Anda di halaman 1dari 30

Buku Serial

Revitalisasi 06
PEMBENTUKAN
KARAKTER KERJA
& KONTRAK BELAJAR

Disusun oleh:
Supriyadi
Adang Suryana
Endang Sadbudhy Rahayu

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020
Pengarah:
Dr. Ir. M. Bakrun, M.M.
Direktur SMK
Mochamad Widiyanto, S.Pd., M.T
Koordinator Bidang Penilaian
Drs. Haryono, M.M
Koordinator Bidang Peserta Didik
Arie Wibowo Khurniawan, S.Si., M.Ak
Koordinator Bidang Sarana dan Prasarana
Dr. Abdul Haris, M.Si
Koordinator Bidang Tata Kelola
Chrismi Widjajanti, S.E., M.B.A
Koordinator Bidang Program dan Evaluasi
Arfah Laidiah Razik, S.H., M.A
Kasubbag Tata Usaha

Penulis:
Adang Suryana
Supriyadi
Endang Sadbudhy Rahayu

Penyunting:
Huda Saifullah Kamalie
Tim Dit. SMK

Desain Sampul:
Sonny Rasdianto

Layout:
Winih Wicaksono

ISBN: 978-602-5517-72-3

© Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan
dengan cara apapun tanpa izin tertulis dari Direktorat
06
Buku Serial Revitalisasi

PEMBENTUKAN
KARAKTER KERJA
& KONTRAK BELAJAR

Disusun oleh:
Supriyadi
Adang Suryana
Endang Sadbudhy Rahayu

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020
Pembentukan Karakter Kerja
dan kontrak belajar

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI iii


KATA PENGANTAR iv
BAB I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 2
C. Ruang Lingkup 2
BAB II. KONSEP PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA SMK 3
A. Karakter Kerja 3
B. Lembar Kegiatan 14
BAB III. MODEL PEMBENTUKAN KARAKTER KERJA 15
A. Penyelenggaraan Pembentukan Karakter Kerja 15
B. Implementasi Model Pembelajaran Pembentukan 15
Karakter Kerja
C. Lembar Kegiatan 17
BAB IV. PENUTUP 19
DAFTAR PUSTAKA 20
SUPLEMEN 21
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Ilustrasi pendidikan karakter di sekolah 3
Gambar 2. Kompetensi abad 21 6
Gambar 3. Warunk upnormal 7
Gambar 4. Tokopedia.com 7
Gambar 5. Promosi dan penjualan pin enamel melalui instagram 7
Gambar 6. Perkembangan revolusi industri 7
Gambar 7. Ilustrasi bisnis stratup 11

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020 iii
Pembentukan Karakter Kerja
dan kontrak belajar

KATA PENGANTAR
Pengembangan dan penerapan pendidikan karakter kerja siswa
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan hal yang pokok dalam upaya
meningkatkan kapasitas dan kualitas lulusan SMK. Hal ini tertuang dalam
penjelasan Pasal 15 Undang Undang nomor20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Sekolah Menengah Kejuruan merupakan pendidikan
menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja.
Perpres No. 87 tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter, kemudian
dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 34 Tahun 2018
tentang Standar Nasional Pendidikan SMK/MAK, khususnya Standar
Kompetensi Lulusan terdapat 9 (sembilan) area kompetensi, salah satu area
kompetensi tersebut adalah Karakter Pribadi dan Sosial lulusan SMK/MAK.
Pengembangan karakter kerja bagi siswa SMK merupakan aspek
penting dalam menghasilkan lulusan yang mampu bersaing dan berhasil
dalam pekerjaannya. Siswa SMK harus dipersiapkan untuk menghadapi
persaingan dan tantangan dalam bekerja di dunia usaha dan industri. Bekerja
di dunia usaha dan industri berbeda dengan lingkungan sekolah sehingga
diperlukan adanya pengembangan karakter kerja meliputi pembinaan
ketahanan mental, disiplin kerja, ketahanan fisik, dan perilaku positif siswa.
Pelaksanaan pembentukan karakter kerja di SMK, diperlukan adanya
materi pembentukan tim yang memuat tentang materi Kesamaptaan, Tata
Tertib Siswa, dan Pembentukan Organisasi Siswa. Pembentukan karakter kerja
ini terintegrasi dalam proses pembelajaran dengan melibatkan pihak internal
maupun eksternal sekolah. Dalam rangka inilah Direktorat SMK pada tahun
2020 menyusun Dokumen Pembinaan Karakter Kerja berbasis Ketarunaan,
yang meliputi, Pedoman Pelaksanaan, Materi Pembinaan Ketarunaan
(Membangun Tim Sekolah, Pembinaan Kedisiplinan Peserta Didik, Pembinaan
Ketarunaan, Pembinaan Kerohanian, Pusat Pengembangan Karir Bakat dan
Minat Peserta Didik SMK, Pembentukan Karakter Kerja & Kontrak Belajar) dan
Panduan Training of Trainer (ToT) sebagai dokumen yang utuh dan menyeluruh.
Dokumen pembinaan ketarunaan ini diharapkan dapat digunakan bagi SMK
bersama pihak terkait yang berkepentingan baik langsung maupun tidak
langsung, dalam menyiapkan kemampuan dan membangun karakter utama
para peserta didiknya yang pada akhirnya tercipta suatu budaya yang disiplin,
maju, modern dan kompetitif.

Direktur Pembinaan SMK

Dr. Ir. M. Bakrun, M.M.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020
iv
Pembentukan Karakter Kerja
dan kontrak belajar

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun
2003, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan di
sekolah merupakan suatu proses memanusiakan peserta didik. Seharusnya
proses yang dilakukan di dalam pendidikan tidak semata-mata hanya
mengajarkan materi pelajaran kepada peserta didik namun lebih dari itu,
yaitu terjadinya proses mendidik kepada peserta didik. Dalam proses
mendidik akan menghasilkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
terintegrasi. Utamanya proses pendidikan haruslah menghasilkan sikap dan
perilaku yang akhirnya menjadi sebuah watak, kepribadian, dan karakter
peserta didik.
Menurut Ki Hadjar Dewantara, pendidikan merupakan tanggung jawab
bersama antara pemerintah, masyarakat dan orang tua. Tanggung jawab
bersama tersebut merupakan tanggung jawab dalam mempersiapkan
generasi muda dalam rangka menjaga keberlangsungan kehidupan
masyarakat yang lebih baik di masa depan. Keberlangsungan tersebut
ditandai oleh pewarisan budaya dan karakter yang telah dimiliki bangsa dan
negara.
Kurikulum pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bukanlah
pedoman yang statis, namun dapat dijadikan sebagai pedoman yang
dinamis yang dapat menyesuaikan dengan situsi dan kondisi di dunia kerja
saat ini. Dunia kerja sekarang telah memasuki era industri 4.0 yang ditandai
antara lain dengan pemanfaatan jaringan internet, intenet of things (IoT),
kecerdasan buatan. Karakter kerja di dunia industri atau dunia kerja akan
menyesuaikan dengan era industri 4.0.

