(DOMESTIKA TERNAK)
Secara biologis, manusia dengan binatang ternak tidak memiliki perbedaan. Keduanya
merupakan jenis makhluk hidup yang berjenis hewan. Akan tetapi manusia boleh berbangga hati,
karena Allah menganugerahinya akal fikiran yang membuat manusia bisa memanfaatkan
binatang ternak, namun tidak sebaliknya. Secara anatomis manusia sebenarnya tidak benar bila
berkagum-kagum diri, karena anggota-anggota tubuh yang dipunyainya, dipunyai pula oleh
binatang ternak.
Adanya bangsa ternak asli di seluruh Indonesia seperti sapi, kerbau, kambing, domba,
babi, ayam dan itik, memberikan petunjuk bahwa penduduk pertama Indonesia telah mengenal
ternak sekurang-kurangnya melalui pemanfaatannya sebagai hasil buruan.
Usaha peternakan di Indonesia telah dikenal sejak dahulu kala. Namun pengetahuan
tentang kapan dimulainya proses domestikasi dan pembudidayaan ternak dari hewan liar, masih
langka.
Domestikasi merupakan pengadopsian tumbuhan dan hewan dari kehidupan liar ke
dalam lingkungan kehidupan sehari-hari manusia. Dalam arti yang sederhana, domestikasi
merupakan proses "penjinakan" yang dilakukan terhadap hewan liar. Perbedaannya, apabila
penjinakan lebih pada individu, domestikasi melibatkan populasi, seperti
seleksi, pemuliaan (perbaikan keturunan), serta perubahan perilaku/sifat dari organisme yang
menjadi objeknya.
Perkiraan awal domestikasi hewan dilakukan arkeolog berdasarkan nalar logika dari hasil
temuan di situs purbakala. Bukti tertua adanya hewan peliharaan adalah kerangka anjing berusia
sekitar lima bulan di sisi kerangka seorang perempuan yang ditemukan di dekat Ain Mahalla
(Israel), yang berusia hampir 10.000 tahun SM. Kerangka-kerangka anjing dari masa antara
8.000 dan 7.000 SM juga ditemukan pada situs-situs purbakala di banyak tempat. Kerangka
kucing peliharaan tertua ditemukan di Siprus, berasal dari sekitar 6.000 tahun SM. Diperkirakan,
kucing dipelihara untuk mengatasi gangguan tikus di lumbung pangan. Perkiraan untuk hewan
ternak domestik adalah 7.000 SM pada domba dan kambing. Terlihat bahwa dulu hewan tersebut
memiliki tanduk yang melengkung, yang pada ternak modern telah berubah menjadi pendek saja
akibat seleksi.
PENGERTIAN DOMESTIKASI
A. Pengertian Istilah Hewan, Binatang dan Ternak
Sebelum kita membahas lebih jauh tentang pengertian dan proses domestikasi
ternak. Ada perbedaan arti secara definisi ilmu peternakan antara hewan, binatang, dan
ternak. Hewan adalah segala makhluk hidup selain manusia, yang hidup baik didaratan maupun
dilautan yang tidak dapat membuat makanan sendiri.
Sedangkan definisi dari binatang adalah semua hewan yang hidup di darat dan belum
mengalami penjinakan oleh manusia atau masih hidup di alam liar (hutan). Sehingga dalam
kehidupannya belum dapat diatur dalam hal pakanan, reproduksi atau perkembangbiakan, dan
tempat tinggalnya. Sehingga belum dapat dimanfaatkan secara luas oleh manusia.
Ternak secara definisi adalah semua hewan yang sudah dijinakkan oleh manusia atau
melalui proses domestikasi. Ternak sudah dapat diatur dalam hal pakan, perkembangbiakan dan
tempat tinggalnya, selain itu ternak dapat diolah dan diambil manfaatnya untuk keperluan hidup
manusia. Baik diambil daging, telur, susu, kulit, bulu, tenaga, maupun kecantikan atau
keindahannya.
Oleh karena itu terdapat perbedaan yang jelas antara hewan, binatang dan ternak ditinjau
dalam ilmu peternakan. Sehingga dengan adanya ternak akan membawa manusia pada
era industrialisasi modern dalam penyediaan pangan serta produk-produk industri lainnya.
Program pemuliaan ternak dan rekayasa gen yang andal, pengetahuan manajemen yang wahid,
ilmu pakan yang bermutu tinggi, dan berbagai produk makanan dari hasil ternak tidak dapat
diremehkan peranannya. Pengetahuan manusia tentang binatang ternak jika dihimpun dari dulu
sampai sekarang barangkali tidak lebih dari sebutir debu di padang pasir yang luas. Hanya Allah-
lah yang mengetahui semuanya itu, karena Allah-lah yang menciptakan semuanya itu dari tidak
ada menjadi ada.
B. Pengertian Domestikasi
Domestikasi merupakan pengadopsian tumbuhan dan hewan dari kehidupan liar ke dalam
lingkungan kehidupan sehari-hari manusia. Dalam arti yang sederhana, domestikasi merupakan
proses "penjinakan" yang dilakukan terhadap hewan liar. Perbedaannya, apabila penjinakan lebih
pada individu, domestikasi melibatkan populasi, seperti seleksi, pemuliaan (perbaikan
keturunan), serta perubahan perilaku/sifat dari organisme yang menjadi objeknya.
