DISTONIA
DISUSUN OLEH:
Mochammad Haryr
71200891051
DOKTER PEMBIMBING
MEDAN
2021
DAFTAR
ISI
2
LEMBAR PENGESAHAN
Nilai :
Dokter Pembimbing
3
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan “Refarat” ini
guna memenuhi persyaratan mengikuti Persyaratan Kepaniteraan Klinik
Senior di SMF Neurologi RSUD Dr. Pirngadi Medan yang berjudul
“Distonia”.
Pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih
kepada pembimbing selama menjalani KKS di bagian ini yaitu dr.
Goldfried P. Sianturi, Sp.S atas segala bimbingan dan arahannya dalam
menjalani KKS dan dalam pembuatan refarat ini.
Penulis menyadari bahwa refarat ini masih banyak kekurangannya,
oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna memperbaiki refarat ini di kemudian hari. Harapan
penulis semoga refarat ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan
bagi kita semua.
Penulis
Mochammad Haryr
4
BAB I
Pendahuluan
Distonia adalah gangguan gerak yang fitur utamanya adalah otot tak sadar
terjadi kontraksi atau spasme. Istilah distonia ini awalnya diperkenalkan oleh
Oppenheim pada tahun 1911 untuk menggambarkan otot dan kelainan postural
yang terlihat dalam kondisi ini. Konsep distonia sendiri membingungkan sebagai
istilah telah digunakan untuk menggambarkan sebagai gejala (misalnya lengan
distonik postur), penyakit (dystonia torsi primer) atau sindrom. 1
Dalam studi populasi genetik dan klinis pada distonia, 80% dari populasi
mengalami tremor untuk distonia pada umumnya (Larsson dan Sjogren, 1966).
Marsden melaporkan bahwa 14% pasien dengan umum idiopatik nonfamilial
distonia terlihat dengan tremor (Marsden, 1974). Selain itu, 68% pasien dengan
serviks distonia memiliki tremor kepala (Pal et al., 2000). Namun, Rondot
memeriksa 132 pasien dengan cervical distonia, yang mengungkapkan aktivitas
berirama dan tremor ekstremitas atas di 40% dan 21% pasien. 3
5
dan melemahkan, serta memalukan dan stigma. Pekerjaan, kegiatan sosial dan
kualitas hidup dapat secara signifikan berdampak.2
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
2.2. Etiologi
1. Trauma otak.
2. Stroke.
3. Tumor.
4. Kekurangan oksigen.
5. Infeksi.
6. Reaksi obat.
7
distonia. Gejala dapat bervariasi secara luas diantara anggota keluarga
yang sama.5
2.3. Epidemiologi
2.4. Klasifikasi
2. Distonia fokal, terbatas pada bagian tubuh tertentu,sering saat usia 40-50
tahun. Dan wanita tiga kali lipat lebih sering dibandingkan laki-laki.
Gejala tersering yang timbul yaitu cervical dystonia, blepharospasme,
oromandibular dystonia, laryngeal dystonia, dan limb dystonia.
8
5. Hemidistonia, melibatkan lengan dan tungkai pada sisi tubuh yang sama,
seringkali merupakan akibat dari stroke.
Berdasarkan onset:7
1. Early onset (≤20-30 tahun): Biasanya dimulai dari kaki atau lengan dan
sering menjalar ke anggota badan lainnya.
9
Gambar 1. Macam-macam Tortikolis Spasmodik
8. Kram penulis merupakan distonia yang menyerang otot tangan dan kadang
lengan bawah bagian depan, hanya terjadi selama tangan digunakan
untuk menulis. Distonia yang sama juga disebut kram pemain piano dan
kram musisi.
10
dalam berjalan. Pada distonia Segawa, gejalanya turun-naik sepanjang
hari, mulai dari kemampuan gerak di pagi hari menjadi ketidakmampuan
di sore dan malam hari, juga setelah melakukan aktivitas.
