Anda di halaman 1dari 5

“Sehingga apabila para Rasul tidak mempunyai harapan lagi (tentang keimanan mereka)

dan telah meyakini bahwa mereka telah didustakan, datanglah kepada para Rasul itu
pertolongan Kami, lalu diselamatkanlah orang-orang yang Kami kehendaki. Dan tidak
dapat ditolak siksa Kami daripada orang-orang yang berdosa.” (QS. Yusuf: 110)

Allah menuturkan bahwa pertolongan-Nya diturunkan kepada para Rasul-Nya alaihimush


shalatu wassalam ketika mereka berada dalam keadaan yang sulit dan mereka menunggu
pertolongan dari Allah pada waktu yang sangat dibutuhkannya, seperti yang difirmankan
Allah swt: wa zulziluu hatta yaquular rasuulu wal ladziina aamanuu ma’aHu mataa
nashrullaaHi (“Dan mereka digoncangkan [dengan bermacam-macam cobaan] sehingga
Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata: ‘Bilakah pertolongan Allah
datang?’”)

Dan dalam firman Allah: kudzdzibuu (“Mereka didustakan”) terdapat dua bacaan: Ulama
Kufah membacanya dengan dzal tanpa tasydid, sedang ulama lainnya dengan tasydid.

Pertama dengan dzal ditasydid, dan `Aisyah radhiyallahu `anHaa membacanya seperti itu.
Al-Bukhari meriwayatkan dari ‘Aisyah ketika `Urwah bin az-Zubair bertanya kepadanya
tentang firman Allah: hattaa idzas tai-asar rusulu (“Sehingga apabila para Rasul tidak
mempunyai harapan lagi [tentang keimanan mereka]”) apakah kudzdzibuu atau kudzibuu?
`Aisyah menjawab kudzdzibu. Aku berkata: “Karena mereka sudah yakin bahwa kaum
mereka mendustakan mereka, lalu bagaimana jika sekedar dugaan saja?” Ia berkata:
“Sungguh, mereka telah yakin akan hal itu.” Aku mengatakan, dalam ayat ini disebutkan:
“Dan mereka menduga (dhannuu) bahwa mereka telah didustakan.” `Aisyah menjawab: “Aku
berlindung kepada Allah, para Rasul tidak menduga demikian kepada Rabb mereka.” Aku
bertanya: “Kalau demikian adanya, maka bagaimana makna ayat ini?” Dia menjawab:
“Mereka itu adalah pengikut-pengikut para Rasul yang beriman kepada Rabb dan
membenarkan mereka, setelah menderita cobaan panjang dan merasakan pertolongan Allah
datang terlambat.
hattaa idzas tai-asar rusulu (“Sehingga apabila para Rasul tidak mempunyai harapan lagi
[tentang keimanan mereka]”) tentang keimanan orang-orang dari kaum mereka yang
mendustakan, dan mereka menduga pula bahwa pengikut mereka pun telah mendustakan
mereka, maka pertolongan Allah pun datang pada saat itu.

Bacaan yang kedua adalah dengan dzal tanpa tasydid, para ulama berbeda pendapat tentang
penafsirannya. Al-A’masy meriwayatkan dari Muslim dari Ibnu `Abbas tentang firman Allah,
“Sehingga apabila para Rasul tidak mempunyai harapan lagi (tentang keimanan
kaum mereka) dan telah meyakini bahwa mereka didustakan”, mengatakan: “Setelah para
Rasul tidak mempunyai harapan lagi bahwa kaumnya akan memenuhi ajakan mereka, dan
kaum mereka itupun menduga bahwa para Rasul telah mendustai mereka, maka saat itu
pertolongan Allah pun datang.”
Fa nujjiya man nasyaa-u (“Lalu diselamatkanlah orang-orang yang Kami kehendaki.”)

