Anda di halaman 1dari 11

HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA (E)

KELOMPOK 20 (PENGGUGAT)

Andi Muhammad Usamana Fauzan: B011181575


Gibran Rahmatul Idrus: B011181586
Rini Puspita Sari: B011181590

KASUS POSISI/ URAIAN KRONOLOGI


- Pada hari jumat tanggal 28 Desember 2020 dilaksanakan Pemilihan Umum Presiden
Badan Eksekutif Mahaiswa Universitas Hasanuddin. Pemilihan umum dilaksanakan
secara langsung di sekretariat Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas. Hasil pemilihan
umum tersebut telah terpilih saudara Andi Muhammad Usamah Fauzan sebagai Presiden
BEM Universitas periode 2020-2021. Saudari Aura Nur Maulida mahasiswa prodi Ilmu
Hukum yang juga sebagai Ketua Komisi Pemilihan Umum Universitas (KPUU)
melakukan penjaringan yang ingin berpartisipasi menjadi pengutus BEM Universitas
karena minat dari Mahasiswa di Universitas Hasanuddin sangat minim hampir tidak ada
yang berminat, sama seperti penjaringan bakal calon Presiden BEM dan Wakil Presiden.
Pada tanggal 31 Desember 2019 terbentuklah kepengurusan BEM Universitas
Hasanuddin. Pelantikan Pengurus BEM Universitas Hasanuddin Periode 2020-2021 oleh
Rektor Universitas Hasanuddin Prof. Saldy S.H. M.H. pada hari sabtu 5 Januari 2021.
Pelantikan pengurus BEM ditetapkan melalui SK Nomor:017/SKRektor/UH/IV/2021
tanggal 5 Januari 2021. Setelah satu minggu pelantikan, Pengurus BEM membuat
proposal untuk fasilitas ruang BEM, dimana ruangan BEM yang sekarang dapat disebut
tidak layak untuk dijadikan sebagai sekretariatan karena fasilitas yang tersedia sekarang
tidak memadai untuk menjalakan aktivitas. Tanpa memandang bulu fasilitas yang
tersedia, pengurus BEM tetap berusaha untuk membuat program kerja, memenuhi
undangan seminar dari luar kampus, membuat acara seminar dan kegiatan lain nya. Di
dalam SK Rektor No. 017/SK-Rektor/UH/IV/2021 tanggal 7 Januari 2021, disebutkan
ada AD/ART BEM UPB No. 001 tahun 2017, faktanya sampai gugatan ini dibuat
pengurus BEM tidak pernah melihat, apalagi menerima dari Pengurus BEM yang
sebelumnya maupun dari pihak rektorat, dan tidak pernah bisa ditunjukkan AD/ART
BEM UH yang dimaksud. Sehingga Ketika pengurus akan menjalankan program kerja
semuanya jadi terhalang karena bertentangan dengan pedoman yang di-keluarkan oleh
Rektor tentang UKM dan juga Pembiayaan (Pedoman yang dikeluarkan oleh Rektor
untuk mengekang kebebasan berkreativitas Mahasiswa. Bahwa Karena SK Rektor No.
004/UH/2021 bertentangan dengan Kepmendikbud 155/U/1998 sebagai Pedoman
Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi, maka pengurus BEM UH mengubah
haluan (tidak membuat program) tetapi memperjelas organisasi kemahasiswaan yang ada
di Universitas Hasanuddin, karena berdasarkan SK Rektor ini tidak memberikan
keleluasan kepada mahasiswa sebagaimana diatur dalam Kepmendikbud dan cenderung
membungkam kreativitas mahasiswa. Pada hari Senin tanggal 11 Februari 2021 Pengurus
BEM UH mengadakan rapat besar dengan tujuan Memperjelas landasan hukum
organisasi kemahasiswaan di UH, Mengingatkan Pihak Rektorat, para pengambil
kebijakan di UH sesuai dengan tujuan pendidikan, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta
lebih memperhatikan hak-hak mahasiswa, dan Meningkatkan kompetensi mahasiswa
melalui UKM-UKM bidang penelitian, penalaran serta keilmuan, pengabdian kepada
masyarakat. Adapun agenda rapat besar pada tanggal 11 Februari 2021 adalah:
Membahas pedoman umum organisasi kemahasiswaan di Perguruan Tinggi.
