneka Wacama Science and Government, Eighth
tentang Hukum, Kanisius, Enlargededition (Dacca: Lutfo
Yogyakarta, 2003. Rahman Jatia Mudran 109,
Fred Ameln, Kapita Selekta Hukum Hrishikesh Das Road, 1971
Kedokteran, Grafikatama Jaya: Hanafiah, M. Jusuf, Amri, Amir, Etika
Jakarta.2011. Kedokteran dan Hukum
Frank, Jerome,1963, Law and Modern Kesehatan Edisi 3, 1999,
Mind, Achor Books Donbeday Jakarta: Penerbit Buku
&Company Inc, New york, Kedokteran EGC, 1999.
USA, diterjemahkan oleh Astuti, Harumiati Natamidjaya, Hukm Perdata
Rahmani,2013,Jerome Frank, Mengenai HUkum Perorangan
Hukum & Pemikiran dan Hukum Benda, Cetaan
Modern,Cet I, Nuansa Candekia, Pertama. Yogyakarta : Graha
Bandung Ilmu, 2009.
Guwandi, Hukum Medik (Medical Hayt, Emanuel and Hayt, Jonathan.
Law), Fakultas Hukum 1964. Legal Aspect of Medical
Universitas Indonesia, Jakarta, Record ,OOLQRLV 3K\VLFLDQ¶V
2004 Record Company
Guwandi.1991. Dokter dan Pasien, Hendrojono Soewono, Batas
Jakarta: Fakultas Kedokteran Pertanggungjawaban Hukum
Universitas Indonesia. Malpraktek Dokter Dalam
H.A.S. Natabaya, Sistem Peraturan Transaksi Terapeutik, Srikandi,
perundang-undangan Indonesia, Surabaya, 2002
Sekretariat Jenderal dan Henry Champbell Black, Black Law
Kepaniteraan Mahkamah Dictionary with
Konstitusi, Jakarta, 2006 Pronounciations, Edisi VI,
H.S. Salim, Pengantra HUkum Perdata USA: West Publishing,1990
Tertulis (BW), cetakan ke-5 Hermien Hardiati Koeswadji, Hukum
Jakarta : Sinar Grafika, 2009 Kedokteran. Studi tentang
Hadjon, Philiphus M, Hubungan Hukum dalam Mana
2007,Perlindungan Hukum Bagi Dokter sebagai Salah Satu
Rakyat di Indonesia, sebuah Pihak, PT. Aditya Bakti, Jakarta,
studi tentang Prinsip- 1998
Prinsipnya, Penanganannya Hermin Hadiati Sumitro, Beberapa
oleh Pengadilan dalam Permasalahan Hukum dan
Lingkungan Peradilan Umum Medik, Citra Aditya Bakti,
dan Pembentukan Peradilan Bandung, 1992
Administrasi, Perabadan J. Satrio, Hukum Jaminan, Hak-Ha
Hariyanto, Bambang. 2004. Sistem Jaminan Kebendaan. Cetakan II.
Manajemen Basis Data. Bandung : Citra Aditya Bakti,
Bandung : Informatika Bandung. 1993.
Hariyanto, Bambang. 2004. Sistem JC Bannett, 1999. The Physician-Patien
Manajemen Basis Data. Relationship. In Robert A.
Bandung : Informatika Bandung.

210 Jurnal Penelitian Pendidikan Sosial Humaniora


Vol. 2 No. 1 Mei 2017 Tiromsi Sitanggang_Aspek Hukum Kepemilikan Rekam Medis
Dihubungkan dengan Perlindungan Hak Pasien

Freitas Ir. Nanomedicine,


Volume I: Basic Capabilities.
Jimly Asshiddiqie, Hukum Tata Negara
Darurat , Raja Grapindo
Persada, Jakarta, 2007
Jimly Asshiddiqie, Gagasan
Kedaulatan Rakyat dalam
Konstitusi dan Pelaksanaannya
di Indonesia, Cet. I, (Jakarta:
PT. Ikhtiar Baru Van Hoeve,
1994
Kurnia Ardian Silva, Kajian Yuridis
Perlindungan Hukum Bagi
Pasien dalam Perjanjian
Teraupetik (Transaksi Medis),
Fakultas Hukum, Universitas
Sumatera Utara, 2010
King Jr, J. H. The Law of Medial
Malpatice in a Nutshell, West
Publishing St. Paul, 1997
Korkunov, N. M. 1922, General Theory
of Law, Second Edition, English
Translate By W. G.hastings. The
Macmillan Company, New York
Leneen,H. J.Lamintang, P. A. F.,
Pelayanan Kesehatan dan
Hukum, Bina Cipta, Jakarta,
1985,
Lili Rasjidi dan I.B Wysa Putra,
³+XNXP 6HEDJDL 6XDWX 6LVWHP´
Bandung, Remaja Rusdakarya,
1993
LW Fridmen, 1975, Legal Sistem a
sicial science prespektif, New
York, Rullsell Sage Foundation
M. Jusut Hanatiah& Amri Amir. Etika
Kedokteran dan Hukum
Kesehatan. Buku Kedokyeran E
C G., Jakarta. 1999
M. Jusut Hanatiah& Amri Amir.Etika
Kedokteran dan Hukum
Kesehatan. Buku Kedokeran E
C G., 1999, Jakarta.

211 Jurnal Penelitian Pendidikan Sosial Humaniora

Anda mungkin juga menyukai