Demikian pula telah diriwayatkan pendapat serupa dari Sa’id bin Jubair, `Imran bin al-Harits
as-Sulami. `Abdurrahman bin Mu’awiyah, `Ali bin Abi Thalhah, dan al-`Aufi dari Ibnu
`Abbas”,

Pendapat yang lain ditolak, tidak dapat diterima. wallahu a’l QS. At
Taghabun (64) ayat 11
ِ ‫مَا َأصَ ابَ ِمنْ م‬
‫ُصي َب ٍة ِإاَّل ِب ِإ ْذ ِن اللَّ ِه ۗ وَ مَنْ ي ُْؤ ِمنْ ِباللَّ ِه َي ْه ِد َق ْل َب ُه ۚ وَ اللَّ ُه‬
‫شيْ ٍء عَ ِلي ٌم۝‬ َ ‫ِب ُك ِ ّل‬
Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali
dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah
niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu.

Tafsir Jalalain
(Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali
dengan izin Allah) atau dengan kepastian-Nya. (Dan barang siapa
yang beriman kepada Allah) melalui ucapannya, bahwa musibah itu
datang atas kepastian dari-Nya (niscaya Dia akan memberi petunjuk
kepada kalbunya) untuk bersabar di dalam menghadapinya. (Dan
Allah Maha Mengetahui segala sesuatu).

Tafsir Ibnu Katsir

At-Taghabun, ayat 11-13

Vِ َ‫وأ‬Vَ V‫ َه‬Vَّ‫ل‬V‫ ال‬V‫وا‬VVV‫طي ُع‬V


V‫وا‬VVV‫طي ُع‬V Vِ َ‫وأ‬Vَ )11 ( V‫ي ٌم‬V‫ع ِل‬Vَ V‫ْي ٍء‬V V ‫ش‬ َ V‫ ِّل‬V‫ ُك‬V‫ ِب‬Vُ‫ه‬Vَّ‫لل‬V‫َوا‬V V‫ ُه‬V َ‫ب‬V‫ ْل‬V‫ َق‬V‫ ِد‬V‫ ْه‬Vَ‫ه ي‬Vِ Vَّ‫لل‬V‫ا‬V‫ ِب‬V‫ ْن‬V‫ ِم‬V‫ ْؤ‬V ُ‫ن ي‬Vْ ‫َم‬V ‫َو‬V ‫ه‬Vِ Vَّ‫لل‬V‫ن ا‬V
Vِ ‫ ْذ‬V‫إ‬Vِ VV‫ال ِب‬V‫ ِإ‬V‫ ٍة‬V‫ي َب‬V ‫ص‬V ِ ‫ن ُم‬Vْ V‫ ِم‬V‫ب‬ Vَ ‫ا‬V ‫ص‬ Vَ V‫ َأ‬V‫ ا‬V‫َم‬
)13( ‫ن‬V Vَ ‫و‬Vُ‫ن‬V‫ ِم‬V‫ ْؤ‬V‫ ُم‬V‫ل ا ْل‬Vِ V‫َو َّك‬V V‫ليَ َت‬VْV‫ه َف‬Vِ Vَّ‫لل‬V‫ى ا‬Vَ‫عل‬Vَ ‫َو‬V ‫و‬V
Vَ ُ‫ال ه‬V‫ ِإ‬V‫ َه‬Vَ‫ل‬V‫ اَل ِإ‬V‫ ُه‬Vَّ‫ل‬V‫) ال‬12( ‫ن‬V Vُ ‫ي‬V‫ ِب‬V‫ ُم‬V‫ ا ْل‬V‫غ‬Vُ V‫ال‬V‫ َب‬V‫ ا ْل‬V‫ا‬Vَ‫ن‬V‫ ِل‬V‫و‬V‫س‬
ُ َ‫ى ر‬Vَ‫عل‬Vَ V‫َما‬V Vَّ‫ن‬V‫إ‬Vِ ‫م َف‬Vْ Vُ‫ت‬V‫ ْي‬Vَّ‫ول‬Vَ Vَ‫ن ت‬V
Vْ ‫إ‬Vِ ‫ َف‬V‫و َل‬V‫س‬
ُ V‫ل َّر‬V‫ا‬

Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali


dengan izin Allah. Dan barang siapa yang beriman kepada Allah,
niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu. Dan taatlah kepada Allah dan taatlah
kepada Rasul, jika kamu berpaling, maka sesungguhnya kewajiban
Rasul Kami hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang.
(Dialah) Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia.
Dan hendaklah orang-orang mukmin bertawakal kepada Allah saja.
Allah Swt. menceritakan kembali apa yang telah Dia ceritakan di
dalam surat Al-Hadid, yaitu firman-Nya:

V‫ا‬V‫ َه‬V‫َر َأ‬V V‫ نَ ْب‬V‫ن‬Vْ V‫ َأ‬V‫ ِل‬V‫ن َق ْب‬V ٍ ‫ا‬Vَ‫كت‬Vِ V‫ال ِفي‬V‫ ِإ‬V‫ ْم‬V‫ ُك‬V‫ ِس‬V‫ ُف‬V‫ ْن‬V‫ي َأ‬V‫َوال ِف‬V V‫ض‬
Vْ ‫ ِم‬V‫ب‬ ِ ‫ْر‬V V‫ األ‬V‫ة ِفي‬Vٍ Vَ‫صيب‬V
Vِ ‫ن ُم‬Vْ V‫ ِم‬V‫ب‬ Vَ َ‫ أ‬V‫ما‬Vَ
Vَ ‫صا‬V
Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak
pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis di dalam kitab
(Lauh Mahfuz) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang
demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Al-Hadid: 22)
Demikian pula hal yang sama disebutkan dalam surat ini melalui
firman-Nya:

V‫ ِه‬Vَّ‫ل‬V‫ ال‬V‫ ِن‬V‫ ْذ‬V‫ ِإ‬V‫ال ِب‬V‫ ِإ‬V‫ ٍة‬V‫ي َب‬V‫ص‬


ِ V‫ ُم‬V‫ب ِم ْن‬V َV V‫ َأ‬V‫ا‬V‫َم‬
Vَ ‫صا‬

Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali


dengan izin Allah. (At-Taghabun: 11)
Ibnu Abbas mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah dengan
perintah Allah, yakni dengan kekuasaan dan kehendak-Nya.
َ V‫ ِّل‬V‫ ُك‬V‫ ِب‬Vُ‫ه‬Vَّ‫لل‬V‫َوا‬V V‫لبَ ُه‬VْV‫د َق‬Vِ ‫ه‬Vْ Vَ‫ه ي‬Vِ Vَّ‫لل‬V‫ ِبا‬V‫ؤ ِم ْن‬V
V‫ي ٌم‬Vِ‫عل‬Vَ V‫يْ ٍء‬V‫ش‬ Vْ ُ‫ن ي‬V
Vْ ‫و َم‬Vَ

Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan
memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui
segala sesuatu. (At-Taghabun: 11)

Vُ‫لبَه‬VْV‫د َق‬Vِ ‫ه‬Vْ Vَ‫ه ي‬Vِ Vَّ‫لل‬V‫ ِبا‬V‫ؤ ِم ْن‬V


Vْ ُ‫ن ي‬V
Vْ ‫و َم‬Vَ

Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan
memberi petunjuk kepada hatinya. (At-Taghabun: 11)
Yakni mengembalikan segala sesuatunya kepada Allah dan
mengatakan:

Vِ V‫َرا‬V V‫ ِه‬V‫ ْي‬Vَ‫ل‬V‫ ِإ‬V‫ا‬Vَّ‫ن‬V‫َو ِإ‬V V‫ ِه‬Vَّ‫ل‬Vِ‫ ل‬V‫ا‬Vَّ‫ن‬V‫ِإ‬