1. Peran dan fungsi BEM di universitas.
2. Program kerja BEM UH.
3. Membuat dan Mengesahkan AD/ART BEM UH.
4. Mendengar kritik dan saran dari mahasiswa.
- Dalam pertemuan tersebut, rektor berjanji pada bulan maret minggu pertama Rektor akan
pro aktif untuk memberikan fasilitas baik ruangan maupun keperluan secretariat BEM
dan mengatakan telah membentuk tim untuk mengkaji perbaikan yang akan dilakukan.
Sampai pada minggu keempat bulan Maret 2021, rektor tidak kunjung merealisasikan
janijnya, sehingga pengurus BEM memninta janji rektor untuk bertemu. Namun jawaban
yang didapatkan oleh pengurus BEM adalah rektor sibuk dan banyak jadwal sehingga
jalur mediasi pun tidak menemukan titik terang.
- Bahwa melihat tidak adanya itikad baik dari pihak rektorat dan tidak menghargai waktu,
tenaga, pikiran, biaya yang telah pengurus BEM lakukan, maka pengurus BEM
melayangkan surat dimana pengurus BEM akan melakukan aksi pada hari Kamis 17
April 2021, Rektor merespon surat tersebut dengan memanggil pengurus BEM dengan
memohon supaya BEM jangan melakukan aksi pada tanggal 17 April 2021 dan dapat
melakukan aksi kapan pun (Sebab hari kamis 17 April 2021 pengurus BEM tidak
mengetahui akan ada kegiatan Expo dengan mengundang pelajar se-kota Makassar).
Pengurus BEM dengan itikad baik menunda aksi tersebut dengan maksud menghormati
permohonan rektor untuk tidak melakukan unjuk rasa. Maka, terjadilah kesepakan dalam
bentuk tertulis (ditulis tangan) bukti kesepakatan ada ditandatangani Rektor, Presiden
Mahasiswa BEM UH dan saksi yang intinya mulai tanggal 24 April 2021 (minggu
berikutnya) Rektor akan memprioritaskan masalah kemahasiswaan dan yang lainnya,
kecuali ada yang urgent pertemuan dengan pengurus BEM bisa ditunda.
- Pada hari Kamis tanggal 24 April 2021 Rektor mengadakan pertemuan dengan Pengurus
BEM, pertemuan langsung dihadiri oleh rektor sendiri, wakil rektor II Prof. Sahrul
Saharuddin, M.Phil, Ph.D dan Wakil Rektor III Dr. Mariah Ulfa, SE. MSI. Dalam
pertemuan tersebut yang dibuka oleh Rektor dan dilanjutkan dengan WR III, dan
mendengar apa yang menjadi persoalan yang dituntut mahasiswa yang aspirasinya
disampaikan melalui BEM, kemudian pengurus BEM meninggalkan ruang pertemuan
dengan alasan:
A. Bahwa WR III. Dr. Mariah Ulfa, SE. MSI tidak melihat substansi dari
permasalahan, seperti yang disampaikan pengurus BEM
B. WR. II Dr. Sahrul Saharuddin Sip. mengatakan bahwa organisasi kemahasiswaan
di perguruan tinggi yang diatur dalam Kepmendikbud 155/U/1998 adalah
organisasi sosial (bertentangan dengan kepmendikbud 155/U/1998) WR II
memberikan pernyataan bahwa tidak ada pembiayaan untuk Organisasasi
kemahasiswaan (bertentangan dengan kepemendikbud 155/u/1998
C. WR. III mengatakan bahwa fasilitas yang ada sekarang pada secretariat
sebenarnya sudah mencukupi untuk melaksanakan aktivitas organisasi selama
satu periode kepengurusan. WR II juga mengatakan bahwa anggaran universitas
dialihkan ke pembangunan infrastruktur kampus.
- Hal- hal yang disebutkan diatas menjadi alasan PENGGUGAT (termasuk pengurus
BEM) meninggalkan pertemuan karena semua pengambil kebijakan di UH ngawur dan
tidak paham tentang organisasi kemahasiswaan yang hanya membuat debat kusir,
memancing emosi mahasiswa dan mencederai nilai-nilai perjuangan.
- Bahwa melihat tidak adanya itikad baik dari pihak rektorat dan mereka tidak paham apa
yang menjadi tuntutan mahasiswa, maka pengurus BEM melakukan konsolidasi untuk