B. Tujuan
Setelah mempelajari materi Pembentukan Karakter Kerja Siswa SMK dan
Kontrak Belajar, pemangku kebijakan atau tim PPK di Sekolah diharapkan
,mampu:
1. Menganalisis “Pembentukan Karakter Kerja Siswa SMK” pada sekolah
masing-masing sesuai dengan program keahlian.
2. Mengembangkan program kegiatan“Model Pembentukan Karakter Kerja
Siswa SMK” pada sekolah masing-masing sesuai dengan program
keahlian.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020 1
Pembentukan Karakter Kerja
dan kontrak belajar

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup materi Pembentukan Karakter Kerja Siswa SMK terdiri dari:
1. Pendahuluan, meliputi: Latar Belakang, Tujuan, dan Ruang Lingkup.
2. Konsep Pembentukan Karakter Kerja Siswa SMK, meliputi: Karakter
Kerja dan Lembar Kegiatan.
3. M o d e l Pe m b e n t u k a n K a r a k t e r Ke r j a S i s w a S M K , m e l i p u t i :
Penyelenggaraan Program Pendidikan Karakter Kerja, Implementasi
Model Pembelajaran Pembentukan Karaker Kerja, dan Lembar Kegiatan.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2 2020
Pembentukan Karakter Kerja
dan kontrak belajar

BAB II
KONSEP PEMBENTUKAN KARAKTER KERJA
SISWA SMK

A. KARAKTER KERJA
Mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahwa karakter dapat
diartikan dengan tabiat, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang
membedakan seseorang dengan yang lain. Dengan demikian orang
berkarakter dapat diartikan sebagai orang yang mempunyai kepribadian,
berperilaku, bersifat, bertabiat, serta berwatak. Bahwa karakter sejatinya
dapat dibentuk dan diupayakan melalui pendidikan, sehingga pendidikan
karakter menjadi bermakna untuk membawa peserta didik agar dapat
berkarakter yang baik. Individu yang berkarakter baik atau unggul adalah
seseorang yang berusaha melakukan hal-hal yang terbaik terhadap Tuhan
YME, dirinya, sesama, lingkungan, bangsa dan negara serta dunia
internasional pada umumnya dengan mengoptimalkan potensi
(pengetahuan) dirinya dan disertai dengan kesadaran, emosi dan
motivasinya (perasaannya) (Pusat Bahasa, 2008).

Gambar 1. Ilustrasi pendidikan karaker di sekolah


Sumber: cerdaskarakter.kemdikbud.go.id

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020 3
Pembentukan Karakter Kerja
dan kontrak belajar

Karakter kerja yang dibutuhkan dunia kerja meliputi: etika kerja, rasa
keingintahuan, sifat dapat dipercaya, disiplin diri, kejujuran, komitmen,
tanggungjawab, respek terhadap diri sendiri dan orang lain, toleransi,
kerjakeras, hubungan kerja yang baik, integritas, perilaku yang baik,
komunikasi, kegigihan, motivasi kerja tinggi, kerjasama yang baik, inisiatif,
keberanian, moral, kerajinan, daya adaptasi, pengendalian diri, pembelajar
yang cepat, keinginan untuk belajar hal-hal yang baru, kemampuan cara
belajar, keluwesan, dan kewirausahaan (Slamet, 2011). Dengan demikian
dapat diartikan bahwa karakter kerja merupakan nilai-nilai dasar kerja yang
harus dimiliki seseorang dalam melaksanakan kerja yang dibutuhkan di
dunia kerja.
Pendidikan karakter kerja merupakan proses pendidikan yang dilakukan
dalam rangka mempersiapkan lulusan yang memenuhi persyaratan
karakter kerja di dunia kerja, baik sebagai pekerja mupun mandiri. Karakter
seseorang tumbuh dan berkembang atas dua kekuatan, yaitu berasal dari
dalam yang berupa factor biologis dan kekuatan dari luar yang berupa factor
lingkungan.
Sebagaimana diketahui berdasarkan Peraturan Dirjen Pendidikan Dasar
dan Menengah No. 06/D.D5/KK/2018 tentang Spektrum Keahlian Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) memiliki 9
Bidang Keahlian yaitu: Teknologi dan Rekayasa, Energi dan Pertambangan,
Teknologi Informasi dan Komunikasi, Kesehatan dan Pekerja Sosial,
Agribisnis dan Agroteknologi, Kemaritiman, Bisnis dan Manajemen,
Pariwisata, Seni dan IndustriKreatif. SMK adalah sekolah menengah yang
mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidangnya
masing-masing. SMK dibangun dengan tujuan untuk membentuk tenaga
kerja yang trampil, kompetitif, dan berkompetensi. Oleh karena itu,
pendidikan di SMK dapat dirancang untuk mempersiapkan lulusannya
memenuhi persyaratan karakter kerja di dunia kerja. Penyelenggaraan
proses pendidikan di SMK dapat dilakukan setiap saat pada setiap aktivitas
proses pembelajaran yang menekankan pada berbagai nilai dasar karakter
kerja.
Pembentukan karakter dapat dibentuk oleh sebuah proses kebiasaan
yang terjadi secara terus menerus yang ditanamkan melalui budaya
sekolah. Pendidikan di sekolah dapat membentuk karakter peserta didik
sampai peserta didik lulus dari sekolah. Pembentukan karakter merupakan
pikiran yang di dalamnya terdapat seluruh program yang terbentuk dari
pengalaman hidupnya.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
4 2020
Pembentukan Karakter Kerja
dan kontrak belajar

1. Karakter Dunia Kerja


Implementasi karakter kerja melalui proses pembelajaran di sekolah
dapat dilakukan dengan berbagai cara. Karakter kerja dapat diintegrasikan
melalui mata pelajaran yang lebih banyak menekankan praktik, namun tidak
menutup kemungkinan diintegrasikan melalui mata pelajaran yang lebih
menekankan teori. Meskipun sebenarnya antara teori dan praktik
merupakan satu kesatuan.
Karakter kerja lulusan SMK dalam memasuki dunia kerja/industri
ataupun usaha mandiri mutlak harus dimiliki agar sesui yang diinginkan
oleh dunia kerja/industri ataupun usaha mandiri.

