Filsafat
Filsafat
BAB I
PENDAHULUAN
Pancasila adalah dasar filsafat Negara republic Indonesia yang resmi di sahkan oleh PPKI
pada tanggal 18 agustus 1945 dan tercantum dalam pembukaan UUD 1945, diundangkand alam
berita republic Indonesia tahun 11 No. 7 bersama-sama dengan batang tubuh UUD 1945.
2. Landasan Kultural
Berbeda dengan bangsa-bangsa lain, bangsa Indonesia mendasarkan pandangan hidupnya
pada masyarakat , berbangsa, dan bernegara pada suatu asas kultural yang dimiliki dan melekat
pada bangsa itu sendiri.
3. Landasan Yuridis
Landasan yuridis perkuliahan pendidikan pendidikan pancasila di pendidikan tertinggi dalam
undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional.
4. Landasan Filosofis
Pancasila adalah sebagai dasar filsafat Negara dan pandangan filosofis bangsa Indonesia.
Oelh karena itu sudah merupakan suatu keharusan moral untuk secara konsisten
merealisasikan dalam setiap aspek kehidupan masyarakat berbangsa, dan bernegara.
B. Tujuan Pancasila
Tujuan pancasila dalam rambu-rambu pendidikan kepribadian mengarahkan pada moral
yang di harapkan terwujud dalam kehidupan sehari-hari yaitu perilaku yang memancarkan iman
dan taqwa terhdapa tuhan yang maha esa dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai
golongan agamakebudayaan dan berekaragaman kepentingan, memantapkan kepribadian
mahasiswa agar secara mampu mewujudkan nilai-nilai pancasila.
2. Bermetode
Yaitu seperangkat cara atau system pendekatan dalam rangka pembahasan pancasila
untuk mendapatkan suatu kebenaran yang bersifat objektif.
3. Bersistem
Suatu pengetahuan ilmiah harus merupakan suatu yang bulat dan utuh.
4. Bersifat Universal
Artinya kebenarannya tidak terbatas oleh waktu ruang, keadaan, situasi, kondisi apapun
maupun jumlah tertentu.
Syila fokal 1 panjang artinya peraturan tingkah laku yang baik, yang penting atau yang
senonoh.
BAB II
A. Pengantar
Berbeda dengan latar belakang secara perkembangan Negara modern di inggris, amerika,
prancis, dan rusia, Negara Indonesia perjuangan untuk terwujudnya Negara modern diwarnai
dengan penjajahan warga asing selama 3,5 abad, serta akar budaya yang dimiliki bangsa
Indonesia sendiri.
Zaman kutai
Masyarakat kutai yang membangun zaman sejarah Indonesia pertama kalinya ini
menampilkan nilai-nilai sosial politik, dan ketuhanan dalam bentuk kerajaan, kenduri, serta
sedekah kepada para brahma.
Zaman Sriwijaya
Sebagai kerajaan yang besar, sriwijaya sudah mengembangkan tata Negara dan tata
pemerintahan yang mampu menciptakan peraturan-peraturan yang ditaati oleh rakyat yang
berada diwilayah kekuasaanya, demikian pula dalam system pemerintahannya terdapat
pegawai, pengurus pajak, harta benda kerajaan sehingga pada saat itu kerajaan dalam
menjalankan system Negara tidak dapat dilepaskan dengan nilai ketuhanan.
C. Zaman Penjajahan
Setelah majapahit runtuh pada permulaan abad XVI maka berkembanglah agama islam
dengan pesatnya di Indonesia. Dan mulailah berdatangan orang-orang eropa di nusantara,
mereka itu antara lain orang portugis yang diikuti oleh orang-orang spanyol dan belanda yang
ingin mencari pusat tanaman rempah-rempah.
D. Kebangkitan Nasional
Pada abad XX di panggung politik internasional terjadi pergolakan dengan suatu kesadaran
akan kekuatan sendiri. Adapun di Indonesia bergolaklah kebangkitan akan kesadaran berbangsa
antara lain kebangkitan nasional (1908), budi utomo (20 mai 1908), serekat dagang islam (SDI)
(1909), dan mengubah bentuknya menjadi gerakan politik dengan mengganti nama menjadi
sarekat islam (SI) (1911).
