ABSTRAK
St. Vincentius a Paulo atau yang sering disebut sebagai RKZ adalah salah
satu rumah sakit swasta di Surabaya yang berdiri sejak tahun 1925. Layanan
farmasi adalah salah satu layanan yang sangat penting dan sangat menunjang bagi
layanan perawatan medik di RKZ. Oleh karena itu bagian farmasi harus terus
meningkatkan kualitas pelayanannya dengan berusaha memenuhi kebutuhan dan
harapan pelanggannya. Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk mencari
strategi terbaik peningkatan kualitas layanan farmasi RKZ melalui integrasi
Servqual, Importance-Performance Analysis dan Quality Function Deployment
(QFD).
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa, bagian
farmasi RKZ harus menambah petugas farmasi, melaksanakan diklat customer
care, melaksanakan diklat asisten apoteker, memberi edukasi tentang layanan
yang diberikan terhadap konsumen, menyempurnakan rantai sistem kerja, dan
melaksanakan rotasi petugas berdasarkan waktu dan tempat kerja.
PENDAHULUAN
RKZ adalah salah satu rumah sakit swasta besar di Surabaya dan
termasuk jajaran rumah sakit yang banyak dipilih oleh masyarakat untuk
memperoleh sarana kesehatan. Memiliki orientasi tidak kepada profit semata
menjadikan RKZ memang layak menjadi rumah sakit pilihan masyarakat. Seperti
pelayanan rumah sakit pada umumnya, RKZ juga memberikan beberapa macam
pelayanan, seperti: perawatan medik (rawat inap dan rawat jalan), penunjang
medik (farmasi, alat-alat kedokteran yang canggih, para petugas medis yang
berkompeten), rehabilitasi, pencegahan dan peningkatan kesehatan, tempat
pendidikan atau latihan tenaga medik, tempat penelitian, serta pengembangan
ilmu teknologi kesehatan.
Farmasi adalah salah satu layanan di rumah sakit yang merupakan bentuk
layanan yang sangat penting dan sangat menunjang layanan perawatan medik.
Seperti diketahui, peningkatan kualitas layanan adalah salah satu bentuk cara yang
ampuh untuk memenangkan daya saing perusahaan. Oleh karena itu, divisi
farmasi RKZ berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada para konsumennya.
1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIV
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Juli 2011
Penilaian terhadap hasil kerja farmasi juga pernah dilakukan oleh pihak
RKZ secara berkala dengan menyebarkan angket kepada konsumen pengguna
layanan farmasi. Namun hasil angket menunjukkan hanya sebatas seberapa puas
konsumen tersebut merasakan pelayanan jasa farmasi.
Penelitian yang dilakukan di bagian farmasi rumah sakit dengan
menggunakan metode Servqual pernah dilakukan oleh Prasetya (2009). Penelitian
tersebut membahas mengenai tingkat kepuasan pasien rawat jalan terhadap
kualitas pelayanan informasi obat instalasi farmasi RSUD Dr. Moewardi
Surakarta dengan mengintegrasikan metode Servqual dan diagram Kartesius.
Metode Servqual digunakan untuk mencari gap antara persepsi dengan harapan
pelanggan. Diagram Kartesius dipergunakan untuk menghubungkan tingkat
kepuasan dan tingkat harapan dari pelanggan, dimana sumbu X mewakili nilai
rata-rata skor kepuasan dan sumbu Y adalah nilai rata-rata skor harapan.
