Artikel Skripsi Eko Fredy Sutrisno h1h010008
Artikel Skripsi Eko Fredy Sutrisno h1h010008
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh probiotik dengan dosis yang berbeda pada
tingkat pertumbuhan dan kelangsungan hidup lele dumbo (Clarias gariepimus). Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode eksperimen berdasarkan Rancang Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 kali
sampling ikan sebagai ulangan. Lima perlakuan tersebut adalah tanpa probiotik dan empat dosis probiotik yang
berbeda (25 mL/m3, dosis 50 mL/m3, dosis 75 mL/m3, dan dosis 100 mL/m3). Berat badan awal ikan 14,05±0,03
g/ekor. Ikan dipelihara dalam kolam bundar dengan diameter 2 m, tinggi 1 m, dan kepadatan 1000 ekor/kolam
selama 30 hari. Laju pertumbuhan harian berkisar 0,53-0,87 g/hari, laju pertumbuhan spesifik berkisar 2,54-3,50
%/hari, efisiensi pakan berkisar 63,02-98,32 %, dan sintasan berkisar 78,30-94,60 %. Kualitas air meliputi suhu
berkisar 28,01-29,520C; pH berkisar 6,07-6,45; oksigen terlarut 3,64-4,87 mg/L; dan amoniak berkisar 0,065-
60,1 mg/L. Budidaya lele dumbo dengan probiotik menunjukkan tingkat pertumbuhan yang lebih rendah, namun
nilai efisiensi pakan dan tingkat kelangsungan hidup lebih tinggi dibandingkan budidaya ikan tanpa probiotik.
ABSTRACT
The aim of this study was to evaluate effect of probiotic in different doses in fish culture media on
growth and survival rates of African catfish (Clarias gariepinus). This work was done by using experimental
method based on Completely Randomized Design (CRD) with five treatments and four sampling times as
replicates. These five treatments were without probiotic, 25 mL/m3, 50 mL/m3, 75 mL/m3, and 100 mL/m3 of
probiotic. Initial body weight of fish was 14.05±0.03 gram. Fish was reared in circular pond with diameter of 2
m, height 1 of m, and a density of 1000 fish / pond for 30 days. The results showed that daily growth rate ranged
from 0.53-0.87 g / day, the specific growth rate ranged from 2.54-3.50% / day, feed efficiency ranged from
63.02-98.32%, and survival rate ranged from 78.30-94.60%. Water quality parameters ranged 28,01-29,520C of
temperature; 6.07-6.45 of pH; 3.64-4.87 mg/L of dissolved oxygen; and 0.065-60.1 mg/L of total ammonia.
African catfish culture with probiotic showed lower growth rate, however it performed higher feed efficiency
and survival rate than fish cultivation without probiotic.
0,50
sedangkan pada kontrol tumbuh bakteri sebanyak 7,37 x 10 5
CFU/mL. Pada kontrol tumbuh bakteri karena semua media
pemeliharaan tidak steril 100% dan diberi molases. Molases 0,00
merupakan sumber energi untuk tumbuh bagi organisme. P1 P2 P3 P4 P5
Menurut Avnimelech, (1999) bahwa bakteri dan Perlakuan
mikroorganisme lain menggunakan karbohidrat (gula, pati dan
selulosa) sebagai makanan untuk menghasilkan energi dan
tumbuh melalui pembentukan protein dan sel-sel baru. Gambar 1. Grafik laju pertumbuhan harian (LPH)
ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus)
selama pemeliharaan.
Keterangan : 2. Laju Pertumbuhan Spesifik
P1 : perlakuan dosis probiotik 0 mL, P2 : perlakuan dosis
4,00 a
probiotik 25 mL, P3 : perlakuan dosis probiotik 50 mL, P4 : a a b
Laju Pertumbuhan
perlakuan dosis probiotik 75 mL, dan P5 : perlakuan dosis 3,00 b
SPesifik (%)
probiotik 100 mL. Huruf superskrip yang sama menunjukan
pengaruh yang tidak beda nyata antar perlakuan. 2,00
1,00
Hasil analisis variansi (ANOVA) menunjukan bahwa 0,00
kenaikan dosis probiotik setiap perlakuan pada media
P1 P2 P3 P4 P5
pemeliharaan memberikan pengaruh yang berbeda sangat
nyata terhadap rendahnya nila laju pertumbuhan harian ikan Perlakuan
lele dumbo (Fhit > Ftab; Lampiran 2), maka dilanjutkan
dengan uji lanjut Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil laju Gambar 2. Grafik laju pertumbuhan spesifik (LPS)
pertumbuhan harian dari yang terendah sampai yang tertinggi ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus)
secara berurutan diperoleh pada perlakuan dosis probiotik 100 selama pemeliharaan.