BAB III
A. Pengantar
Istilah filsafat dalam bahasa Indonesia mempunyai pedanan “filsafat” dalam kata bahasa
arab. Sedangkan menurut kata nggris “philosopische” kata latin ”philosophia” kata
belanda”philosophie” kata jerman “philosophier” kata perancis philosophie” kesemua itu di
terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia “filsafat.
3. Persatuan Indonesia
Dalam sila persatuan Indonesia terkandung nilai bahwa Negara adalah penjelmaan sifat
kodrat manusia monodualis yaitu sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.
A. Pengantar
Pancasila sebagai suatu system filsafat pada hakikatnya merupakan suatu nilai sehingga
merupakan sumber dari segala penjabaran norma baik norma hukum, norma moral mapun
norma kenegaraan lainnya.
2. Hierakhi Nilai
Terdapat berbagai macam pandangan tentang nilai hal ini sanat tergantung pada titik tolak
dan sudut pandangnya masing – masing dalam menentukan nilai pengertian serta hierarkhi
nilai.
b) Nilai Instrumental
Untuk dapat direalisasikan dalam suatu kehidupan praktis maka nilai dasar tersebut diatas
harus memiliki formulasi serta parameter atau ukuran yang jelas. Nilai instrumental inilah yang
merupakan suatu pedoman yang dapat diukur dan dapat diarahkan.
c) Nilai Praktis
Nilai praktis pada hakikatnya merupakan penjabaran lebih lanjut dari nilai instrumental
dalam suatu kehidupan yang nyata.
D. Etika Politik
Secara substansif pengertian etika politik tidak dapat di pisahkan dengan subjek sebagai
pelaku etika yaitu manusia. Oleh karena itu etika politik berkait erat dengan bidang
pembahasan moral. Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa pengertian “moral” senantiasa
menunjuk kepada manusia sebagai subjek etika.
1. Pengertian Politik
Pengertian politik berasal dari kosa kata “politics” yang memiliki makna – makna bermacam
– macam kegiatan dalam suatu system politik atau Negara yang menyangkut proses penentuan
tujuan – tujuan dari system itu diikuti dengan pelaksanaan tujuan – tujuan itu.
Dimensi politis manusia ini memiliki dua segi fundamental, yaitu pengertian dan kehendak
untuk bertindak, sehingga dua segi fundamental itu dapat diamati dalam setiap aspek
kehidupan manusia.
Serta itu dalam pelaksanaan dan penyelenggara Negara harus berdasarkan legitimasi
hukum yaitu prinsip legitimasi karena Negara Indonesia adalah Negara hukum.
BAB V
A. Pengantar
Sebelum pancasila di rumuskan dan disahkan sebagai dasar filsafat Negara nilai – nilainya
telah ada pada bangsa Indonesia yang merupakan pandangan hidup yaitu berupa nilai – nilai
adat – istiadat dan kebudayaan, serta sebagai kuasa materialis pancasila.
Secara kultural dasar – dasar pemikiran tentang pancasila dan nilai – nilai pancasila berakar
pada nilai – nilainya kebudayaan dan nilai – nilai religius yang dimiliki oleh bangsa Indonesia
sendiri sebelum mendirikan Negara.
REALISASI PANCASILA
A. Pengantar
Realisasi secara praktis ini sangat penting karena pancasila sebagai dasar filsafat, pandangan
hidup pada hakikatnya adalah merupakan suatu system nilai, yang pada alirannya untuk
dijabarkan, direalisasikan serta diamalkan dalam kehidupa secara kongkrit dalam konteks
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
Pengetahuan yaitu suatu pengetahuan yang benar tentang pancasila, baik aspek nilai,
maupun aspek praksisnya.
Kesadaran selalu mengetahui pertumbuhan keadaan yang ada didalam diri sendiri.
BAB VII
a. Hakikat Negara
Pengertian Negara sebagi suatu persekutuan hidup bersama dari masyarakat, adalah
memiliki kekuasaan politik, mengatur hubungan – hubungan kerja sama dalam masyarakat
untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang hidup dalam suatu wilayah tertentu.