Penelitian ini menunjukkan hubungan antara tingkat kepuasan dengan tingkat
harapan, tanpa membahas dan menunjukkan lebih lanjut strategi apa yang
digunakan untuk perbaikan dan peningkatan kualitas layanan
Berdasarkan hal yang telah dipaparkan di atas, penelitian yang dilakukan
ini membahas tentang upaya peningkatan layanan kerja farmasi terhadap pasien
rawat inap RKZ dengan menggunakan metode Servqual dan QFD. Metode
Servqual digunakan untuk mengukur gap/kesenjangan antara persepsi dan harapan
pelanggan. Hasil pengukuran gap kemudian diperjelas dengan menggunakan
diagram Kartesius yang menghubungkan tingkat harapan dengan tingkat
kepuasan/persepsi pelanggan, sehingga diperoleh atribut layanan yang benar-
benar membutuhkan peningkatan kualitas layanan dengan segera. Hasil dari
diagram Kartesius berupa customer needs kemudian dijadikan masukan untuk
penyusunan House of Quality (HoQ) pada metode QFD. Dari hasil penyusunan
HoQ dapat diperoleh strategi terbaik guna peningkatan kualitas layanan farmasi di
RKZ. Penelitian ini penting untuk dilakukan agar RKZ bisa segera
mengimplementasikan strategi perbaikan guna peningkatan kualitas layanan
farmasi di masa mendatang.
METODOLOGI
Secara garis besar penelitian ini dilakukan dalam empat tahapan, yaitu:
identifikasi masalah, pembuatan dan penyebaran kuesioner, pengolahan data dan
penyusunan HoQ, serta analisa dan kesimpulan.
Pada tahap pertama dilakukan proses identifikasi dan penetapan variabel
yang mewakili lima dimensi kualitas pada metode Servqual. Kualitas layanan
dibangun atas adanya perbandingan dua faktor utama, yaitu persepsi atas layanan
nyata yang mereka terima dengan layanan yang sesungguhnya diharapkan.
Menurut Zeithaml dkk (1990), variabel kualitas meliputi lima dimensi, yaitu:
1. Dimensi tangibles
1.1.Ruang tunggu farmasi sejuk ber-AC.
1.2.Ruang tunggu farmasi bersih.
1.3.Tata ruang tunggu farmasi menarik.
1.4.Tempat duduk ruang tunggu farmasi nyaman.
1.5.Tersedia obat yang lengkap baik macam maupun jumlah.
2. Dimensi reliability
2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIV
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Juli 2011
3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIV
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Juli 2011
Tabel 1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Persepsi dan Harapan Pelanggan
Nilai r hitung dan Alpha Cronbach untuk sampel = 150
r r
Persepsi Alpha Kesimpulan Harapan Alpha Kesimpulan
hitung hitung
Atribut Atribut
Cronbach Cronbach
Layanan Layanan
1.1 0,734 0,774 valid & reliabel 1.1 0,667 0,710 valid & reliabel
1.2 0,735 0,774 valid & reliabel 1.2 0,724 0,710 valid & reliabel
1.3 0,739 0,774 valid & reliabel 1.3 0,704 0,710 valid & reliabel
1.4 0,777 0,774 valid & reliabel 1.4 0,735 0,710 valid & reliabel
1.5 0,650 0,774 valid & reliabel 1.5 0,569 0,710 valid & reliabel
2.1 0,862 0,817 valid & reliabel 2.1 0,843 0,822 valid & reliabel
2.2 0,857 0,817 valid & reliabel 2.2 0,790 0,822 valid & reliabel
2.3 0,763 0,817 valid & reliabel 2.3 0,807 0,822 valid & reliabel
2.4 0,726 0,817 valid & reliabel 2.4 0,791 0,822 valid & reliabel
3.1 0,811 0,875 valid & reliabel 3.1 0,817 0,861 valid & reliabel
3.2 0,848 0,875 valid & reliabel 3.2 0,819 0,861 valid & reliabel
3.3 0,888 0,875 valid & reliabel 3.3 0,865 0,861 valid & reliabel
3.4 0,866 0,875 valid & reliabel 3.4 0,861 0,861 valid & reliabel
4.1 0,774 0,890 valid & reliabel 4.1 0,798 0,893 valid & reliabel
4.2 0,804 0,890 valid & reliabel 4.2 0,834 0,893 valid & reliabel
4.3 0,750 0,890 valid & reliabel 4.3 0,740 0,893 valid & reliabel
4.4 0,783 0,890 valid & reliabel 4.4 0,782 0,893 valid & reliabel
4.5 0,789 0,890 valid & reliabel 4.5 0,742 0,893 valid & reliabel
4.6 0,775 0,890 valid & reliabel 4.6 0,815 0,893 valid & reliabel
4.7 0,781 0,890 valid & reliabel 4.7 0,752 0,893 valid & reliabel
5.1 0,964 0,927 valid & reliabel 5.1 0,952 0,884 valid & reliabel
5.2 0,967 0,927 valid & reliabel 5.2 0,943 0,884 valid & reliabel
4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIV
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Juli 2011
diperoleh r tabel = 0,160). Hasil uji reliabilitas menunjukkan nilai koefisien alpha
cronbach > 0,6. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setiap pertanyaan
dalam kuesioner dapat dimengerti dengan baik oleh responden, dan juga apabila
ditanyakan berapa kalipun maka jawaban yang diperoleh tidak akan menyimpang
terlalu jauh.
