Anda di halaman 1dari 55

KARYA ILMIAH TERAPAN

HALAMAN JUDUL
TINDAKAN PENCEGAHAN TERJADINYA OVERFLOW
PADA PENGOPERASIAN F.O PURIFIER DI ATAS KAPAL

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan


Program pendidikan & pelatihan pelaut Diploma III

MUHAMMAD ALFIRANDA
NIT.06.18.038.1.42/T
AHLI TEKNIKA TINGKAT III

PROGRAM DIPLOMA III PELAYARAN

POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA

TAHUN 2021
PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Muhammad Alfiranda
Nomor Induk Siswa : 06.18.039.1.42/T
Program Diklat : Ahli Teknika Tingkat III
Menyatakan bahwa KIT yang saya tulis dengan judul :

TINDAKAN PENCEGAHAN TERJADINYA OVERFLOW PADA


PENGOPERASIAN F.O PURIFIER DI ATAS KAPAL

Merupakan karya asli seluruh ide yang ada di dalam KIT tersebut dan tema yang
saya nyatakan sebagai kutipan,merupakan ide saya sendiri.
Jika pernyataan di atas terbukti tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi
yang di tetapkan oleh Politeknik Pelayaran Surabaya.

Surabaya , Agustus 2021

Muhammad Alfirand

ii
PERSETUJUAN SEMINAR

KARYA ILMIAH TERAPAN

Judul : TINDAKAN PENCEGAHAN TERJADINYA

OVERFLOW PADA PENGOPERASIAN F.O

PURIFIER DI ATAS KAPAL

Nama Taruna : Muhammad Alfiranda

NIT : 06.18.039.1.42/T

Program Diklat : Ahli Teknika Tingkat III

Dengan ini dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diseminarkan

Surabaya, Agustus 2021

Menyetujui:

Pembimbing I Pembimbing II

(Eko Prayitno, S.Pdi, MM) (Dyah Ratnaningsih, SS, M.Pd )


Penata Muda Tk. I (III/b) Penata Tk. I(III/d)
NIP.19760322 200212 1 002 NIP. 19800302 200502 2 001

Dikukuhkan oleh :
Ketua Jurusan Teknika
Monika Retno Gunarti, M.Pd, M.Mar.E.
Penata (III/c)
NIP. 19760528 200912 2 002

iii
HALAMAN PENGESAHAN

TINDAKAN PENCEGAHAN TERJADINYA OVERFLOW PADA


PENGOPERASIAN F.O PURIFIER DI ATAS KAPAL
Disusun Oleh :

MUHAMMAD ALFIRANDA

NIT : 06.18.039.1.42/T

Ahli Teknika Tingkat III

Telah Diuji dan disahkan oleh Dewan Penguji serta Dinyatakan Lulus

Dengan Nilai........... Pada Tanggal....................... 2021

Penguji I Penguji II Penguji III


Monika Retno Gunarti, M.Pd, (Eko Prayitno, S.Pdi, MM) (Dyah Ratnaningsih, SS, M.Pd )
M.Mar.E Penata Muda Tk. I (III/b) Penata Tk. I(III/d)
Penata (III/c) NIP.19760322 200212 1 002 NIP. 19800302 200502 2 001
NIP. 19760528 200912 2 002

iv
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas limpahan kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
usulan proposal penelitian ini.
Dalam penyusunan penulisan proposal ini terdiri dari garis-garis besar
tentang penyebab terjadinya overflow pada pengoperasian F.O purifier di atas
kapal dan proposal penelitian ini disusun sebagai pedoman penulis dalam
melakukan penelitian yang telah dirancang dalam diagram rencana penelitian pada
proposal ini. Hal-hal yang memerlukan pembuktian akan dituangkan dalam
bentuk karya ilmiah berupa skripsi.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal penelitian ini masih
terdapat banyak kekurangan baik dari segi bahasa, susunan kalimat, maupun cara
penulisan serta pembahasan materi akibat keterbatasan penulis dalam menguasai
materi.
Untuk itu penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan usulan proposal penelitian ini. Serta pada
kesempatan ini disampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu sehingga penelitian ini dapat dilaksanakan, antara lain kepada:
1. Direktur Politeknik Pelayaran Surabaya
2. Kepala Jurusan Teknika Politeknik Pelayaran Surabaya
3. Dosen Pembimbing I / II
4. Rekan-rekan taruna semuanya.

Akhir kata penulis berharap semoga usulan proposal penelitian ini dapat
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis khususnya.

Surabaya, ................ 2021


Penulis

(MUHAMMAD ALFIRANDA)
NIT.06.18.038.1.42/T

v
ABSTRAK
ABSTRAK
MUHAMMAD ALFIRANDA, Tindakan pencegahan terjadinya overflow
pada pengoperasian f.o purifier di atas kapal. Dibimbing oleh Eko Prayitno,
S.Pdi., MM. dan Diah Ratnaningsih, S.S., M.Pd

F.O purifier di kapal merupakan salah satu mesin bantu yang memiliki
peran sangat penting untuk menghasilkan bahan bakar yang bersih. Kegunaan dari
bahan bakar yang sudah bersih ini adalah untuk mendukung pengoperasian dari
mesin induk dalam menghasilkan pembakaran yang sempurna. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui penyebab tidak bekerjanya membran reducing valve
sehingga menyebabkan terjadinya overflow pada F.O purifier dan juga
mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kerusakan maen seal ring.

Penulisan penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, dan


akan dilaksanakan untuk praktik di lapangan (cadet sea project) selama 12 bulan.
Dalam penelitian ini akan menggunakan teknik observasi, teknik wawancara,
teknik studi pustaka dan teknik dokumentasi sebagai teknik pengumpulan data.
Data yang dikumpulkan dan digunakan dalam menyusun proposal ini adalah data
yang merupakan informasi yang diperoleh melalui pengamatan langsung serta
wawancara dengan awak kapal yang terlibat langsung dalam penanganan mesin
pendingin makanan di atas kapal.

Dalam penelitian ini terjadinya overflow karena ada maen sheal ring yang
tidak kedap menyebabkan lolos nya minyak ke overflow .Melalui karya ilmiah
terapan ini dapat menemukan penyebab menurunnya kualitas kebersihan Fuel oil
pada purifier dikapal dan hasilnya akan dapat dipergunakan sebagai acuan atau
referensi rekan – rekan masinis agar purifier di kapal dapat beroprasi secara
maksimal.

Kata kunci : Overflow, reducing valve ,F.O Purifier

vi
ABSTRACT
ABSTRACT
MUHAMMAD ALFIRANDA, Precautions for overflow in the operation of f.o purifier
on board. Supervised by Eko Prayitno, S.Pdi., MM. and Diah Ratnaningsih, S.S.,
M.pd.

F.O purifier on the ship is one of the auxiliary engines that have a very important
role to produce clean fuel. The usefulness of the fuel that must be clean is to
support the engine to produce perfect results. The purpose of this study is to study
the cause of non-functioning valve reducing membrane causing overflow in the F.
O purifier and also to understand what factors cause ring seal damage.

Writing this research uses qualitative research methods, and will be carried out
for practice in the field (cadet marine project) for 12 months. In this study will use
observation techniques, interview techniques, literature study techniques and
documentation techniques as data collection techniques. Data collected and used
in preparing this proposal are data which is information obtained through direct
interviews and interviews with crew members who are directly involved in
handling food cooling machines on board.

In this study, overflow occurs because there is a play sheal ring that is not
impermeable causing the escape of oil to overflow. Through this applied scientific
work, it is possible to find the cause of the decline in the cleanliness of the fuel oil
in the purifier on board and the results can be used as a reference or reference for
fellow machinists for cleaning. on the ship can operate optimally.