mL (P5) sebesar 0,53 g/hari, perlakuan dosis probiotik 75 mL Keterangan :
(P4) sebesar 0,64 g/hari, perlakuan dosis probiotik 50 mL (P3)
dan 25 mL (P2) sebesar 0,71 g/hari, perlakuan 0 mL/kontrol P1 : perlakuan dosis probiotik 0 mL, P2 : perlakuan
(P1) sebesar 0,87 g/hari (Gambar 1.). Hasil Uji BNT pada laju dosis probiotik 25 mL, P3 : perlakuan dosis probiotik
pertumbuhan harian ikan lele dumbo disetiap perlakuan selama 50 mL, P4 : perlakuan dosis probiotik 75 mL, dan P5 :
30 hari tersaji pada Lampiran 2, menunjukan bahwa perlakuan perlakuan dosis probiotik 100 mL. Huruf superskrip
P1 berpengaruh berbeda sangat nyata terhadap perlakuan P2, yang sama menunjukan pengaruh yang tidak beda
P3, P4, P5. Perlakuan P2 tidak berbeda nyata dengan nyata antar perlakuan.
perlakuan P3, namun berbeda sangat nyata dengan perlakuan
P1, P4, P5. Perlakuan P3 tidak berbeda nyata dengan Hasil analisis sidik ragam (ANOVA)
perlakuan P2, namun berbeda sangat nyata dengan perlakuan menunjukan bahwa kenaikan dosis probiotik setiap
P1, P4, P5. P4 berbeda sangat nyata terhadap perlakuan P1, perlakuan pada media pemeliharaan memberikan
P2, P3, P5. P5 berpengaruh berbeda sangat nyata terhadap pengaruh yang berbeda sangat nyata terhadap
perlakuan P1, P2, P3, dan P4. rendahnya nilai laju pertumbuhan spesifik ikan lele
Hasil laju pertumbuhan harian pada gambar 1 dumbo (Fhit > Ftab; Lampiran 3), maka dilanjutkan
menunjukan bahwa penambahan dosis probiotik pada media dengan uji lanjut Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil
pemeliharaan di masing – masing perlakuan memberikan laju pertumbuhan spesifik dari yang terendah sampai
pengaruh yang relatif rendah dibandingkan kontrol. Hasil yang tertinggi secara berurutan diperoleh pada
terbaik pada P1 ini, dikarenakan sintasan pada kontrol 78,5% perlakuan dosis probiotik 100 mL (P5) sebesar 2,54
(Tabel 2 dan Gambar 4), menyebabkan kepadatan ikan %/hari, perlakuan dosis probiotik 75 mL (P4) sebesar
menjadi turun. Turunnya kepadatan serta jumlah ikan yang 2,87 %/hari, perlakuan dosis probiotik 25 mL (P2)
hidup dalam kolam mengakibatkan pertumbuhannya menjadi sebesar 3,09 %/hari, perlakuan dosis probiotik 50 mL
tinggi. Pertumbuhan ikan dapat dipengaruhi oleh beberapa (P3) sebesar 3,09 %/hari, dan kontrol (P1) sebesar
faktor, salah satunya dipengaruhi oleh kepadatan. Hal ini 3,50 %/hari (Gambar 2). Hasil Uji BNT menunjukan
sesuai dengan pendapat Handajani (2002), yang menjelaskan bahwa perlakuan P1 berbeda sangat nyata
bahwa semakin tinggi kepadatan ikan maka akan dibandingkan perlakuan P4, P5 namun tidak berbeda
mempengaruhi tingkah laku dan fisiologi ikan terhadap ruang terhadap perlakuan P2 dan P3. Perlakuan P2 berbeda
gerak yang menyebabkan pertumbuhan, pemanfaatan makanan sangat nyata dengan perlakuan P4, P5 namun tidak
dan kelulushidupan mengalami penurunan. Hal tersebut sesuai berbeda nyata dengan perlakuan P1 dan P3. Perlakuan
dengan penelitian Hermawan et al., (2014) menjelaskan bahwa P3 berbeda sangat nyata dengan perlakuan P4, P5
perbedaan padat penebaran 500-1500 ekor/m3 dengan bobot namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan P1 dan
rata-rata individu sebesar 1,24±0,1 g menyebabkan P2. P4 berbeda sangat nyata terhadap perlakuan P1,
pertumbuhan semakin menurun, penurunanan nilai P3, dan berbeda nyata terhadap perlakuan P2 namun
pertumbuhan dikarenakan tingginya kepadatan ikan maka tidak berbeda nyata terhadap perlakuan P5. P5
ruang gerak akan semakin sempit dan kesempatan untuk berbeda sangat nyata terhadap perlakuan P1, P2, P3
memperoleh makanan juga semakin kecil, sehingga laju namun tidak berbeda nyata terhadap perlakuan P4.