2. Kompetensi Abad 21
Perubahan yang terjadi pada abad ke-21 menurut Trilling and Fadel
(2009) adalah: (a) dunia yang kecil, karena dihubungkan oleh teknologi dan
transportasi; (b) pertumbuhan yang cepat untuk layanan teknologi dan
media informasi; (c) pertumbuhan ekonomi global yang mempengaruhi
perubahan pekerjaan dan pendapatan; (d) menekankan pada pengelolaan
sumberdaya: air, makanan dan energi; (e) kerjasama dalam penanganan
pengelolaan lingkungan; (f) peningkatan keamanan terhadap privasi, dan
keamanan (g) kebutuhan ekonomi untuk berkompetisi pada persaingan
global.
Dalam menyikapi perubahan yang terjadi pada abad 21 tersebut, maka
BNSP telah menerbitkan framework pembelajaran abad ke-21 sebagai
berikut: (a) Kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah(Critical-
Thinking and Problem-Solving Skills), mampu berfikir secara kritis, lateral,
dan sistemik, terutama dalam konteks pemecahan masalah; (b) Kemampuan
berkomunikasi dan bekerjasama (Communication and Collaboration Skills),
mampu berkomunikasi dan berkolaborasi secara efektif dengan berbagai
pihak; (c) Kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah(Critical-
Thinkingand Problem-Solving Skills), mampu berfikir secara kritis, lateral,
dan sistemik, terutama dalam konteks pemecahan masalah; (d) Kemampuan
berkomunikasi dan bekerjasama (Communication and Collaboration Skills),
mampu berkomunikasi dan berkolaborasi secara efektif dengan berbagai
pihak; (e) Kemampuan mencipta dan membaharui (Creativity and Innovation
Skills), mampu mengembangkan kreativitas yang dimilikinya untuk
menghasilkan berbagai terobosan yang inovatif; (f) Literasi teknologi
informasi dan komunikasi (Information and Communications Technology
Literacy), mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
meningkatkan kinerja dan aktivitas sehari-hari; (g) Kemampuan belajar
kontekstual(Contextual Learning Skills), mampu menjalani aktivitas
pembelajaran mandiri yang kontekstual sebagai bagian dari

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020 5
Pembentukan Karakter Kerja
dan kontrak belajar

pengembangan pribadi, dan (h) Kemampuan informasi dan literasi media,


mampu memahami dan menggunakan berbagai media komunikasi untuk
menyampaikan beragam gagasan dan melaksanakan aktivitas kolaborasi
serta interaksi dengan beragampihak. Learning and innovation skills
(keterampilan belajar dan berinovasi) meliputi (a) berpikirkritis dan
mengatasi masalah/Critical Thinking and Problem Solving, (b)
komunikasi/Communication, (c)kolaborasi/Collaboration, (d) kreativitas
dan inovasi/Creativity and Innovation.

Komunikasi Kolaborasi

Kompetensi
Abad 21

Kreativitas Berfikir Kritis

Gambar 2. Kompetensi abad 21.

Proses industrialisasi yang terus berjalan menyebabkan jenis jabatan


dan pekerjaan semakin beragam dan profesionalisasi semakin terwujud.
Pemilihan karier seseorang lebih ditentukan oleh kemampuan, keahlian
serta minatnya, bukan ditentukan semata-mata oleh ijazah. Atas dasar itu,
salah satu diantara peran penting pendidikan adalah membantu lulusan
agar dapat membuat keputusan untuk memilih kariernya.
Berikut ini beberapa contoh di dunia kerja/industri ataupun usaha
mandiri yang membutuhkan kreativitas, berfikirkritis, komunikasi, dan
kolaborasi.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
6 2020
Pembentukan Karakter Kerja
dan kontrak belajar

Gambar 3. Warunk Upnormal. Gambar 4. Tokopedia.com Gambar 5. Promosi dan


Sumber: www. kaskus.co.id penjualan pin enamel
melalui instagram.
Sumber: instagramelaboure.

Beberapa contoh diatas merupakan suatu bentuk nyata dalam dunia


kerja/industri yang perluke gigihan yang tentunya tidak terlepas dari
karakter kerja serta kecakapan kompetensi abad 21.

a. Tantangan Revolusi Industri 4.0


Revolusi industry generasi keempat ditandai dengan kemunculan super
komputer, robot pintar, kendaraan tanpa pengemudi, editing genetik dan
perkembangan neuroteknologi yang memungkinkan manusia untuk lebih
mengoptimalkan fungsi otak. Hal inilah yang disampaikan oleh Klaus
Schwab, Founder dan Executive Chairman of the World Economic Forum
dalam bukunyaThe Fourth Industrial Revolution.

Gambar 6. Perkembangan revolusi industri.


