Anda di halaman 1dari 21

1

TUGAS INDIVIDU
BIOLOGI UMUM
METAMORFOSIS IKAN KERAPU DAN JENIS – JENIS NYA

NAMA :
NIM :

PRODI
INSTITUT TEHNOLOGI DAN BISNIS MARITIM BALIK DIWA
MAKASSAR
2021
2

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikan Kerapu (Epinephelus fuscoguttatus) umumnya dikenal


dengan istilah "groupers" dan merupakan salah satu komoditas
perikanan yang mempunyai peluang baik di pasar domestik maupun
pasar internasional dan selain itu nilai jualnya yang cukup tinggi.
Eksport ikan kerapu (Epinephelus fuscoguttatus) melaju pesat, dari
19 ton pada tahun 1987 menjadi 57 ton pada tahun 1988 (Deptan,
1990). Ikan Kerapu (Epinephelus fuscoguttatus) mempunyai sifat-
sifat yang menguntungkan untuk dibudidayakan karena
pertumbuhannya cepat dan dapat diproduksi masal, untuk melayani
permintaan pasar ikan kerapu dalam keadaan hidup.

Berkembangnya pasaran ikan kerapu hidup karena adanya


perubahan selera konsumen dari ikan mati atau beku kepada ikan
dalam keadaan hidup, telah mendorong masyarakat untuk memenuhi
permintaan pasar ikan kerapu melalui usaha budidaya. ikan kerapu
(Epinephelus fuscoguttatus) telah dilakukan dibeberapa tempat di
Indonesia, namun dalam proses pengembangannya masih menemui
kendala, karena keterbatasan benih. Selama ini para petani nelayan
masih mengandalkan benih alam yang sifatnya musiman. Namun
sejak tahun 1993 ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus)
sudah dapat dibenihkan. Balai Budidaya Laut Lampung sebagai unit
Pelaksana tekhnik pembenihan ikan kerapu (Epinephelus
fuscoguttatus), telah melakukan upaya untuk menghasilkan benih
melalui pembenihan buatan manipulasi lingkungan dan penggunaan
hormon.
3

1.2 Tujuan
 Agar mahasiswa dapat mengetahui
1 cara pembesaran ikan kerapu
macan (Epinephelus fuscoguttatus) di tambak

 Agar mahasiswa dapat melakukan persiapan wadah di tambak

 Agar mahasiswa dapat mengetahui hambatan atau permasalahan


dalam manajemen pembesaran ikan kerapu macan di tambak serta
mengetahui cara mengatasi hambatan atau permasalahan yang
terjadi di tambak
4

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Ikan Kerapu (Epinephelus fuscoguttatus)


Menurut Myers, et.al, (2005), menjelaskan bahwa kerapu macan
(Epinephelus fuscoguttatus) diklasifikasikan sebagai berikut :

Gambar 2.1. Ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus)

Phylum : Chordata, Sub phylum : Vertebrata, Class : Osteichtyes,


Sub class : Actinopterigi, Ordo : Percomorphi, Sub ordo :
Percoidea, Family : Serranidae, Sub family : Epinephelinae, Genus :
Epinephelus /Cromileptes / Variola/ Plectropomus, Spesies :
(Epinephelus fuscoguttatus)

Ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) atau sering


juga disebut Groouper dipasarkan dalam keadaan hidup. Golongan
ikan kerapu yang paling banyak adalah golongan Epinepelus sp,
namun yang paling banyak di kenal di budidayakan adalah jenis
kerapu Lumpur (Epinephelus suillus) dan kerapu macan
(Epinephelus fuscoguttatus). Golongan Epinephelus memiliki tubuh
yang lebih tinggi dari kerapu Lumpur (Epinephelus suillus), dengan
bintik-bintik yang rapat dan berwarna gelap, sirip ikan kerapu macan
5

berwarna kemerahan, sedangkan bagian sirip yang lain berwarna


coklat kemerahan Sunyoto Dan Mustahal (2000).