Keywords: Overflow, valve reduction, F.O Purifier

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
PERSYARATAN KEASLIAN ..................................................................... ii
PERSETUJUAN SEMINAR ........................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................. v
ABSTRAK .................................................................................................... vi
ABSTRACT .................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... x
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 4
C. Batasan Masalah................................................................................ 4
D. Tujuan Penelitian .............................................................................. 4
E. Manfaat Penelitian ............................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 6
A. Review Penelitian Sebelumnya ......................................................... 6
B. Teori .................................................................................................. 7
1. Pengertian Purifier ...................................................................... 7
2. Prinsip Pemisah Minyak ............................................................. 7
3. Prinsip Kerja Purifier .................................................................. 9
4. Komponen Penyebab Peluberan Bahan Bakar Pada Saat Pengoperasian
Purifier......................................................................................... 10
5. Peran Operating Water Terhadap Proses Purifikasi Purifier...... 14
C. Keraangak Pikir Peneliti ................................................................... 17
BAB III METODE PENELITIAN................................................................ 18
A. Penis Pelnelitian ................................................................................ 18
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian............................................................ 19
C. Jenis Dan Sumber Data .................................................................... 21
1. Data Primer ................................................................................. 21
2. Data Sekunder ............................................................................. 21
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 22
1. Teknik Wawancara...................................................................... 22
2. Teknik Observasi ........................................................................ 23
3. Teknik Dokumentasi ................................................................... 23
E. Teknik Analisi Data .......................................................................... 24
1. Bogdan ........................................................................................ 24
2. Susan Stainback .......................................................................... 24
3. Spredley....................................................................................... 24
BAB IV ......................................................................................................... 25
A. GAMBAR UMUM LOKASI PENELITIAN ...................................
25
B. HASIL PENELITIAN ....................................................................... 27

viii
1. Penyajian data ............................................................................. 29
2. Analisis data ................................................................................ 32
C. PEMBAHASAN ............................................................................... 32
1. Belum dilaksanakan Plan Maintenance Schedule (PMS)…………. 33
2. Penggunaan Gravity Disc Yang Tidak Tepat……………………… 34
3. Penggunaan Suku Cadang Bukan Asli……………………………… 35
4. Kurangnya Ketelitian Pada Pelaksanaan Perawatan Dan Perbaikan 36
D. TUJUAN PENELITIAN ................................................................... 40
BAB V........................................................................................................... 41
A. KESIMPULAN ................................................................................. 41
B. SARAN – SARAN............................................................................ 42
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 43

ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Metode gaya gravitasi ............................................................... 8
Gambar 2.2 Metode pembersihan sentrifugal ............................................... 9
Gambar 4.1 Ship particular SV. Acamar ...................................................... 26
Gambar 4.2 Filter Fuel oil ............................................................................. 27
Gambar 4.3 F.O Purifier ............................................................................... 28
Gambar 4.4 Gravity Disc .............................................................................. 35
Gambar 4.5 Sistem pelumasan pada main engine......................................... 37
Gambar 4.6 Manual book F.O Purifier Fuction ........................................... 38
Gambar 4.7 Manual book sirkulasi F.O Purifier .......................................... 39

DAFTAR GAMBAR

x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Review Penelitian Sebelumnya ..................................................... 6
Tabel 2.2 Perbedaan Gravity Disc Pada Diameternya Dari Bermacam-Macam
Gravity Disc .................................................................................................. 11
Tabel 2.3 Komponen-Komponen Yang Menyebabkan Terjadinya Over Flow Pada
F.O Purifier ................................................................................................... 13
Tabel 4.1 data F.O Purifier SV. Acamar ..................................................... 28
Tabel 4.2 hasil wawancara kinerja Fuel Oil Purifier .................................... 29
Tabel 4.3 penilaian perawatn yang di lakukan terhadap F.O Purifier .......... 31

DAFTAR TABEL

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada masa modern, globalisasi menjadi suatu hal yang tidak terelakkan

lagi. Hubungan dan interaksi kini tidak hanya terjadi secara internal saja, tetapi

sudah merambah dunia luas bahkan antar negara maupun pulau. Hal itu terjadi

dengan beragam kepentingan baik untuk komunikasi, perdagangan, hiburan

dan masih banyak lagi. Maka, untuk mengimbangi tuntutan yang begitu banyak

tersebut maka dilakukan pengembangan teknologi baik itu teknologi

komunikasi maupun transportasi. Pada masa teknologi transportasi modern,

kapal menjadi sebuah mesin pengerak untuk berpindah dari berbagai negara

maupun kepulauan. Kapal menjadi sarana penunjang transportasi umum di

seluruh dunia dimana hampir separuh kebutuhan suatu negara menggunakan

kapal sebagai sarana pengangkut barang. Hal ini dikarenakan kapal merupakan

sarana angkutan laut yang ekonomis dibandingkan angkutan darat maupun

udara karena kapasitas volume muat barang yang diangkut lebih besar

(Setiawan, A, & Rahmadsyah, 2019)

Pengoperasian kapal yang baik tidak lepas dari mesin penggerak utama

yang dapat bekerja dengan baik dan lancar. Mesin penggerak utama tersebut

adalalah diesel. Diesel menjadi bagian terpenting dari sebuah kapal baik

sebagai tenaga pendorong maupun sebagai bagian dari generator (Ditya, 2019).

Kelancaran pengoperasian diesel sangat dipengaruhi oleh sistem bahan bakar

dan sistem pelumasan, diluar dari komponen-komponen pendukung lainnya.

1
2

Pada kapal-kapal yang digerakkan dengan motor diesel, pemakaian bahan

bakar

13
2

sangatlah diperhatikan dan dijaga kebersihannya sebab bahan bakar yang kotor

akan berpengaruh dengan motor diesel. Dalam bahan bakar yang kotor, masih

adanya kandungan lumpur dan air. Pengaruh yang mungkin terjadi karena

pemakaian bahan bakar yang kotor tersebut yaitu tersumbatnya lubang-lubang

pengabut (injector) pada motor diesel. Dengan tersumbatnya lubang pengabut

tersebut maka pembakaran yang terjadi pada motor diesel juga tidak sempurna

sehingga pengoperasian kapal mengalami masalah misalnya jumlah

putaran/daya motor menjadi rendah (Utomo, 2018).

Untuk itu, sebelum menggunakan bahan bakar terlebih dahulu bahan

bakar harus mengalami berbagai proses seperti pengendapan, pemanasan,

penyaringan serta pemisahan agar kotoran dapat dikeluarkan. Pengendapan

dapat dilakukan dengan memanfaatkan gaya tarik bumi (grafity), namun cara

tersebut membutuhkan waktu yang sangat lama sehingga digunakannlah gaya

sentrifugal yang dihasilkan dengan putaran cepat dimana gaya gravitasi

digantikan dengan gaya sentrifugal yang menghasilkan pemisahan pemisahan

ribuan kali lebih besar dibandingkan dengan gaya gravity.

Pemanfaatan gaya sentrifugal tersebut diterapkan dalam suatu pesawat bantu

yang disebut purifier yang berfungsi untuk memisahkan minyak dari unsur-

unsur air serta partikel kotor maupun lumpur sehingga bahan bakar menjadi

bersih dan dapat digunakan secara optimal serta tidak menyumbat lubang

pengabut pada mesin diesel (Pongkessu, 2011) .

Dalam pengoperasiannya, pesawat purifier sering mengalami gangguan

yang disebabkan oleh adanya komponen-komponen purifier yang tidak bekerja

secara normal yaitu membran reducing valve, pressure control valve dan
3

kerusakan main seal ring sehingga mengakibatkan pesawat tersebut tidak

bekerja secara optimal. Yaitu bahan bakar yang dipurifikasikan dalam purifier

tidak keluar melaluli pipa outlet tapi keluar melalui sludge port (overflow).