pertumbuhan menurun seiring dengan bertambahnya padat Menurut Cortez-Jacianto et al., (2005) bahwa
penebaran. Abidin (2009) menjelaskan bahwa stres yang laju pertumbuhan spesifik sangat erat kaitannya
muncul akibat dari padat penebaran yang semakin tinggi dengan laju pertumbuhan harian dan pertumbuhan
meningkatkan energi pemeliharaan, hal tersebut akan mutlak yang berasal dari pakan yang di konsumsinya.
mengurangi energi yang seharusnya untuk pertumbuhan. Allen Penambahan probiotik pada media pemeliharaan ikan
(1974), menjelaskan bahwa secara umum peningkatan lele membuat kemungkinan besar keberadaan bakteri
kepadatan selain akan mempengaruhi laju pertumbuhan dan probiotik pada salauran pencernaan mampu
kelangsungan hidup ikan juga akan mempengaruhi terhadap meningkatkan laju pertumbuhan, namun hasil analisis
efisiensi pemanfaatan pakan. sidik ragam dari penambahan probiotik dengan dosis
yang berbeda menghasilkan nilai yang relatif rendah
dibandingkan kontrol. Hasil ini, tidak sesuai dengan pendapat 150,00
80,00
timbulnya gangguan penyakit. Sesuai dengan
60,00
pendapat Boyd (1990), bahwa meningkatnya hasil
40,00 buangan metabolisme ikan akhirnya dapat
20,00 meningkatkan kadar amoniak dalam air. Keberadaan
0,00 amoniak dalam air dapat mempengaruhi pertumbuhan
P1 P2 P3 P4 P5 dan sintasan ikan karena mereduksi masukan oksigen
akibat rusaknya insang, menambah energi untuk
Perlakuan detoksifikasi, mengganggu osmoregulasi, dan
mengakibatkan kerusakan fisik pada jaringan tubuh.
Gambar 4. Grafik sintasan ikan Lele Dumbo (Clarias Selain itu, nilai sintasan ikan menurut Djarijah (2001),
gariepinus) selama pemeliharaan. juga dipengaruhi oleh kompetisi mencari makan, yaitu
Keterangan : ikan yang relatif besar memiliki peluang mendapatkan
P1 : perlakuan dosis probiotik 0 mL. makanan yang lebih banyak dibandingkan yang kecil.
P2 : perlakuan dosis probiotik 25 mL. Kompetisi ini mengakibatkan terjadinya perbedaan
P3 : perlakuan dosis probiotik 50 mL. ukuran tubuh antar ikan dan adanya tingkat
P4 : perlakuan dosis probiotik 75 mL. kanibalisme. Hal ini diperkuat dengan sifat ikan lele
P5 : perlakuan dosis probiotik 100 mL. yang cenderung ganas dan suka menyerang ikan lain
Gambar 3 menunjukan bahwa pemberian probiotik yang lemah dan ukurannya relatif lebih kecil.