Sumber: Peta jalan pengembangan SMK.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020 7
Pembentukan Karakter Kerja
dan kontrak belajar

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah dunia


sebagaimana revolusi generasi pertama melahirkan sejarah ketika
tenagamanusia dan hewan digantikan oleh kemunculan mesin. Salah
satunya adalah kemunculan mesinuap pada abad ke-18. Revolusi ini dicatat
oleh sejarah berhasil mengerek naik perekonomian secara dramatis di mana
selama dua abad setelah Revolusi Industri terjadi peningkatan rata-rata
pendapatan perkapita Negara-negara di dunia menjadi enam kali lipat.
Berikutnya, pada revolusi industry generasi kedua ditandai dengan
kemunculan pembangkit tenaga listrik dan motor pembakaran dalam
(combustion chamber). Penemuan ini memicu kemunculan pesawat
telepon, mobil, pesawat terbang, dll yang mengubah wajah dunia secara
signifikan. Kemudian, revolusi industry generasi ketiga ditandai dengan
kemunculan teknologi digital dan internet.
Selanjutnya, pada revolusi industry generasi keempat, seperti yang telah
disampaikan di atas, telah menemukan pola baru ketika teknologi disruptif
(disruptive technology) hadir begitu cepat dan mengancam keberadaan
perusahaan-perusahaan incumbent. Sejarah telah mencatat bahwa revolusi
industry telah banyak menelan korban dengan matinya perusahaan-
perusahaan raksasa.
Lebih dari itu, pada era industry generasi keempat ini, ukuran besar
perusahaan tidak menjadi jaminan, namun kelincahan perusahaan menjadi
kunci keberhasilan meraih prestasi dengan cepat. Hal ini ditunjukkan oleh
Grab yang bergerak dalam bidang taksi, mobil, ojek, kurir, antar makanan,
dan lain sebagainya yang mengancam pemain-pemain besar pada industri
di seluruh dunia yang mengancam pemain-pemain utama di industry jasa
pariwisata. Ini membuktikan bahwa yang cepat dapat memangsa yang
lambat dan bukan yang besar memangsa yang kecil. Oleh sebab itu, para
pekerja juga harus peka dan melakukan instrospeksi diri sehingga mampu
mendeteksi posisinya di tengah perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
World Economic Forum memperkirakan pada Januari 2016 ada sekitar
35% keahlian yang yang dianggap penting saat ini kelak akan berubah.
Kecerdasan buatan dan machine learning, robotika, transportasi
autonomous, advanced materials, bioteknologi dan genomic akan sangat
berperan dalam revolusi industry generasi keempat.
Selanjutnya juga dirangkum dari World Economic Forum (WE), nanti pada
tahun 2020 dimana era Revolusi Industri Generasi Keempat dimulai ada
sepuluh soft skill yang harus dimiliki untuk menjawab tantangan dunia
industri. Soft skill tersebut adalah menyelesaikan permasalahan yang
kompleks/sulit (Complex Problem Solving), berpikir kritis (Critical Thinking),
kreatifitas (Creativity), manajemen SDM (People Management), koordinasi
(Coordinating), kecerdasan emosional (Emotional Intelligence),

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
8 2020
Pembentukan Karakter Kerja
dan kontrak belajar

pengambilan keputusan (Judgment and Decision Making), orientasi pada


layanan (Service Orientation), negosiasi (Negotiation) dan kelenturan
berpikir (Cognitive Flexibility).
Indonesia sebagai salah satu negara besar di dunia tentunya telah
menyikapi tantangan revolusi industri 4.0, seperti telah diterbitkannya
“Making Indonesia 4.0” oleh Kementerian Perindustrian dan Peta Jalan
Pengembangan SMK oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang
diantaranya juga menyikapi tantangan revolusi industri 4.0.

b. Startup
Startup merupakan sebuah istilah yang dapat diartikan sebagai
perusahaan yang sedang berkembang atau sedang tumbuh. Startup banyak
dihubungkan dan didukung dengan pemanfaatan teknologi dan internet.
Transformasi digital telah mengubah Indonesia menjadi salah satu negara
dengan pertumbuhan e-commerce yang sangat cepat seiring dengan
peningkatan penggunaan smartphone dan infrastruktur telekomunikasi
internet.

Gambar 7. Ilustrasibisnisstartup
Sumber: https://www.maxmanroe.com/apa-itu-startup.html

Hasil survey penelitian Indikator teknolog iInformasi dan Komunikasi


(TIK)oleh Badan Litbang SDM Kementerian Kominfotahun 2016 mencatat
bahwa sebanyak 24,2% pengguna internet di Indonesia atausekitar 19,5
juta penduduk Indonesia melakukan aktivitase-commerce.
Banyak startup yang memburu anak-anak SMK sebagai anak muda yang
berbakat dan kreatif, antara lain:

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020 9
Pembentukan Karakter Kerja
dan kontrak belajar

1) Lentera Nusantara yang berbasis di Bandung mengincar pelajar SMK


Raden Umar Said Kudus jurusan Desain Komunikasi Visual sebagai bakal
calon animator yang mereka butuhkan.
2) DTECH-ENGINEERING. Sejak berdirinya, mereka melibatkan pelajar SMK
magang di startup tersebut. Mereka mengajak pelajar SMKNegeri 7
Semarang untuk ikut dalam proses engineering design sampai menjadi
sebuah produk.
Karakter kerja Siswa SMK yang harus dimiliki untuk terlibat dalam startup
tidak terlepas dari kemampuan presentasi, komunikasi, creating thinking,
dan desain thinking. Termasuk juga membangun kompetisi, disiplin dan
ketangguhan untuk bersaing di dunia profesional. Hal tersebut dibutuhkan
agar dapat menembus persaingan industri/dunia kerja maupun mandiri.

B. KONTRAK BELAJAR
Menurut catatan penting melalui proyek “What Works in Character
Education” (Berkowitz & Bier, 2005b) dan “What Works Clearinghouse”
disimpulkan bahwa pendidikan karakter dapat cukup efektif dalam
mempromosikan perkembangan karakter dan prestasi akademik. Secara
kontekstual hal tersebut dapat menjadi peletak dasar pola pendidikan dan
pembelajaran di setiap lembaga penyelenggara pendidikan, dalam hal ini
adalah sekolah. Oleh karenanya perlu diperhatikan pula mengenai proses
pembelajaran yang tepat dan efektif di sekolah. Sekolah efektif adalah
sekolah yang berupaya menjalankan fungsinya sebagai tempat belajar yang
paling baik dengan menyediakan layanan pembelajaran yang bermutu bagi
siswa siswinya. Selain itu, sekolah yang efektif perlu memiliki visi dan misi
yang jelas serta dilaksanakan secara konsisten, memiliki lingkungan yang
baik, kepemimpinan sekolah yang kuat, dukungan dari masyarakat sekitar,
sekolah mempunyai rancangan program yang jelas, guru menerapkan
strategi gembelajaran yang inovatif, evaluasi berkelanjutan, kurikulum
sekolah yang terancang dan terintegrasi satu sama lain. Selanjutnya,
diantara hal yang tidak kalah pentingnya dalam mendukung terciptanya
mutu pembelajaran adalah adanya kesepakatan antar para penyelenggara
pendidikan (pembelajaran) di sekolah. Mereka yang bersepakat tersebut
adalah Pihak Sekolah, Guru, Siswa, dan Orang tua. Komitmen atau
kesepakatan bersama nantinya akan dituangkan ke dalam sebuah dokumen
kesepahaman yang dinamakan dengan kontrak belajar.
Hakikatnya sebuah kontrak yang diartikan sebagai kesepakatan antara dua
orang atau lebih mengenai hal tertentu yang disetujui oleh para pihak
diantara mereka. Maka masing-masing elemen yang bersepakat pun harus
dengan pasti mengetahui secara rinci tentang isi kesepakatan yang
ditandatangani oleh semua pihak terlibat. Hal ini tentu saja diorientasikan

