Anda di halaman 1dari 16

Persiapan pembelajaran

DISAJIKAN PADA
DIKLAT PENINGKATAN KOMPETENSI GURU PRODUKTIF
(PEMBENIHAN TANAMAN)
TANGGAL 14 JUNI 2006

Disiapkan pleh
Ir. Susilowati. EW, MP

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


PUSAT PENGEMBANGAN PENATARAN GURU
PERTANIAN
CIANJUR

Diklat peningkatan kompetensi guru produktif (pembenihan tanaman) 1


Tahun 2006
Persiapan pembelajaran

I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Masa depan bangsa Indonesia sangat dipengaruhi oleh kualitas pendidikan


yang harus senantiasa dikaji dan ditingkatkan dalam rangka menghasilkan
sumber daya manusia yang profesional dalam bidang ilmunya sehingga siap
dan mampu menyongsong era globalisasi . Pemikiran ini mengandung
konsekuensi bahwa penyempurnaan dan atau perbaikan pendidikan untuk
mengantisipasi kebutuhan dan tantangan masa depan perlu terus-menerus
dilakukan, diselaraskan dengan perkembangan kebutuhan dunia usaha/dunia
industri, perkembangan dunia kerja, serta perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni.

Keberadaan sekolah menengah pertanian di Indonesia baik negeri maupun


swasta saat ini jumlahnya semakin meningkat, keberadaan sekolah tersebut
diharapkan dapat mencetak tenaga-tenaga terampil yang dapat
mengembangkan bidang pertanian yang merupakan aset negara. Namun
kenyataan yang terjadi adalah pada umumnya tamatan sekolah menengah
pertanian dianggap tidak siap kerja dan juga tidak siap untuk mandiri. Kondisi
ini dapat diakibatkan oleh berbagai faktor yang mempengaruhi mutu
pendidikan baik dari aspek persiapan maupun prosesnya.

Mutu produk pendidikan sangat erat kaitannya dengan proses pelaksanaan


pembelajaran yang dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain: kurikulum,
tenaga kependidikan, proses pembelajaran, sarana-prasarana, alat-bahan,
manajemen sekolah, lingkungan (iklim) kerja dan kerjasama industri.

Guna mendorong dan merealisasikan siswa yang kompeten harus


dipersiapkan dan dirancang secara implementatif antara lain dalam hal
proses pembelajaran dan perangkat persiapan pembelajarannya. Persiapan
pembelajaran berupa satuan acara pembelajaran dan analisis materi
penilaian yang dirancang dan disusun secara kongkrit akan meningkatkan
kualitas proses pembelajaran.

Diklat peningkatan kompetensi guru produktif (pembenihan tanaman) 2


Tahun 2006
Persiapan pembelajaran

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Tujuan umum dari materi pembelajaran ini adalah agar peserta diklat
mampu menyusun persiapan pembelajaran berupa SAP (Satuan Acara
Pembelajaran)

2. Tujuan khusus
 Penyamaan persepsi konsep pelatihan berbasis kompetensi
 Penyamaan persepsi kurikulum 2004
 Penyamaan persepsi perangkat persiapan pembelajaran dan
perangkat evaluasi
 Penyusunan perangkat persiapan pembelajaran dan perangkat
evaluasi

Diklat peningkatan kompetensi guru produktif (pembenihan tanaman) 3


Tahun 2006
Persiapan pembelajaran

II. LEMBAR INFORMASI

A. Pelatihan Berbasis Kompetensi (CBT)

1. Pengertian.

Pelatihan berbasis kompetensi adalah suatu cara pendekatan


pelatihan kejuruan yang penekanan utamanya adalah pada apa yang
dapat dikerjakan seseorang sebagai hasil dari pelatihan.

2. Komponen pelatihan berbasis kompetensi.


 Standar kompetensi (keterampilan dan pengetahuan yang
dibutuhkan untuk melakukan suatu pekerjaan).
 Pengujian (proses untuk menilai apakah seseorang memiliki
keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan).
 Strategi dan materi belajar (bagaimana seseorang mendapatkan
keterampilan dan pengetahuan).
 Kerangka kualifikasi (sistem untuk pengakuan keterampilan dan
pengetahuan).