pada media pemeliharaan benih ikan lele dapat meningkatkan Nilai persentase sintasan ikan lele dumbo
sintasan ikan. Hasil perhitungan sintasan diperoleh nilai (Clarias gariepinus) masih cukup baik pada perlakuan
sintasan dari yang terendah sampai yang tertinggi secara P2, P3, P5, dan tidak pada perlakuan P1 dan P4. Hal
berurutan diperoleh pada perlakuan dosis probiotik 75 mL (P4) ini sesuai dengan SNI NO:01-6484.2-2000, sintasan
sebesar 78,3%, perlakuan dosis probiotik 0 mL/kontrol (P1) untuk ikan lele dumbo optimal sebesar 80%. Menurut
sebesar 78,5%, perlakuan dosis probiotik 25 mL/kontrol (P2) Sunarma (2004), sintasan ikan lele dapat dipengaruhi
sebesar 90,1%, perlakuan dosis probiotik 50 mL (P3) sebesar oleh 2 faktor, yaitu faktor internal dan eksternal.
94,5%, perlakuan dosis probiotik 100 ml/kontrol (P5) sebesar Faktor internal yang mempengaruhi seperti;
94,6% seperti yang tersaji pada (Lampiran 5). Hasil tersebut kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan, tingkat
sesuai dengan penelitian Iqbal (2011), bahwa inokulasi stress, umur, dan keturunan. Sedangkan faktor
probiotik dengan kepadatan bakteri heterotrof sebesar 106 eksternal yang memperngaruhi terdiri dari faktor
CFU / 20 mL dapat meningkatkan sintasan ikan lele pada fisika seperti suhu, kecerahan, kedalaman, dan warna
budidaya itensif sebesar 80%-90%. air, dan faktor kimia seperti oksigen terlarut, karbon
Irianto (2003) yang menyatakan bahwa, pemberian dioksida bebas, dan pH air. Salah satu faktor eksternal
probiotik dapat meningkatkan derajat sintasan ikan. Atira yang diamati dalam penelitian adalah kualitas air.
Kualitas air merupakan faktor pendukung bagi kehidupan menurunkan pertumbuhan sebesar 50%, sedangkan
organisme air. Hasil pengukuran dari beberapa parameter pada konsentrasi 0,97 mg/L pertumbuhan akan
kualitas air seperti pH, suhu, oksigen terlarut, dan amoniak terhambat.
dapat dilihat pada Tabel 4.
1) Nilai yang tertera merupakan rata – rata dan ± simpangan KESIMPULAN DAN SARAN
baku.
2) P1 : perlakuan dosis probiotik 0 mL, P2 : perlakuan dosis Kesimpulan
probiotik 25 mL, P3 : perlakuan dosis probiotik 50 mL, P4 1. Budidaya ikan lele dumbo (Clarias gariepinus)
: perlakuan dosis probiotik 75 mL, dan P5 : perlakuan dosis yang diberi probiotik mempunyai pertumbuhan
probiotik 100 mL. yang lebih rendah tetapi mempunyai sintasan
yang lebih tinggi dibandingkan budidaya ikan
Hasil pengukuran kualitas air secara umum di setiap tanpa probiotik.
perlakuan untuk parameter derajat keasaman (pH) menunjukan 2. Dosis probiotik yang baik untuk sintasan ikan
sedikit di bawah batas optimum untuk pemeliharaan ikan lele lele dumbo (Clarias gariepinus) pada kisaran 25-
dumbo, suhu menunjukan pada kisaran yang optimum, oksigen 50 mL/m3.
terlarut (DO) menunjukan pada kisaran optimum pada pagi Saran
hari, namun pada sore hari hanya P1 yang masih pada kisaran Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk
optimum, sedangkan parameter amoniak (NH 3) menujukan mengetahui pengaruh probiotik pada buidaya ikan
jauh diatas dari batas optimum dari SNI No;01-6484.2-2000. lele dumbo (Clarias gariepinus), khususnya pada
Menurut SNI No;01-6484.2-2000, nilai kualitas air yang dosis berkisar 25-50 mL/m3 dengan menggunakan
optimum adalah pH berkisar 6,5-8,5; suhu berkisar 25-300C; ukuran ikan yang lebih seragam.
Oksigen terlarut > 4 mg/L, dan amonik < 0,01 mg/L.