melakukan aksi unjuk rasa. Pengurus BEM melayangkan surat pemberitahuan ke pihak
Rektorat dan Kapolresta Kota Makassar dimana pengurus BEM Bersama Mahasiswa
akan melakukan aksi pada hari rabu 1 Mei 2021 untuk menyuarakan aspirasi sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku di Negara republik Indonesia.
Merespon surat tersebut pihak Rektorat meminta 30 hari untuk mengkaji tuntutan
mahasiswa dan akan memanggil pihak terkait (Hingga gugatan ini dilayangkan ke PTUN,
hal tersebut tidak pernah terealisasi).
- Bahwa hadiah yang didapatkan pengurus BEM adalah pembubaran kepengurusan BEM
(SK 005/UH/2021) diterima oleh PENGGUGAT pada Jumat 31 Mei 2021.
PENGGUGAT Bersama mahasiswa berpendapat bahwa poin-poin alasan pembubaran
kepenguran BEM (kami menilai alasan pembubaran tidak berdasar dan cenderung
fitnah), Pengurus BEM melayangkan surat pemberitahuan ke pihak rektorat, Kapolresta
Makassar, tembusan Kapolsek Tamalanrea, untuk melakukan aksi meminta penjelasan
(klarifikasi) pembubaran sepihak dan sewenang-wenang kepengurusan BEM.
- Aksi pada hari Rabu tanggal 5 Juni yang di inisiasi oleh PENGGUGAT dan mahasiswa
di Kampus justru menimbulkan keanehan dimana aparat keamanan telah memenuhi area
kampus seolah-olah ada tindakan anarki. Kami melihat ini sebagai bentuk intimidasi,
Rektor tidak punya itikad baik tidak bersedia hadir, atas petunjuk Kapolsek Batu aji
supaya mahasiswa menghentikan aksi dengan kesepakatan Kapolsek akan mengadirkan
Rektor beserta jajarannya. Namun unjuk rasa tak bisa lagi dibendung sehingga
dikerahkanlah preman-preman yang berkedok satpam untuk menghentikan secara paksa
aksi unjuk rasa. tindakan premanisme, pengeroyokan dan penganiayaan, oleh preman,
cleaning service, satpam terhadap salah seorang pengurus BEM UH sehingga mahasiswa
tersebut mengalami luka yang cukup serius dan mendapatkan 7 jahitan di bagian mulut di
RSUD Wahidin.
- Bahwa selanjutnya pada hari senin tanggal 10 juni 2021, Andi Muhammad Usamah
Fauzan (PENGGUGAT) dipanggil oleh Ketua Prodi Ilmu Hukum Deschi Ranteallo
melalui Sistem Informasi Akademik (SIA) dan telephone pukul: 16.30 di kampus UH
untuk mengklarifikasi pengroyokan terhadap Mahasiswa oleh ‘Preman Kampus’ pada
tanggal 5 Mei 2021. Pada waktu bersamaan SIA Penggugat di-blokir sehingga tidak
dapat dibuka dan Penggugat tidak bisa mengikuti Ujian Tengah Semester (UTS), dan
pada hari Jumat tanggal 14 Juni 2021 Penggugat mendapatkan Surat Keputusan Rektor
018/UH/III/2021 tentang Penjatuhan Sanksi DROP OUT. Adapun poin-poin dalam SK
DROP OUT, yaitu :
1. Mengganggu Ketertiban Ujian/belajar-mengajar
2. Mengotori nama Almamater
3. Bersikap kasar kepada dosen, pegawai kampus dan rektor
- Bahwa apa yang dilakukan oleh Penggugat bersama dengan mahasiswa serta pengurus
BEM adalah upaya untuk menghentikan tindakan arogansi, semena-mena, egosentris,
pelanggaran terhadap Pembukaan UUD 1945, UUD 1945, Pancasila, UU dan peraturan
pemerintah tentang pendidikan tinggi (perguruan tinggi) statuta Universitas Hasanuddin,
Pedoman Pendidikan Universitas Hasanuddin, yang dilakukan oleh Tergugat
- Bahwa telah terjadi tindakan kriminal dalam dunia pendidikan di Universitas
Hasanuddin, pelecehan, pelanggaran HAM, mulai dari tidak dipenuhinya hak-hak
mahasiswa dalam berserikat, hak-hak mahasiswa setelah melakukan kewajiban,
melakukan penganiyaan yang dilakukan oleh satpam dan pegawai, surat dari rumah sakit
dan dokter yang tidak berlaku, membatasi hak untuk berpendapat dan masih banyak lagi
Makassar, 2 Juli 2021