Permasalahan tersebut harus di selesaikan agar pengoperasian kapal dapat

berjalan dengan normal.

Mengingat peran purifier yang sangat penting, maka perlu diadakan

perawatan yang sifatnya berkelanjutan guna mencegah kendala dalam proses

pemisahan bahan bakar dengan unsur-unsur air dan kotoran.

Tujuan penelitian ini adalah untuk tindakan pencegahan terjadinya overflow

bahan bakar pada F.O purifier di atas kapal dan Komponen apa saja yang

mempengaruhi overflow terjadi di F.O purifier di atas kapal.

Dengan mencermati permasalahan diatas, maka saya selaku peneliti dan

penulis sangat tertarik untuk mengajukan judul :

“TINDAKAN PENCEGAHAN TERJADINYA OVERFLOW PADA

PENGOPERASIAN F.O PURIFIER DI ATAS KAPAL”

Dari permasalahan yang akan dibahas, diharapkan agar setiap masinis yang

bertanggung jawab atas mesin bantu F.O purifier benar-benar mampu

melaksanakan tugas dan tanggung jawab dalam melakukan perawatan mesin

bantu F.O purifier dengan baik. Perawatan yang dilakukan harus konsisten,

sesuai instruction manual book. Disamping itu setiap masinis harus dapat

mengdentifikasi dengan cepat setiap kelainan yang terjadi. Agar kerusakan

fatal pada mesin bantu F.O purifier tidak terjadi. Bila hal itu terjadi akan

mengganggu operasional dan menyebabkan produktivitas kerja menurun.


4

B. RUMUSAN MASALAH

Dari beberapa faktor yang telah diuraikan maka penulis mengambil

kesimpulan bahwa mesin bantu F.O purifier sangatlah penting untuk

meningkatkan kinerja produktivitas kerja.

Adapun permasalahan yang akan penulis bahas dalam proposal ini antara

lain :

1. Bagaimana tindakan pencegahan terjadinya overflow bahan bakar pada

F.O purifier di atas kapal ?

2. Komponen apa saja yang mempengaruhi overflow terjadi di F.O

purifier di atas kapal ?

C. BATASAN MASALAH

Sesuai dengan judul yang dipilih dimana ruang lingkupnya dan

mengingat cukup luasnya masalah ini, maka penulis tidak membahas

keseluruhan tetapi hanya membahas mengenai tindakan pencegahan terjadinya

overflow pada F.O purifier di kapal.

D. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui tindakan pencegahan overflow pada F.O purifier di

atas kapal.

2. Untuk mengetahui komponen apa saja yang mempengaruhi terjadinya

overflow pada F.O purifier.


5

E. MANFAAT PENELITIAN

Hasil dari penelitian ini memberikan beberapa manfaat antara lain :

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat membantu masyarakat luas dalam

mengatasi masalah atau kesulitan belajar dalam mencapai tujuan

atau prestasi belajar yang lebih tinggi dalam mengetahui dasar

permesinan kapal yaitu mesin bantu F.O purifier yang ada di atas

kapal.

b. Sebagai bahan masukan bagi para pembaca, khususnya Taruna-

Taruni Politeknik Pelayaran Surabaya jurusan teknika yang ingin

mengetahui tentang faktor-faktor penyebab terjadinya overflow

pada F.O purifier di atas kapal.

2. Manfaat Praktis

a. Pada saat penulis menjadi seorang masinis dapat menyelesaikan

masalah-masalah dan dapat mengambil tindakan yang semestinya

mengenai perawatan mesin F.O purifier.

b. Bagi perusahaan pelayaran, ini dapat berguna untuk mengurangi

biaya operasional kapal jika dilakukan perawatan atau perbaikan

permesinan dengan baik dan benar.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. REVIEW PENELITIAN SEBELUMNYA


Tabel 2.1 Review Penelitian Sebelumnya

No. Judul Jurnal Penulis Kesimpulan Perbedaan


penelitiaan

1. Pengaruh Abdul Pada pengoperasian Dalam


Putaran Ghany fuel oil purifier agar pengoperasiannya,
Yang Tidak tidak terjadi pesawat purifier
(2018) kerusakan yang sering mengalami
Maksimal
tidak diinginkan, gangguan yang
Pada Fuel maka harus disebabkan oleh
Oil Purifier diperhatikan adanya komponen-
Di Atas peringatan - komponen purifier
Kapal peringatan / yang tidak bekerja
instruksi secara normal yaitu
pengoperasian yang membran reducing
telah ditetapkan oleh valve, pressure
pabrik. Perawatan control valve dan
fuel oil purifier kerusakan main seal
berguna untuk ring sehingga
kelancaran dalam mengakibatkan
pengoperasian fuel pesawat tersebut
oil purifier itu tidak bekerja secara
sendiri, dengan optimal. Yaitu bahan
pengoperasian dan bakar yang
perawatan fuel oil dipurifikasikan
purifier yang baik dalam purifier tidak
maka akan keluar melaluli pipa
menarapkan suasana outlet tapi keluar
kerja yang lancar, melalui sludge port
karena fuel oil (overflow).
purifier adalah Permasalahan
mesin penunjang tersebut harus di
bagi kelancaran selesaikan agar
kapal . Penanganan pengoperasian kapal
gangguan yang dapat berjalan
terjadi pada dengan normal.
komponen maupun
sistem operasi fuel
oil purifier, terlabih
dahulu harus
mengetahui
penyebab dari
gangguan tersebut.

6
7

B. TEORI

1. Pengertian Purifier

Pengertian purifier dikutip dari BP3IP (2008 hal, 94), permesinan

bantu adalah suatu pesawat bantu yang di gunakan untuk memisahkan

dua cairan yang berbeda berat jenisnya.

Menurut Leslie Jackson dan thomas D. Morton ,(2006 hal, 10 )

,pengertian purifier adalah suatu alat pembersih/pemisah (sparator)

cairan (dalam hal di atas kapal adalah bahan bakar dan minyak lumas)

yang bekerja secara sentrifuse.

Di kapal, purifier merupakan komponen system bahan bakar yang

berfungsi

Untuk membersihkan minyak dari kotoran cair maupun padat (lumpur).

Purifier sangat efektif dibandingkan dengan pembersih yang di lakukan

dengan cara pengendapan dan filtering sehingga efisiensi waktu lebih

optimal dan kerusakan pada mesin akibat penggunaan minyak yang

tidak bersih dapat dikurangi.

Menurut Yudishtira, (2009 hal, 20), Oil purifier, (online), Vol 2.

Pengertian overflow adalah besar, melampaui batas, melimpah, meluap.

Suatu pemroses yang mengalami beban kerja yang berlebihan karena

operasi yang terlalu besar.

2. Perinsip Pemisahan Mminyak

Berdasarkan kutipan dari Syarifuddin Rowa (2002 hal, 15)

permesianan bantu menjelaskan bahawa prinsip pembersihan minyak


8

terdiri dari beberapa jenis. Hal ini disebabkan karena perbedaan berat

jenis (BJ) zat cair tersebut. Namun yang sering dipakai di kapal yaitu :

a. Metode gaya gravitasi

Metode gaya gravitasi adalah cara pembersihan minyak dengan

menggunakan gaya berat, yaitu bahan bakar dari tangki dasar

berganda dialirkan ketangki penyimpanan bahan bakar dalam

waktu tertentu untuk mengendapkan air dan lumpur yang

dikandung oleh bahan bakar.