DAFTAR PUSTAKA
Menurut Supriyanto (2010), salah satu faktor pembatas
dalam budidaya ikan adalah suhu, apabila suhu pemeliharaan Abidin, Z. 2009. Kinerja Produksi Benih Gurame
melebihi kisaran yang optimum dapat membahayakan (Osphronemus gouramy) Lac. Ukuran 8
kehidupan ikan lele, sedangkan kurang dari kisaran optimum cm dengan Padat Penebaran 3, 6 dan 9
dapat mengakibatkan aktifitas ikan lele menjadi rendah dan Ekor/L pada Sistem Resirkulasi. Skripsi.
nafsu makan berkurang, serta akan mengakibatkan Institut Pertanian Bogor. Bogor.
pertumbuhan ikan lele menjadi lambat. Supratno dan Kasnadi
(2003), menjelaskan bahwa kandungan oksigen terlarut di Ahmadi, H., Iskandar,. Kurniawati, N. 2012.
dalam suatu perairan merupakan parameter kualitas air yang Pemberian Probiotik Dalam Pakan
paling kritis, sebab sangat dibutuhkan dalam proses respirasi, Terhadap Pertumbuhan Ikan Lele
baik oleh tanaman air, ikan, maupun organisme lain yang Sangkuriang (Clarias gariepinus) pada
hidup di dalam air. Mackereth et al., (1989) dalam Effendi pendederan II. Jurnal Perikanan dan
(2003), bahwa nilai pH berkaitan erat dengan karbondioksida Kelautan, Vol. 3, No. 4.
dan alkalinitas. Jika nilai konsentrasi karbondioksida tinggi
maka nilai pH perairan akan turun demikian juga sebaliknya, Allen, K.O. 1974. Effect of stocking density and water
jika nilai konsentrasi karbondioksida rendah maka nilai pH exchange rate on growth and survival of
perairan akan naik. Wahyuningsih (1999), menjelaskan bahwa chanel catfish Ictalurus punctatus
pada perairan yang pHnya tinggi, ammonium berada dalam (Rafinesque) in circular tanks.
bentuk tidak terionisasi (NH3+) yang bersifat toksik, sedangkan Aquaculture, 4: 29-39.
pada perairan yang pHnya rendah, senyawa ammonium berada
pada bentuk terionisasi (NH4) yang kurang toksik. Menurut Arief, M., Mufidah, dan Kusriningrum. 2008.
Boyd, (1982) dalam Dardiani, (2009), menjelaskan bahwa Pengaruh Penambahan Probiotik Pada
kandungan NH3+ lebih dari 0,1 mg/l dapat menurunkan Pakan Buatan Terhadap Pertumbuhan dan
pertumbuhan dan menyebabkan kerusakan insang bahkan Rasio Konversi Pakan Ikan Nila Gift
kematian pada Channel catfish, konsentrasi 0,52 mg/L (Oreochromis niloticus). Jurnal Berkala
Ilmiah Perikanan. 3(2): 53-58.
Atira. 2009. Pengaruh Berbagai Konsentrasi Inokulum Handajani, H. dan S.D. Hastuti. 2002. Budidaya
Lactobacillus plantarum terhadap Kelangsungan Perairan. UMM Press. Malang.
Hidup Ikan Patin (Pangasius hipophthalmus
sauvage). Jurnal Aqrolnd 16 (2): 98-102. Hepher dan Prugnin, 1990. Nutrition of Pond Fishes.
University Press. Cambrige.
Avnimelech, Y. 1999. Carbon / Nitrogen ratio as a control
element in aquaculture systems. Aquaculture, 176: Hermawan TESA.. Sudaryono A., Prayitno S.B. 2014.
227 – 235. Pengaruh Padat Tebar Berbeda Terhadap
Pertumbuhan dan Kelulushidupan Benih
Avnimelech, Y., Mokady, S., Schroeder, G.L., 1989. Lele (Clarias gariepinus) dalam media
Circulated ponds as efficient bioreactors for Bioflok. Program Studi Budidaya
single-cell protein production. Israeli. Journal of Perairan, Jurusan Perikanan Fakultas
Aquaculture-Bamidgeh, 41 (2), 58–66. Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas
Diponegoro. Semarang.