2.2 Morfologi Ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus)

3
Kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) mempunyai bentuk
badan yang pipih memanjang dan agak membulat (Direktorat Jendral
Sudirman Perikanan Deperteman Pertanian, 1979). Mulut lebar dan
di dalamnya terdapat gigi kecil yang runcing (Kordi, 2001). Direktorat
Jendral Perikanan Depertemen Pertanian (1979), menjelaskan
bahwa rahan bawah dan atas dilengkapi dengan gigi yang berderet 2
baris lancip dan kuat. Kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus)
mempunyai jari-jari sirip yang keras pada sirip punggung 11 buah,
sirip dubur 3 buah, sirip dada 1 buah dan sirip perut 1 buah. Jari-jari
sirip yang lemah pada sirip puggung terdapat 15-16 buah, sirip dubur
8 buah, sirip dada 17 buah dan sirip perut 5 buah. Kerapu macan
(Epinephelus fuscoguttatus) memiliki warna seperti sawo matang
dengan tubuh bagian verikal agak putih. Pada permukaan tubuh
terdapat 4-6 pita vertical berwarna gelap serta terdapat noda
berwarna merah seperti warna sawo (Kordi 2001).

2.3 Habitat dan Penyebaran

Menurut Heamstra dan ramdall (1993, cit. Anonim 2001), ikan


kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) merupakan kelompok
yang hidup di dasar perairan berbatu dengan kedalaman 60 meter
dan daerah dangkal yang mengandung koral. Selama siklus
hidupnya memiliki habitat yang berbeda-beda pada setiap fasenya,
ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) mampu hidup di
daerah dengan kedalaman 0.5-3 meter pada area padang lamun,
6

selanjutnya menginjak dewasa akan berpinda ke tempat yang lebih


dalam lagi, dan perpindahan ikan berlansung pada pagi hari atau
menjalan senja (Anonim, 2001). Menurut Tampu Bolon dan Mulyadi
(1989) cit. Anonim (2001) menjelaskanbahwa telur dan larva ikan
kerapu macan bersifat pelagis sedangkan ikan kerapu muda hingga
dewasa bersifat domersal. ikan kerapu macan (Epinephelus
fuscoguttatus) bersifat nokturnal, dimana pada siang hari lebih
banyak bersembunyi pada liang-liang karang dan akan beraktifitas
pada malam hari unuk mencari makanan.

Ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) tersebar merata


dari laut pasifik hingga ke laut merah tetapi lebih dikenal berasal dari
teluk persi, Hawai, atau Pholynesia. Ikan kerapu macan terdapat
hampir semua perairan pulau tropis Hindia dan samudra pasifik barat
dari pantai timur Afrika sampai dengan Mozambika, selain itu juga
ditemukan di Madagakar Dll

2.4 Cara Makan dan Jenis Makanan

Ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) merupakan


hewan karnifora yang memansa ikan-ikan kecil, kepiting, dan udang-
udangan, sedangkan larva merupakan memansa larva moluska. ikan
kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) bersifat karnifora dan
cenderung menangkap/memansa yang aktif bergerak di dalam kolam
air (Nybakken, 1988 Cit. Anonim, 2001), ikan kerapu macan juga
bersifat kanibal. Biasanya mulai terjadi saat larfa kerapu berumur 30
hari, dimana pada saat itu larva cenderung berkumpul di suatu
tempat dengan kepadatan tinggi.

Ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) mencari makan


7

hingga menyergap mangsa dari tempat persembunyiannya (Anonim,


1991 cit. Anonim,2001). dengan cara makannya dengan memakang
satu per satu makanan yang diberikan sebelum makan tersebut
sampai ke dasar (Anonim, 1996 ).

2.5 Siklus Reproduksi dan Perkembangan Gonad

Ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) bersifat


Hermaprodit Protogini, yaitu perubahan kelamin dari betina dan
menjelang dewasa akan berubah menjadi jantan Sunyoto dan
Mustahal (2000). ikan kerapu mulai suklus reproduksinya sebagai
ikan betina, kemudian akan berubah menjadi ikan jantan yang
berfungsi masa interseks dan masa terakhir masa jantan (Afenddy,
1997). Ketika ikan kerapu masih muda (juvenile), gonadnya
mempunyai daerah ovarium dan daerah testis. Jaringan ovari
kemudian mengisih sebagian gonad dan setelah jaringan ovari
berfungsi mampu menhasilkan telur, Kemudian akan terjadi transisi
di mana testisnya akan membesar dan ovarinya mengurut. Ikan
kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) yang sudah tua umumnya
ovarium sudah teroduksi sekali sehingga sebagian besar dari gonad
terisi oleh jaringan lain. Fase produksi pada induk betina di capai
pada panjang tubuh antara 45-50 cm dengan berat 3-10 kg dan umur
kurang lebih 5 tahun, selanjutnya menjadi jantan yang matang gonad
pada ukuran minimal 74 cm dengan berat kurang lebih 11 kg.