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
10 2020
Pembentukan Karakter Kerja
dan kontrak belajar

pada upaya penciptaan proses atau aktifitas pembelajaran agar dapat


berlangsung secara efektif, efisien, berkarakkter dan menyenangkan dalam
rangka pencapaian kompetensi siswa.
Sementara itu dalam kaitannya dengan belajar, Gagne dan Briggs
(1979:3) mengartikan pembelajaran sebagai suatu sistem yang bertujuan
membantu proses belajar siswa yang berisi serangkaian peristiwa
yang dirancang dan disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan
mendukung terjadinya proses belajar di dalam diri siswa. Belajar mungkin
dapat terjadi tanpa pembelajaran, namun pengaruh suatu pembelajaran
pada belajar hasilnya lebih sering menguntungkan dan biasanya mudah
diamati. Di lain pihak Gredler mengemukakan bahwa proses perubahan
sikap dan tingkah laku siswa pada dasarnya terjadi dalam satu lingkungan
buatan dan sangat sedikit bergantung pada situasi alami. Oleh karenanya
agar proses belajar siswa dapat berlangsung optimum perlu diciptakan
lingkungan belajar yang mendukung pengalaman belajar siswa. Proses
menciptakan lingkungan belajar sedemikian rupa ini disebut pembelajaran.
Sebagaimana dalam salah satu kesempatan, Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan periode 2016 – 2019, Prof. Muhadjir Effendy, pernah
menyampaikan bahwa guru dan siswa harus membuat kontrak belajar.
Dalam kontrak belajar itu dibuat hak dan kewajiban masing-masing pihak
yakni siswa dan guru. Kontrak belajar itu kemudian ditandatangani oleh
siswa dan guru saat masuk pertama sekolah.1 Salah satu tujuan dibuatnya
kontrak belajar ini adalah untuk menata hubungan antara siswa dan guru di
sekolahuntuk menata hubungan antara siswa dan guru di sekolah. Beliau
berharap, ada metode yang mengikat guru dan siswa. Sementara ini, dia
menilai kontrak belajar itu salah satu solusi mengatasi banyaknya masalah
tindakan kekerasan siswa pada guru. Dia menekankan, penataan hubungan
antara guru dan murid ini bukan hanya untuk mencegah konflik dan
disharmonisasi. Namun yang lebih utama adalah agar proses pendidikan
bisa efektif. Sebab guru bisa mendidik muridnya secara benar dalam arti
mengembangkan harkat dan martabat kemanusiaannya secara utuh, dan
bukan sekadar mengajar.2
Di setiap sekolah perlu ada kontrak belajar antara siswa, pihak sekolah,
dan komite sekolah tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan di
sekolah, seperti Sapta Marga yang diterapkan sehari-hari, termasuk kontrak
belajar adalah mengatur tentang sanksi, jika sampai siswa melakukan
pelanggaran. Saat ini pemerintah gencar menerapkan program penguatan
pendidikan karakter (PPK). Selain itu, kontrak belajar harus berisi

1. https://www.jpnn.com/news/mendikbud-minta-guru-dan-siswa-teken-kontrak-belajar
2. https://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/18/02/14/p45aya335-mendikbud-buat-kontrak-
belajar-demi-tata-hubungan-siswaguru

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020 11
Pembentukan Karakter Kerja
dan kontrak belajar

kesepakatan nilai dan budaya dalam mendidik anak. Sehingga ada


kesamaan pandangan antara orang tua, guru dan siswa untuk mencegah
kekerasan dan perundungan.
Sementara itu, secara lebih teknis dalam kesempatan lain Direktur
Pembinaan SMK Kemendikbud, Dr. Ir. Bakrun, MM. berharap antara orang tua
dengan siswa ada sinergitas dan membangun komunikasi dalam proses
pembelajaran. Peran serta orang tua dibutuhkan dalam pengembangan
sekolah. “Dengan adanya komunikasi yang baik antara sekolah dengan
orang tua siswa, harapannya tidak ada permasalahan yang tidak bisa
diselesaikan,” katanya di sela-sela meresmikan paguyuban orang tua siswa
SMK 1 Tengaran Kabupaten Semarang, Sabtu (14/9). Pada kesempatan itu,
para orang tua siswa bergotong-royong mengecat meja dan sejumlah
ruangan kelas sekolah tersebut.3 Dengan komunikasi yang baik, dan orang
tua terlibat dalam pengembangan sekolah, lanjut Bakrun, para orang tua
mengetahui anak belajar apa di sekolah. Juga tahu fasilitas apa yang ada di
sekolahnya.4
Terdapat enam materi budaya dan karakter kerja yang akan
dikembangkan serta diimplementasikan di sekolah, yaitu pembentukan tim
kerja sekolah, pembinaan kedisiplinan, pembinaan ketarunaan, pembinaan
kerohanian, pengembangan bakat dan minat, pembentukan karakter kerja
dan kontrak belajar orang tua siswa dan sekolah. Melalui enam materi
pendukung yang bersifat aplikatif tersebut Diharapkan, terjadi proses
pembelajaran di sekolah yang efektif yang dilakukan bersama-sama.
Diharapkan tidak ada orang tua pasrah bongkokan menyerahkan lepas
begitu saja anaknya kepada sekolah, sehingga jika di kemudian hari terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan, orang tua menyalahkan sekolah.
Secara aplikatif, proses pelibatan komponen pelaku dalam kontrak
belajar ini berupa daur proses yang dikemas dalam sebuah kesepakatan
bersama. Para pihak yang terlibat, sebagaimana komponen yang ada dalam
gambar yakni manajemen sekolah, guru, orangtua dan siswa, membangung
kerjasama dalam kerangka saling membantu dan menguntungkan (mutual
relationships). Sehingga tujuan untama proses pendidikan melalui kegiatan
pembelajaran bermakna (meaningful learning) dapat terlaksana dengan
baik.

