Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KABUPATEN MAY BRAT

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN (BALITBANG)

KAJIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DASAR LANJUTAN

DI KABUPATEN MAY BRAT

1. Latar Masalah

Perspektif pendidikan di Kabupaten May Brat jika dilakukan kajian dan


pemetaan akan ditemukan berbagai masalah seperti rasio guru murid yang
cenderung rendah, sebaran guru pada SD dan SMP yang tidak merata,
penumpukkan guru pada SD dan SMP tertentu, sedangkan SD dan SMP yang lain
terdapat kekurangan guru, ada SD dan SMP yang jumlah muridnya relatif sedikit
dibanding tenaga pendidiknya, jarak tempuh yang jauh antar sekolah, sarana
prasarana (gedung, ruang kelas, rumah guru, sarana air bersih/mck,
penerangan/listrik) yang tidak tersedia secara efektif untuk menunjang proses
belajar mengajar, sarana pembelajaran seperti ruang baca/pustaka mini, ruang
laboratorium, fasilitas IT pendukung Proses Belajar Mengajar (PBM) yang belum
tersedia, angka putus sekolah dan masalah-masalah lainnya. Masalah-masalah
tersebut jika dibiarkan akan terus meningkat dan menimbulkan dampak buruk
terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan daya saing yang
rendah di Kabupaten May Brat. Dengan mengetahui masalah dan dampak yang
terjadi, pasti didapatkan akar masalah atau penyebabnya seperti terurai di atas.

Permasalahan pendidikan itu akan tertuntaskan, jika Pemerintah


melakukan kebijakan dan upaya-upaya strategis yang membuahkan hasil dan
menggembirakan, terutama pengembangan SDM May Brat yang berkualitas dan
berdaya saing tinggi. Kebijakan Pemerintah Kabupaten May Brat melalui Badan
Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) melakukan kajian dan pemetaan
Pendidikan Dasar Lanjutan sangat strategis untuk pengembangan SDM May Brat
masa kini menuju masa depan yang cemerlang, kompetetif dan bermartabat.
2. Tujuan dan Manfaat

Tujuan diadakan kajian dan pemetaan, yaitu :

1) Mengidentifikasi dan merekam permasalahan pendidikan dasar (SD dan


SMP) pada sebaran sekolah-sekolah di Kabupaten May Brat.
2) Hasil kajian dan pemetaan diseminarkan untuk mendapatkan masukan
dari kelembagaan terkait guna penuntasannya.
3) Hasil kajian dan pemetaan sebagai dokumen yang memberikan data dan
informasi untuk penyusunan program dan kegiatan implementasi
kelembagaan/OPD terkait.

Sedangkan manfaat yang memberi nilai guna, yaitu :

1). Manfaat teoretis, karena hasil kajian tersebut akan tersimpan sebagai dokumen
di Balitbang yang akan dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten May Brat dan
pihak lain yang ingin mengkaji masalah yang sama.

2). Manfaat praktis yaitu hasil kajian dan pemetaan akan menunjang kebijakan,
perencanaan, program dan kegiatan yang terkait dengan masalah pendidikan dan
pembangunan di Kabupaten May Brat.

3. Pendekatan/Metode Kajian.

Dalam kajian dan pemetaan, alat pengumpul data dan alat analisis, yang
digunakan, yaitu :

1). Kajian pustaka atau Library Study, untuk mendapatkan data sekunder
berupa dokumen pemerintah, LSM, kajian pakar yang terkait dengan
masalah pendidikan.

2). Penelitian lapangan atau Fiel Study, untuk merekam dan mendapatkan data
primer tentang masalah-masalah pendidikan. Alat yang digunakan yaitu Rapid
Rural Apraisal (RRA) berupa Catatan Ringkas Cepat (CRC) yang dibuat peneliti
tentang masalah pendidikan. Juga digunakan Partisipatory Rural Appraisal
(PRA) sejalan dengan Focus Grup Discution (FGD) serta Observasi/Pengamatan
untuk mendapatkan data primer tentang masalah-masalah pendidikan
ataupun masalah lain yang terkait.

3). Untuk analisis data, digunakan analisis kualitatif berupa uraian kata,
kalimat yang saling terkait, juga menggunakan alat analisis SWOT untuk
menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan, baik yang bersifat
internal dan eksternal. Selain itu digunakan pula alat analisis Conten/Isi dan
Model Masalah, untuk menganalisis masalah, akibat, akar masalah/penyebab
dan kebijakan/upaya preventif dan kuratif yang dilakukan.