2.6 Hama dan Penyakit


2.6.1 Hama
8

Menurut Kordi, (2002) mengatakan bahwa hama


merupakan organisme yang dapat menimbulkan gangguan
pada ikan budidaya di dalam kolam.hama pada budidaya ikan
kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) ada 3 macam yaitu
: predator dan kompotitor.

2.6.2 Penyakit

Penyakit yang sering di menyerang ikan kerapu ada dua


macam yaitu penyakit infeksi adalah penyakit yang dapat
mengingfeksi ikan kerapu yaitu berupa jamur, bakteri maupun
virus. Sedangkan yang ke dua yaitu penyakit non infeksi
adalah penyakit pada ikan kerapu yang di sebabkan oleh tidak
sesuaiannya media pemeliharaan ikan kerapu yang ada di
tambak dengan kondisi aslinya di alam sehingga menyabakan
iksnkerapu tersebut dapat.
9

BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Alat dan Bahan

Tabel 3.1. Alat dan Fungsinya


No Alat Fungsi
1 Basket Sebagai tempat penampungan dan wadah
pengankatan ikan kerapu pada saat di lakukan
pemanenan.
2 Pipa 6” Sebagai alat untuk menyalurkan air dari tandong
ke dalam wadah pembesaran ikan kerapu
3 Pacul Sebagai alat untuk memperbaiki pematan atau
tanggul
4 Baskom Sebagai wadah penampungan pakan
5 Ember Sebagai wadah untuk pakan yang akan di berikan
pada ikan
6 Jela Tebar Sebagai alat untuk menankap ikan/udang dalam
jumlah yang sedikit
7 Pompa Sebagai alat untuk menarik air dari tandon ke
wadah pemeliharaan ikan
8 Seser Sebagai alat untuk menankap dan menyeleksi
ikan kerapu
Sumber : Balai Besar Laut Lampung

Tabel 3.2. Bahan dan Fungsinya


No Bahan Fungsi
1 Pakan ikan rucah Sebagai pakan ikan kerapu macan
2 Air Sebagai media tempat hidupnya ikan
3 Plastik peking Sebagai bahan untuk peking
4 Oksigen Sebagai bahan untuk peking
Sumber : BBPBAP Jepara

4.2 Tambak Pembesaran


8
10

(a) (a)
Gambar 3.2. Tambak Ikan Kerapu Macan
(a). Kolam pemeliharaan ; (b). Keramba penampungan

Tambak pembesaran kerapu macan di BBPBAP Jepara


terdiri dari 4 buah sekat menggunakan jaring yang masing-masing
berbentuk segi empat dengan ukuran kolam panjang 100 m dan
lebar 20 m. keempat petakkan tersebut masing – masing berukuran
10 m x 13 m x 0.8 m dimana keempat sekatan tersebut digunakan
sebagai tempat pembesaran ikan kerapu macan dan bagian sisi
dekat inlet dan outlet ditanam kerang hijau dan rumput laut sebagai
biofilter.

Tambak tersebut dengan dasar tanah dan pematang juga


dari tanah. Sudarsono dan Ranoemihardjo (1995), menjelaskan
bahwa pematang merupakan salah satu bagian yang paling
terpenting dari tambak. Fungsi utama dari pematang adalah untuk
menahan masa air sehingga dibutuhkan konstruksi yang khusus.
Pematang mempunyai penampang melintang berbentuk trapezium.
Tambak tersebut tidak memiliki pintu pemasukan air karena air
masuk melalui pipa dengan menggukanan pompa yang dipasang di
kolam tendon. Saluran pembuangan menggunakan 2 pipa yang
berhubungan dengan saluran pembuangan
11

4.3 Persiapan Wadah


Persiapan tambak Pembesaran sama saja dengan persiapan
tambak pendederan merupakan bagian yang penting dalam kegiatan
pembesaran yang merupakan salah satu faktor dalam keberhasilan
proses budidaya. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk
mempersiapkan media yang baik untuk benih ikan kerapu macan
yang akan di tebar ketambak tersebut agar dapat tumbuh dengan
baik. Kegiatan persiapan tambak untuk pembesaran ikan kepu
macan adalah sebagai berikut pemberantasan hama dan penyakit,
pengeringan, pembalikan tanah, pengapuran, pemasangan Shelter
dan pemasukan air.