Gambar 2.1 Metode gaya gravitasi

https://www.google.com/search?q=purifier+metode+gaya+gravitasi

b. Metode pembersihan sentrifugal

Mesin pemisah kotoran yang lazim disebut separator (purifier)

yaitu pemisah dengan putaran untuk melakukan pemisahan

dengan pengendapan di bidang sentrifugal.

Jika pemisahan dengan gaya sentrifugal bekerja sesuai dengan

1500-1900 rpm, maka pemisahan dan pembersihan jauh lebih

besar daripada pengendapan gravitasi bumi.


9

Gambar 2.2 Metode pembersihan sentrifugal

https://www.google.com/search?q=purifier+metode+gaya+gravitasi

c. Metode filter (saringan)

Untuk pembersihan bahan bakar dengan pemakaian saringan

dibagi dalam dua kali penyaringan. Hal ini dimaksudkan agar

dapat memperoleh hasil yank maksimal, untuk setiap saringan

yang di pergunakan untuk menyaring bagian kotoran yang

besar sedangkan saringan (super filter) dipergunakan untuk

menyaring bagian kotoran yang lebih kecil.

3. Prinsip Kerja Purifier

Menurut Vaan Maanen (1983), prinsip kerja purifier adalah

memisahkan minyak dari air, lumpur dan kotoran lainnya dengan gaya

sentrifugal berdasarkan berat jenisnya sehingga pertikel yang

mempunyai berat jenis yang lebih besar akan berada jauh

meninggalkan porosnya, sedangkan pertikel yang mempunyai berat

jenis lebih kecil akan selalu berada mendekati porosnya.

Tujuan pemisahaan minyak dengan putaran sentrifugal adalah :


10

Lumpur-lumpur dapat dipisahkan dengan mudah dan dibuang dengan

cara di blow-up. Gerakan pembuangan lumpur dilakuakan dalam suatu

waktu yang singkat dengan pembersiahan yang tinggi. Proses

pembersihan jauh lebih efisien dan ekonomis.

4. Komponen Penyebab Peluberan Bahan Bakar Pada Saat

Pengoperasian Purifier

Dikutip dari Syarifuddin Rowa dalam buku permesinan bantu

(2002), menjelaskan bahawa faktor yang memungkinkan terjadinya

peluberan bahan bakar dari dalam purifier antara lain :

a. Pengaruh gravitasi disc

Kemampuan purifier untuk memisahkan bahan bakar dari air dan

kotoran (lumpur) sangat dipengaruhi oleh ukuran gravitasi disc.

Dalam purifier, minyak yang masuk akan berputar, hal ini

bertujuan untuk mengatur cara pelemparan, sehingga zat cair yang

mempunyai berat jenis lebih besar akan terlempar jauh, sedangkan

zat cair yang beratnya ringan akan berada dekat dengan sumbu

putaran. Jika berat jenis minyak bahan bakar yang masuk ke

purifier berubah- ubah, maka perbandingan garis tengah harus di

ubah. Untuk itu setiap purifier dipasang cincin yang mana garis

tengah luar dari saluran pembuangan air dapat diubah dan cinci itu

adalah gravity disc yang berfungsi untuk menjaga agar cairan

minyak dan air tidak bersatu atau bercampur pada waktu air dan

minyak iitu keluar.


11

b. Pemilihan gravity disc

Gravity yang akan di gunakan pada purifier, terlebih dahulu

diadakan pemilihan yang tepat agar mengurangi terjadinya

peluberan bahan bakar. Hal ini perlu dilakuakan karena perbedaan

berat jenis dari bahan bakar yang tidak sama.

c. Persediaan gravity disc

Jenis gravity disc ditentukan pada tabel dibawah ini, hal ini

memperhatikan perbedaan gravity disc pada diameternya dari

bermacam-macam gravity disc.

Tabel 2.2 Perbedaan Gravity Disc Pada Diameternya Dari


Bermacam-Macam Gravity Disc
Diameter gravity 63 64,5 60,5 68 70 73 78 84

disc(mm)

Perbandingan 0,999 0,985 0,956 0,930 0,920 0,88 0,870 0,840

(berat jenis)

d. Petunjuk umum pemilihan gravity disc

Untuk mendapatkan gravity disc yang cocok pada purifier yang di

pakai harus memenuhi 4(empat) macam syarat yang di perlukan,

antara lain :

1. Spesifik gravity (berat jenis)

2. Viscosity (kekentalan)

3. Table seleksi gravity disc

4. Suhu pemanasan

5. Putaran tidak center


12

Gagalnya purifier distart kembali setelah terjadi automatic stop

di sebabkan putaran imbal (tidak center) sehingga tidak mampu

melampaui batas kritis.

Pertama kali putarannya perlahan-lahan, semakin lama

putaranya semakin cepat untuk menuju putaran normal biasanya

melalui putaran yang diiringi dengan getaran, getaran inilah

yang dinamakan putaran kritis.

Putaran purifier yang imbal (tiak center) sulit bahkan tidak

mungkin mencapai

Putaran normal. Apabila putaran normal, tidak normal maka

daya atau tenaga untuk melempar dalam gaya sentrifugal tidak

tercapai sehingga bahan bakar dan air akan tercampur. Sebab-

sebab purifier putarannya tidak center :

a. Bowl disc kotor

Pada dinding bagian dalam bowl banyak kotoran yang

menempel. Agar bowl disc tidak kotor seperti yang

dianjurkan oleh buku petunjuk, pembersihan dilakukan

setiap 3000 jam. Pada saat pencucian bowl ( mangkuk),

bowl hood (kap mangkuk), bowl bod (badan mangkuk), dan

bowl disc (piringan mangkuk), juga di periksa bagian-

bagian lainnya seperti O-ring packing atau seal ring.bila

pada bagian tersebut rusak harus segera diganti untuk

mencegah kebocoran pada purifier tersebut.


13

b. Ball bearing (bantalan)

Kerusakan pada ball bearing ini disebabkan oleh putaran

poros yang tidak rata (center) atau pemanasan bahan bakar

yang terlalu tinggi. Pada saat masuk ke purifier temperature

bahan bakar maksimum adalah 1000cc. jika ball bearing

rusak, jalan satu-satunya adalah diganti dengan yang baru.

c. Poros purifier

Purifier yang bengkok disebabkan karena terlalu lama

dipakai sehingga mengalami perubahan bentuk. Disamping

itu, ujung poros bagian yang lurus, permukaan tidak rata

lagi karena termakan oleh korosi dan aus karena gesekan.

Apabila poros sedah bengkok atau sudah aus, jalan yang

terbaik yaitu harus di ganti.

d. Drive gear

Drive gear akan cepat rusak atau aus bila system

pelumasannya kurang diperhatikan. Penggunaan minyak

lumas yang tidak sesuai di drive gear dapat menyebabkan

gear menjadi aus dan mempengaruhi penyaluran tenaga

motor secara maksimum sehingga putaran motor menjadi

berkurang . faktor lain yang menyebabkan drive gear rusak

yaitu dalam pemasangan kurang hati-hati.


14

Tabel 2.3 Komponen-Komponen Yang Menyebabkan


Terjadinya Over Flow Pada FO Purifier
Nama Bagian Waktu Keterangan

Penggantian

Main seal ring 6 bulan Rusak/aus

Lightli light liguid chamber 6 bulan


Rusak/aus

Gravity disc 6 bulan Retak/berkarat

Centripetal pump 12 bulan Rusak/aus

Rusak/aus
Heavy liquid camber 6 bulan
Rusak/aus
Top disc 12 bulan
Rusak/aus
Screw with hole 6 bulan
Retak/berkarat

Disc 6 bulan

5. Peranan Operating Water Terhadap Proses Purifikasi Purifier

Menurut instruction manual book alfa laval model FOPX 610, ada

3 fase pengaliran air yaitu : proses opening bowl,closinf bowl dan

sealing water. Ketiga proses ini sangat mempengaruhi purifikasi bahan

bakar pada purifier. Dimana proses pertama yang terjadi adalah proses

penutupan bowl, closing water masuk melalui screw with hole dan

menekan sliding bowl bottom ke atas sehingga bowl

tertutup.selanjutnya sealing water masuk untuk pembilasan dan sebagai

interface.

