Anda di halaman 1dari 9

UPEJ 5 (2) (2016)

Unnes Physics Education Journal


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej

KEEFEKTIFAN PROJECT BASED LEARNING BERBASIS EKSPERIMEN PADA


PENGUASAAN KONSEP DAN KINERJA SISWA SMA
Aufa Maulida Fitrianigrum , Sarwi, Budi Astuti
Jurusan Fisika Universitas Negeri Semarang, Indonesia
Gedung D7 Lt. 2, Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang 50229

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan efektivitas pembelajaran project based
Diterima April 2016 learning berbasis eksperimen pada penguasaan konsep dan kinerja siswa pada materi
Disetujui April 2016
keseimbangan benda tegar. Metode penelitian menggunakan One Group Pretest-Posttest Design.
Dipublikasikan Agustus
Penguasaan konsep diukur menggunakan instrumen tes dengan model three-tier test. Kinerja siswa
2016
diukur selama dan setelah proses pembelajaran menggunakan lembar observasi. Teknik analisis
Keywords: data menggunakan uji gain dan uji t satu sampel. Peningkatan penguasaan konsep siswa
Project Based Learning, menghasilkan faktor gain sebesar 0,708 dengan kriteria tinggi. Uji gain kinerja siswa pertemuan 1
Concept Mastery, Students – 3 menghasilkan faktor gain sebesar 0,47 dengan kriteria sedang. Hasil uji t menunjukkan
Performance, Rigid Body sebesar 5.31 lebih dari yaitu 2,03 sehingga dapat dikatakan bahwa penerapan project based
Equilibrium learning berbasis eksperimen efektif untuk meningkatkan penguasaan konsep dan kinerja siswa.

Abstract
The purpose of this research was to determine improving the students’ concept mastery, to describe the
purpose of this research was to determine the effectiveness of the project based learning experiment application
to the students’ concept mastery and the students’ performance in rigid body equilibrium course. This research
used One Group Pretest-Posttest Design. The students’ concept mastery was obtained by test instrument used
three-tier test. The students’ performance was conducted by during and after study process used observation
sheet. Data analysis used gain test and t-test one sample. The progress of students’ concept mastery showed
gain factor about 0.708 with high criteria. Gain test for students’ performance in 1 – 3 meeting showed gain
factor about 0.47 with medium criteria. T-test result showed that about 5.31 more than
about 2.03. The implementation of project based learning experiment was effective to improve students’
concept mastery and performance.

© 2016 Universitas Negeri Semarang



Alamat korespondensi: ISSN 2252-6935
E-mail: aufamaulidaf8@gmail.com
Aufa Maulida Fitrianingrum/ Unnes Physics Education Journal 5 (2) (2016)