‫َن‬V ‫و‬V‫ج ُع‬

Sesungguhnya kami adalah milik Allah, dan hanya kepada-Nyalah


kami dikembalikan. (Al-Baqarah: 156)
Di dalam hadis yang telah disepakati disebutkan sebagai berikut:
"V‫اء‬V‫ َّر‬V ‫ َس‬V‫ ُه‬V‫ ْت‬V‫ا َب‬V ‫ص‬ Vَ V‫ن َأ‬V
Vْ ‫و ِإ‬Vَ V،V‫ ُه‬VVَ‫ ل‬V‫ًرا‬V V‫ َخ ْي‬V‫ن‬Vَ ‫ا‬V‫ َك‬V‫ر َف‬VVَ َ‫صب‬َV ‫ء‬V‫را‬Vَّ ‫ض‬ َV V‫ن َأ‬V
Vَ Vُ‫ته‬VْVَ‫ب‬V‫صا‬ Vْ ‫ ِإ‬V،V‫را لَ ُه‬V َV ‫ َق‬Vُ‫ه‬Vَ‫ ل‬V‫ ُه‬Vَّ‫ل‬V‫ ال‬V‫ي‬V‫ض‬
Vَ ‫ا‬V‫اَّل َك‬V‫ء ِإ‬Vً V‫ضا‬
Vً ‫خ ْي‬Vَ ‫ن‬V ِ V‫ ْق‬V‫ اَل َي‬V،V‫ ِن‬V‫ ِم‬V‫ ْؤ‬V‫ ُم‬V‫ ْل‬V‫ ِل‬V‫ا‬V‫ ًب‬V‫َع َج‬
َ Vَ ِ‫ل‬V‫س َذ‬V Vَ "
ِ V‫ ِم‬V‫ ْؤ‬V‫ ُم‬V‫ ْل‬V‫اَّل ِل‬V‫د ِإ‬Vٍ ‫ح‬Vَ ‫ك أِل‬V
V‫ن‬ Vَ ‫ ْي‬Vَ‫ول‬Vَ V،V‫ ُه‬Vَ‫ ل‬V‫ًرا‬V V‫ خَ ْي‬V‫ن‬Vَ ‫ا‬V‫ َك‬V‫ر َف‬Vَ ‫ك‬Vَ ‫ش‬

Sungguh mengagumkan orang mukmin itu, tiadalah Allah memutus-


kan suatu keputusan baginya kecuali adalah kebaikan belaka
baginya. Jika ia tertimpa kedukaan, maka ia bersabar, dan bersabar
itu adalah baik baginya. Dan jika ia mendapat kesukaan, maka
bersyukurlah ia dan bersyukur itu lebih baik baginya. Dan hal itu
tidak didapati pada seorang pun kecuali pada diri orang mukmin.

V‫ َة‬Vَّ‫مي‬Vَ Vُ‫ي أ‬Vِ‫ب‬Vَ‫ن أ‬V َ Vُ‫ه‬Vَّ‫ن‬V‫؛ َأ‬V‫اح‬VVَ‫رب‬Vَ ‫ْن‬


Vَ ‫ ْب‬V‫ َة‬V‫ا َد‬VVَ‫جن‬Vُ ‫َع‬V V‫ ِم‬V‫س‬ Vِ V‫ي ب‬ ِ Vّ Vِ‫عل‬Vَ V‫ عَ ْن‬V،V‫ َد‬V‫زي‬V
ِ َ‫ن ي‬VVِ ‫ث ْب‬ Vِ ‫ ا‬VV‫ َح‬V‫ ا ْل‬V‫ا‬Vَ‫ن‬Vَ‫ث‬Vَّ‫ د‬V‫ َح‬V،‫ة‬VV‫ع‬V‫ي‬V‫ ِه‬Vَ‫ُن ل‬V V‫ ا ْب‬V‫ا‬Vَ‫ن‬Vَ‫ث‬Vَّ‫حد‬Vَ V،‫ٌن‬V ‫س‬
Vِ ‫ر‬V َ ‫ح‬Vَ V‫ا‬V‫ثَ َن‬V‫ َح َّد‬V:Vُ‫مد‬Vَ ‫ح‬VVْ َ‫ل أ‬Vَ V‫َقا‬
Vُّ Vَ‫ أ‬V،‫ه‬Vِ Vَّ‫لل‬V‫ ا‬V‫و َل‬V‫س‬
‫ل‬Vِ ‫م‬Vَ ‫ع‬Vَ ‫ل‬VْV‫ي ا‬ ُ ‫ر‬Vَ V‫ا‬Vَ‫ ي‬V:V‫ا َل‬V‫ َق‬V‫م َف‬Vَ Vَّ‫ل‬V‫س‬
َ ‫َو‬V V‫ ْي ِه‬Vَ‫عل‬Vَ Vُ‫ه‬Vَّ‫لل‬V‫ى ا‬VVَّ‫صل‬
َV V‫ ِه‬Vَّ‫ل‬V‫ ال‬V‫و َل‬V‫س‬ُ ‫َر‬V V‫ى‬V‫ َت‬V‫اًل َأ‬V‫ن َر ُج‬V Vَّ َ‫ أ‬V:V‫و ُل‬Vُ‫ق‬Vَ‫ ي‬V‫ت‬
Vِ V‫ا ِم‬V‫ص‬ َّ ‫ل‬V‫َن ا‬V ‫ ْب‬V‫ َة‬V‫ َد‬V‫ا‬V‫ت ُع َب‬ Vُ ‫ع‬Vْ ‫م‬Vِ ‫س‬
Vَ V:‫ل‬Vُ V‫و‬V‫ ُق‬V‫َي‬