2.5. Patofisiologi
Mutasi pada tujuh gen yang berbeda telah dikaitkan dengan distonia.
Lokalisasi dan kemungkinan fungsi ini protein akan ditampilkan di neuron
skema. Mutasi pada GTP cyclohydrolase I (GCH1) atau tyrosine hydroxylase
(TH) merusak sintesis dopamin di DYT5 dystonia. Sebuah amino tunggal
penghapusan asam di Torsina, pendamping molekul dalam amplop nuklir dan
endoplasma reticulum (ER), bertanggung jawab untuk DYT1 dystonia.
Mutasi pada α 3 subunit dari Na+/K + ATPase (ATP1A3) menyebabkan
onset yang cepat dystonia parkinsonisme (DYT12). mutasi pada ε
sarcoglycan, mungkin biasanya ditemukan pada membran plasma neuron,
menyebabkan myoclonus dystonia (DYT11). Mutasi pada myofibrillogenesis
regulator 1 (MR 1), a enzim detoksifikasi diduga, menyebabkan paroksismal
dyskinesia non-kinesigenic (DYT8). A faktor transkripsi umum, TAF1
bermutasi di X terkait dystonia parkinsonisme (DYT3).6
- Infeksi
- Trauma
- Stroke
11
Sekitar 50% kasus tidak memiliki hubungan dengan penyakit maupun
cedera, dan disebut distonia primer atau distonia idiopatik. Distonia juga bisa
merupakan gejala dari penyakit lainnya, yang beberapa diantaranya
diturunkan.6
- Gejala awalnya bisa sangat ringan dan baru dirasakan hanya setelah olah
raga berat, stres atau karena lelah. Lama-lama gejalanya menjadi semakin
jelas dan menyebar serta tak tertahankan.
12
Gambar 2. (a) Kram penulis, (b) Distonia servikal, (c) Dystonia musculorum
deformans, (d) Parkinsonian
2. Akatisia
13
menjadi cemas atau iritabel. Akatisia terkadang sulit dinilai dan sering
salah diagnosis dengan ansietas atau agitasi dari pasien psikotik, yang
disebabkan dosis antipsikotik yang kurang.5
3. Kronik
a. Tardive dyskinesia
b. Tardive dystonia
14
c. Tardive akatisia
e. Tardive myoclonus
15
2.7. Pemeriksaan Diagnosis
2. Parkinson’s Disease
3. Distonia primer
4. Tetanus
2.9. Penatalaksanaan
16
1. Obat-obatan
2. Toksin Botulinum
Jika pemberian obat tidak berhasil atau efek sampinya terlalu berat,
maka dilakukan pmbedahan. Distonia generalisata stadium lanjut telah
berhasil diatasi dengan pembedahan yang menghancurkan sebagian dari
talamus. Resiko dari pembedahan ini adalah gangguan berbicara, karena
talamus terletak didekat struktur otak yang mengendalikan proses
17
berbicara. Pada distonia fokal (termasuk blefarospasme, disfonia
spasmodik dan tortikolis) dilakukan pembedahan untuk memotong atau
mengangkat saraf dari otot yang terkena. Beberapa penderita distonia
spasmodik bisa menjalani pengobatan oleh ahli patologi berbicara-
berbahasa. Terapi fisik, pembidaian, penatalaksanaan stres dan
biofeedback juga bisa membantu pemderita distonia jenis tertentu.
2.10. Prognosis
2.11. Penyulit
18
BAB III
PENUTUP
19
DAFTAR PUSTAKA
3. Young Eun Kim and Beom Seok Jeon. Dystonia with Tremors: A Clinical
Approach. Seoul National University Hospital Korea : March 2012. P75.
20
6. O Xandra, Breakfield, Blood, J Anne et al. The Pathophysiological Basis of
Dystonias Neuroscience. Departemen psychiatry and neurological and
athinoula A martinos center for biomedical imaging, massachusset general
hospital and Harvard medical scool, Boston, Massachussets. USA. 2008.
Volume 9.
21