Proses yang terakhir yaitu proses opening water masuk ke dalam ruang

di atas operating slide,sehingga operating slide mengalahkan tekanan

sprong dan bergerak kebawah dan menyebabkan drain valve plug


15

terbuka dan closing water keluar melalui drain channel. Dengan

keluarnya closing water maka sliding bowl akan bergerak kebawah dan

bowl terbuka.

Bowl merupakan wadah penampang kotoran dan lumpur yang berasil

dari proses purifikasi minyak. di dalam bowl terdapat komponen-

komponen seperti :

a. Disc

Disc mempunyai fungsi utama menahan tekanan minyak. Minyak

yang merambat pada disc dengan perlahan akan naik untuk

dipompakan oleh centripental pump keluar melalui outlet purifier

dengan perambatanya akan perlahan naik maka untuk memisahkan

minyak tersebut dari kotoran menjadi lebih mudah akibat adanya

gaya sentrifugal yang terjadi di dalam bowl.

b. Pilot vlve

Setelah proses purifikasi terjadi di dalam bowl, maka air dan

kotoran yan sudah dipisahkan di dalam bowl akan dikeluarkan

menuju tangki lumpur. Air pengoperasian akan menekan pilot valve

ke dalam sehingga air yang berada di bawah main cylinder bergerak

ke bawah dan mebuka sludge port untuk mengeluarkan air dan

kotoran hasil pemisahan. Pilot valve merupakan alat yang bekerja

dengan dua cara yaitu :

1. Membuka akibat adanya tekanan air pembukaan (opening

water)
16

2. Menutup akibat adanya gaya sentrifugal yang mebuat pilot

valve secara otomatis terdorong keluar.

C. KERANGKA PIKIR PENELITIAN

Dalam kerangka pikir ini, penulis akan memaparkan secara bagan

alur dalam menjawab dan menyelesaikan pokok permasalahan yang telah

dibuat sebagai berikut :

Penelitian

Bagaimana tindakan komponen apa saja


pencegahan yang yang mempengaruhi
terjadinya overflow overflow terjadi di
bahan bakar pada F.O purifier di atas
F.O purifier di atas kapal ?
kapal ?

Usulan Pemecahan
Masalah

Teknik Wawancara Pengumpulan Data Teknik Observasi

Teknik Dokumentasi Teknik Studi Pustaka

Kesimpulan dan Saran


BAB III

METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Menurut Surya Brata (2003,11) penelitian merupakan suatu proses dari

suatu rangkaian langkah-langkah yang dilakukan secara terencana dan

sistematis, guna mendapatkan pemecahan masalah atau jawaban terhadap

pernyataan-pernyataan tertentu.

Sementara menurut Kartono (1996,20) menjelaskan metode berasal dari

bahasa Yunani ‘ metodhos’ yaitu jalan sampai. Metode penelitian adalah cara-

cara berfikir dan berbuat yang dipersiapkan dengan baik untuk mengadakan

penelitian dan agar dapat mencapai suatu penelitian.

Menurut Poerwandari (1998,22) penelitian kualitatif adalah penelitian yang

menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti transkripsi

wawancara, catatan lapangan, gambar, foto, rekaman video dan lain-lain.

Menurut Munawaroh (2012,17) bahwa konsep pendekatan kualitatif adalah

menekan pada makna, penalaran, definisi suatu situasi tertentu (dalam konteks

tertentu), lebih banyak meneliti hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan

sehari-hari. Pendekatan kualitatif, lebih lanjut, mementingkan pada proses

dibandingkan dengan hasil akhir, oleh karena itu urut-urutan kegiatan dapat

berubah-ubah tergantung pada kondisi dan banyaknya gejala-gejala yang

ditemukan. Tujuan penelitian biasanya berkaitan dengan hal-hal yang bersifat

praktis.

Menurut Munawaroh (2012,20) bahwa teknik kualitatif adalah pendekatan

kualitatif, maka yang bersangkutan akan menggunakan teknik observasi

17
18

terlibat langsung atau riset partisipatori, seperti yang dilakukan oleh para

peneliti bidang antropologi dan etnologi sehingga penelitian terlibat langsung

atau berbaur dengan yang diteliti. Dalam praktiknya, peneliti akan melakukan

review terhadap berbagai dokumen, foto-foto dan artefak yang ada.

Sehingga metode penelitian berisi pengetahuan yang mengkaji ketentuan

mengenai metode-metode yang digunakan dalam penelitian. Pada umumnya

penelitian merupakan refleksi keinginan untuk memperoleh dan

mengembangkan pengetahuan yang merupakan kebutuhan dasar manusia

sehingga menjadi motivasi untuk melakukan penelitian.

Alasan penulis memilih penelitian dengan teknik kualitatif adalah

pendekatan teknik kualitatif sesuai dengan penelitian penulis yang bersifat

deskriptif, seperti transkripsi wawancara, catatan lapangan, gambar, foto,

rekaman video dan lain-lain. Serta sesuai dengan tujuan penelitian yang

berkaitan dengan hal-hal yang bersifat praktis.

B. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

Penulis mengadakan penelitian pada saat praktek layar diatas kapal.

Adapun data kapal sebagai berikut :

Tahun Pembuatan :

Name of ship :

Kind Of Ship :

Nationality :

Port Of Register :

IMO Number :

Cruising Speed :
19

Horse Power :

Sel Call :

I.D :

Telephone :

Facsimili :

Telex :

Data :

G. R. T :

N. R. T :

Dead Weight :

Design Draft :

L. O. A :

L. B. P :

Lebar :

Crews Accomodation :

Cargo Hold Capacity :

Container :

Ship Yard :

Owner :

Operator :

C. JENIS DAN SUMBER DATA

Data yang dikumpulkan dan digunakan dalam menyusun proposal ini

adalah data yang merupakan informasi yang diperoleh penulis melalui


20

pengamatan langsung dan wawancara. Dari sumber-sumber ini diperoleh data

sebagai berikut :

1. Data Primer

Menurut Sauifuddin Azwar (1997,36), data primer adalah data yang

diperoleh langsung dari sumber pertama melalui prosedur dan dicatat.

Dalam hal ini penulis memperoleh data primer dengan cara langsung dari

hasil wawancara dengan pihak terkait, yang mengetahui tentang

permasalahan yang penulis angkat.

Menurut Arikunto (2010 : 22), data primer adalah data dalam bentuk

verbal atau kata – kata yang diucapkan secara lisan, gerak – gerik atau

perilaku yang dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya, yani subjek

penelitian atau informan yang berkenaan dengan variable yang diteliti atau

data yang diperoleh dari responden secara langsung.

2. Data Sekunder

Menurut Saifuddin Azwar (1997,36), data sekunder adalah data yang

diperoleh dari sumber tidak langsung yang biasanya berupa data

dokumentasi dan arsip-arsip resmi, yang diusahakan sendiri pengumpulan

oleh penulis, selain dari sumbernya yang diteliti. Data ini diperoleh buku-

buku dan internet yang berkaitan dengan obyek penelitian proposal atau

yang berhubungan dengan permasalahan yang akan dibahas, yang

diperlukan sebagai pedoman teoritis dan ketentuan dan ketentuan formal

dari keadaan nyata dalam observasi. Serta dari informasi lain yang telah

disampaikan pada saat kuliah.