4.4 Penebaran

Proses sebelum ikan ditebar sering di sebut dengan Aklimatisasi


atau adaptasi. Sifat hidup benih tidak terlepas dari sifat siklus hidup
induknya, maka dalam adaptasi ada beberapa hal yang perlu di
perhatikan :
 Waktu Penebaran (waktu penebaran sebaiknya pada saat suhu
rendah)
 Sifat kanibalisme yang cenderung meningkat pada kepadatan
tinggi
 Aklimatisasi terutama suhu dan salinitas

Cara aklimatisasi yang umumnya di lakukan terhadap benih


pada pengankutan terutama adalah sebagai berikut : kantong plastik
di buka, kemudian di ukur suhu dan salinitasnya. jika salinitas sama
atau hanya berbedah 1-2 o/oo benih bisa di tebar setelah di sesuaikan
o
suhunya. Tetapi jika salinitasnya lebih dari 2 /oo perlu ada
pencampuran air dari kolam kedalam plastik sedikit demi sedikit dan
12

secara bertahap dalam selang waktu 4-5 menit hingga salinitas dan
suhu sama antara air yang ada dalam plastik dan dalam tambak
benih dapat di tebar.

Pada penebaran ukuran benih ikan sangat beragam, benih yang


digunakan di BBPBAP Jepara :

Tabel 3.3. Ukuran Benih Ikan Yang ditebar


No Panjang Lebar Bobot
1 8.5 2 10
2 8 2 6.5
3 8.7 2.3 10
4 8 2 7
5 7.5 1.7 4.5
6 7.7 2 5.5
rerata 8.067 2 7.25
Sumber; BBPBAP Jepara

4.5 Pemeliharaan
4.5.1 Pemberian Pakan
13

Gambar 3.3. Pemberian Pakan

Pakan yang digunakan untuk pakan ikan kerapu di BBPBAP


Jepara yaitu ikan rucah yang harganya relatif murah tetapi segar.
Untuk menjaga kualitas pakan tetap segar perlu dilakukan perlakuan
untuk penyimpanan pakan tersbut yaitu di coolbox atau di freezer.
Pakan yang busuk sebaiknya jangan digunakan sebagai pakan
karena memberikan dampak yang merugikan, karena dapat
meningkatkan jumlah microorganisme yang tidak menguntungkan,
serta sifat-sifat kandungan nutrisi yang penting bagi pertumbuhan
juga tidak tersedia. Ikan yang di beri pakan busuk biasanya akan
lebih cepat terserang penyakit, pertumbuhannya lambat bahkan akan
mengalami kematian yang tinggi selama dibudiayakan di tambak.

4.5.2 Pengukuran Kualitas Air


14

Pengukuran kualitas yang dilakukan oleh laboratorium BBPBAP


Jepara dilakukan satu minggu sekali

Tabel 3.4. Ukurang Kualitas Air Yang Ada Dalam Tambak

Total
VIBRIO KUALITAS AIR
TGL/BLN/THN Bakteri
(CFU/ ml) (CFU/ml) Temp DO Salinitas pH
02-12-08 9000 200 29.5 4.06 24 7.9
09-12-08 11000 450 28.8 3.95 27 8.1
16-12-08 8000 560 28.2 3.3 22 8.3
23-12-08 12000 50 28.9 3.94 20 7.4
31-12-08 1000 30 28.6 3.1 17 7.3
06-01-09 3000 150 30.2 3.2 15 7.4
13-01-09 25.8 5.33 10 8.1
20-01-09 25.7 3.16 7 7.6
27-01-09 28.6 3.16 10 8.3

4.6 Pemanenan

Pemanenan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) di


pasarkan dalam keadaan hidup (live fish) sehingga penanganan ikan
harus tetap terjaga setelah panen. Ikan yang mengalami luka atau
15

ikan yang mati dapat menurunkan harga jual sampai setengah


harganya. Oleh karna itu langkah-langkah persiapan panen harus
dilakukan dengan hati-hati agar tidak terjadi kematian pada saat
dilakukan pemanenan.