PENDAHULUAN

Fisika merupakan salah satu cabang ilmu Bloom juga mengemukakan bahwa hasil belajar
pengetahuan yang membahas mengenai gejala siswa juga termasuk kedalamnya ranah ranah
alam. Fisika dapat ditampilkan berupa gejala afektif (affective domain), dan ranah
yang nyata, dapat disimulasikan, dan dalam psikomotorik (psychomotoric domain).
bentuk abstrak. Salah satu capaian yang harus Pernyataan ini sesuai dengan Peraturan Menteri
dimiliki oleh siswa dalam pembelajaran fisika Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun
adalah penguasaan konsep. Pada tinjauan fisika, 2013 tentang implementasi kurikulum yaitu
konsep adalah bagian dari struktur ilmu fisika pendidikan atau pembelajaran akan optimal jika
yang berupa ide atau pengertian yang pendidikan tersebut bersifat sistematik dan
diabstrakkan dari peristiwa konkret ataupun mampu meningkatkan martabat manusia secara
gambaran mental dari suatu objek, proses atau holistik yang memungkinkan perkembangan
apapun (yang ada di luar bahasa) yang dianggap potensi diri baik dalam ranah afektif, kognitif,
benar oleh para ahli fisika dan digunakan maupun psikomotorik. Pada kurikulum 2013,
oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain untuk memaksimalkan hasil belajar siswa
(Linuwih, 2011: 15). digunakan pola pembelajaran siswa aktif yang
Berdasarkan hasil wawancara dengan diperkuat dengan pembelajaran melalui
beberapa guru fisika SMA Negeri 1 Ungaran pendekatan saintifik (scienctific approach).
didapatkan bahwa salah satu konsep yang sulit Pembelajaran melalui pendekatan saintifik
dikuasai oleh siswa adalah materi keseimbangan merupakan proses pembelajaran yang dirancang
benda tegar. Hal ini dikarenakan materi ini sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif
membutuhkan operasi matematis secara vektor mengonstruksi konsep, hukum, atau prinsip
serta menggunakan gabungan gerak translasi melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk
dan rotasi. Beberapa submateri keseimbangan mengidentifikasi atau menemukan masalah),
benda tegar yang masih sulit dipahami oleh merumuskan hipotesis, mengumpulkan data
siswa yaitu momen inersia, torsi, dan titik berat. dengan berbagai teknik, menganalisis data,
Pada materi momen inersia, siswa masih menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan
memiliki kesulitan pada penentuan arah dan konsep, hukum, atau prinsip yang ditemukan
besar jarak partikel ke posisi sumbu putar. Pada (Machin, 2014: 28).
materi torsi atau momen gaya, siswa masih Penerapan pembelajaran dengan
banyak yang kesulitan dalam menentukan arah pendekatan saintifik dititikberatkan pada
perputaran momen gaya yang digambar secara kegiatan inti pada setiap proses belajar mengajar
manual dalam papan tulis. Pada materi titik yang terdiri dari proses mengamati, menanya,
berat, masih terdapat beberapa siswa yang mengeksplorasi, mengasosiasi, dan
menganggap bahwa titik berat benda selalu mengkomunikasikan. Kegiatan pada model
berada di tengah benda. Padahal tidak semua pendekatan saintifik serupa dengan teori Gagne
benda memiliki titik berat di tengah benda. dan Beliner yaitu belajar merupakan proses di
Apabila masalah ini terus berlanjut maka akan mana individu berubah perilakunya sebagai
mengakibatkan terjadinya miskonsepsi. akibat dari pengalaman (Rifai & Anni, 2012: 66).
Menurut Krathwohl (2002:4), untuk Pengalaman yang dimaksud di sini merupakan
menguasai konsep suatu materi, siswa harus sentuhan langsung antara subjek yaitu siswa
menguasai enam kategori proses kognitif dalam dengan objek atau pelajaran yang diamati.
taksonomi Bloom yaitu mengingat (C1), Melalui proses mengamati dan mengalami
memahami (C2), menerapkan (C3), menganalisis secara langsung, siswa diharap dapat lebih
(C4), mengevaluasi (C5), dan membuat (C6). menguasai konsep yang diberikan serta memiliki
Selain pada ranah kognitif (cognitive domain), kinerja yang terbaik. Menurut Kamus Besar
21
Aufa Maulida Fitrianingrum/ Unnes Physics Education Journal 5 (2) (2016)

Bahasa Indonesia (Alwi, 2005: 570) kinerja 11. Meningkatkan keterampilan manajemen
berarti sesuatu yang dicapai, prestasi yang sumber daya
diperlihatkan, kemampuan kerja.
Salah satu model pembelajaran yang Model pembelajaran project based
dapat menguatkan penguasaan konsep learning dapat dioptimalkan dengan
keseimbangan benda tegar dan kinerja siswa menggunakan metode eksperimen. Metode
adalah model pembelajaran project based eksperimen merupakan proses memecahkan
learning. Pasific Education Institute (2011: 1) masalah melalui kegiatan manipulasi variabel
menyatakan bahwa project based learning adalah dan pengamatan atau pengukuran (Wiyanto,
sebuah model pembelajaran berbasis proyek 2008: 30). Pembelajaran dengan metode
yang melibatkan siswa dalam pembelajaran yang eksperimen berfokus kepada siswa di mana
relevan yang memberikan dampak positif siswa diajak berperan aktif. Metode ini
kepada lingkungan. Siswa mengendalikan proses dimaksudkan agar siswa mengalami sendiri
dan struktur pembelajaran, menerapkannya dalam mencoba sesuatu dan membuktikan
dalam suatu proyek, serta mempresentasikan kebenaran dari hipotesis serta diakhiri dengan
kepada siswa lain terkait masalah yang ada penarikan kesimpulan berdasarkan hasil yang
diangkat. Guru dan siswa berkolaborasi melalui didapat.
proses pembelajaran project based learning. Berdasarkan kajian di atas, maka perlu
Project based learning memiliki berbagai dilakukan penelitian terhadap penerapan project
manfaat yang sangat besar untuk membuat based learning berbasis eksperimen pada materi
pembelajaran siswa menjadi lebih menarik. keseimbangan benda tegar. Langkah-langkah
Beberapa keuntungan yang diungkapkan oleh pembelajaran pada penelitian ini menggunakan
Sumarni (2013: 480 – 482) adalah: gabungan pengembangan dari model
1. Meningkatkan motivasi belajar siswa pembelajaran project based learning menurut
2. Meningkatkan prestasi akademik siswa Pee & Leong (2005: 4 – 5) dan Daryanto (2014:
3. Meningkatkan kemampuan bekerja sama 28) yang terbentuk dalam suatu model CDIO
4. Meningkatkan kemampuan berkomunikasi (Conceive, Design, Implement, dan Operate)
5. Meningkatkan keterampilan dalam ditambah dengan langkah Evaluate. Langkah-
mengelola sumber belajar Langkah tersebut didukung menggunakan
6. Menciptakan pembelajaran yang Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai alat bantu
menyenangkan dalam proses pembelajaran.
7. Meningkatkan sikap siswa dalam Tujuan penelitian ini adalah untuk (1)
pembelajaran menentukan efektivitas model project based
8. Meningkatkan kretivitas siswa learning berbasis eksperimen pada peningkatan
9. Menurunkan tingkat kecemasan siswa penguasaan konsep keseimbangan benda tegar,
dalam proses pembelajaran dan peningkatan kinerja siswa.
10. Meningkatkan kemampuan memecahkan
masalah

