Disusun Oleh :
Kelompok : 4
1. Herizal NIM: 134043191
2. Cantika Sari NIM: 134043191
3. Farid Wajidi NIM: 134043191
4. Meilita Prisila Oscar NIM: 134043191
5. Mutia NIM: 134043191
6. Punce Nuliara NIM: 134043191
7. Rauzatul Amna NIM: 134043191
8. Siti Azhara NIM: 134043191
9. Al Ghifari NIM: 134043191
Syukur alhamdulilah atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
”Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Lansia” ini dengan baik. Tujuan pembuatan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Pencernaan dan juga
sebagai panduan belajar.
Makalah ini belum sepenuhnya sempurna dan masih banyak terdapat
kekurangan. Maka dari itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pendengar yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
berguna bagi kawan-kawan dan memberikan informasi yang baru dan menambah
pengetahuan bagi kita semua.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam
pembuatan makalah ini terutama dosen Pengajar, dan teman-teman semua
Kelompok 4
DAFTAR ISI
Halaman Judul........................................................................................................ i
Kata Pengantar....................................................................................................... ii
Daftar Isi.................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah....................................................................................... 1
C. Tujuan.......................................................................................................... 1
D. Manfaat........................................................................................................ 2
BAB IV PENUTUP.................................................................................................. 21
1. Kesimpulan ............................................................................................ 21
2. Saran...................................................................................................... 21
DAFTARPUSTAKA................................................................................................. 22
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Perumusan Masalah
Masalah yang dapat di rumuskan adalah bagaimana asuhan
keperawatan dan proses keperawatan komunitas pada lansia dengan
hipertensi.
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk megetahui konsep hipertensi pada lansia.
2. Untuk menegakkan diagnosa keperawatan komunitas lansia
dengan hipertensi.
3. Untuk mengetahui bagamana proses keperawatan komunitas
lansia dengan hipertensi.
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi pendidikan keperawatan
Dapat menambah pengetahuan terutama mengenai asuhan
komunitas lansia dengan hipertensi.
2. Bagi masyarakat
Dapat menambah wawasan mengenai hipertensi pada lansia dan
bagaimana mengatasi masalah hipertensi di suatu komunitas.
3. Bagi penulis
Dapat digunakan sebagai latihan bagaimana cara menyusun
asuhan keperawatan komunitas lansia dengan hipertensi.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Keperawatan Komunitas Lansia
1. Definisi
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional
sebagai bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan
biologi, psikologi, social dan spiritual secara komprehensif,
ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat
maupun sakit mencakup siklus hidup manusia (Riyadi, 2007).
Menurut WHO, lansia adalah orang yang memiliki usia diatas
60 tahun (Nugroho, 2006).
Keperawatan Kesehatan Komunitas lansia adalah pelayanan
keperawatan profesional yang ditujukan kepada masyarakat
khususnya lansia dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi,
dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui
pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan, dengan
menjamin agar pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dapat
terjangkau, dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan
pelaksanaan dan evaluasi pelayanan kesehatan/ keperawatan
(Efendi, 2010).
Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu
tempat, saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta
mempunyai minat dan interest yang sama (WHO). Komunitas
adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang
sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi
yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang
mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007).
Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat
digunakan dalam perawatan kesehatan masyarakat adalah :
a. Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang
dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan
keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan
mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran
yang ada hubungannya dengan kesehatan.
Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai
kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip
belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu,
keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin
hidup sehat. Menurut Notoatmodjo pendidikan kesehatan
adalah suatu penerapan konsep pendidikan di dalam bidang
kesehatan (Mubarak, 2005).
d. Pemberdayaan (Empowerment)
Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara
sederhana sebagai proses pemberian kekuatan atau dorongan
sehingga membentuk interaksi transformatif kepada
masyarakat, antara lain: adanya dukungan, pemberdayaan,
kekuatan ide baru, dan kekuatan mandiri untuk membentuk
pengetahuan baru.
2. Tujuan
Sebagian akhir tujuan pelayanan kesehatan utama
diharapkan masyarakat mampu secara mandiri menjaga dan
meningkatkan status kesehatan masyarakat (Mubarak, 2005).
Namun, secara terperinici berikut adalah tujuan keperawatan
komunitas lansia dengan hipertensi:
a. pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui
pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan,
b. menjamin agar pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dapat
terjangkau
c. melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan
pelaksanaan dan evaluasi pelayanan kesehatan/ keperawatan
d. optimalisasi kualitas hidup lansia dengan hipertensi di suatu
komunitas dengan menekan angka kesakitan dan mengurangi
gejalanya.
3. Ruang lingkup
Ruang lingkup pelayanan kesehatan komunitas pada lansia
adalah individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat baik
yang sehat maupun yang sakit dengan ruang lingkup kegiatan
adalah upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan
resosialitatif dengan penekanan pada upaya preventif dan
promotif.