Pemanen yang dilakukan di BBPBAP Jepara terdiri dari 2 cara


pemanenan panen sebagian dan panen total. Panen sebagian
merupakan panen yang dilakukan pada sebagian kerapu macan
(Epinephelus fuscoguttatus) yang dibudidayakan. Taslihan, et.al.
(2004), menjelaskan panen sebagian atau panen selektif merupakan
panen yang dilakukan untuk ikan yang telah mencapai ukuran
tertentu sesuai dengan permintaan konsumen. Panen total
merupakan panen yang dilakukan pada seluruh ikan yang
dibudidayakan. Hal tersebut juga dinyatakan oleh Taslihan, et. al.
(2004) yang menyatakan bahwa panen total dilakukan bila
permintaan pasar sangat besar dan ukuran ikan sudah memenuhi
kreteria.

Pemanenan ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) di


tambak BBPBAP Jepara dilakukan pada sore hari karena mendekati
waktu pengangkutan yang dilakukan pada malam hari. Hal tersebut
juga di ungkapkan oleh Direktorat Jendral Perikanan Budidaya
(2004) hal ini dikarnakan suhu relative rendah sehingga mengurangi
stress.

Ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) dipuasakan


dengan cara menghentikan pemberian pakan selama 2-3 hari
sebelum melakukan panen. hal yang sama juga diungkapkan oleh
Komaruddin (2005), hal ini juga bertujuan mengurangi metabolisme
selama pengangkutan.
16

Pelaksanaan pemanenan diawali dengan mengurangi volume air


pada petakan sebesar 1/3 dari volume air total tamak. Pengambilan
ikan dilakukan dengan menggunakan seser kemudian masukan
serok kedalam salah satu ujung Shelter yang terbuat dari pipa
kemudian pipa tersebut diangkat hingga ikan kerapu yang di dalam
Shelter keluar.

Ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) ditampung di


dalam hapa yang berukuran 3 x 3,5 x 1,5 meter. Pengemasan di
lakukan setelah panen yang bertujuan agar selama pengangkutan
kondisi ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) tetap hidup,
pengemasan dilakukan menggunakan tangki yang terdapat di atas
mobil yang diberi aerasi. Purnomo, et al. (2002), menyatakan tujuan
dari pengemasan adalah untuk mempertahankan kelulus hidupan
selama perjalanan. Pengemasan yang dilakukan di BBPBAP Jepara
disesuaikan dengan sistim pengangkutan dan alat angkut yaitu
dengan cara pengangkutan sistim terbuka dengan menggunakan bak
filter yang diletakan diatas truk. Wadah tersebut diisi air bersih dan
dilengkapi dengan selang aerasi.

Proses pengangkutan yang dilakukan di BBPBAP Jepara


terdri dari system pengangkutan terbuka dan tertutup. Hal yang sama
juga diungkapkan oleh Taslihan, at al. (2004) pengangkutan sistim
terbuka dilakukan dengan menggunakan drum plastik atau bak
fibreglass dengan ukuran 120 x 120 x 120 cm dengan diberi aerasi,
kepadatan ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) sebesar
50 kg. Suhu air selama perjalanan dipertahankan dengan suhu 19 –
o
20 C dengan cara penambahan es batu kedalam wadah
penampungan. Taslihan, et al. (2004) menjelaskan pengangkutan
terbuka digunakan untuk jarak pengangkutan yang dekat dengan
waktu maksimal 7 jam dan alat angkut yang digunakan berupa
17

kendaraan roda 4 seperti truk.

Pengangkutan system tertutup yang dilakukan di BBPBAP


Jepara menggunakan kantong pelasti dengan perbangdingan air
dengan oksigen sebesar 1 : 2. ujung kantong diikat lalu dikemas
o
kedalam Styrofoam. Suhu dipertahankan 19 C dengan cara
memberi kantong plastik yang berisi es. Sryrofoam ditutup rapat dan
diberi perekat, untuk memperkecil goncangannya selama
pengangkutan. Talihan, et al (2004), menjelaskan pengangkutan
system tertutup umumnya digunakan pada pengangkutan dengan
menggunakan pesawat atau pengangkutan dengan jarak yang lebih
jauh.

4.7 Potensi Pemasaran

Sistim pemasaran pada ikan kerapu macan (Epinephelus


fuscoguttatus) di tambak BBPBAP Jepara dilakukan menurut
pesanan yang berarti pemanenan dilakukan bila ada permintaan
pasar, para pengumpul dan exsportir biasanya datang untuk melihat
18

terlebih dahulu di lapangan dan melakukan negosiasi harga dan


setelah terjadi kesepakatan maka kemudian ditentukan waktu
pemanenan.