3. Karakteristik pelatihan berbasis kompetensi.


 Penekanan pada apa yang dapat dikerjakan oleh seseorang
sebagai hasil dari pelatihan.
 Mengacu pada standar industri nasional.
 Isi pelatihan mengarah pada keterampilan dan pengetahuan yang
dibutuhkan untuk melakukan tugas tertentu.
 Pelatihan dapat berupa on-job, off-job, atau kedua-duanya.
 Waktu yang diperlukan untuk mencapai kompetensi bukan menjadi
faktor.
 Pengakuan terhadap kompetensi mutakhir.
 Pengujian berdasarkan kriteria tertentu.
 Pengujian dilakukan bila peserta pelatihan sudah siap.

Diklat peningkatan kompetensi guru produktif (pembenihan tanaman) 4


Tahun 2006
Persiapan pembelajaran

B. Pemahaman Kurikulum 2004


1. Dokumen kurikulum.
a. Bagian I : Landasan, Program, dan
Pengembangan.
b. Bagian II : Garis-garis Besar Program
Pendidikan dan Pelatihan
c. Bagian III : Pelaksanaan pendidikan dan
Pelatihan

2. Penyesuaian kurikulum
Penyesuaian kurikulum bertujuan untuk menyelaraskan tujuan, isi, dan
strategi pembelajaran Kurikulum SMK yang berlaku secara nasional
terhadap tuntutan kebutuhan dan kondisi lapangan kerja yang menjadi
target pemasaran tamatan, sehingga diperoleh kurikulum
implementatif.
Langkah kerja atau prosedur penyesuaian kurikulum ini merupakan
standar prosedur operasional (SPO) yang harus diikuti oleh jajaran
sekolah dalam melaksanakan kurikulum yang dijabarkan dalam
langkah kerja sebagai berikut:
a. Pengkajian kurikulum nasional
b. Identifikasi kompetensi yang dibutuhkan lapangan kerja
c. Penentuan model kelas
d. Penyusunan kurikulum implementatif
e. Legalisasi kurikulum implementatif

3. Implementasi kurikulum
Implementasi kurikulum adalah kegiatan pembelajaran peserta diklat
untuk mencapai kompetensi yang direncanakan dalam kurikulum yang
akan digunakan. Satu prinsip pelaksanaan kurikulum berbasis
kompetensi adalah bahwa pembelajarannya dilaksanakan secara
modular.
Implementasi kurikulum, baik model kelas wirausaha maupun kelas
industri dilakukan melalui kegiatan-kegiatan berikut:

Diklat peningkatan kompetensi guru produktif (pembenihan tanaman) 5


Tahun 2006
Persiapan pembelajaran

a) penyusunan program
pembelajaran
b) pelaksanan
pembelajaran
c) penilaian hasil
belajar

4. Pelaksanaan pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran adalah proses kegiatan belajar peserta
diklat sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, untuk mencapai
penguasaan kompetensi. Pembelajaran dapat dilaksanakan di sekolah
dan atau di dunia kerja. Pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan
prinsip-prinsip pembelajaran berbasis kompetensi dilakukan dengan
langkah sebagai berikut:

a. Persiapan
1) Membaca Modul
Membaca modul merupakan kegiatan pertama peserta diklat
sebelum melakukan kegiatan-kegiatan yang dicantumkan dalam
modul. Peserta diklat perlu memahami dengan jelas petunjuk-
petunjuk dalam modul, jika belum jelas, perlu berkonsultasi
dengan guru pembimbing. Tujuan membaca modul adalah agar
peserta diklat dapat melakukan pembelajaran dengan benar

2) Menginventaris tempat pembelajaran


Inventarisasi tempat pembelajaran merupakan proses
penghimpunan informasi tentang tempat yang dapat digunakan
untuk melaksanakan pembelajaran, dengan memperhatikan
prinsip pembelajaran berbasis kompetensi, karakteristik materi
yang dipelajari dan kebutuhan individual siswa. Tempat
pembelajaran yang sesuai untuk pembelajaran berbasis
kompetensi adalah tempat dimana kompetensi yang dipelajari
diimplementasikan (dunia kerja sesungguhnya), atau setidak-

Diklat peningkatan kompetensi guru produktif (pembenihan tanaman) 6


Tahun 2006
Persiapan pembelajaran

tidaknya, merupakan replika dari kondisi yang sesungguhnya.


