Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS PENERAPAN SENAM YOGA DALAM

GANGGUAN POLA TIDUR PADA LANSIA

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH


(LITERATURE REVIEW)

Disusun sebagai salah satu persyaratan untuk


memperoleh gelar ahli Madya Keperawatan

SILVA RAHMANIA
NIM 13404319165

PROGRAM STUDI DAN KEPERAWATAN

AKPER KESDAM ISKANDAR MUDA BANDA ACEH

BANDA ACEH

2021/2022
ANALISIS PENERAPAN SENAM YOGA DALAM
GANGGUAN POLA TIDUR PADA LANSIA

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

(LITERATURE REVIEW)

Disusun sebagai salah satu persyaratan untuk

memperoleh gelar ahli Madya Keperawatan

SILVA RAHMANIA

NIM 13404319165

PROGRAM STUDI DAN KEPERAWATAN

AKPER KESDAM ISKANDAR MUDA BANDA ACEH

BANDA ACEH

2021/2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses menua atau aging adalah suatu proses yang dialami oleh setiap

orang. Menua adalah salah satu akibat proses ilmiah yang umumnya

menimbulkan penurunan kondisi fisik, psikologis, dan social dalam berinteraksi.

Penuaan merupakan suatu proses menghilangkan kemampuan jaringan yang

ada di dalam tubuh secara perlahan-lahan sehingga jaringan kesulitan dalam

memperbaiki dan mempertahankan fungsi normalnya. Oleh karena itu dengan

terjadinya penuaan maka akan terjadi kemunduran fungsi tubuh, dimana

kemunduran tersebut dapat mengganggu aktivitas sehari-hari (Eliopaulos,2017)

Menurut World Health Organization (WHO), dikawasan Asia Tenggara

populasi lansia sebesar 8% atau sekitar 132 juta jiwa. Indonesia merupakan

negara dengan jumlah penduduk usia lanjut yang tinggi di dunia (WHO, 2018).

Menurut BPS, (survei sosial ekonomi nasional (Susenas kor)) tahun 2017,

distribusi penduduk lansia indonesia 2017 terdapat 8,97% (23,4 juta) lansia

diindonesia. Lansia berjenis kelamin laki-laki sebanyak 8,48%lebih banyak

jumlah lansia berjenis kelamin perempuan sebanyak 9,47%. Berdasarkan badan

pusat statistik (2015), provinsi sumatra barat merupakan salah satu provinsi

yang memiliki populasi lansia yang mencapai angka 44.403 orang, dengan

jumlah 28.890 merupakan populasi terbanyak di sumatra barat yang terdapat di

kota Padang.
Saat ini kita mulai memasuki periode aging population, dimana terjadi

peningkatan umur harapan hidup yang di ikuti dengan peningkatan jumlah

lansia. Indonesia mengalami peningkatan jumlah lansia. Indonesia mengalami

peningkatan jumlah penduduk lansia dari 18 juta jiwa (7,56%) pada tahun 2010,

menjadi 25,9 juta jiwa (9,7%) pada tahun 2019, dan diperkirakan akan terus

meningkat dimana tahun 2035 menjadi 48,2 juta jiwa (15,77%).

(Kemenkes,2019)

Berdasarkan data dari dinas kesehatan kota banda aceh, lansia di kota banda

aceh pada tahun 2016 berjumlah 30.334 orang yang mendapatkan pelayanan

kesehatan usila berjumlah 23.781 orang dengan persentase 78,40% jumlah

lansia per UPTD puskesmas dalam wilayah kerja dinas kesehatan kota banda

aceh. Tahun 2017 berjumlah 9.297 orang dengan persentase 78,11% dan pada

tahun 2018 berjumlah 660 orang dengan persentase 53,02%. Lansia yang

mendapatkan pelayanan kesehatan dari tahun 2016 sampai 2018 (Dinkes Kota

Banda Aceh, 2018)

Pada umumnya individu yang memasuki tahap lanjut usia akan mengalami

berbagai bentuk perubahan yang menyangkut biologis/fisik, mental, psikososial

dan spiritual. Berbagai bentuk perubahan biologis, psikologis, sosial dan spiritual

yang dialami lansia saling mempengaruhi satu sama lain (Nasrullah,2016).

Perubahan fisik yang dialami lansia seperti kulit menjadi keriput, rambut

memutih, penglihatan dan pendengaran berkurang, gigi mulai ompong, aktivitas


menjadi lambat, nafsu makan berkurang dan kondisi tubuh mulai melemah

(Padila, 2013)

Masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia berbeda dari orang

dewasa pada umumnya, kesehatan yang sering terjadi pada lansia diantaranya

yaitu immobiliti (immobilisasi), depresi, malnutrisi, menurunnya kekebalan tubuh

dan gangguan pola tidur.

Gangguan pola tidur pada lansia merupakan keadaan dimana seseorang

mengalami suatu perubahan dalam kuantitas dan kualitas pola istirahatnya yang

menyebabkan rasa tidak nyaman atau mengganggu gaya hidup yang diinginkan,

lansia rentan terhadap gangguan tidur karena adanya tekanan pola tidur

(Nessma, et. al 2016). Ada beberapa dampak yang serius gangguan tidur pada

lansia misalnya mengantuk berlebihan di siang hari, gangguan etensi dan

memori, mood, depresi, sering terjatuh, penggunaan hipnotik yang tidak

semestinya, dan penurunan kualitas hidup (Hardani, et. al 2016).

