Anda di halaman 1dari 3

Sintesis Zn (II)-mor berbasis Zeolit alam tipe mordenit

1. Tujuan aktivasi zeolit alam dengan NaOH?


2. Reaksi yang terjadi setelah zeolit di aktivasi dengan NaOH?
3. Zeolit teraktivasi (mor), zeolit dimodifikasi dengan zn (II). Dimana zeolit disuspensikan
kedalam NaCl dan distirer 24 jam. Kemudian di keringkan pada tanur 3000C. Tujuan
dikeringkan pada suhu ,tujuan distirer 24 jam dan reaksi yang terjadi?
4. Hasil yang diperoleh kemudian ditambahkan kedalam larutan ZnSO4.7H2O. Tujuan
dimodifikasi dengan Zn(II) apa? Bagaimana zeolit bisa dimodifikasi dengan Zn(II)?

Jawab:
1. Zeolit alam mempunyai struktur yang tidak selalu sama, tergantung pada kondisi
pembentukanya di alam. Oleh karena itu, pada penggunaan zeolite alam sebagai adsorben
di butuhkan proses aktivasi salah satunya yaitu aktivasi basa menggunakan NaOH. Proses
aktivasi ini di perlukan untuk meningkatkan sifat khusus zeolit dan menghilangkan unsur
pengotor. (Rosita dkk. 2004) Adapun proses aktvasi basa ini memungkinkan penuruan
rasio Si/Al terjadi pada aktivasi dengan pH tinggi (Jozefaciuk dan Bowanko, 2002).
2. Penambahan NaOH biasa di lakukan dalam sintesis zeolit yang teraktivasi, hal ini tidak
hanya bekerja sebagai reagen saja tetapi juga sebagai metalizer (materi pendukung) dan
sebagai mineralizer. Hal ini dikarenakan pada struktur zeolite terbentuk muatan negatif
berlebih pada ion aluminium sehingga dibutuhkan kation-kation pendukung di luar
rangka untuk menetralkannya. Kation Na+ juga berperan penting dalam pembentukan
zeolit (Ojha 2004). Adapun salah satu bentuknya pada reaksi sintesis zeolit dari abu
sekam padi sebagai berikut:

(Nur, 2001)

3. Zeolti di keringkan hingga suhu 300oC dimaksudkan untuk melakukan aktivasi secara
fisika dengan tujuan menguapkan air kristal yang terperangkap di dalam pori-pori zeolit
sehingga luas permukaan internal pori meningkat.
Adapun tujuan untuk menstirer selama 24 jam untuk dilakukan homoion Na + hingga
membentuk Na-zeolit yang memiliki tukar kation yang lebih besar disebabkan
seragamnya proses difusi didalam mekanisme pertukaran kation.
Reaksi pertukaran ion pada zeolit terjadi apabila kation-kation yang awalnya berada
dalam sistem berpori dalam kristal digantikan ion-ion lainnya dari larutan. Larutan dan
zeolit selanjutnya mencapai kesetimbangan sebagai berikut:
ZaB(z)b + ZbA(s)a <=====> ZaB(s)b + ZbA(z)a
Dengan zeolit Za dan Zb merupakan muatan kation A dan B yang dipertukarkan, z dan s
merupakan singkatan dari zeolit dan larutan. (Fatimah,2000)

4. Zeolit pada tahap ini dimanfaatkan sebagai katalis karena memiliki struktur kerangka tiga
dimensi dengan rongga di dalamnya dan luas permukaan yang besar dan reaksinya
melibatkan pori pori katalis sebagai tempat terjadinya reaksi dan metode pengaktivanya
melalui metode impregnasikan logam Zn dari larutan ZnSO4.7H2O (Prasetyoko,2005).
Modifikasi zeolit dengan impregnasi menggunakan logam Zinc didasarkan pada upaya
memperbaiki kinerja katalis logam murni, karena memiliki stabilitas termal rendah,
mudah mengalami penurunan luas permukaan dan terjadi sintering (penggumpalan) serta
tingginya harga dan biaya pemakaian. Perlakuan pengemban logam pada padatan zeolite
melalui impregnasi akan menjadikan logam dalam zeolit sebagai katalis bersifat
bifungsional. (Saputro, dkk 2015)
Cara modifikasi:
Zeolit disentesa terlebih dahulu dari waterglass dan Al2(SO4)3.18H2O. Modifikasi zeolite
sintesa dimulai dengan proses aktivasi dengan cara dikalsinasi pada suhu 800 oC selama 5
jam. Penambahan logam Zinc pada zeolit digunakan larutan ZnSO4.7H2O dengan
konsentrasi 2%; 3%; 4%; 5%, dan 6% atau sesuai dengan perlakuan yang di inginkan.
(Saputro, dkk 2015)

DAFTAR PUSTAKA

Fatimah, I (2000), Penggunaan Na-Zeolit Alam Teraktivasi sebagai Penukar Ion Cr 3+


dalam Larutan, Jurnal ISSN: 1410-2315, Logika Vol. 4, No.5, UII, Yogyakarta.
Jozefaciuk, G. and Bowanko, G., (2002), Effect of Acid and Alkali Treatments on
Surface Areas and Adsorption Energies of Selected Minerals, Journal Clays and
Clay Minerals, 50(6), pp. 771-783.
Ojha K, Pradhan NC, & Samanta AN. 2004. Zeolite from fly ash: synthesis and
characterisation, Indian Acad Sci 27(6): 555-564.
Nur H. 2001. Direct synthesis of NaA zeolite from rice husk ash and carbonaceous rice
husk ash, Indo J Agri Sci 1: 40-45.
Prasetyoko, D., (2005), Sintesis & Karakterisasi ZSM-5 Mesopori serta Uji Aktivitas
Katalitik pada Reaksi Esterifikasi Asam Lemak Stearin Kelapa Sawit, Skripsi.
Jurusan Kimia FMIPA, IITS, Surabaya.
Saputro, SA dkk. (2015). Uji Karakteristik Pada Preparasi Katalis Zn/Zeolit, Prosiding
SNST ke-6 Tahun 2015, ISBN 978-602-99334-4-4, UNDIP, Semarang.

Anda mungkin juga menyukai