Bagi pemasaran dilakukan oleh tim penjualan yang bertugas


menentukan harga dengan membandingkan harga yang berlaku di
pasaran. Tim penjualan juga berkewajiban menyediakan alat-alat
yang dibutuhkan untuk pengemasan dan pengangkutan, penyediaan
alat-alat tersebut tergantung dari kesepakatan awal dengan pihak
pembeli.

Usaha pembesaran ikan kerapu macan di tambak BBPBAP


Jepara pada dasarnya bukan merupakan usaha yang komersial
karen Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau (BBPBAP)
Jepara ini mempunyai tujuan utama untuk penelitian. Ikan kerapu
macan di tambak bisanya dijual apabila proyek penelitian sudah
selasai. Selama ini belum pernah menjalin kerja sama dengan pihak
lain dalam usaha pemasaran.

Usaha pembesaran di tambak BBPBAP Jepara kebanyakan


dibelih oleh exsportir dari Jakarta, Surabaya, dan Semarang yang
melakukan pengiriman ke Singapura, Hongkong, Taiwan, Jepang,
Malaysia dan Amerika serikat. (Suyoto dan Mustahal, 2002)

BAB 4. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
19

 Tambak untuk pembesaran ikan kerapu macan, lumpurnya


berjenis pasir dengan ukuran tambak 2000 m 2 yang di
dalamnya terdiri 4 sekat yang masing-masing di tebar ikan
kerapu macan sebanyak 1000 ekor dan diberi shelter yang
terbuat dari pipa paralon yang dilubangi pada bagian sisinya.
 Benih yang ditebar di hapa pedederan berasal dari Divisi
Pembenihan di BBPBAP Jepara. Padat tebar untuk
pembesaran 1000 ekor/petak dengan ukuran 10 m x 13 m x
0.8 m.
 Pakan yang diberikan pada ikan kerapu macan pada tambak
pembesaran merupakan ikan rucah dan diberikan secara
(adlibitum)
 Parameter kualitas air yang diukur yaitu salinitas 24-10 o/oo,
suhu 28.5-29.6 oC, pH 7.9-803 dan oksigen terlarut 3.35-4.59
ppm.
 Pemanenan dilakukan pada saat benih ikan kerapu macan
telah mencapai umur 8-10 bulan dengan berat 100-200
gr/ekor.
 Hambatan yang dihadapi dalam pembesaran ikan kerapu
macan yaitu pengadaan pakan yang berupa ikan rucah yang
tidak kontinyu. Hal ini bisa diatasi dengan pemberian pakan
berupa pelet.

5.2 Saran
17
20

 Selama pemeliharaan ikan kerapu di tambak sebaiknya


pakan yang diberikan dikombinasikan dengan pelet karena
pakan berupa ikan rucah bergantung pada musim.
 Penanganan ikan kerapu pada saat pemeliharaan harus
dilakukan dengan hati-hati terutama pada saat sampling,
pemindahan benih dan panen karena kecerobohan dapat
menyebabkan kemati pada ikan kerapu yang dapat merugikan
usaha pembesaran.

DAFTAR PUSTAKA

Subyakto, S. dan S. Cahyaningsih. 2003. Pembenihan Kerapu Skala


21

Rumah Tangga. PT Agromedia Pustaka, Depok.


Direktorat Bina Pembenihan, Direktorat Jendral Perikanan, Departemen
Pertanian, 1996, Pembenihan Ikan Kerapu Macan (Epinephelus
fuscoguttatus), Jakarta.
Ir. Sudjiharno dkk, 2004, Proyek Pengembangan Perekayasaan Teknologi
Balai Budidaya Laut Lampung.
Anonim 1991. Operasional Pembesaran Ikan Kerapu dalam Keramba
Jaring Apung . Departemen Direktorat Perikanan Balai Bididaya
Laut.Lampung.
Suyoto, P.; Mustahal.2002. Pembenihan Ikan Laut Ekonomis:
Kerapu,Kakap, Beronang. Penebar Swadaya, Jakarta.
Saanin,H.1968. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Banatjipta.
Bandung.
Nybakken, W. 1988. Biologi laut, suatu pendekatan ekologi. Dalam:
Anonim Pembesaran Ikan Kerapu Macan dan Kerapu Tikus di
Keramba Jaring Apung. Departemen Pertanian, Direktorat
Perikanan, Balai Laut . Lampung

19

Anda mungkin juga menyukai