1. Hakikat Negara
Bangsa dan Negara Indonesia adalah terdiri atas berbagai macam unsur yang
membentuknya yaitu suatu bangsa, kepulauan, kebudayaan, golongan serta agama yang secara
keseluruhan merupakan suatu kesatuan.
b. Teori Kebangsaan
Teori Hans Kohn : Hans Kohn sebagai seoramg ahli antropologi mengemukakan teorinya
tentang bangsa, yaitu bentuk karena persamaan bahasa, ras, agama, peradaban, wilayah,
Negara, dan kewarganegaraan. Suatu bangsa tumbuh dan berkembnag dari akar – akar yang
terbentuk melalui suatu proses sejarah yang cukup panjang.
A. Pengantar
Negara Indonesia adalah Negara demokrasi yang berdasarkan atas hukum, oleh karea itu
segala aspek dalam pelaksanaan dan penyelengaraan Negara diatur dalam suatu system
peraturan perundang – undangan.
Dengan demikian maka seluruh peraturan hukum yang ada di wilayah Negara republic
Indonesia sejak saat di tetapkannya pembukaan UUD 1945 secara formal pada tanggal 18
agustus 1945, telah memnuhi sebagai suatu tertib hukum di Indonesia.
3. Pembukaan UUD 1945 Sebagai Staatsfundamentalnorm
Pembukaan UUD 1945 dalam tertib hukum di Indonesia sebagai tertib hukum tertinggi dan
di dalamnya termuat pancasila sebagai philosopische grondslag. (dasar filsafat Negara)
2. Aline Kedua
Bangsa Indonesia merealisasikan perjuangannya dalam suatu cita – cita bangsa dan Negara
yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Alinea kedua ini suatu konsekuensi logis
dari pernyataan akan kemerdekan pada alinea pertama.
3. Alinea Ketiga
Pengakuan nilai – nilai religius yaitu dalam pernyataan “atas berkat rahmat allah yang maha
kuasa hal ini mengandung makna bahwa Negara Indonesia mengakui nilai – nilai religius,
bahkan merupakan suatu dasar Negara, sehingga konsekuensinya merupakan dasar dari hukum
positif Negara maupun dari dasar moral Negara.
4. Alinea Keempat
Dalam alinea keempat sebagai kelanjuta n berdirinya Negara republic Indonesia tanggal 17
agustus 1945, dirinci lebih lanjut tentang prinsip – prinsip serta pokok –pokok kaidah
pembentukan pemerintah Indonesia, dimana hal ini dapat disimpulkan dari kalimat “kemudian
dari pada itu untuk membentuk suatu pemerintahan Negara. Indonesia.
Pemerintah dalam susunan kata “pemerintah Negara Indonesia” hal ini dimaksudkan dalam
pengertian sebagai penyelenggara keseluruhan pemerintahan Negara yang hanya menyangkut
salah satu aspek saja dari kegiatan penyelenggara yaitu aspek pelaksana.
BAB IX
A. Pengantar
Dalam proses reformasi hukum dewasa ini, berbagai kajian ilmiah tentang UUD 1945,
banyak yang melontarkan ide t5entang melakukan mandemen terhadapat UUD 1945. Memang
amandemen tidak dimaksudkan untuk penggantin sama sekali UUD 1945, akan tetapi
merupakan suatu prosesdur penyempurnaan terhadap UUD 1945 tanpa harus langsung
mengubah UUD itu sendiri.
Dalam praktek ketatanegaraan Negara Indonesia pengertian konstitusi adalah sama dengan
pengertian UUD.
A. Pengantar
Kelahiran suatu bangsa memiliki karakteristik, sigat – sifat, ciri khas serta keunikan sendiri –
sendiri. Yang sanagt ditentukan oleh faktor – faktor yang mendukung kelahiran bangsa
tersebut. Adapun faktor tersebut meliputi faktor objektif, faktor historis, dan faktor politik.
BAB I
C. Pengertian Filsafat
1. Dari Segi Etimologi
Istilah “filsafat” berasal dari kata yunani, bangsa yunanilah yang mula –mula berfilsafat
seperti lazimnya dipahami oleh orang sekarang. Kata ini bersifat majemuk, berasal dari kata
“pholos” yang berarti “sahabat” dan kata “Sophia” yang berarti “pengetahuan yang bijaksana
(wished) dalam bahasa belanda, atau wisdom kata inggris, dan himat menurut kata arab. Maka
philosophia menurut arti katanya berarti cinta kepada pengetahuan yang bijaksana, oleh karena
itu mengusahakannya.