4. Fokus Kajian atau Unit Analisis

Fokus kajian atau unit analisis yang merupakan sasaran dalam kajian dan
pemetaan, yaitu :

4.1 SD Kecil atau SD 3 tahun/3 kelas.


SD ini dibuka atau dilaksanakan di Kampung Kecil atau Kampung
Pemekaran, yang jarak tempuhnya jauh/terisolir dari SD Induk 6 tahun dan jumlah
penduduknya sedikit serta anak usia sekolah pun sedikit. Faktor pendukung
yaitu : Regulasi/Surat Keputusan Pemerintah setempat dan Kementerian
Pendidikan Nasional, anak usia sekolah, sarana prasarana (gedung, ruang kelas,
pustaka mini, laboratorium mini, rumah guru, penjaga sekolah, mck/air bersih,
fasilitas IT) dan fasilitas pendukung lainnya. Tenaga pendidik atau Guru pada SD
Kecil disesuaikan dengan rasio guru : murid (1: 30), artinya tergantung jumlah
murid, sehingga penempatan Guru dibatasi dua (2) orang dengan pertimbangan
seorang (1) Kepala Sekolah dan seorang Guru Kelas.

Out Put atau lulusan dari SD kecil dapat melanjutkan ke Kelas 4 – 6 SD


Induk dan SD Zonasi sesuai peringkat hasil kelulusan/saringan tes masuk.
Pelaksanaan pembangunan dan pemeliharaan dilakukan pemerintah dengan cara
Padat Karya yang melibatkan penduduk setempat.

4.2 SD Induk/SD Inti atau SD 6 Tahun/6 Kelas

Sebaran SD Induk/SD Inti atau SD 6 tahun/6 kelas yang sudah ada tetap
dilaksanakan dengan peningkatan aspek-aspek dalam Proses Belajar Mengajar
(PBM) dan sarana prasarana pendukung lainnya. Siswa kelas tiga (3) pada SD Induk
terbuka kesempatan untuk mengikuti pendidikan lanjutan ke kelas 4–6 SD Zonasi
sesuai pilihannya dan hasil seleksi yang dipersyaratkan.

Lulusan dari SD Induk akan melanjutkan ke SMP yang tersebar di


Kabupaten May Brat dan SMP Zonasi yang dibuka di wilayah Ayamaru, Aitinyo
dan Aifat.

4.3 SD Zonasi

SD Zonasi sebagai model unggulan yang dirancang kembangkan


Pemerintah Kabupaten May Brat untuk meletakan dasar-dasar yang kuat sebagai
strategi pengembangan SDM berkualitas. Pemikiran cemerlang ini digagas setelah
mengamati permasalahan pendidikan yang dihadapi di Kabupaten May Brat,
terutama rasio guru murid yang rendah, sarana prasarana dan sarana
pembelajaran yang tidak mendukung, anak usia sekolah yang kurang,
aksesibilitas/jarak tempuh yang tidak mendukung, dan faktor lainnya.

Hal ini mendorong Pemerintah Kabupaten May Brat merancangkan pola


pendidikan zonasi yang efisien tenaga, dana dan sarana prasarana, sarana
pembelajaran, dan faktor pendukung lainnya agar menghasilkan lulusan/out put
yang dicita-citakan untuk meraih masa depan yang gemilang. SD Zonasi dibuka di
tiga (3) tempat/wilayah, yaitu :

1). wilayah Ayamaru 1 buah,

2). wilayah Aitinyo 1 buah


3). wilayah Aifat 1 buah.

Tenaga pendidik atau guru yang mengajar pada SD Zonasi ditetapkan


pemerintah melalui cara 1) seleksi guru SD berprestasi/kemampuan akademik di
Kabupaten May Brat, 2) seleksi guru kontrak, 3) seleksi guru untuk bidang
unggulan (MIPA, Bhs. Inggris). Dalam upaya peningkatan mutu, proses belajar
mengajar (PBM) dilakukan secara internal dan eksternal. Pola eksternal melalui
studi banding

4.4. SMP Zonasi

SMP yang sudah ada tetap dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku dan
lulusan atau out put dapat melanjutkan ke jenjang SMU atau SMK sesuai
pilihannya. SMP Zonasi dibuka/dilaksanakan di tiga (3) wilayah yaitu :

1). Wilayah Ayamaru 1 buah

2). Wilayah Aitinyo 1 buah

3) Wilayah Aifat 1 buah

Dalam rangka peningkatan kualitas, proses belajar mengajar (PBM), dilakukan


secara internal dan eksternal. Khusus untuk eksternal dilakukan studi
banding/peningkatan wawasan atau pendalaman ilmu di luar May Brat/di luar
Papua dan diluar negeri (Malaysia, Australia, Belanda, dll).

Hasil pemetaan, sosialisasi dan pelaporan sudah dilakukan di wilayah


Ayamaru dan direkomendasikan agar Pemerintah dapat membangun SMP Zonasi
dengan pusat PBM di tempat yang strategis.
INSTRUMEN PENJARINGAN DATA DAN INFORMASI

1. SD KECIL
1) Nama :
2) Thn didirikan :
3) L e t a k :
- Kampung : ------------------
- Distrik :
- Sangat jauh :
- Jauh :
- Dekat :
4) Jarak tempuh dari
- Kampung tetangga :
- Distrik :
- Kumurkek :
- Ayamaru/POLSEK/POLRES/KRML:
- Sorong :

Anda mungkin juga menyukai