Kepada
Yth. Ketua Pengadilan
Tata Usaha Negara Makassar.
di-.
Jl. Raya Pendidikan No. 1 Makassar.

Dengan hormat,

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Andi Muhammad Usama Fauzan
Kewarganegaraan : Indonesia
Tempat tinggal : Jalan Pengayoman Barat No. 88, Makassar
Pekerjaan : Mahasiswa

Berdasarkan surat kuasa khusus Nomor 025/2021/SK/VII/2021 tanggal 20 Juni 2021


memberikan kuasa kepada:
Nama : Rini Puspita Sari, S.H.,MH
Kewarganegaraan : Indonesia
Pekerjaan :jAdvokat, berkantor di Jalan Kebayoran Raya No 31,
Makassar selanjutnya disebut sebagai
PENGGUGAT;

Dengan ini Penggugat mengajukan gugatan terhadap Prof. Dr. Saldy S.H. M.H.
berkedudukan di Jalan Gatot Subroto, Makassar, untuk selanjutnya disebut sebagai
TERGUGAT;

I. Objek Sengketa:
Surat Keputusan (SK) Nomor: 018/UH/III/2021, Hari jumat tanggal 14 Juni 2021 (pasal 1
angka 9 UU Peradilan TUN).
II. Tenggang Waktu Gugatan: 12 September 2021
- Bahwa Objek Sengketa diterbitkan Tergugat tanggal 14 Juni 2021
- Bahwa Objek Sengketa tersebut diterima /diketahui Penggugat pada
tanggal 14 Juni 2021
- Bahwa gugatan a quo diajukan pada tanggal 2 Juli 2021
- Bahwa oleh karenanya Gugatan a quo diajukan masih dalam tenggang
waktu sesuai dengan pasal 55 UU Peradilan TUN
(pasal 55 UU Peradilan TUN).

III. Kepentingan Penggugat Yang Dirugikan:


- Bahwa dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Rektor Universitas Hasanuddin
Nomor : 018/UH/III/2021 Tanggal 14 Juni 2021 Tentang Penjatuhan Drop Out
terhadap Andi Muhammad Usama Fuazan di Lingkungan Universitas
Hasanuddin, maka PENGGUGAT tidak lagi dapat menjalankan tugas sebagai
mahasiswa dan terhalang untuk memperoleh gelar sarjana
- Bahwa dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Rektor Hasanuddin Nomor:
018/UH/III/2021 Tanggal 14 Juni 2021 Tentang Penjatuhan Drop Out terhadap
diri Penggugat, maka Penggugat merasa dirugikan secara materil, immaterial,
sanksi sosial di-cap buruk di antara mahasiswa-keluarga-dan masyarakat
- Bahwa berdasarkan hal tersebut diatas serta untuk menghindari kerugian yang
lebih besar lagi maka Penggugat selain memohon agar objek sengketa batal atau
tidak sah, penggugat juga memohon agar objek sengketa ditunda keberlakuannya
sebagaimana dimaksud dalam pasal 67 UU Peradilan Tata Usaha Negara karena
keadaan mendesak berupa tidak bisanya PENGGUGAT mengikuti perkuliahan
dan LULUS sebagaimana yang diharapkan