1. Bersifat Kritis
Suatu kegiatan berfikir secara kefilsafatan senantiasa bersifat kritis yaitu senantiasa
mempertanyakan segala suatu, problema – problema, atau hal – hal lain yang sedang dihadapi
oleh manusia
2. Bersifat terdalam
Suatu ciri sangat meninjol dalam berfikir secara filsafat adalah bersifat mendalam, yaitu
bukan hanya sampai pada fakta – fakta yang sifatnya sangat khusus dan empiris belaka namun
sampai pada inti terdalam yaitu substansi yang bersifat universal.
3. Bersifat Konseptual
Perenungan filsafat adalah merupakan kegiatan akal budi dan mental manusia yang
berusaha untuk menyusun suatu bagan yang bersifat konseptual yang merupakan suatu hasil
generalisasi serta abstraksi dari pengalaman sentang hal – hal yang sifatnya khusus dan
individual.
4. Koheren (runtut)
Pemikiran filsafat berusaha menyusun suatu bagan yang konseptual yang koheren (runtut).
Bila mana bagan konseptual dari suatu pemikiran kefilsafatan terdiri atas A, B, C, D, dan E, maka
unsur yang terpisah sama sekali. Sebagaimana dipahami bahwa filsafat memperoleh sesuatu
penyelesaian terhadap pertanyaan agar dapat di pahami.
5. Bersifat Rasional
Suatu bagan pemikiran kefilsafatan berusaha menyusun dengan bagan konsepsional yang
rasional adalah bagan yang bagian – bagiannya berhubungan secara logis diantara satu dengan
lainnya.
8. Bersifat Spekulatif
Berfikir secara kefilsafatan juga dicirakan dengan sifatnya yang spekulatf
(perekaan).Perekaan yaitu pengajuan dugaan – dugaan yang masuk akal yang melampaui batas
– batas fakta.
9. Bersifat Sistematis
Pemikiran kefilsafatan yang bersifat rasional dan runtut pastilah merupakan suatu
system.Pemikiran – pemikiran kefilsafatan memiliki bagian – bagian yang berada dalam suatu
jalinan hubungan, terdapat fungsi – fungsi bagian, bersifat kompleks serta empiris.
E. Analisis Abstraksi
Filsafat menelaah segala suatu yang menjadi objeknya sampai pada intinya yang terdalam
dan tidak berubah, yang di sebut hakikat. Dengan kata lain perkataan filsafat menelaah sesuatu
sampai pada tingkat hakikatnya.
2. Epistemologi
Epistemologi berasal dari bahasa yunani episteme (pengetahuan).secara umum
epistemology adalah cabang filsafat yang membahas tentnag hakikat pengetahuan manusia,
yaitu tentang sumber watak, dan kebenaran pengetahuan.
3. Metodologi
Cabang filsafat tentang metodologi adalah membahas tentang motode terutama dalam
kaitannya dengan metode ilmiah. Hal ini sangat penting dalam ilmu pengetahuan terutama
dalam proses perkembangannya.
4. Logika
Logika adalah ilmu yang mempelajari pengkajian yang sistematik tentang tentang aturan –
aturan yang menguatkan sebab – sebab mengenai kesimpulan.Logika pada hakikatnya
mempelajari teknik – teknik yang memperoleh kesimpulan dari suatu perangkat bahan – bahan
tertentu. Atau dari suatu premis – premis tertentu
5. Etika
Etika membicarakan tentang pertimbangan – pertimbangan tentang tindakan baik dan
buruk, susila dan tidak susila, etis dan tidak etis dalam hubungan manusia.
6. Estetika
Estetika membicarakan tentang definisi, susunan, dan peranan keindahan, terutama dalam
seni.
H. Filsafat Pancasila
1. PengertianFilsafat Pancasila
Pengertian filsafat pancasila adalah pembahasan pancasila secara filsafati, yaitu pembahasn
pancasila sampai pada hakikatnya yang terdalam (samapi intinya yang terdalam).
