Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

KESIMPULAN

Kalimat imperatif atau perintah sering ditemukan dalam film yang

merupakan refleksi komunikasi kehidupan masyarakat. Kalimat tersebut tidak

hanya berkaitan dengan unsur bahasa itu sendiri, namun juga memperhitungkan

unsur-unsur lain di luar konteks bahasa, seperti penutur dan mitra tutur dalam

sebuah topik pembicaraan, tempat berlangsungnya tuturan, konteks tuturan dan

lain sebagainya. Imperatif dalam subtitle pada film muncul dalam berbagai

bentuk. Dalam menyatakan perintah dan larangan, tokoh tidak hanya

menggunakan kalimatn perintah saja, namun juga dengan bentuk kalimat lain

yang bervariasi yang di dalamnya sebenarnya terdapat makna untuk memerintah.

Proses menerjemahkan subtitle pada film merupakan hal yang tidak mudah,

karena dalam menerjemahkan bukan hanya masalah pengertian atau makna yang

perlu diperhatikan, namun juga bentuk bahasa untuk mendapatkan pengertian dan

makna yang sebanding serta dapat dimengerti oleh penikmatnya. Terjemahan

yang baik merupakan terjemahan yang tidak terdengar seperti hasil penerjemahan,

akan tetapi pesannya dapat disampaikan dengan benar atau dapat dipertahankan

meskipun terjadi perubahan struktur atau bentuk (kata, frasa, klausa, kalimat,

paragraf). Berdasarkan hal tersebut terdapat rumusan masalah mengenai bentuk

konstruksi dan makna imperatif serta teknik penerjemahan kalimat imperatif

dalam subtitle film Toy Story 3.

78
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, terdapat 3 bentuk konstruksi

imperatif menurut teori Baryadi (1988) dan 5 teknik penerjemahan menurut teori

Molina dan ALbir (2002). Pada rumusan masalah pertama. dari 264 data yang

dikumpulkan terdapat 99 yang termasuk konstruksi imperatif, 2 data termasuk

konstruksi interogatif, dan 141 data termasuk konstruksi deklaratif. Kemudian

rumusan masalah kedua, dari 264 data yang dikumpulkan terdapat 33 data yang

menggunakan teknik penerjemahan perubahan, 10 data menggunakan teknik

penyesuaian, 153 menggunakan penerjemahan literal, 38 menggunakan

penerjemahan pengurangan, dan 11 data menggunakan teknik penambahan.

Bentuk konstruksi deklaratif adalah bentuk imperatif yang paling banyak

digunakan dalam subtitle film Toy Story 3. Bentuk konstruksi deklaratif

menyatakan makna deklaratif, tetapi oleh penutur dimanfaatkan untuk maksud

imperatif sehingga konstruksi tersebut mengandung makna ilokusi imperatif.

Seperti yang sudah disebutkan di atas bahwa dalam menerjemahkan film yang

berupa lisan menjadi bentuk teks terjemahan atau subtitle yang berupa tulisan

tidaklah mudah, maka teknik penerjemahan literal merupakan teknik yang sering

digunakan. Teknik penerjemahan literal adalah cara yang digunakan untuk

mengalihkan pesan dari BSu ke BSa, diterapkan pada tataran kata, frasa, klausa

maupun kalimat. Teknik penerjemahan literal dibagi menjadi 2, yaitu teknik

harfiah dan kesepadanan lazim. Penggunaan teknik harfiah adalah penerjemahan

yang mengalihkan suatu ungkapan dalam BSu secara kata per kata ke dalam Bsa.

Penerjemah juga menggunakan teknik kesepadanan lazim, yaitu menerjemahkan

79
istilah dalam bahasa sumber dengan istilah yang sudah lazim dalam bahasa

sasaran.

Berdasarkan hasil-hasil di atas pula, dapat ditarik kesimpulan juga bahwa

konstruksi deklaratif dimanfaatkan sebagai tuturan untuk menyatakan perintah.

Selain itu, penerjemah dalam menerjemahkan teks subtitle Indonesia pada film

Toy Story 3 berorientasi pada bahasa sasaran.

80

Anda mungkin juga menyukai