ِ Vَّ‫ "اَل تَت‬V:V‫ا َل‬VV‫ َق‬V.V‫ ِه‬Vَّ‫ل‬V‫ ال‬V‫و َل‬V ‫س‬


V‫ َه‬Vَّ‫ل‬V‫م ال‬VVِ ‫ه‬V Vَ ‫هو‬V‫ أ‬Vُ‫د‬V‫ي‬V‫ ِر‬Vُ‫ أ‬V:‫ل‬Vَ V‫ َقا‬V.V"V‫لِ ِه‬V‫ي‬V‫س ِب‬
Vُ ‫ر‬Vَ V‫ا‬Vَ‫ ي‬V‫ا‬V‫ َه َذ‬V‫ن ِم ْن‬V َ V‫ ِفي‬V‫ا ٌد‬V‫ج َه‬ Vْ َ‫َوت‬V V،V‫ ِه‬Vَّ‫ل‬V‫ال‬Vِ‫ن ب‬V
Vٌ ‫ي‬V‫ص ِد‬V
Vِ ‫َو‬V V،V‫ق بِ ِه‬ َV V‫ ْف‬V‫َأ‬
Vٌ ‫َما‬V ‫ي‬Vِ‫إ‬V" V:‫ل‬Vَ V‫ا‬V‫ َق‬V‫؟‬V‫ض ُل‬
V‫ك بِ ِه‬V Vَ َ‫ ل‬V‫ضى‬ َ V‫" ِفي‬
َV ‫ َق‬V،V‫يْ ٍء‬V‫ش‬

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hasan,


telah menceritakan kepada kami Ibnu Lahi'ah, telah menceritakan
kepada kami Al-Haris ibnu Yazid, dari Ali ibnu R'abbah; ia pernah
mendengar Junadah ibnu Abu Umayyah mengatakan bahwa ia
pernah mendengar Ubadah ibnus Samit mengatakan, sesungguhnya
pernah ada seorang lelaki datang kepada Rasulullah Saw., lalu
bertanya, "Amal apakah yang paling utama?" Rasulullah Saw.
menjawab: Iman kepada Allah, membenarkan-Nya dan berjihad di
jalan-Nya. Lelaki itu bertanya lagi, "Aku bermaksud hal yang lebih
ringan daripada semuanya itu, wahai Rasulullah." Rasulullah Saw.
menjawab: Janganlah kamu berburuk prasangka kepada Allah
terhadap sesuatu yang telah ditetapkan-Nya atas dirimu.
Para pemilik kitab sunan tiada yang mengetengahkannya.
*******************
Firman Allah Swt.:

‫ل‬Vَ V‫و‬V‫س‬ Vِ َ‫وأ‬Vَ V‫ َه‬Vَّ‫لل‬V‫ ا‬V‫وا‬V‫ ُع‬V‫ي‬V‫ ِط‬V‫َو َأ‬V


ُ ‫ر‬Vَّ V‫ ال‬V‫ا‬V‫و‬V‫طي ُع‬V

Dan taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul. (At-Taghabun:


12)
Ini merupakan perintah untuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya, yaitu
dengan mengerjakan syariat agama-Nya, mengerjakan apa yang
diperintahkan-Nya, serta meninggalkan apa yang dilarang dan
diharamkan-Nya. Kemudian disebutkan dalam firman selanjutnya:

‫ُن‬V ‫ي‬V‫ ِب‬V‫ ُم‬V‫ ا ْل‬V‫ ُغ‬V‫ال‬V‫ َب‬V‫ا ا ْل‬Vَ‫ن‬Vِ‫ل‬V‫و‬V‫س‬


ُ ‫َر‬V ‫ى‬Vَ‫عل‬Vَ V‫َما‬V Vَّ‫ن‬V‫إ‬Vِ ‫م َف‬Vْ Vُ‫يت‬VْVَّ‫ول‬V
Vَ َ‫ ت‬V‫ن‬Vْ V‫َف ِإ‬
jika kamu berpaling, maka sesungguhnya kewajiban Rasul Kami
hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang. (At-
Taghabun: 12)
Yaitu jika kamu membangkang tidak mau mengamalkannya, maka
sesungguhnya bagi Rasul Kami hanyalah menjalankan apa yang
ditugaskan kepadanya, yaitu menyampaikan risalah; dan diwajibkan
atas kalian melakukan kewajiban yang dibebankan kepada kalian,
yaitu mendengar dan menaatinya. Az-Zuhri mengatakan bahwa yang
dari Allah adalah risalah, dan tugas Rasul ialah menyampaikannya,
sedangkan tugas kita ialah mendengar dan menaatinya.
Kemudian Allah Swt. memberitakan bahwa Dia adalah Maha Esa,
bergantung kepada-Nya segala sesuatu, tiada Tuhan yang berhak
disembah selain Dia. Untuk itu Allah Swt. berfirman:

Vَ ‫و‬Vُ‫ن‬V‫ ِم‬V‫ ْؤ‬V‫ ُم‬V‫ ا ْل‬V‫ك ِل‬Vَّ ‫و‬Vَ Vَ‫ت‬Vَ‫ي‬V‫ ْل‬V‫ َف‬V‫ ِه‬Vَّ‫ل‬V‫ى ال‬Vَ‫عل‬Vَ ‫َو‬V ‫َو‬V ُ‫ال ه‬V‫ ِإ‬V‫ َه‬Vَ‫ل‬V‫ اَل ِإ‬V‫ ُه‬Vَّ‫ل‬V‫ال‬
‫ن‬V

(Dialah) Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia.


Dan hendaklah orang-orang mukmin bertawakal kepada Allah saja.
(At-Taghabun: 13)
Bagian pertama dari ayat ini merupakan kalimat berita yang
memberitakan tentang keesaan Allah, tetapi makna yang dimaksud
ialah kalimat perintah yakni 'esakanlah penyembahan itu hanya bagi-
Nya, dan ikhlaskanlah ketaatan itu hanya kepada-Nya, kemudian
bertawakallah kamu kepada-Nya (bagian terakhir dari ayat ini)'. Ayat
ini semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui
firman-Nya:

V‫ال‬V‫ي‬V‫َو ِك‬V Vُ‫ذه‬Vْ ‫خ‬Vِ Vَّ‫ت‬V‫ا‬V‫َو َف‬V ُ‫ال ه‬V‫ ِإ‬V‫ َه‬V‫ َل‬V‫ اَل ِإ‬V‫ب‬
ِ V‫ْغ ِر‬V V‫ َم‬V‫وا ْل‬Vَ ‫ق‬Vِ ‫ر‬Vِ ‫ش‬
Vْ ‫م‬Vَ ‫ل‬VْV‫ب ا‬
Vُّ ‫ر‬Vَ

(Dialah) Tuhan masyriq dan magrib (timur dan barat), tiada Tuhan


(yang berhak disembah) melainkan Dia, maka jadikanlah Dia sebagai
pelindung. (Al-Muzzammil: 9)

Anda mungkin juga menyukai