Tujuan inventarisasi tempat pembelajaran ini untuk memperoleh
tempat pembelajaran yang paling sesuai untuk melaksanakan
pembelajaran yang telah direncanakan. Inventarisasi tempat
pembelajaran terdiri dari dua kegiatan, yaitu:

Penjajagan Tempat-tempat Pembelajaran:


Penjajagan tempat pembelajaran adalah proses menentukan
tempat pembelajaran yang memenuhi syarat sesuai dengan
tuntutan prinsip pembelajaran berbasis kompetensi. Langkah-
langkah penjajagan tempat pembelajaran adalah sebagai
berikut.
 Membuat acuan yang dijadikan dasar penetapan tempat
pembelajaran yang dikembangkan atas dasar tuntutan
prinsip pembelajaran berbasis kompetensi, kesesuaian
dengan karakteristik materi yang dipelajari dan kesesuaian
dengan kebutuhan individual siswa.
 Menginventarisasi tempat-tempat yang memenuhi
persyaratan untuk melaksanakan pembelajaran berbasis
kompetensi.
 Menjajagi kemungkinan penggunaan tempat-tempat tersebut
untuk dijadikan tempat pembelajaran peserta didik melalui
upaya negosiasi dengan pihak pemilik (yang berwenang).

Penentuan Tempat Pembelajaran:


Penentuan tempat pembelajaran dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
 Menetapkan tempat pembelajaran yang sesuai dengan
acuan/kriteria penilaian
 Membuat nota kesepahaman (MoU) dengan pihak pemilik
(yang berwenang) tentang kesepakatan penggunaan fasilitas
yang dikuasainya menjadi tempat pembelajaran.

b. Pelaksanaan

Diklat peningkatan kompetensi guru produktif (pembenihan tanaman) 7


Tahun 2006
Persiapan pembelajaran

1) Negosiasi dengan pihak yang mewenangi tempat/sumber


belajar.
Negosiasi dengan dengan pihak yang mewenangi
tempat/sumber belajar adalah kegiatan untuk memperoleh izin
untuk menggunakan tempat / sumber belajar di luar sekolah.
Kegiatan ini dilakukan oleh guru pembimbing. Tujuan kegiatan
ini adalah agar peserta diklat dapat menggunakan tempat atau
sumber belajar yang direncanakan.

2) Pelaksanaan pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi bertujuan
untuk memenuhi program pembelajaran yang telah ditetapkan,
sehingga tujuan program diklat dapat tercapai. Pelaksanaan
pembelajaran berbasis kompetensi dilakukan dengan
pengaturan sebagai berikut:

Pembelajaran di Sekolah:
Operasionalisasi pembelajaran di sekolah adalah sebagai
berikut:
 Pembelajaran di sekolah meliputi pembelajaran program
normatif, adaptif, dan produktif.
 Pembelajaran program produktif ditekankan pada
penguasaan dasar-dasar keahlian yang luas, kuat,
mendasar, serta penguasaan alat dan teknik bekerja yang
tepat.
 Industri dapat dilibatkan dalam proses pembelajaran di SMK
terutama untuk meningkatkan penguasaan peserta terhadap
dasar-dasar keahlian yang benar serta memberikan
wawasan tentang dunia kerja.
 Keterlaksanaan program di SMK, baik akademis maupun
administratif menjadi tanggung jawab Kepala Sekolah
dengan koordinasi Komite Sekolah.
 Siswa yang berminat untuk bekerja mandiri (berwirausaha),
perlu mendapatkan bimbingan khusus yang memadai dari

Diklat peningkatan kompetensi guru produktif (pembenihan tanaman) 8


Tahun 2006
Persiapan pembelajaran

pihak sekolah. Siswa yang bersangkutan tidak cukup


diberikan pengetahuan bisnis secara teoritis, tetapi ia harus
dibina dan dilatih dengan pengalaman berwirausaha atau
berbisnis secara nyata dan bertahap.
 Bimbingan berwirausaha antara lain mencakup aspek
menganalisis pasar, merencanakan, melaksanakan produksi
(barang atau jasa), memasarkan hasil, mengevaluasi, dan
membuat laporan hasil usaha serta membuka jejaring kerja
dengan pihak lain.
 Apabila praktik berwirausaha tersebut membutuhkan waktu
pembelajaran yang lebih banyak, maka sekolah dapat
menyesuaikan jumlah jam yang ada di dalam Struktur
Kurikulum Pendidikan dan Pelatihan, baik program diklat
normatif, adaptif, maupun produktif. Pengaturan tersebut
dilakukan secara rasional, selaras, dan seimbang.
 Pengalaman berwirausaha dapat dilaksanakan di sekolah
melalui pembukaan kelas wirausaha yang sesuai dengan
minat siswa dan potensi pasar.