5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIV
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Juli 2011
3,908
4,8
5
4,7
76
IV I
4,6
2
8 20
4,5 18
19 9
Tingkat Harapan
16 11
14 15
4,4 4,408
12
17 1
22 13
4,3 10 4
21
4,2
4,1
4,0
III II
3
3,9
3,5 3,6 3,7 3,8 3,9 4,0 4,1 4,2 4,3 4,4
Tingkat Kepuasan/Persepsi
Pada gambar 1, dari dua puluh dua atribut layanan hanya empat yang
berada pada kuadran IV dan akan menjadi customer needs pada penyusunan HoQ
pada metode QFD selanjutnya. Atribut layanan yang diprioritaskan untuk
mendapatkan perbaikan adalah:
• Atribut layanan nomor 7, yaitu kecepatan pelayanan obat non racikan < 15
menit.
• Atribut layanan nomor 6, yaitu kecepatan pelayanan obat racikan < 25 menit.
• Atribut layanan nomor 16, yaitu petugas farmasi bersikap ramah dan sopan
dalam menjalankan tugasnya.
• Atribut layanan nomor 11, yaitu kesediaan petugas farmasi menerima dan
memproses resep dengan cepat.
6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIV
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Juli 2011
3. Technical Response
Bagian technical response yang ditunjukkan pada tabel 4, merupakan
tanggapan atau solusi yang diberikan oleh pihak manajemen RKZ dalam
memenuhi kebutuhan pelanggan.
4. Relationship
Nilai relationship yang ditunjukkan pada tabel 5, menjelaskan hubungan
antara customer needs dengan technical response. Semakin besar nilai
relationship menunjukkan hubungan antara customer needs dengan technical
response yang semakin kuat.
5. Technical Correlations
Technical correlations menjelaskan hubungan antar technical response.
Hubungan ini perlu diperhatikan karena ada kemungkinan respon teknis satu
dengan yang lain mempunyai hubungan saling menunjang, atau sebaliknya
respon teknis yang satu dapat menghambat respon teknis yang lain, sehingga
pelaksanaannya harus lebih diperhatikan lagi.
6. Technical Matrix
Technical matrix yang ditunjukkan pada tabel 6 berisi tiga informasi.
Nilai contribution yang tinggi menunjukkan bahwa respon teknis tersebut
akan memberikan pengaruh yang besar terhadap peningkatan kualitas
layanan. Respon teknis dengan nilai normalized contribution tertinggi akan
diprioritaskan untuk ditingkatkan kualitas layanannya.
7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIV
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Juli 2011
Customer Needs
sistem kerja
Diklat AA
Diklat CC
8
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIV
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Juli 2011
9
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIV
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Juli 2011
Saran
Saran-saran yang dapat diberikan yaitu:
1. Untuk penelitian yang akan datang, sebaiknya faktor harga obat juga
dimasukkan sebagai atribut penentu keputusan konsumen memilih RKZ
sebagai rumah sakit pilihan.
2. Untuk RKZ, saran yang dapat diberikan adalah:
Memperkuat kelompok kerja (teamwork) agar penerapan metode
Servqual dan QFD dapat berhasil
Memantau kinerja layanan farmasi minimum tiap 3 bulan.
DAFTAR PUSTAKA
Prasetya, N. A. N., 2009, Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan
Terhadap Kualitas Pelayanan Informasi Obat Apotek Instalasi
Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta,
Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
10