1. Karena sifat filsafat yang kritis, dinamis serta mendalam maka memungkinkan bagi
pengembangan akal, menghidupkan kecerdasan berfikir bagi para calon serjana
2. Filsafat berfungsi menggugah pengertian dan kesadaran manusia akan
kedudukannya dalam hubungannya dengan segala sesuatu di luar dirinya.
BAB II
FUNGSI DAN KEDUDUKAN PANCASILA
B. Pancasila Sebagai Jatidiri Bangsa Indonesia
Proses terjadinya pancasila tidak seperti edeologi – ideology lainnya yang hanya merupakan
hasil pemikiran seorang saja namun melalui suatu proses kuasalitas yaitu sebelum disahkan
menjadi dasar Negara nilai – nilai pancasila dalam kehidupan sehari – hari sebagai pandangan
hidup bangsa dan sekaligus sebagai filsafat hidup bangsa Indonesia.
BAB III
PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM FILSAFAT
A. Pengertian Pancasila Sebagai Suatu Sistem
Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan system filsafat. Yang
dimaksud dengan system adalah kesatuan bagian – bagian yang saling berhubungan, saling
bekerjasama untuk suatu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan
yang utuh.
1. Ketuhanan, ialah sifat – sifat keadaan Negara yang sesuai dengan hakikat tuhan
(yaitu kesesuain dalam arti seab dan akibat)(merupakan suatu nilai – nilai agama)
2. Kemanusiaan, ialah sifat – sifat keadaan Negara yang sesuai dengan hakikat
manusia.
3. Persatuan, yaitu sifat – sifat dan keadaan Negara yang berarti membuat menjadi
satu rakyat,daerah, dan keadaan Negara Indonesia sehingga terwujudnya satu
kesatuan.
4. Kerakyataan, yaitu sifat – sifat dan keadaan Negara yang sesuai dengan hakikat
rakyat
5. Keadilan, yaitu sifat – sifat dan keadaan Negara yang sesuai dengan hakikat adil.
Isi arti ini merupakan nilai yang fundamental, merupakan dasar filsafat, sehingga
merupakan sumber nilai seluruh aspek
a. Tuhan yang maha esa mengkaruniakan wilayah, tanah air Indonesia serta kekayaan
alamnya kepada bangsa Indonesia
b. Tuhan yang maha esa mengkaruniakan rahmat atas proklamasi kemerdekaan
bengsa Indonesia, dan berlakunya UUD 1945
a. Jaminan hak – hak asasi manusia warga Negara seperti tercantum dalam pasal 27,
28, 29 ayat (2), dan 30 ayat (1) dan 30 UUD 1945
a. Negara melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum mencerdaskan kehidupan bangsa
b. Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
a. Pengertian Nilai
Nilai atau value termasuk pengertan filsafat.Persoalan – persoalan tentang nilai di bahas
dan di pelajari pada salah satu cabang filsafat yaitu filsafat nilai (axiology, theory f velue).maka
filsafat sering juga diartikan sebagai ilmu tentang nilai – nilai.
Di dalam dictionary of sociology an related science nilai adalah suatu kemampuan yang di
percayai yang ada pada suatu benda untuk memuaskan manusia.
b. Hierarkhi Nilai
Terdapat berbagai macam pandangan tentnag nilai dan hal ini sangat tergantung pada titik
tolak dan sudut pandangnya masing – masing dalam menentukan tentng pengertian serta
hierarkhi nilai.
c. Nilai – Nilai Pancasila sebagai Suatu Sistem
Isi arti sila – sila pancasila pada hakikatnya dapat dibedakan atas, hakekat pancasila yang
umum universal yang merupakan substansi sila – sila pancasila, sebagai pedoman pelaksanaan
dan penyelengaraan Negara yaitu sebagai dasar Negara yaitu bersifatumum kolektif serta
aktualisasipancasila yang bersifat khusus dan kongkrit dalam berbagai bidang kehidupan.
BAB VI
PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA
A. Pengantar
Dalam filsafat pancasila terkandung di dalamnya suatu pemikiran – pemikiran yang bersifat
kritis, mendasar, rasional, sistematis, dan komprehentif dan system pemikiran ini merupakan
suatu nilai.