21

Menurut Arikunto (2010 : 22), data sekunder adalah data yang

diperoleh dari teknik pengumpulan data yang menunjang data primer.

Dalam penelitian ini diperoleh dari hasil obervasi yang dilakukan oleh

penulis serta dari studi pustaka. Dapat dikatakan data sekunder ini bisa

berasal dari dokumen–dokumen grafis seperti table, catatan, SMS, foto

dan lain-lain.

D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Pada penelitian ini, informan penelitian merupakan awak kapal di salah

satu kapal niaga yang nantinya akan ditempati sebagai tempat melaksanakan

praktek kerja laut (PRALA). Untuk mendapatkan kelengkapan informasi

yang sesuai dengan focus penelitian maka yang dijadikan teknik

pengumpulan data adalah sebagai berikut :

1. Teknik Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan penulis

dengan mengadakan komunikasi atau tanya jawab, terhadap pihak-pihak

yang mengerti tentang permasalahan yang penulis angkat. Data ini akan

penulis gunakan dalam membahas permasalahan yang terjadi sehingga

data ini langsung dari sumbernya, dimana dalam metode ini penulis harus

melakukan wawancara langsung dengan masinis I yang menangani tentang

sistem pendingin pada mesin induk. Dalam hal ini data yang diperoleh

lebih praktis dan obyektif, karena pada dasarnya permasalahan yang

terjadinya diatas kapal tidak dijabarkan secara rinci dalam buku

manualnya, sehingga dalam hal ini masinis akan memberikan jawaban

berdasarkan pada pengalaman-pengalaman selama berlayar.


22

Menurut Munawaroh (2012:20) bahwa dalam penelitian yang

menggunakan wawancara/pendekatan kualitatif, peneliti tidak mengambil

jarak dengan yang diteliti. Hubungan yang dibangun didasarkan pada

saling kepercayaan. Dalam praktiknya, peneliti melakukan hubungan

dengan yang diteliti secara intensif. Apabila sample itu manusia, maka

yang menjadi responden diperlakukan sebagai patner bukan obyek

penelitian.

2. Teknik Observasi

Observasi adalah pencarian data dengan jalan pengamatan peristiwa

secara langsung maupun tidak langsung yang pernah penulis alami selama

di atas kapal. Tujuan dari observasi ini adalah untuk mendapatkan data

primer dan sekunder.

Menurut Munawaroh (2012:44) bahwa observasi pada penelitian

tindakan mempunyai fungsi mendokumentasikan implementasi tindakan

yang diberikan kepada subyek. Oleh karena itu, observasi harus

mempunyai beberapa macam unggulan seperti memiliki orientasi

perspektif serta memiliki dasar-dasar refleksi waktu sekarang dan masa

yang akan datang. Observasi yang hati-hati sangat diperlukan untuk

mengatasi keterbatasan tindakan yang diambil peneliti akibat keterbasan

menembus rintangan di lapangan.

3. Teknik Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen

bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari

seseorang. (Sugiyono, 2009 : 329). Dokumen yang ditunjukkan dalam hal


23

ini adalah segala dokumen yang berhubungan dengan sistem pendingin

makanan yang berada diatas kapal.

E. TEKNIK ANALISIS DATA

Teknik analisis data yang diangkat dalam penyusunan ini berdasarkan

data, fakta serta informasi yang pernah dilakukan selama melaksanakan

proyek laut. Dari semua data, fakta dan informasi tersebut maka dijadikan

bahan acuan dalam penyusunan proposal Karya Ilmiah Terapan ini.

Pengertian teknik analisis data kualitatif menurut beberapa ahli :

1. Bogdan

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-

bahan lain, sehingga dapat dipahami dengan mudah, dan temuannya dapat

diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan

mengorganisasikan data, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan

sintesis, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting untuk

dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang

lain.

2. Susan Stainback

Analisis data adalah hal yang kritis dalam proses penelitian kualitatif.

Hal ini berarti mengkaji dan memahami hubungan-hubungan dan konsep

dalam daya sehingga hipotesis dapat dikembangkan dan dievaluasi.

3. Spradley

Analisis dalam penelitian jenis apapun merupakan cara berpikir. Hal

itu berkaitan dengan pengujian secara sistematis terhadap sesuatu untuk


24

menentukan bagian, hubungan antar bagian, dan hubungannya dengan

keseluruhan. Analisis adalah untuk mencari pola.

Kesimpulan analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,

dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,

menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesis, menyusun ke dalam

pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari, serta membuat

kesimpulan, sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang

lain.

Dari uraian-uraian diatas dapat disimpulkan pula langkah-langkah

pengumpulan data sampai menjadi sebuah informasi yaitu :

a. Menemukan perhatian pada masalah-masalah yang ada pada saat

penelitian dilakukan (saat sekarang) atau masalah-masalah yang

bersifat aktual.

b. Menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki

sebagaimana adanya diiringi yang tepat.

c. Mengumpulkan data dengan menggunakan teknik wawancara, teknik

observasi, teknik dokumentasi maupun teknik studi pustaka yang ada

di internet maupun buku.

d. Menganalis serta mengolah data yang telah dikumpulkan dengan

menyusun secara sistematis data tersebut sehingga penelitian ini

dapat dijadikan informasi yang bisa dipahami masyarakat luas

dengan mudah.
25

BAB IV

A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Dalam karya ilmiah terapan ini penulis akan mendeskripsikan tentang

gambaran umum objek penelitian sesuai dengan judul karya ilmiah terapan

ini yaitu “PENYEBAB TERJADINYA OVERFLOW PADA

PENGOPERASIAN F.O PURIFIER DI ATAS KAPAL ” . Sehingga

dengan adanya deskripsi gambaran umum objek penelitian ini pembaca dapat

memahami apa yang terjadi pada penulis saat di atas kapal SV. ACAMAR

yang dimiliki oleh perusahaan PT. SOWOHI KENTITI JAYA. Dengan data

kapal sebagai berikut :


26

GAMBAR 4.1 SHIP PARTICULAR SV. ACAMAR


27

B. HASIL PENELITIAN

Berdasarkan pengalaman saya ketika melakukan praktek diatas kapal,

permasalahan pada mesin bantu F.O Purifier selalu terjadi. Hal ini dapat

mengganggu kinerja mesin Main Engine. Dikarenakan kebersihan kualitas

minyakyang masuk kedalam Main Engine banyak sekali mengandung lumpur

dan air sehingga pembakaran minyak menjadi turun akibat tersumbatnya filter

F.O Back Wash.

Gambar 4.2 Filter Fuel oil

(Sumber : kapal S.V Acamar)


28

Gambar 4.3 F.O Purifier

(Sumber : kapal S.V Acamar)

Tabel 4.1 Data F.O Purifier SV. ACAMAR

NO URAIAN KETERANGAN

1. Maker/Merk Nanjing Luzhou Machine Works

2. Type Manual Operating

3. Tahun 1984

4. Lokasi Engine Room

5. Jumlah 1 Unit

6. Kondisi 1 Unit Baik


29

1. Penyajian Data

Dalam mengumpulkan data penelitian, peneliti menggunakan metode

wawancara , observasi dan tinauan pustaka. Dalam metode wawancara,

peneliti melakukan tanya jawab kepada Narasumber yang bernama Bas

Ixbal Kurniawan selaku Masinis 2nd. Hasil wawancara pada tanggal 14

April 2021 saya praktek berlayar di kapal PT. Sowohi Kentiti Jaya yang

bernama SV. ACAMAR yang di pimpin oleh Chief Engineer. Dengan

secara prosedur dan hirarki yang di sesuaikan oleh standart IMO maupun

STCW, Chief Engineer adalah seorang Leader on departement engine.