3. https://www.suaramerdeka.com/smcetak/baca/198124/sekolah-dan-orang-tua-siswa-dituntut-bersinergi
4. https://www.suaramerdeka.com/smcetak/baca/198124/sekolah-dan-orang-tua-siswa-dituntut-bersinergi

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
12 2020
Pembentukan Karakter Kerja
dan kontrak belajar

MANAJEMEN
SEKOLAH

SISWA
KONTRAK GURU
BELAJAR

ORANG TUA

Gambar 8. Siklus Komponen Pelaku KONTRAK BELAJAR (ilustrasi penulis)

John Dewey sebagaimana dikupas oleh Thomas Lickona (2012; 139)


menegaskan bahwa pendidikan telah gagal jika pendidikan tersebut
mengabaikan sekolah sebagai sebuah bentuk dari komunitas kehidupan.
Maka untuk dapat berhasil dalam mengajarkan ragam karakter dalam
bingkai rasa hormat dan tanggungjawab, para guru harus mampu
menciptakan komunitas moral sebagai tujuan pendidikan. Dimana terdapat
tiga syarat dasar yang harus dimiliki jika ingin menciptakan sebuah
komunitas moral di kelas, yaitu:
1. Para siswa saling mengenal satu sama lain.
2. Para siswa saling menghormati, menguatkan dan peduli satu sama lain.
3. Para siswa merasa menjadi bagian dan bertanggunjawab terhadap
kelompok mereka.
Sehingga urgensi penyediaan dan pemberlakuan kontrak belajar
menjadi salah satu elemen pendukung keberhasilan penanaman dan
pengembangan karakter kerja SMK. Model yang diberlakukan di beberapa
contoh SMK yang sudah memiliki pengelaman dalam menerapkan kontrak
belajar ini, sanngatlah beragam. Hal tersebut bergantung kepada hal utama
dalam kaitannya dengan nilai, visi, misi dan target program yang
direncanakan oleh sekolah masing-masing. Beberapa contoh dapat dilihat
dalam lampiran.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020 13
Pembentukan Karakter Kerja
dan kontrak belajar

C. LEMBAR KEGIATAN
Lembar Kegiatan 1. Analisis“Pembentukan Karakter Kerja Siswa SMK” pada
sekolah masing-masing sesuai dengan program keahlian.
1. Buatlah kelompok sesuai sekolah masing-masing.
2. Bacalah konsep pembentukan karakter kerja Siswa SMK.
3. Setelah Anda membaca dan memahami konsep pembentukan karakter
kerja Siswa SMK, lakukan analisis karakter kerja yang mana yang sesuai
dengan program keahlian yang ada pada sekolah Anda?
Contoh.
Analisis Karakter kerja Siswa SMK.
Nama Sekolah: ……………

No Program Keahlian Nilai Karakter Kerja


1 ……, …., ….., dan …..

2 ……, …., ….., dan …..


3 ……, …., ….., dan …..
dst ……, …., ….., dan …..

4. Presentasikan hasilnya.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
14 2020
Pembentukan Karakter Kerja
dan kontrak belajar

BAB III
MODEL PEMBENTUKAN KARAKTER KERJA

A. Penyelenggaraan Program Pendidikan Karakter Kerja


Terdapat dua konsep kurikulum penyelenggaraan program pendidikan
karakter yang dipandang relevan untuk diaplikasikan, yaitu :
1) Model Konkuren (concurrent model), adalah kurikulum pendidikan
karakter dengan subjek akademik, dalam hal ini adalah mata pelajaran
yang terdapat dalam struktur kurikulum sekolah, menjadi bagian utuh
dari kurikulum profesional yang dirancang untuk diimplementasikan
secara paralel antara satu dengan lainnya, serta diajarkan oleh guru
pengampu mata pelajaran yang sama;
2) Model konsekutif (consecutive model), adalah kurikulum pendidikan
karakter yang diberikan secara terpisah dari kurikulum subjek akademik,
baik yang berkaitan dengan pengajar/fasilitator program maupun waktu
pelaksanaannya. Dimana peserta didik mengikuti program pendidikan
karakter ini terpisah dari pelaksanaan belajar regular sesuai dengan mata
pelajaran dan jenjangnya.

B. Implementasi Model Pembelajaran Pembentukan Karakter Kerja


Secara lebih spesifik implementasi kurikulum yang lebih bersifat
tangible serta mampu dituangkan ke dalam model pelaksanaan kurikulum di
lapangan, dalam hal ini tentu saja pelaksanaan di sekolah, maka terdapat 4
(empat) tawaran model penerapan, sebagai berikut;
1) Model Otonom
Model otonomi yang memposisikan pendidikan karakter kerja sebagai
sebuah mata pelajaran tersendiri menghendaki adanya rumusan yang
jelas seputar standar isi, kompetensi dasar, silabus, rencana
pembelajaran, bahan ajar, metodologi dan evaluasi pembelajaran. Jadwal
pelajaran dan alokasi waktu merupakan konsekuensi lain dari model ini.
Sebagai sebuah mata pelajaran tersendiri pendidikan karakter akan lebih
terstruktur dan terukur. Guru memiliki otoritas yang luas dalam
perencanaan dan membuat variasi program karena ada alokasi waktu
yang dikhususkan untuk itu. Namun demikian model ini dengan
pendekatan formal dan struktural kurikulum dikhawatirkan lebih banyak
menyentuh aspek kognitif siswa, tidak sampai pada aspek afektif dan
perilaku.
Model seperti ini biasanya mengasumsikan tanggung jawab
pembentukan karakter hanya ada pada guru bidang studi sehingga
tersebut, keterlibatan guru lain sangat kecil. Pada akhirnya pendidikan