Pembelajaran di Industri (Dunia Kerja):


Operasionalisasi pembelajaran di dunia kerja/industri adalah
sebagai berikut:
 Peserta diklat yang mengikuti pelatihan di industri adalah
mereka yang memenuhi persyaratan minimal yang telah
ditetapkan, baik pada saat penerimaan maupun pada saat
pemilihan program diklat.
 Industri dapat melakukan pemilihan peserta dan memberikan
pembekalan kemampuan tambahan, agar benar-benar siap
dan memenuhi standar minimal sesuai dengan persyaratan
kerja yang ada.
 Kegiatan pelatihan di industri dilaksanakan sesuai dengan
program bersama yang telah disepakati.
 Kegiatan peserta di industri merupakan kegiatan bekerja
langsung pada pekerjaan yang sesungguhnya, untuk

Diklat peningkatan kompetensi guru produktif (pembenihan tanaman) 9


Tahun 2006
Persiapan pembelajaran

menguasai kompetensi yang benar dan terstandar, sekaligus


menginternalisasi sikap dan etos kerja yang positif sesuai
dengan persyaratan tenaga kerja profesional pada
bidangnya.
 Lamanya peserta berada di suatu industri, ditentukan atas
dasar jumlah waktu latihan yang dipersyaratkan untuk
menguasai kompetensi yang akan dipelajarinya. Waktunya
berkisar antara 4 bulan sampai dengan 12 bulan.
 Pelaksanaan pembelajaran di industri dilengkapi dengan
perangkat antara lain: jurnal kegiatan peserta, termasuk
daftar kemajuan hasil belajar peserta; perangkat monitoring;
kontrak kerja/perjanjian peserta (jika diperlukan); asuransi
kecelakaan kerja bagi peserta; lain-lain yang dianggap perlu.
 Kegiatan pembelajaran berbasis kompetensi dilakukan
setelah penyiapan komponen-komponen/sarana
pembelajaran dipastikan kesiapannya, untuk mengantisipasi
terjadinya hambatan dalam pelaksanaan proses
pembelajaran.

5. Penilaian hasil belajar


Penilaian adalah proses penentuan nilai hasil pengukuran
dibandingkan dengan acuan atau standar tertentu. Sedangkan
pengukuran adalah proses kuantifikasi atau pengumpulan bukti-bukti
suatu gejala atau obyek menurut aturan tertentu yang dapat dilakukan
baik dengan cara tes maupun dengan cara non-tes. Penilaian hasil
belajar dalam sistem pemelajaran berbasis kompetensi pada dasarnya
merupakan proses penentuan untuk memastikan peserta didik apakah
sudah kompeten atau belum. Penentuan tersebut dilakukan dengan
cara membandingkan bukti-bukti hasil belajar (learning evidence) yang
diperoleh seorang peserta didik dengan krtiteria kinerja (performance
criteria) yang ditetapkan pada standar kompetensi.

Diklat peningkatan kompetensi guru produktif (pembenihan tanaman) 10


Tahun 2006
Persiapan pembelajaran

C. Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk


melakukan proses belajar mengajar, yang antara lain terdiri dari:
 Analisis materi penilaian dan produk belajar
 Satuan acara pembelajaran (SAP)
 Lembar kegiatan belajar
 Lembar kasus
 Lembar kerja praktik
 Transparansi
 Handout
 Lembar evaluasi

Analisis materi dan produk belajar adalah dokumen tertulis yang


menyajikan informasi tentang materi-materi penilaian produk belajar yang
akan dihasilkan dari setiap kriteria unjuk kerja.

SAP adalah dokumen desain perencanaan pembelajaran yang


menyajikan informasi tentang ; kompetensi yang akan diajarkan, strategi
pembelajaran yang akan dilakukan, dan waktu untuk setiap pelaksanaan
pembelajaran. Strategi pembelajaran merupakan skenario kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan. Kegiatan belajar harus
mengakomodasi tujuh kompetensi kunci.

Lembar kerja praktik adalah instruksi-instruksi yang harus dilakukan oleh


peserta diklat dalam melakukan praktik di laboratorium atau di lapangan.

Lembar kasus adalah lembar yang memuat informasi tentang kasus-


kasus yang terjadi berkaitan dengan pembelajaran yang akan dilakukan.
Lembar kasus dapat berupa berita, data, dokumen, atau gambar.

Diklat peningkatan kompetensi guru produktif (pembenihan tanaman) 11


Tahun 2006
Persiapan pembelajaran

Transparansi adalah lembar yang menyajikan informasi singkat untuk


ditayangkan. Informasi yang disajikan dapat berupa petunjuk belajar,
data, kasus, atau konsep.