Dengan Chief engineer RIDUWAN. Saya menayakan langsung dengan

beliau mengenai Analisis dan penyebab mengapa kualitas kebersihan

minyak yang di purifierkan pada pesawat bantu fuel oil purifier bisa

menurun. Berikut adalah hasil wawancara pada tanggal 14 april 2021

dengan Masinis 2nd :

Tabel 4.2 Hasil wawancara kinerja Fuel Oil Purifier

No. Pertanyaan Jawaban

1. Apakah dikapal sering Jarang, karena kendala ABK yang masih


melakukan perawatan pada belum berpengalaman
Pesawat Bantu F.O Purifier ?
30

2. Mengapa kualitas kebersihan Karena, Kinerja F.O purifier tidak


minyak lumas yang di maksimal.
purifierkan atau yang di
bersihkan dari F.O Purifier
bisa menurun ?

3. Apa yang menyebabkan F.O Kendala dan penyebab F.O purifier tidak
purifier tidak dapat bekerja dapat bekerja dengan maksimal bisa di
dengan maksimal ? sebabkan karena putaran dari kampas.
Putaran Kampas dari Elmot atau elektro
motor yang berhubungan dengan vertical
shaft yang menggerakan putaran disc
bowl, menyebabkan putaran tersebut
tidak maksimal. Sehingga gaya gravitasi
dan berat jenis minyak lumas dengan
kotoran atau air tidak dapat di pisahkan.

4. Kegiatan apa yang harus di Mengadakan PMS (Plan Maintenance


lakukan. Untuk mencengah Schedule). PMS dilakukan dengan
agar kualitas kebersihan melihat Running hours pada F.O purifier
minyak pada F.O purifier tersebut.
tidak menurun ?

5. Bagaimana kita bisa Kita bisa mengetahui hasil baik buruknya


mengetaahui, baik atau setelah mendapatkan Check and Test
jeleknya Minyak tersebut ? Laboratory
31

Tabel 4.3 Penilaian Perawatan yang dilakukan terhadap F.O Purifier

Nilai
No. Aspek Kegiatan Perawatan
Tidak jarang sering
pernah

1. Berapa Sering F.O Purifier diadakan



Pengecekan

2. Pengecekan Rutin Mingguan 

3. Pengecekan Bulanan 

4. Pengecekan Tahunan 

5. Merawat dan Mengecek Drive Gear 

6. Penggantian Poros Purifier 

7. Pembersihan Bowl Disc 

8. Penggantian Ball Bearing (Bantalan)


NOTE :

Penentuan skala pada table di ambil dari log book harian yang ada di atas kapal.
32

2. Analisis Data

Dari hasil penelitian yang selama saya lakukan di atas kapal dalam

kegiatan praktek saya, ada beberapa hal yang dapat menyebabkan kualitas

kebersihan minyak yang dipurifierkan pada F.O Purifier menurun

diantaranya :

a. Belum dilaksanakan Plan Maintenance Schedule (PMS)

b. Penggunaan Gravity Disc yang tidak tepat.

c. Penggunaan suku cadang bukan asli.

d. Kurangnya ketelitian pada pelaksanaan perawatan dan perbaikan.

C. PEMBAHASAN

Dalam pembahasan alternatif pemecahan masalah ini, penulis

mencoba untuk memperjelaskan dan menarik garis besar dari hasil gambaran

umum. Pada kenyataan sebenarnya dalam praktek sehari–hari, permasalahan

tentang perawatan minyak pelumas tidaklah semudah apa yang dibayangkan,

hal ini terbukti dari pengalaman penulis sendiri diatas kapal yang mengalami

kendala dalam penanganan menurunnnya kualitas kebersihan minyak. Pada

pesawat bantu Fuel Oil Purifier.

Penulis pernah mengalami dan menghadapi kualitas kebersihan

minyak lumas menurun pada pesawat bantu F.O Purifier. Di karenakan

adanya kerusakan pada Vertical shaft yang tidak diketahui kebengkokannya,


33

sehingga pompa pelumas tidak bekerja sebagai mana semestinya yang tidak

diketahui oleh para ahli mesin. Dari keadaan tersebut penulis mencoba untuk

mengidentifikasi permaslahan yang dihadapi itu melalui beberapa analisa dan

pemeriksaan. Bertolak dari Analisis kebocoran minyak lumas mesin induk

pada F.O purifier di kapal. yang telah dikemukakan sebelumnya itu penulis

menemukan dan menyimpulkan ada beberapa hal yang menjadi penyebab

terjadinya menurunnya kualitas kebersihan minyak lumas pada pesawat bantu

F.O Purifier yaitu :

1. Belum dilaksanakan Plan Maintenance Schedule (PMS).

SV. ACAMAR adalah kapal yang belum menerapkan Plan

Maintenance Schedule. namun dalam pelaksanaan perawatan

khususnya perawatan Sistem Pelumasan pada F.O Purifier sudah

disediakan peralatan khusus ( special tools ). Bengkoknya vertical

shaft adalah disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain adanya

keausan dari gigi – gigi penghubung (spiral – gear dan pinion –

gear ) adanya keausan karena korosi, karena pengaruh kerusakan

bearing, karena penggunaan suku cadang dengan mutu yang

rendah mempercepat kelelahan bahan, dan faktor yang tidak kalah

pentingnya adalah karena kesalahan manusia ( human error ) pada

waktu mengadakan perawatan, perbaikan overhouling dan

pemasangan kembali dari berbagai pekerjaanya


34

2. Penggunaan Gravity Disc Yang Tidak Tepat.


Menuruut Qomar A. (2015.7) Minyak yang keluar dari

motor induk masuk ke dalam bowl dan tumpukan disc oleh pompa

sirkulasi dengan suhu yang tertentu, berkisar antara 70 0 C – 80 0 C,

kotoran yang bercampur dengan minyak pelumas dibagi dalam tiga

jenis bahan yang berbeda - beda, yaitu :

a. Cairan ringan ( minyak )

b. Cairan berat ( air tawar dan air laut )

c. Zat padat

Zat – zat padat dari kotoran minyak yang mempunyai berat

jenis paling besar diantara ketiganya akan terpisah dan menempel

pada dinding – dinding dari disc dan bowl yang berputar dengan

kecepatan yang sangat tinggi dan adanya “gaya sentrifugal“.

Fungsi gravity disc seperti yang kita ketahui bersama adalah untuk

menentukan jarak ukuran pengeluaran antara minyak lumas dan air

sehingga proses pemisahan itu dapat berlangsung dengan baik,

namun sering kali ukuran bahkan tidak mendapat perhatian

sehingga penggunaannya tidak tepat ( keliru ).

Akibatnya proses purifikasi tidak berlangsung dengan baik,

minyak yang keluar dari Fuel Oil Purifier seharusnya adalah murni

tapi ternyata masih mengandung kadar air dan kotoran , apalagi

bila suhu minyak yang masuk kedalam separator lebih tinggi dari

yang ditentukan, menyebabkan berat jenis semakin kecil dan


35

selisih permukaan dari kedua cairan dalam perangkat bowl

bertambah besar.

Gambar 4.4 Gravity Disc

(Sumber : S.V Acamar)

3. Penggunaan Suku Cadang Bukan Asli.

Menuruut Qomar A. (2015.7) Karena seringnya terjadi

kerusakan pada F.O Purifier mempengaruhi pemakaian suku

cadang, dimana pada setiap kali mengadakan perbaikan dengan

sendirinya diikuti dengan penggantian suku cadang yang baru,

sehingga pemakaian suku cadang Separator boros dan

mengakibatkan habisnya persediaan.