Beristain, B. T. 2005. Organic Matter Decomposition In
Simulated Aquaculture Ponds. PhD. Tesis. Fish Huet, M. 1971. Textbook of Fish Culture: Breeding
Culture and Fisheries Group, Wageningen. Institut and Cultivation of Fish. Two edition.
of Animal Sciences. Wageningen University, The Fishing News Books Ltd. London.
Netherlands. 138 pp.
Iqbal, M. 2011. Kelangsungan Hidup Ikan Lele
Boyd, C. E. 1990. Water Quality in Ponds of Aquaculture. (Clarias gariepinus) pada Budidaya
Auburn University Alabama. 482. Intensif Sistem Heterotrofik. Skripsi.
Program Studi Biologi. Fakultas Sains
Brune, D. E., G. Schwartz, A. G. Eversol, J. A. Collier, dan T. dan Teknologi. Universitas Islam Negeri
E. Schwedler. 2003. Intensification Of Pond syarif Hidayatullah. Jakarta
Aquaculture And High Rate Photosynthetic
Systems. Aquaculture Engineering, 28: 65-86. Irianto, A. 2003. Probiotik Akuakultur. Gajah Mada
University Press. Yogyakarta.
Cortez-Jacianto, E., H. Villarreal-Colmenares, L., E. Cruz-
Suarez, R. Civera-Cerecedo, H. Nolasco-Soria., A. Kementrian Kelautan dan Perikanan RI. 2014. Data
Hernandez-Llamas. 2005. Effect Of Different Hasil Produksi Budidaya Ikan lele.
Dietary Protein and Lipid Levels On Growth and BPSKP. Jakarta.
Survival Of Juvenile Australian Redelaw Crayfish,
Cherax quyardricarinatus (Von Martens). Khairuman dan Amri, K. 2005. Budidaya Lele Dumbo
Blackwell Publishing. Aquaculture Nutrition secara Intensif. Agromedia Pustaka.
11;283-29. Jakarta.
Crab, R., Y. Avnimelech, T. Defoirdt, P. Bossier, and W. Khasani, I. 2007. Aplikasi Probiotik Menuju Sistem
Verstraete. 2007. Nitrogen Removal Techniques Budidaya Perikanan Berkelanjutan.
in Aquaculture for Sustainable Production. Media Akuakultur. 2 (2) : 86-90.
Aquaculture, 270: 1-14.
Lenny H. H. 2014. Mengenal Target Pest Karantina
Dardiani. 2009. Pengaruh Probiotik Em4 Terhadap Tumbuhan Golongan Bakteri. POPT Ahli
Kelangsungan Hidup Benih Lele Dumbo (Clarias Muda pada Balai Besar Karantina
gariepinus). Tesis. Pascasarjana Program Studi Pertanian Belawan. Belawan.
Biosains. USM. Semarang.
SNI:01-6484.1-2000. Induk Ikan Lele Dumbo (Clarias
De Schryver, P., R. Crab, T. Defoirdt, N. Boon, and W. gariepinus x C. fuscus) Kelas Induk
Verstraete. 2008. The Basics of Bio-Flocs Pokok (Parent Stock). Badan Standarisasi
Technology: The Added Value for Aquaculture. Nasional. Jakarta.
Aquaculture, 277: 125–137.
SNI:01-6484.2-2000. Benih Ikan Lele Dumbo (Clarias
Djarijah, AS. 2001. Budidaya Ikan Lele. Kanisius: Yogyakarta. gariepinus x C. fuscus) Kelas Benih
30-58 hal. Sebar. Badan Standarisasi Nasional.
Jakarta.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air : Bagi Pengelolahan
Sumberdaya dan Lingkungan Perairan. Fakultas Sukardi, P., Yuwono, E. 2010. Nutrisi Ikan. Cetakan
Perikanan dan Ilmu Kelautan.IPB. Bogor. Pertama UPT. Percetakan dan Penerbitan,
Universitas Jenderal Soedirman.
Ekasari, J. 2009. Teknologi Bioflok : Teori dan Aplikasi dalam Purwokerto.
Perikanan Budidaya Sistem Intensif. Jurnal
Akuakultur Indonesia, 8(2): 9-19 (2009).
Sunarma, A. 2004. Peningkatan Usaha Lele Sangkuriang
(Clarias p.). Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi:
Jawa Barat.