B. Pengertian etika
Etika merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran – ajaran dan
pandangan – pandangan moral.
Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti
suatu ajaran moral tertentu.
c. Nilai Praksis
Nilai praksis pada hakikatnya merupakan penjabaran lebih lanjut dari nilai instrumental
dalam suatu kehidupan yang nyata. Sehingga nilai praksis ini merupakan perwujutan dari nilai
instrumental itu sendiri
BAB V
SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA
D. Realisasi Nilai – Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Tertib Hukum
Indonesia
Fungsi pokok – pokok pancasila sebagai dasar Negara republic Indonesia berarti pancasila
diprgunakan sebagai dasar untuk mengatur segala aspek penyelenggaraan Negara.
Maka dalam praktek hubungan interasional juga harus terjelma pengertian adil dalam
hubungan dengan sesama bangsa dan Negara didunia.
a. Hakikat Negara
b. Kekuasaan Negara
c. Rakyat
d. Bangsa
e. Masyarakat
f. Bentuk Negara
g. Organisasi Negara
h. Tujuan Negara
BAB VII
SILA PERSATUAN INDONESIA
B. Peranan Persatuan Indonesia dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia
Menurut Muhammad Yamin, bangsa Indonesia dalam merintis terbentuknya suatu bangsa
dalam panggung politik internasional melalui suatu proses sejarahnya sendiri, yang tidak sama
dengan bangsa lai. Dalam proses terbentuknya persatuan tersebut bangsa Indonesia
menginginkan suatu bangsa yang benar – benar merdeka, mandiri, bebas menentukan nasibnya
sendiri tidak tergantung dengan bangsa lain
D. Kesesuain Sifat – Sifat dan Keadaan Negara Indonesia dengan Haikikat Sila
Sebagaimana dijelaskan bahwa isi arti sila – sila pancasila adalah bersifat abstrak umum
universal.Maka sifat – sifat dan keadaan Negara harus senantiasa sesuai dengan hakikat dan
landasan sila – sila pancasila yaitu tuhan, manusia, satu, rakyat, dan adil. Maka sifat mutlak
kesatuan bangsa, wilayah dan susunan Negara yang terkandung dalam sialpersatuan Indonesia
harus sesuai hakikat Satu
“maka semangat kebatinan, struktur kerohanian dari bangsa Indonesia bersifat dan cita –
cita persatuan hidup, yaitu persatuan antara dunia luar mapun dunia batin, antara
mokrokosmos dan mikrokosmos, antara rakyat dan pemimpin – pemimpinnya. Segala
manusia sebagai golongan manusia itu tiap – tiap masyarakat dalam pergaulan hidup di
dunia dianggap mempunyai tempat dan kewajiban hidup (dharma) sendiri – sendiri
menurut kodratnya dan segala – segalanya ditujukan kepada keseimbangan lahir dan
bathin. Manusia sebagai seorang tidak terpisah dari seseorang yang lain atau di dunia
luar, dari golongan manusia, maka segala sesuatu bercampur baur bersangkut paut,
segala sesuatu berpengaruh dan kehidupan mereka bersangkut paut
BAB VIII
SILA KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH KEBIJAKSANAAN DALAM
PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN
B. Asas Kerakyatan dalam Negara Proklamasi 17 Agustus 1945
Negara Indonesia di proklamasikanpada tanggal 17 agustus 1945, memilik suatu dasar
filsafat Negara yang memiliki asas politik yang berlandaskan pada pancasila “kerakyatan yang
dipimpin oleh kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan” pada pembukaan UUD
1945. Pengertian kerakyatan yang merupakan salah satu sila pada asas kebangsaaan dan
kenegaraan Indonesia, mengingat kerakyatan adalah merupakan aspek yang fundamental
dalam Negara.
a. Kerakyatan
b. Permusyawaratan/perwakilan
c. Kedaulatan Rakyat
BAB IX
SILA KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA
B. Cita – Cita Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Bangsa Indonesia memperjuangkan Indonesia, dan dengan kemerdekaan inilah maka
bangsa Indonesia kemudian merealisasikan tujuannya dengan mewujudkan Negara yang
merdeka, bersatu, dan berdaulat, untuk mewujudkan cita cita bersama yaitu masyarakat adil
dan makmur.