BAB III
PROSES KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Core
a. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
Data dikaji melalui wawancara kepada tokoh formal dan
informal dikomunitas dan studi dokumentasi sejarah komunitas
tersebut. Uraikan termasuk data umum mengenai lokasi daerah
binaan (yang dijadikan praktek keperawatan komunitas), luas
wilayah, iklim, type komunitas (masyarakat rural atau urban)
keadaan demografi, struktur politik, distribusi kekuatan
komunitas dan pola perubahan komunitas.
b. Data demografi
Kajilah jumlah komunitas berdasarkan : usia lansia,
jumlah lansiam jenis kelamin, status perkawinan, ras atau suku ,
bahasa , tingkat pendapatan, pendidikan , produktivitas, masih
bekerja atau tidak, agama dan komposisi keluarga.
c. Vital statistik
Jabarkan atau uraikan data tentang angka kematian kasar
atau CDR penyebab kematian, angka pertambahan anggota,
angka kelahiran.
d. Status kesehatan komunitas
Angka mortalitas, morbiditas akibat hipertensi. Kondisi
kesehatan lansia dikaji dengan menganalisis:
e. Keluhan yang dirasakan saat ini oleh komunitas:
1) Sakit kepala
2) Epistaksis
3) Pusing / migrain
4) Rasa berat ditengkuk
5) Sukar tidur
6) Mata berkunang kunang
7) Lemah dan lelah
8) Muka pucat
f. Pemeriksaan fisik
Menurut Jain (2011), pemeriksaan fisik yang perlu
dilakukan pada pasien hipertensi adalah:
1) Tinggi badan dan berat badan
Tinggi dan berat badan diperlukan karena kondisi
obesitas dapat berpengaruh pada tekanan darah.
2) Pemeriksaan nadi
Semakin parah kondisi hipertensi, maka jarak denyut
nadi (amplitudo) akan semakin kecil. Amplitudo yang besar
yaitu denyut nadi yang penuh dan teratur menunjukkan
tekanan darah sistolik yang tinggi (arterosklerosis).
3) Suara jantung dan dada
Pemeriksaan jantung dan dada dapat mengindikasikan
hipertensi telah mempengaruhi jantung. Gagal jantung yang
disebabkan penumpukan cairan di paru dapat diketahui
melalui pemeriksaan suara dada melalui stetoskop.
4) Suara perut dan leher
Suara arteri perut dan leher dengan nada tinggi dapat
menunjukkan penyempitan arteri yang menuju ginjal, kaki, dan
otak.
g. Pemeriksaan diagnostik
Diagnosis hipertensi biasanya berdasar pada terjadinya
peningkatan tekanan darah setelah dilakukan pengukuran
secara berulang. Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah:
1) Diagnosis tekanan darah
Mengukur tekanan darah merupakan tes rutin paling
penting untuk mendiagnosis hipertensi (Jain, 2011).
Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan tujuan untuk
memantau tekanan darah apakah masih dalam kondisi
normal atau abnormal. Tekanan sistolik yang melebihi 130
mmHg dan tekanan diastolik yang melebihi 80 mmHg
merupakan tekanan darah yang abnormal. Selain itu yang
diperhatikan adalah selisih tekanan sistole dan diastole atau
pulse pressure (Ridwan, 2009).
2) Diagnosis dengan Elektrokardiogram (EKG)
Pemeriksaan menggunakan EKG dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui aktivitas jantung.
3) Dual Energy X-Ray Absorptionmetry (DEXA Scan)
Dexa scan digunakan untuk menetukan densitas
tulang serta komposisi tubuh seperti masa lemak terhadap
masa otot. Untuk keperluan hipertensi, alat ini digunakan
untuk mengukur kadar lemak dalam organ tubuh tertentu.
Dengan diketahuinya penumpukan lemak dalam tuubuh
dapat membantu pasien dalam mengontrol berat badan
yang dapat mempengaruhi tekanan darah.
4) Tes Doppler
Tes doppler digunakan untuk menentukan kondisi
sirkulasi darah yang terdistribusi ke seluruh sistem
kardiovaskular.
5) Tes Kolesterol
Penimbunan kolesterol dalam tubuh akan
mengganggu sistem kardiovaskular sehingga akan
mempengaruhi tekanan darah seseorang.
6) Tes Darah
Tes darah dilakukan untuk mengetahui kadar
kolesterol darah, gula darah, urea darah, kreatinin dalam
darah, tingkat natrium dan kalium dalam darah.
h. Kejadian penyakit hipertensi pada lansia (dalam satu tahun
terakhir).
i. Riwayat penyakit keluarga
Apakah ada keturunan hipertensi
j. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
1) Pola pemenuhan nutrisi
Konsumsi garam berlebih, lemak, merokok, dan konsumsi
kopi.