IV. Posita/Alasan Gugatan :


- Adapun dasar gugatan dan alasan Penggugat mengajukan gugatan terhadap Surat
Keputusan Rektor Universitas Hasanuddin Nomor: 018/UH/III/2021 Tanggal 14
Juni 2021 tentang DO (Drop Out) terhadap diri Penggugat (Andi Muhammad
Usamah Fauzan) yang di tetapkan di lingkungan Universitas Hasanuddin sebagai
berikut:
- Bahwa Tergugat telah menerbitkan Surat Keputusan Rektor Universitas
Hasanuddin Nomor: 018/UH/III/2021 Tanggal 14 Juni 2021 tentang DO (Drop
Out) terhadap diri Penggugat
- Bahwa Keputusan Tergugat (Rektor Universitas Hasanuddin) SK Nomor:
018/UH/III/2021 tanggal 14 Juni 2021 tentang DO (Drop Out) terhadap diri
Penggugat, yang tidak melalui prosedur yang benar yang dialami oleh diri
Penggugat
- Bahwa keputusan Tergugat yang pada isi pokoknya bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan dengan alasan, dasar dan kajian sebagai berikut:
a. bahwa dalam konsideran menimbang huruf a dari objek gugatan (SK
Nomor: 018/UH/III/2021 Tanggal 14 Juni 2021) yang menyebutkan
“bahwa universitas Hasanuddin senantiasa menjunjung tinggi dan
menegakkan norma, nilai-nilai, dan peraturan yang berlaku dalam
masyarakat ilmiah” adalah tidak jelas dikarenakan sampai saat ini belum
pernah disosialisasikan secara langsung peraturan yang berlaku, sebab
untuk mendapatkan Statuta Universitas harus berdebat dulu baru
diberikan, dan untuk AD/ART BEM UH di SK Rektor No. 017/SK-
Rektor/UH/IV/2021 disebutkan ada AD/ART BEM UH No. 001 tahun
2017. Namun, faktanya sampai sekarang AD/ART tersebut tidak ada dan
tidak pernah diberikan, sehingga Pengurus BEM UH berinisiatif untuk
membuat dan mengesahkan AD/ART tersebut melalui sidang Rapat Besar
BEM UH Bersama dengan pihak rektorat pada tanggal 11 Februari 2021
dan hasilnya telah diberikan kepada Pihak rektorat.
b. Bahwa dalam konsideran menimbang huruf b dari objek gugatan yang
menyebutkan “bahwa setiap pelanggaran terhadap norma,nilai-nilai dan
peraturan yang berlaku di Universitas Hasanuddin, baik yang dilakukan
oleh mahasiswa secara individu maupun organisasi kemahasiswaan perlu
diberikan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku” hal ini sangat
tidak jelas karna peraturan yang berlaku di Universitas Hasanuddin belum
pernah disosialisasikan kepada mahasiswa dan AD/ART BEM UH baru di
sahkan tanggal 13 desember 2016 dan belum pernah di sosialisasikan oleh
pihak Rektorat bagian kemahasiswaan
c. Bahwa dalam konsideran menimbang huruf c dalam objek gugatan
disebutkan, “ bahwa berkaitan dengan huruf a dan b diatas, maka perlu
dikeluarkan surat keputusan yang memberikan sanksi terhadap mahasiswa
tersebut”.Norma ini sangat bertentangan dengan semangat Pasal 28G
Undang Undang Dasar 1945, yang menyebutkan; “Setiap orang berhak
atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat,dan harta
benda yang dibawah kekuasaannya serta berhak atas rasa aman dan
perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat
sesuatu yang merupakan hak asasi”
d. Bahwa dalam konsideran menimbang huruf c dalam objek gugatan juga
tidak sejalan dengan semangat demokrasi dan hak asasi manusia
khususnya hak asasi manusia untuk menyampaikan pendapat baik secara
lisan ataupun tulisan yang tetuang dalam Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 4 ayat (1)
“Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta
tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia,nilai
keagamaan, nilai cultural,dan kemajemukan bangsa”
e. Bahwa dalam konsideran menimbang huruf c dalam objek gugatan juga
tidak sejalan dengan Semangat Kebebasan Akademik, Mimbar Akademik,
dan Otonomi Keilmuan sebagaiman tertuang dalam ketentuan Undang-
undang Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi Pasal 8 ayat (1)
bahwa: “Dalam penyelenggaraan Pendidikan dan pengembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi berlaku kebebasan akademik, dan otonomi
keilmuan”. Ayat (2) bahwa: ”Pelaksanaan kebebasan akademik,
kebebasan mimbar akademik, dan otonomi keilmuan di Perguruan Tinggi
merupakan tanggung jawab pribadi Sivitas Akademika, yang wajib
dilindungi dan difasilitasi oleh pimpinan perguruan tinggi”
f. bahwa dalam konsideran menimbang huruf c dalam objek gugatan juga
tidak sejalan dengan semangat kemerdekaan menyampaikan pendapat
dimuka umum, sebagaimana tertuang dalam ketentuan Undan-Undang
Nomor 9 Tahun 1998 Tentang kemerdekaan menyampaikan pendapat
dimuka umum Pasal 2 Ayat (1) bahwa: “Setiap warga Negara, secara
perorangan atau kelompok, bebas menyampaikan pendapat sebagai
perwujudan hak dan tanggung jawab berdemokrasi dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara”
g. Bahwa Surat Keputusan Rektor Universitas Hasanuddin tersebut
bertentangan dengan Asas-asas Umum Pemerintahan yang Baik
sebagaimana arti penting dari AAUPB sebagai sarana Perlindungan
Hukum (rechtsbescherming) dan bahkan dijadikan sebagai Instrumen
untuk peningkatan hukum (verhoogde rechtsbescherming) bagi warga
Negara dari tindakan pemerintah. Di dalam Surat Keputusan Rektor
Universitas Hasanuddin Nomor: 018/UH/III/2021 Tanggal 14 Juni 2021
Tentang Penjatuhan Drop Out (DO) terhadap Penggugat (ANDI
MUHAMMAD USAMA FAUZAN) di Lingkungan Universitas
Hasanuddin mengandung unsur yang tidak jelas dan sangat bertentangan
dengan asas kepastian hukum,asas kesamaan dalam mengambil
keputusan,asas bertindak cermat,asas keadilan dan kewajaran