Domestikasi adalah keadaan dimana breeding, pemeliharaan dan pemberian pakan berada
dibawah pengawasan manusia (Hale, 1969).Domestikasi ternak diperkirakan dilakukan dalam
kaitan dengan kepastian penyediaan sumber pangan, sandang (kulit dan rambutnya dijadikan
bahan pakaian), serta sebagai komoditi perdagangan.
Domestikasi tumbuhan maupun hewan adalah sebuah proses panjang, yang memerlukan
waktu lama serta dana dan daya yang besar. Di dalamnya terlibat berbagai kegiatan penelitian
yaitu : inventarisasi, karakterisasi, kajian potensi, seleksi, penangkaran, dan pemuliaan untuk
pemanfaatan berkelanjutan. Sebagai gambaran, tanaman kelapa sawit memerlukan proses
domestikasi selama lebih dari 100 tahun untuk dapat dimanfaatkan secara ekonomi seperti
sekarang ini. Sebaliknya ada beberapa jenis tumbuhan yang tidak memerlukan waktu lama untuk
dapat didomestikasi, sebagai contoh adalah Aglaonema sp. ternyata hanya memerlukan waktu
tidak lebih dari 3 tahun untuk menjadi tanaman hias.
Pengalaman mengajarkan bahwa domestikasi secara konvensional memerlukan waktu
yang panjang, karena itu dibutuhkan suatu terobosan untuk mempercepat proses domestikasi
antara lain melalui teknik pemuliaan dan rekayasa genetika. Oleh karenanya, untuk menjamin
percepatan proses domestikasi diperlukan program penentuan prioritas yang didukung komitmen
oleh semua pihak yang terkait, serta dukungan dana dan sumber daya serta pengetahuan dan
teknologi yang memadai.
Menurut Zairin (2003), ada beberapa tingkatan yang dapat dicapai manusia dalam upaya
penjinakan hewan ke dalam suatu sistem budidaya. Tingkatan dimaksud, sebagaimana
berlangsung pada ikan, adalah sebagai berikut.
1. Domestikasi sempurna, yaitu apabila seluruh daur hidup ikan sudah dapat berlangsung dalam
sistem budidaya.
2. Domestikasi hampir sempurna, yaitu apabila seluruh daur hidupnya dapat berlangsung dalam
sistem budidaya, tapi keberhasilannya masih rendah.
3. Domestikasi belum sempurna, yaitu apabila baru sebagian daur hidupnya dapat berlangsung
dalam sistem budidaya.
PROSES DAN PENGARUH DOMESTIKASI
A. Proses Domestikasi Ternak
Bersama dengan domestikasi tumbuhan penghasil pangan, domestikasi hewan adalah
salah satu langkah penting yang dilakukan umat manusia. Di dunia, praktis hanya dua lokasi
yang pernah melakukan domestikasi awal hewan ternak yang dilakukan sebelum budidaya
tanaman pangan dilakukan, yaitu Asia Barat Daya (untuk domba, kambing, sapi, dan babi) dan
Dataran Tinggi Andes (untuk alpaka dan lama.)
Domestikasi ternak diperkirakan dilakukan dalam kaitan dengan kepastian
penyediaan sumber pangan, sandang (kulit dan rambutnya dijadikan bahan pakaian),
serta di kemudian hari sebagai komoditi perdagangan. Menurut ahli biologi Jared
Diamond(2004), hewan harus memenuhi enam kriteria agar dapat dipertimbangkan
untuk didomestikasi:
1. Pakannya mudah didapatkan. Hewan tersebut harus mau memakan makanan yang berada di
luar piramida makanan manusia (gandum atau jagung), pakannya tidak digunakan oleh manusia
(rumput, dan sebagainya), dan ekonomis untuk penyimpanannya.
2. Pertumbuhannya dengan cepat sehingga mempercepat proses perkembangbiakan dan
dimanfaatkan. Hewan besar seperti gajah membutuhkan waktu tahunan hingga dapat
dipergunakan.
3. Memungkinkan untuk dikembangbiakkan dalam penangkaran.
4. Tidak agresif.
5. Tidak mudah stres.
6. Memiliki hierarki sosial yang dapat dimodifikasi.
Karena syarat-syarat itulah, kebanyakan domestikasi dilakukan pertama-tama
untuk keperluan kesenangan semata sebagai hewan timangan ( pet). Banyak jenis ikan
dan reptilia masa kini mulai ditangkarkan untuk keperluan sebagai peliharaan, namun
perilaku liarnya masih terbawa hingga sekarang. Domestikasi memerlukan puluhan
generasi untuk mendapatkan galur-galur yang benar-benar adaptif dengan
lingkungan buatan manusia, dikarenakan domestikasi konvensional memerlukan waktu
yang panjang.
DAFTAR PUSTAKA
http://teknologi.kompasiana.com/group/terapan/2010/09/08/. Robinson dan Bolen. 1984.
pemanfaatan plasma-nutfah-peternakan-dengan-domestikasi/.
http://aagguussdaus.blogspot.com/2009/12/domestikasi-sapi-madura.html. Ertingham.
1984.
http://drhyudi.blogspot.com/2010/09/sejarah-usaha-peternakan-di-indonesia.html. Jared
Diamond. 2004.
Ronnie Liljegren. Die Domestizierung von Tieren. Dalam: Göran Burenhult (2004). Menschen
der Urzeit. Karl Müller.