C. Cita – Cita Kemanusiaan yang Terkandung dalam Sila Kelima
Dalam sila keadilan sosial ini tercakup pengertian pemelihara kepentingan umum Negara
sebagai Negara, kepentingan umum para warga Negara bersama, kepentingan bersama dan
kepentingan khusus dari warga Negara perseorangan, keluarga, suku , bangsa, dan setiap
golongan warga Negara hakikatnya bersumber pada hakikat inti yang terdalam yaitu keadilan
sosial.
1. Kemanusiaan yang Adil dan Beradap yang Terkandung dalam Sila Kelima
Keadilan yang terkandung dalam sila kedua mendasari dan menjiwai sila kelima, dan bila
mana dipahami secara seksama, maka hakikat dari adil bila dikembalika kepada unsur
pendukungnya, maka hakikat kodrat manusialah yang merupakan inti hakikatadil (manusia
sebagai pendukung keadilan sosial.)
b) Keadilan Prosedural
Konsep ini diajaukan pula oleh Plato, yang pada prinsipnya kedua pengertian keadilan ini
tidak bisa dicampuradukkan.Keadilan procedural atau disebut juga keadilan hukum merupakan
suatu sarana dari hukum positif dan adat kebiasaan.
c) Keadilan Distributif
Teori keadilan ini diketengahkan oleh Aristoteles, yang termuat dalam karyanya yang
berjudul nichomache ethics.Menurut Aristoteles keadilan adlah kelayakan dalam tidakan
manusia (fainess in human action). Kelayakan merupakan titik tengah antara dua benda
sehingga sekurang – kurangnya terdapat empat hal.bila kedua orang tersebut mempunyai
persamaan dan ukuran yang telah ditetapkan, masing – masing harus memperoleh benda yang
sama. Namun distribusi tersebut terwujud dalam suatu perimbangan sama.
BAB X
AKTUALISASI PANCASILA
A. Keharusan Moral untuk Mengaktualisasikan Pancasila
Nilai – nilai pancasila yang bersumber pada hakikat pancasila adalah bersifat abstrak umum
universal, tetap dan tidak berubah. Nilai – nilai tersebut perlu dijabarkan lebih lanjut menjadi
norma – norma kenegaraan maupun norma – norma moral yang harus dilaksanakan dan
aktualisasikan oleh setiap warga Negara Indonesia.
a) Tafsir undang – undang dasar 1945, harus dilihat dari sudut sadar filsafat Negara
pancasila sebagai mana terncantumdalam pembukaan UUD 1945 aline IV
b) Pelaksana undang – undang dasar 1945 dalam undang – undang harus mengingat
dasar – dasar pokok pikiran yang tercantum dalam dasar filsafat Negara Indonesia
c) Tanpa mengurangi sifat – sifat undang – undang yang tidak dapat di ganggu gugat,
interpretasi pelaksanaan harus mengingat unsur – unsur yang terkandung dalam
filsafat Negara
PANCASILA UNTUK PERGURUAN TINGGI
2. Masalah korupsi
Masalah korupsi sampai sekarang masih banyak terjadi, baik dipusat maupun di daerah.
Transparency internasional (it) merilis situasi korupsi di 188 negara untuk tahun2015.
Berdasarkan dari data it tersebut Indonesia masih menduduki peringkat 88 dalam urutan
Negara paling korup di dunia.
3. masalah lingkungan
Indonesia di kenal sebagai paru-paru dunia. Namun dewasa ini,citra tersebut perlahan
luntur seiring dengan banyaknya kasus pembakran hutan, perambana hutan menjadi lahan
pertanian, dan yang paling senter di bicarakan yaitu beralihnya hutan Indonesia menjadi
perkebunan.
BAB II
BAB III
Secara terminologis, atau secara istilah, dasar Negara dapat diartikan sebagai landasan dan
sumber dalam membentuk dan menyelanggarakan negara. Dasar Negara dapat juga di artikan
sebagai sumber dari segala sumber hukum.