2) Pola pemenuhan cairan elektrolit
3) Pola istirahat tidur
Kurang tidur, tidur malam, dan kualitas tidur
4) Pola eliminasi
5) Pola aktifitas gerak, olahraga
6) Pola pemenuhan kebersihan diri
7) Status psikososial :
a) Komunikasi dengan sumber-sumber kesehatan
b) Hubungan dengan orang lain
c) Peran di masyarakat
d) Kesedihan yang dirasakan
e) Stabilitas emosi : stress
8) Perlakuan yang salah dalam kelompok dalam hal ini perilaku
tindakan kekerasan.
9) Status pertumbuhan dan perkembanganan lansia, tahapan
perkembangan yang sudah dipenuhi dan belum terpenuhi.
10)Pola pemanfaatan fasilitas kesehatan
11)Pola pencegahan terhadap penyakit dan perawatan
kesehatan
12)Pola perilaku tidak sehat seperti : kebiasaan merokok, minum
kopi yang berlebihan, mengkonsusmsi alkohol, penggunaan
obat tanpa resep, penyalahgunaan obat terlarang, pola
konsumsi tinggi garam, lemak dan purin.
2. Sanitasi
a. Penyediaan air bersih (MCK).
b. Penyediaan air minum
c. Pengelolaan jamban bagaimana jenisnya, berapa jumlahnya dan
bagaimana jarak dengan sumber air.
d. Sarana pembuangan air limbah (SPAL)
e. Pengelolaan sampah : apakah ada sarana pembuangan
sampah, bagaimana cara pengelolaannya : dibakar, ditimbun,
atau cara lainnya sebutkan.
f. Polusi udara, air, tanah, atau suara/kebisingan.
g. Sumber polusi : pabrik, rumah tangga, industri lainnya sebutkan.
3. Fasilitas
a. Peternakan, pertanian, perikanan dan lain-lain.
b. Pekarangan
c. Sarana olah raga
d. Taman, lapangan
e. Ruang pertemuan
f. Sarana hiburan
g. Sarana ibadah
4. Batas-batas wilayah
Sebelah utara, barat, timur dan selatan.
5. Kondisi geografis
Ketinggian, cuaca, suhu, sector pertenin, perikanan, jenis tanah,
perairan.
B. Analisis Masalah
Analisa data merupakan suatu studi dan pengujian data yang
dapat berbentuk kuantitatif maupun kuaitatif. Dalam analisa data,
semua aspek harus dipertimbangkan karena analisa data perlu
menentukan kebutuhan kesehatan dan dukungan masyarakat serta
trend dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan. Dalam melakukan
analisa data terdapat beberapa langkah antara lain : pengelompokan
data, meringkas, membandingkan dan membuat kesimpulan.
Melakukan analisa data tersebut diatas membutuhkan
pengetahuan dan keterampilan tentang menganalisa dan pengambilan
keputusan melalui berpikir kritis. Oleh karena itu perawat komunitas
harus mempelajari dan menguasai pengetahuan dan ketrampilan yang
dibutuhkan tersebut, sehingga perawat mampu memberikan asuhan
keperawatan komunitas.
Analisa data berarti perawat komunitas mempelajari data – data
yang telah terkumpul melalui metode pengumpulan data. Data yang
telah terkumpul dapat berupa data kualitati dan kuantitatif. Analisa data
dilakukan untuk melihat masalah kesehatan yang dialami masyarakat
dan untuk mengidentifikasi kebutuhan masyarakat akan pelayanan
kesehatan. Analisa data juga memberikan informasi tentang kekuatan
yang dimiliki oleh masyarakat, system pendukung dan sumber –
sumber yang dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kesehatan.
A. Kesimpulan
1. Diagnosa keperawatan komunitas yang bias ditegakkan pada asuhan
keperawatan komunitas lansia dengan hipertensi adalah:
a. Gangguan hipertensi pada komunitas lansia di desa X berhubungan
dengan pola hidup yang buruk.
b. Nyeri pada komunitas lansia di desa X berhubungan dengan
tekanan vasekuler serebral
c. Risiko intoleransi aktivitas pada komunitas lansia di desa X
berhubungan dengan kelemahan umum.
2. Salah satu terapi modalitas yang dapat digunakan untuk menurunkan
tekanan darah adalah terapi relaksasai otot progresif.
B. Saran
1. Hendaknya dilakukan pengembangan dalam intervensi keperawatan
komunitas lansia dengan hipertensi terutama untuk terapi modalitas
yang dapat digunakan.
2. Dalam pelaksanaan proses keperawatan komunitas hendaknya klien
menjadi subjek, bukan objek.
3. Hendaknya libatkan keluarga lansia dalam setiap intervensi.
4. Posyandu lansia hendaknya diberdayakan dengan optimal karena
sangat membantu dalam meningkatkan derajat kesehatan komunitas
lansia.
DAFTAR PUSTAKA
Pakkenberg BD. 2003. Aging and The human neocortex Exp. Gerontology.