Kondisi seperti ini lansia membutuhkan terapi yang tepat dan sesuai agar

tidak berlarut-larut berkaitan dengan masalah tidur tersebut (Nofiyanto,2016).

Terapi yang dapat diberikan pada lansia dengan masalah gangguan tidur dapat

berupa terapi farmakologi dan terapi non-farmakologi.

Yoga merupakan terapi Non-farmakologi yang efektif di bandingkan dengan

terapi Non-farmakologi lainnya untuk mengatasi insomnia. Gerakan yoga dapat

membantu penderita insomnia untuk dapat tidur dengan nyenyak karena


memberikan pengaruh positif pada pusat saraf otak yang akan melepaskankaku

pada otot di tubuh dan memberikan ketenangan pikiran dan pada akhirnya

membantu untuk tidur. Melakukan yoga secara umum merupakan cara yang baik

untuk mengatasi insomnia. Berlatih yoga dua kali seminggu diyakini mampu

membantu mengalahkan stress yang merupakan penyebab utama gangguan

tidur, yoga merelaksasikan tubuh dan pikiran yang akhirnya akan mendorong

kita untuk tidur (Sindhu,2013)

Yoga mampu merangsang penurunan aktivitas saraf simpatis dan

peningkatan aktifitas saraf para simpatis yang berpengaruh pada penurunan

hormon adrenalin, norepinefrin dan kotekolamin serta vasodilatasi pada

pembuluh darah yang mengakibatkan transport oksigen keseluruh tubuh

terutama otak lancar sehingga dapat menurunkan tekanan darah dan nadi

menjadi normal. Selain itu sekresi melatonin yang optimal dan pengaruh beta

endhorpin dan membantu peningkatan pemenuhan kebutuhan tidur lansia

sehingga lansia akan menjadi rileks dan mempercepat proses masuk fase

NREM. Senam yoga juga dapat mempengaruhi hipotalamus untuk meningkatkan

produksi beta endhorpin yaitu suatu morfin alami tubuh yang akan menyebabkan

stabilitas emosi serta membuat rileks tubuh. Kondisi tenang dan rileks inilah

yang akan mendorong lansia untuk memulai tidurnya sampai hingga masuk

kedalam fase tidur. Selain itu efek dari senam yoga adalah menurunkan

ketegangan otot sehingga peredaran darah lancar, oksigen yang dibawa ke otak

pun terpenuhi. Hal tersebut menunjang untuk memasuki fase tidur yang lebih

dalam (Cahyono,2012)
Beberapa solusi yang dipaparkan di atas diharapkan dapat menyelesaikan

permasalahan kualitas tidur lansia di RW 06 kelurahan darmo kecamatan

wonokroma karena sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ramadhan

Andika dan timnya pada mei 2018 di posyandu lansia RW 03 jagir surabaya

yang menyatakan bahwa lebih dari 50% (66,6%) kualitas tidur buruk sebelum di

berikan yoga. Sebagian besar (77,7%) kualitas tidur baik sesudah diberikan

yoga. Senam yoga dilakukan setiap hari sebelum tidur dengan durasi 30 menit.

Hasil uji Wilcoxon yang menghasilkan p = 0,000, dengan nilai α = 0,05 dimana

P < α H0 ditolak, yang menunjukkan bahwa ada pengaruh yoga terhadap kualitas

tidur lansia di posyandu lansia RW 03 jagir surabaya. Salah satu manfaat senam

yoga yaitu memperbaiki pola tidur.

Berdasarkan fenomena diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan

literature review dengan judul “ Analisis Penerapan Senam Yoga dalam

Gangguan Pola Tidur Pada Lansia “.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana analisis penerapan senam yoga dalam gangguan pola tidur pada

lansia berdasarkan studi empiris dalam sepuluh tahun terakhir?

C. Tujuan Penulisan

Menggambarkan analisis penerapan senam yoga dalam gangguan pola tidur

pada lansia berdasarkan studi empiris dalam sepuluh tahun terakhir.

D. Manfaat Penulisan

1. Lansia
Meningkatkan pengetahuan lansia dalam penerapan senam yoga dalam

gangguan pola tidur .

2. Studi bagi pengembangan ilmu dan Teknologi Keperawatan

Menambahkan keluasaan ilmu dan teknologi di bidang keperawatan terkait

penerapan senam yoga dalam gangguan pola tidur pada lansia.

3. Institusi Akper Kesdam IM Banda Aceh

Dapat dijadikan sebagai bahan referensi tambahan dalam rangka

meningkatkan kualitas pengetahuan, sikap dan keterampilan bagi

mahasiswa/i untuk menerapkan senam yoga dalam gangguan pola tidur pada

lansia.

4. Penulis

Memperoleh pengalaman dan menambah pengetahuan dalam

mengaplikasikan ke dunia nyata terkait penerapan senam yoga dalam

gangguan pola tidur pada lansia.

Anda mungkin juga menyukai