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020 15
Pembentukan Karakter Kerja
dan kontrak belajar

karakter akan gagal karena hanya mengisi intelektualitas peserta didik


tentang konsep-konsep kebaikan, sementara aspek atau sisi emosional
dan spiritualnya tidak terisi.
2) Model Integrasi
Model kedua adalah model yang mengintegrasikan pendidikan karakter
kerja dengan seluruh mata pelajaran yang ditempuh dengan
menghadirkan paradigma bahwa semua guru adalah pengajar karakter
(character educator). Semua mata pelajaran diasumsikan memiliki misi
moral dalam membentuk karakter positif siswa. Dengan model ini maka
pendidikan karakter kerja menjadi tanggung jawab kolektif dari seluruh
komponen sekolah. Sudah saatnya pendidikan karakter kerja
diaplikasikan dalam pendidikan SMK. Jika semula pendidikan karakter
hanya menjadi anak tiri, maka kini harus dijadikan poin utama. Artinya,
pendidikan karakter tidak lagi terpisah dengan bentuk pendidikan yang
sifatnya kognitif atau akademik. Formatnya, jika ditingkat dasar
pendidikan karakter ini tidak harus menjadi mata pelajaran sendiri.
Tetapi, cukup menjadi komponen semacam kurikulum tersembunyi
(hidden curriculum) yang diselipkan di berbagai mata pelajaran. Contoh,
dalam pembelajaran pertanian terkait dengan perawatan tanaman, maka
peserta didik perlu disisipkan pada kedisiplinan dalam melakukan
penyiaangan, ketelitian dalam ukuran pupuk yang diberikan. Contoh lain,
dalam pembelajaran teknologi informasi terkait dengan membuat
program (coding) maka peserta didik perlu disisipkan ketekunan
membuat coding, pantang menyerah membuat coding.
Model ini dipandang lebih efektif dibandingkan dengan model pertama,
namun memerlukan kesiapan, wawasan moral dan keteladanan dari
seluruh guru. Dimana hal ini dianggap sebagai satu hal yang lebih sulit
dari pada pembelajaran karakter itu sendiri. Pada sisi lain model ini juga
menuntut kreatifitas dan keberanian para guru dalam menyusun dan
mengembangkan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
3) Model Suplemen
Model ketiga yang menawarkan pelaksanaan pendidikan karakter
melalui sebuah kegiatan di luar jam sekolah dapat ditempuh melalui dua
cara. Pertama, melalui suatu kegiatan ekstrakurikuler yang dikelola oleh
pihak sekolah dengan seorang penanggung jawab. Kedua, melalui
kemitraan dengan lembaga lain yang memiliki kapasitas dan kapabilitas
dalam pembinaan atau pendidikan karakter.
Model ini memiliki kelebihan berupa pengalaman kongkret yang dialami
para siswa dalam pembentukan karakter. Ranah afektif dan perilaku
siswa akan banyak tersentuh melalui berbagai kegiatan yang dirancang.
Keterlibatan siswa dalam menggali nilai-nilai kehidupan melalui

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
16 2020
Pembentukan Karakter Kerja
dan kontrak belajar

kegiatan tersebut akan membuat pendidikan karakter jauh lebih


memuaskan dan menyenangkan. Pada tahap ini sekolah menjalin
kemitraan dengan keluarga dan masyarakat sekitar sekolah. Yang
dimaksud masyarakat adalah keluarga, siswa, organisasi, tetangga, dan
kelompok atau individu yang berpengaruh terhadap kesuksesan siswa di
sekolah.
4) Model Kolaborasi
Model terakhir berupa kolaborasi dari semua model merupakan upaya
untuk mengoptimalkan kelebihan setiap model dan menutupi
kekurangan masing-masing pada sisi lain. Dengan kata lain, model ini
merupakan sintesis dari model-model terdahulu. Pada model ini selain
diposisikan sebagai mata pelajaran secara otonom, pendidikan karakter
dipahami sebagai tanggung jawab sekolah bukan guru mata pelajaran
semata. Karena merupakan tanggung jawab sekolah maka setiap aktifitas
sekolah memiliki misi pembentukan karakter. Setiap mata pelajaran
harus berkontribusi dalam pembentukan karakter dan penciptaan pola
pikir moral yang progresif.
Sekolah dipahami sebagai sebuah miniatur masyarakat sehingga semua
komponen sekolah dan semua kegiatannya merupakan media bagi
pendidikan karakter. Berbagai kegiatan diselenggarakan untuk
membawa siswa ke dalam pengalaman nyata penerapan karakter, baik
sebagai kegiatan ekstrakurikuler yang terprogram maupun kegiatan
insidentil sesuai dengan fenomena yang berlangsung dan berkembang
di masyarakat.

C. Lembar Kegiatan
Lembar Kegiatan2. Analisis SWOT implementasi 4 model pembelajaran
pembentukan karakter.
1. Buatlah kelompok sesuai sekolah masing-masing.
2. Bacalah konsep implementasi model pembelajaran pembentukan
karakter kerja.
3. Setelah Anda membaca dan memahami konsep implementasi 4 model
pembelajaran pembentukan karakter kerja, lakukan analisis SWOT.

INTERNAL EKSTERNAL
Strength Weakness Opportunity Treaths
(Kekuatan) (Kelemahan) (Peluang) (Tantangan)
1. 1. 1. 1.
2. 2. 2. 2.
3. 3. 3. 3.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020 17
Pembentukan Karakter Kerja
dan kontrak belajar

4. Berdasarkan analisis SWOT tersebut, pilihlah implementasi satu model


pembelajaran pembentukan karakter kerja yang paling sesuai dengan
sekolah Anda.
5. Presentasikan hasilnya.
Lembar Kegiatan 3. Program Kegiatan “Model Pembentukan Karakter Kerja
Siswa SMK”.
1. Buatlah kelompok sesuai sekolah masing-masing.
2. Berdasarkan pilihan implementasi model pembelajaran karakter kerja
yang telah dipilih, buatlah program kerja untuk sekolah Anda.
Contoh.
Program kerja model pembelajaran karakter kerja.
Nama Sekolah : ………………..
Tahun Pelajaran : ………………..
Model : ………………..