Adapun beberapa konsep dasar implementasi nilai-nilai pancasila dalam bidang politik
2. Sektor Masyarakat
Nilai-nilai pancasila akan menuntun masyarakat ke pusat inti kesadaran akan pentingnya
harmoni dalam kontinum antara sadar terhadap hak asasinya di satu sisi dan kesadaran
terhadap kewajiban asasinya di sisi lain sesuai dengan ketentuan pasal 28 J ayat (1) dan ayat (2)
UUD 1945
b. Bidang Ekonomi
Nilai-nilai pancasila sebagai dasar Negara dalam bidang ekonomi mengidealisasikan
terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia oleh karena itu, kebijakan ekonomi
nasinal harus bertumpuh pada asas-asas keselarasan, keserasian, dam keseimbangan peran
perseorangan, perusahaan swasta, bidang usaha milik Negara, dan implementasi kebijakan
ekonomi
BAB IV
Sebagai warga Negara, anda perlu memahami kedudukan pancasila sebagai ideology
Negara karena ideioogi pancasila menghadapi tantangan dari berbagai ideology dunia dalam
kebudayaan dayaan global. Insur-unsur yang memengaruhi ideologi pancasila sebagai berikut
1. Unsur ateisme yang bertentangan dengan tuhan yang maha esa
2. Unsur individualisme yang bertentangan dengan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia
3. Kapitelisme yang bertentangan dengan prinsip ekonomi dan kerakyatan
b. Presiden Soeharto
Pancasila dijadikan sebagai asas tunggal bagi organisasi politik dan organisasi
kemasyarakatan
a. Dimensi realitas
b. Dimensi Idealitas
c. Dimensi Fleksibelitas
BAB V
MENGAPA PANCASILA MERUPAKAN SISTEM FILSAFAT
1. Konsep Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
a. Apa Yang Dimaksud Sistem Filsafat
Pengertian filsafat berdasarkan watak dan fungsinya sebagaimana dikemukakan titus, smith
dan Nolan sebagai berikut
BAB VI
Etika deontologis adalah teori etis yang bersangkutan dengan kewajiban moral sebagai hal
yang benar dan bukannya membicarakan akibat dan tujuan
c. Etika Pancasila
Etika pancasila adalah cabang filsafat yang dijabarkan dari sila-sila pancasila yang mengatur
perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia
Pada orde baru, pancasila sebagai system etika disosialisasikan melalui penataran P – 4 dan
diinstitusionalkan dalam wadah BP – 7
Pada era reformasi pancasila tenggelam dalam hiruk-pikuk perebutan kekuasaan yang
menjurus kepada pelanggaran etika politik
2. Sumber Sosiologis
Sumber sosiologis pancasila sebagai system etika dapat ditemukan dalam kehidupan
masyarakat berbagai etnik di Indonesia
3. Sumber Politis
Sumber politis pancasila sebagai system etika dapat diartikan dalam norma-norma dasar
sebagai sumber penyusunan berbagai peraturan perundang-undangan di Indonesia
Kedua, hakikat sila kemanusiaan terletak pada octus humanus,yaitu tindakan manusia yang
mengandung implikasi dan konsekuensi moralyang di bedakan dengan actus homini, yaitu
tindakan manusia yang biasa
Ketiga, hakikat sila persatuan terletak pada kesediaan untuk hidup bersama sebagai warga
bangsa yang mementingkan masalah bangsa di atas kepentingan individu atau kelompok.
Keempat, hakikat sial kerakyatan terletak pada prinsip musyawarah untuk mufakat
Kelima, hakikat sila keadilan sosial merupakan perwujudan dari system etika yang tidak
menekankan pada kewajiban semata (deontologis) atau menekankan pada tujuan belaka
(teleologis), tetapi lebih menonjolkan keutamaan (virtue ethics) yang terkandung dalam nilai
keadilan itu sendiri
2. Urgensi Pancasila Sebagai Sistem Etika
Meletekkan sila-sila pancasila sebagai system etika berarti menempatkan pancasila sebagai
sumber moral dan inspirasi bagi penentu sikap, tindakan, dan keputusan yang diambil setiap
warga Negara, pancasila sebagai system etika dapat menjadi dasar analisis bagi beragai
kebjakan yang di buat oleh penyelenggara Negara sehingga tidak keluar dari semangat Negara
kebangsaan berjiwa pancasialis.
BAB VII
Agama : Islam
Anak Ke :2