LABORATORIUM BENIH
Disiapkan oleh
I. LEMBAR INFORMASI
A. Pendahuluan
Dalam memberikan pelayanan di bidang pengujian benih dituntut adanya suatu
sistem kerja dan administrasi yang efisien di laboratorium benih mengingat bahwa
pengujian benih merupakan aktifitas rutin yang menyangkut pihak-pihak luar yang
menuntut tanggung jawab yang besar, hal ini dikarenakan benih merupakan
produk yang diperdagangkan. Hasil pengujian benih di laboratorium menentukan
mutu dari kelompok benih ( lot ) tersebut, oleh karena itu contoh kirim mewakili
kelompoknya harus disertai dengan keterangan yang lengkap tentang jenis
tanaman, nomor lot, tanggal panen, tonase dan pengujian yang dikehendaki.
Penyampaian hasil pengujian harus jelas, mudah dimengerti, sesuai dengan
standar dan tepat waktu.
Agar administrasi laboratorium pengujian benih dapat bekerja efisien maka urutan
pekerjaannya dapat dilihat pada Gambar 1.
3. Menyimpan dan memelihara arsip LHU, kartu induk pengujian dan buku
analisis yang berupa blangko secara sistematis. Blangko-blangko tersebut
disusun menjadi satu berkas ( jenis blangko dapat disesuaikan dengan
kebutuhan ). Masing-masing blangko tersebut memiliki fungsi tersendiri,
misalnya :
a. Blangko a: Blangko Penetapan Kadar Air untuk internal
laboratorium
b. Blangko b: Blangko Pengujian Daya Berkecambah
internal laboratorium
c. Blangko c: Blangko Pengujian Kemurnian Fisik untuk
internal laboratorium
d. Blangko d: Blangko tambahan untuk permintaan
pengujian khusus
2. Buku analis
Buku analis atau buku pengujian berisi catatan dari analis tentang tanggal
pengujian, cara-cara pengujian dan hasil pengujian.Untuk tiap-tiap macam
pengujian harus ada satu buku catatan tersendiri.
3. Buku harian
Selain buku pengujian, analis juga harus mempunyai buku harian kerja.
Buku ini terutama sangat penting bagi analis agar hari-hari pengamatan
dapat dilakukan tepat pada waktunya.
C. Membuat Laporan
Hasil setiap pengujian atau serangkain pengujian yang dilakukan di
laboratorium harus dilaporkan secara akurat, jelas, tidak meragukan dan
obyektif serta sesuai dengan setiap instruksi spesifik dalam metode pengujian
(SNI 19-17025-2000).
Untuk menghindari salah pengertian pada suatu pernyataan hasil uji dari suatu
laboratorium penguji benih, diperlukan adanya keseragaman cara penulisan
hasil uji yang memiliki landasan teori yang kuat, baik secara teknis maupun
administratif.
Sesuai dengan SNI 19-17025-2000 setiap laporan sertitifikat harus
mencangkup :
1. Judul
2. Nama dan alamat laboratorium
3. Identifikasi yang unik dari laporan analisis
4. Nama dan alamat pelanggan
5. Identifikasi metode yang digunakan
6. Uraian, kondisi dan identifikasi yang tidak meragukan dari barang yang
diuji
Tabel 1. Pelaporan Hasil Penetapan Kadar Air, Analisis Kemurnian dan Daya
Berkecambah
2. Sesudah pengujian
Sisa contoh benih dan contoh kerja harus disimpan, lamanya penyimpanan
adalah satu tahun atau disesuaikan dengan kondisi penyimpanan pada
laboratorium setempat. Hal ini penting karena harus dilakukan pengujian
ulang baik di laboratorium semula atau laboratorium lain. Contoh benih
perlu diuji ulang pada waktu yang akan datang, misalnya pada kasus
adanya perbedaan hasi pengujian pada satu lot yang sama.
Untuk itu diperlukan ruangan penyimpanan yang memadai untuk menjamin
contoh benih selama jangka waktu maksimal satu tahun atau sesuai
dengan kondisi tempat penyimpanan tanpa kehilangan/mengurangi
mutunya. Untuk memelihara kapasitas perkecambahan, benih harus
disimpan pada temparatur sekitar 18 0 C dan kelembaban relatif maksimal
65 %. Penyimpanan contoh benih dapat pula dilakukan di ruangan yang
sejuk, cukup ventilasi dan suhunya dapat diatur. Suhu dan kelembaban
nisbi yang tinggi menyebabkan kemunduran viabilitas dengan cepat dan ini
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1986, ISTA Handbook on Seed Sampling. The International Rules for
Seed Testing Association. Zurich, Switzerland.
Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih (edisi revisi). Raja Grafindo Persada. Jakarta.