No Program Kegiatan Waktu Penanggungjawab

1
2

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
18 2020
Pembentukan Karakter Kerja
dan kontrak belajar

IV
PENUTUP

Materi Pembentukan Karakter Kerja Siswa SMK dan Kontrak belajar


merupakah salah satu bahan pendukung dalam mengaplikasikan pendidikan
karakter di lingkungan SMK.
Karakter kerja siswa SMK dalam memasuki dunia pasca sekolah mutlak
harus dimiliki agar sesuai dengan apa yang diinginkan oleh dunia
kerja/industri ataupun usaha mandiri. Oleh karena itu, sekolah sebagai tempat
pembelajaran dituntut untuk mendukung keberhasilan pendidikan karakter
kerja dengan menginternalisasi nilai-nilai karakter kerja dalam program dan
budaya sekolah.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020 19
Pembentukan Karakter Kerja
dan kontrak belajar

DAFTAR PUSTAKA

--, Kamus Bahasa Indonesia. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.


Jakarta. 2008.
--, Making Indonesia 4.0, Kementerian Perindustrian, Jakarta. 2018
--, Peta Jalan Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan. Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta. 2017
--, Strategi Membentuk Kecakapan Abad 21 dalam Implementasi Kurikulum
SMK. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta. 2018.
https://www.maxmanroe.com/apa-itu-startup.html
Slamet. Implementasi Pendidikan Karakter Kerja dalam Pendidikan Kejuruan.
UNY Press. Yogyakarta. 2011.
Umi Rochyati dan Ratna Wardani. Model Pembelajaran Karakter Kerja di
Sekolah Menengah Kejuruan. Jurnal Kependidikan UNY, Yogyakarta. 2018.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
20 2020
SUPLEMEN
Pembentukan Karakter Kerja
dan kontrak belajar

BEST PRACTICE
KONTRAK BELAJAR SMK Mitra Industri MM2100

I. Tujuan
Menjalin komunikasi yang baik dengan orang tua melalui proses Segi Tiga
Emas (Orang Tua, Sekolah, & Siswa). Dan bersama-sama mendukung
kesuksesan siswa dalam mengapai cita – cita yang diimpikan.

II. Ouptput yang Diharapkan


1. Siswa dan Orang tua memahami maksud dan tujuan sekolah dalam
menjalankan aturan yang telah disepakati antara Siswa, Sekolah dan
Orang tua.
2. Zero Komplain dalam pelaksaan pendidikan di sekolah.

III. Alur Proses Kontrak Belajar

Penguman Hasil Tes

Sosialisasi Sistem Sekolah

Tandatanggan Surat Penyataan Orang Tua

Masa Pengelalan Lingkungan Sekolah ( MPLS)

Tandatangan Surat Pernyataan Siswa

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
22 2020
Pembentukan Karakter Kerja
dan kontrak belajar

1. Pengumuman hasil tes:


a. setelah siswa melaksanakan rangkaian tes masuk yang terdiri dari
empat rangkaian tes, yaitu tes Tulis, Fisik, Kesehatan dan Interview.
b. Tes Tulis meteri yang diujikan hanya Matematika Dasar, dengan tujuan
sejauh mana pemahaman calon siswa materi matematika dasar.
c. tes Fisik lari memutari lapang, satu putaran dangan jarak 120 Meter,
tujuanya untuk menguji ketahanan fisik calon siswa.
d. Tes kesehatan medical cek up (MCU), terdiri dari; cacat fisik, buta
warna dan lain nya sesuai standar kesehatan masuk kerja.
e. Tes Interview, tes ini merupakan tahapan akhir yang harus dijalankan
oleh calon siswa, tujuannya untuk menanyakan langsung kepada
calon siswa, apa yang menjadi harapan dan tujan akhir dalam
menempuh pedidikan di sekolah. Semua proses seleksi diatas
merupakan rangkain yang sama di lakuakan oleh industri.

2. Sosialisasi program Sekolah,


Hal yang disampaikan dalam kegiatan ini sistem pembelajaran yang
dijalankan serta apa yang menjadi bagian orang tua dalam mewujudkan
kesuksesan siswa. ini semua bertujuan agar orang tua paham proses
pembelajaran yang di jalankan oleh sekolah dan aturan yang akan
diterapkan kepda calon siswa. Serta orang tua mengetahui apa yang
menjadi tujuan sekolah dalam mendidik siswanya.
3. Masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS).
Kegiatan yang dilaksanakan tidak ada unsur “perploncoan” semuanya
merupakan unsur pendidikan, mulai dari pembuatan aturan bersama,
pembuatan cita-cita masing-masing siswa, memperkenalkan budaya
industri, pengenalan PBB serta diakhiri seminar berbasis hipnoterapi
(penanaman sugesti berbasis psikologi). Kegiatan ini bertujuan agar
semua siswa yang akan melaksanakan pembelajaran disekolah sudah
siap mental dan semangat untuk menggapai kesuksesan.
4. Tanda tangan pernyataan siswa,
Kegiatan ini bertujuan untuk membangun rasa tanggung jawab siswa
selama menjalankan proses belajar-mengajar di sekolah.

IV. Waktu dan Pelaksanaan


1. Orang tua
Kontrak belajar bersama orang tua dilaksanakan saat sebelum calon
siswa melakukan registrasi ulang untuk mulai pendidikan. Hal ini
bermaksud agar orang tua sudah memahami apa yang menjadikan hak

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020 23
Pembentukan Karakter Kerja
dan kontrak belajar

dan kewajiban selama siwanya melaksanakan pendidikan di SMK Mitra


Industri MM2100.
2. Siswa
Kontrak belajar antara sekolah dan siswa dilaksanakan setelah
pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). salah satu
program dalam MPLS ada workshop 5 Nilai, Siswa Ideal, Guru Ideal dan
Orang Tua Ideal. Hasil dari workshop tersebut menjadi tatatertib siswa
yang harus dijalani bersama. Sebagai bukti kumitmen siswa dalam
menjalankan tatatertib tersebut, siswa diwajibkan menandatangani
kontrak belajar diatas materai 6000.

Lampiran :

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
24 2020
Untuk kritik dan saran yang membangun,
hubungi kami di ;
Email : pesertadidiksmk@kemdikbud.go.id
No. Hp : 08222 - 1001 - 0016 (Bidang Peserta Didik)

Anda mungkin juga menyukai