36

Dalam keadaan seperti ini, ketika terjadi kerusakan dan

suku cadang yang dibutuhkan tidak ada, sedangkan jika menunggu

pengiriman dari perusahaan memakan waktu yang lama karena

lokasi dan kondisi pengoperasian kapal tidak memungkinkan

pengiriman yang lancar, padahal perbaikan dan penggunaannya

sudah sangat mendesak, akhirnya jalan keluar yang diambil adalah

mencari atau membeli suku cadang yang bukan asli tapi yang

equivalen di pelabuhan – pelabuhan tujuan ketika kapal tiba,

walaupun disadari mutunya kurang baik.

4. Kurangnya Ketelitian Pada Pelaksanaan Perawatan Dan

Perbaikan.

Menuruut Qomar A. (2015.7) Kejadian yang sering terjadi

bahwa ketika mengadakan perawatan dan perbaikan terhadap

pompa minyak ada kesan seperti tergesa – gesa dari para ahli mesin

kapal yang sedang menangani pekerjaan tersebut.

Hal ini disebabkan karena para ahli mesin yang belum

memadai, pada umumnya mereka masih muda dan dengan

sendirinya ketenangan dan emosi mereka dalam bekerja belum

mapan, faktor inilah yang mendorong kearah terjadinya ketidak-

telitian dalam bekerja.saya melakukan observasi di atas kapal saat

melakukan praktek berlayar di SV. Acamar.


37

No. 06

No. 07

No. 01

Sump Tk

suction
valve

No. 02
No. 05

strainger
No. 03
No. 08

No. 04

Gambar 4.5 Sistem pembakaran Pada Main


Engine
38

Keterangan gambar :

Nomor 01: Sump Tk M/E ( Tanki tertutup dengan Air Got )

Nomor 02 : Strainger Oil ( F.O )

Nomor 03 : Fuel Oil ( F.O ) Pump

Nomor 04 : Fuel Oil ( F.O ) Cooler

Nomor 05 : Filter Fuel Oil ( F.O )

Nomor 06 : Main Engine OTSUKA SODHS /2 x 850kw 250 Rpm

Nomor 07: Fuel Oil ( F.O ) Pump

Nomor 08 : Fuel Oil ( F.O ) Purifier

Gambar 4.6 Mannual book F.O Purifier function

(Sumber : kapal S.V Acamar)


39

Gambar 4.7 Mannual book sirkulasi F.O Purifier


(Sumber : kapal S.V Acamar)
40

D. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitan mengenai kualitas kebersihan minyak pada

pesawat bantu Fuel Oil Purifier yaitu untuk mengetahui kinerja pada

pesawat bantu Fuel Oil Purifier. Pada dasarnya perawatan minyak sangatlah

berperan penting pada sistem pembakaran Main Engine. Untuk mengetahui

kualitas pada pesawat bantu Fuel Oil Purifier yaitu dengan Check And Test

Laboratory setiap satu tahun sekali. Dengan melihat Test dan Check

tersebut maka kualitas kebersihan minyak pada pesawat bantu Fuel Oil

Purifier tersebut akan terlihat kadar dan kandungan yang berada di sumpt

Tk Main Engine yang akan digunakan Mesin Induk Baik bagian Main

Engine Port maupun Main Engine Starboard yang telah dipurifikasi melalui

pesawat bantu Fuel oil purifier.


41

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Hasil dari penelitian dan pembahasan pada Bab IV, bahwa terjadinya overflow

pada Pesawat Bantu fuel Oil Purifier disebabkan karena :

1. Tindakan pencegahan terjadinya overflow bahan bakar pada F.O purifier di atas

kapal dengan memperhatikan perawatan setiap bulan atau PMS (plane

maintenance schedule) menggunakan suku cadang yang berkualitas sehingga

tidak sering terjadi kerusakan dan juga tidak merugikan perusahaan.

2. Komponen yang mempengaruhi overflow terjadi di F.O purifier di atas kapal

tidak bekerjanya membran reducing valve sehingga menyebabkan terjadinya

overflow pada F.O Purifier dan juga mengetahui faktor-faktor apa saja yang

menyebabkan kerusakan main seal ring. Contohnya adalah haus nya main seal

ring dan harus di ganti secara berkala.


42

B. SARAN – SARAN

1. Untuk mencegah terjadinya kerusakan pada Pesawat Bantu Fuel Oil Purifier maka

disarankan agar dalam melaksanakan perawatan pesawat bantu Fuel Oil Purifier

tersebut sesuai dengan instruction mannual book dari maker dan membuat Plan

Maintenance Schedule ( PMS ) dengan melihat Jam kerja ( Running Hours ) pada

Pesawat Bantu Fuel Oil Purifier tersebut atau melaksanakan perawatan sesuai

dengan Plan Maintenance Mannual ( PMM ) yang sudah disusun oleh suatu

Perusahaan.

2. Untuk melaksanakan perawatan pesawat bantu Fuel Oil Purifier dibutuhkan awak

kapal yang sudah berpengalaman dan familiar dengan alat tersebut serta

perusahaan sebaiknya mencari atau menyeleksi awak kapal yang sudah

berpengalaman dengan sistim On Board training bagi awak kapal.

3. Untuk mencegah kekurangan kebutuhan suku cadang pada perawatan Pesawat

Bantu Fuel Oil Purifier seharusnya diadakan permintaan suatu barang yang

ditujukan kepada General Manager (Cabang maupun Pusat ) atau langsung ke

suatu Perusahaan dengan melampirkan sebuah contoh gambar yang diminta

sebulan sebelum melaksanakan perawatan sehingga permintaan suku cadang

sesuai dengan apa yang diminta dan kualitasnya baik.


43

DAFTAR PUSTAKA

Ditya, U. S. (2019). Analisasi tidak normalnya proses purifikasi pada F.O

purifier. Semarang: UNIMAR AMNI

Poengkessu, P. (2011). Analisasi Over Flow pada pengoperasian F.O purifier di

MT. Tirtasari.

Setiawan, R., A, L, P., & Rahmadsyah, H, (2019). Optimalisasi Kinerja F.O

Purifier Guna Mempertahankan Kualitas Yang Baik Di Kapal KM. Oriental

Emerod. Jakarta: Sekolh Tinggi Ilmu Pelayaran.

Utomo, T. K. (2018). Optimalisasi Kerja Gravity Disc Untuk Mencegah Over

Flow Pada Purifier Fuel Oil di MV. Green Stars. Semarang: Politkni Ilmu

Pelayaran Semarang.

Surya Brata. (2003). Persyaratan F.O Prufier (online).

(https://file2shared.wordpress.com/ilmu-pengetahuan-metode-ilmiah-dan-penelitian-ilmiah/).

Diakses 26 Maret 2020.

Kartono. (1996), Pengertian metode (online), (http://digilib.unila.ac.id/15451/3/III.pdf).

Diakses 19 Mei 2020.

BP3IP. (2008), Permesinan Bantu, Jakarta, BP3IP.

Instruction manual, (1997), Alfa Laval Sparation AB Merine and Power Oil

Treatment division,s-14780 Tumba Sweden.

Jusak, J H. 2005, Perawatan dan Perbaikan, Jakarta

Leslie Jackson dan Thomas D. Morton. (2006), Need’a General For Marine

Enggineers, 1977 Maanen, P. Van 1983, Jilid 1 Motor Diesel Kapal

Ramalingam. 2009. Diesel Ship-Alfa-Laval Sparator, (online),

(http://dieselship.com/), Diakses 25 Maret 2020.

Anda mungkin juga menyukai