Handout adalah dokumen yang menyajikan informasi secara lebih detil


mengenai pengetahuan,atau keterampilan, atau konsep yang dipelajari
dalam diklat.

Berikut adalah beberapa contoh format yang dapat dikembangkan sesuai


dengan kebutuhan masing-masing lembaga.

1. Format SAP (Satuan Acara Pembelajaran)

KODE UNIT KOMPETENSI : .....................................................


JUDUL UNIT KOMPETENSI : .....................................................

SUB KRITERIA SUBSTANSI METODE SKENARIO WAKTU SUMBER


KOMPETEN UNJUK NON INSTRUK PENILAIAN PEMBELAJARAN BELAJAR
SI KERJA SIONAL

2. Format AMP (Analisis Materi Penilaian)

KODE UNIT : .........................................


JUDUL UNIT : .........................................

SUB KOMPETENSI KRITERIA UNJUK MATERI UJI SETIAP BUKTI BELAJAR


KERJA ASPEK
Pengetahuan:

Keterampilan:

Sikap:

Diklat peningkatan kompetensi guru produktif (pembenihan tanaman) 12


Tahun 2006
Persiapan pembelajaran

3. Format Matriks Penilaian


JUDUL UNIT : ............................. NAMA
ASESOR: ................................
NAMA KANDIDAT : .............................. TGL ASESMEN
: .................................
SUB KRITERIA UNJUK DOMAIN METODE ASESMEN
KOMPETENSI KERJA LISAN TERTULIS DEMONS OBSERVASI
TRASI

4. Format Bank Pertanyaan


JUDUL UNIT : ............................. NAMA
ASESOR: ................................
NAMA KANDIDAT : .............................. TGL ASESMEN
: .................................

NO KUK PERTANYAAN KUNCI JAWABAN JAWABAN √ X


KANDIDAT

5. Format Ceklis Observasi


NAMA KANDIDAT : .........................................
ASESOR : .........................................

KUK KRITERIA √ X KETERANGAN

6. Format standar kompetensi

Diklat peningkatan kompetensi guru produktif (pembenihan tanaman) 13


Tahun 2006
Persiapan pembelajaran

KODE UNIT :
JUDUL UNIT :
DESKRIPSI UNIT :

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja (KUK)

1. 1.1
1.2
1.3
2. 2.1
2.2

2.3

2.4
3. 3.1

3.2
4. 4.1

4.2

BATASAN VARIABEL
1.

PANDUAN PENILAIAN
1. Pengetahuan dan Keterampilan Penunjang:

2. Konteks penilaian :

3. Aspek penting penilaian :

4. Kaitan dengan unit-unit lain :

KOMPETENSI KUNCI
No Kompetensi Kunci Dalam Unit Ini Tingkat
1. Mengumpulkan, menganalisa, dan mengorganisasi informasi
2. Mengkomunikasikan ide dan informasi
3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan
4. Bekerja sama dengan orang lain dan kelompok
5. Menggunakan ide dan teknik matematika
6. Memecahkan masalah
7. Menggunakan teknologi

Diklat peningkatan kompetensi guru produktif (pembenihan tanaman) 14


Tahun 2006
Persiapan pembelajaran

III. DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim. 2001. Competency Based Training. Indonesia Australia


Partnership for Skills Development Program.

2. Anonim. 2004. Kurikulum SMK Edisi 2004 Bidang Keahlian Budidaya


Tanaman. Program Keahlian Pembibitan Tanaman. Departemen
Pendidikan Nasional. Direktorat Pendidikan Dasar dan
Menengah. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.

3. Anonim. 2005. Standar Kompetensi Nasional Indonesia Bidang


Pembenihan.

4. Anonim. 2005. Buku Induk Sisdiklat. PPPG Pertanian.

Diklat peningkatan kompetensi guru produktif (pembenihan tanaman) 15


Tahun 2006
Persiapan pembelajaran

LAMPIRAN

1. Mensterilkan botol kultur

2. Mengoperasikan dan merawat peralatan

3. Melakukan sanitasi dan sterilisasi ruangan

4. Menyiapkan media

5. Mensterilkan media

6. Membuat larutan stok

7. Melakukan inisiasi

8. Menyiapkan alat dan bahan kultur

9. Memelihara kultur

Diklat peningkatan kompetensi guru produktif (pembenihan tanaman) 16


Tahun 2006

Anda mungkin juga menyukai