V. Permohonan Penundaan:
Memerintahkan kepada Rektor Universitas Hasanuddin untuk menunda keberlakuan
Surat Keputusan (SK) Nomor: 018/UH/III/2021, tanggal 14 Juni 2021 tentang Dropout
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin atas nama :
- Andi Muhammad Usama Fauzan
Sampai ada Putusan Pengadilan yang memperoleh kekuatan Hukum tetap.
(pasal 67 UU Peradilan TUN).

VI. Petitum/Tuntutan:
A. Dalam Penundaan.
- Mengabulkan Permohonan Penundaan yang diajukan Penggugat.

B. Dalam Pokok Perkara/Sengketa.


1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
2. Menyatakan batal atau tidak sah Surat (SK) Nomor: 018/UH/III/2021,
Tanggal 14 Juni;
3. Mewajibkan Tergugat untuk mencabut Surat Keputusan (SK) Nomor:
018/UH/III/2021;
4. Mengembalikan Penggugat pada kedudukan semula sebagai mahasiswa
Universitas Hasanuddin;
5. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara ini. Sebesar Rp.
300.000 (Tiga Ratus Satu Ribu Rupiah);

Hormat Kami,
Penggugat/ Kuasa Hukum Penggugat,

Rini Puspita Sari, S.H.,MH

Anda mungkin juga menyukai