METODE PENELITIAN

Penerapan project based learning berbasis pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2009: 85).
eksperimen dilakukan di SMA Negeri 1 Ungaran Penetapan satu kelas uji dilakukan dengan saran
dengan populasi kelas XI MIPA tahun ajaran dari guru mata pelajaran fisika menggunakan
2015/2016. Sampel pada penelitian ini diambil pertimbangan berdasarkan respon belajar,
menggunakan teknik purposive sampling yang antusiasme, dan partisipasi siswa. Dalam
merupakan teknik penentuan sampel dengan penentuan sampel ini, digunakan pula hasil

22
Aufa Maulida Fitrianingrum/ Unnes Physics Education Journal 5 (2) (2016)

belajar siswa dalam pembelajaran fisika dari Peningkatan penguasaan konsep


nilai ulangan akhir semester gasal tahun ajaran keseimbangan benda tegar dan kinerja siswa
2015/2016. Berdasarkan hasil uji normalitas dapat diketahui menggunakan uji gain dengan
dan homogenitas populasi, diperoleh bahwa perumusan
keempat kelas memiliki data yang berdistribusi
normal dan homogen.
Penelitian ini menggunakan metode One
Group Pretest-Posttest design. Instrumen
pengumpulan data yang digunakan dalam adalah faktor gain, adalah nilai rata-
penelitian ini adalah lembar pretest-posttest rata pretest, dan adalah nilai rata-rata
dengan model three-tier test, lembar observasi posttest.
kinerja siswa, lembar observasi pembuatan Efektivitas project based learning berbasis
proyek, laporan eksperimen, dan presentasi eksperimen diuji melalui uji t (Sugiyono, 2009:
kelompok. 178) dengan persamaan
Teknik analisis data bertujuan untuk
menguji apakah hipotesis yang dikemukakan
dalam penelitian diterima atau ditolak. Hipotesis
dengan adalah nilai rata-rata posttest,
dalam penelitian ini adalah penerapan model
adalah nilai KKM, s adalah simpangan baku,
pembelajaran project based learning berbasis
dan n adalah jumlah sampel.
eksperimen efektif untuk meningkatkan
penguasaan konsep dan peningkatan kinerja
siswa.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Peningkatan Penguasaan Konsep Pada Gambar 1 dapat dilihat bahwa


Keseimbangan Benda Tegar terjadi peningkatan pada setiap aspek kognitif
Berdasarkan analisis penguasaan konsep siswa. Hasil penilaian penguasaan konsep
keseimbangan benda tegar pada setiap aspek menyatakan pada pretest hampir sebagian besar
kognitif didapatkan hasil seperti yang siswa belum dinyatakan tuntas. Salah satu
ditunjukkan pada Gambar 1. penyebabnya adalah siswa mengalami kesulitan
untuk menjawab soal karena siswa belum
100
92.38 menerima pelajaran. Hasil pottest secara rata-
Skor Penguasaan Konsep

82.86 rata sudah memperlihatkan bahwa kemampuan


80
mengingat, memahami, menerapkan, dan
67.62 66.67
menganalisis siswa mengalami peningkatan. Hal
60
ini karena selain siswa telah menerima
37.14 pelajaran, siswa juga telah terbiasa dengan
40
kegiatan pembelajaran. Penerapan project based
25.71
17.14
learning berbasis eksperimen ini membuat siswa
20
13.33 dapat mengembangkan penguasaan konsep.
Berdasarkan analisis hasil penguasaan
0
Mengingat Memahami Menerapkan Menganalisis konsep keseimbangan benda tegar diperoleh
data seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.
Pretest Posttest

Gambar 1. Data Setiap Aspek Penguasaan


Konsep
23
Aufa Maulida Fitrianingrum/ Unnes Physics Education Journal 5 (2) (2016)

menguasai konsep dan mengurangi terjadinya


Tabel 1. Hasil Penguasaan Konsep miskonsepsi karena teori yang dipahami telah
Keseimbangan Benda Tegar dibuktikan dengan eksperimen.
No Komponen Pretest Posttest Berdasarkan nilai uji gain secara klasikal
1 Rata-rata 23.69 77.71
pada penelitian ini menunjukkan bahwa
2 Nilai tertinggi 50 100
3 Nilai terendah 0 59 menerapkan model project based learning
berbasis eksperimen cukup berhasil dalam
Tabel 1 menunjukkan besarnya meningkatkan penguasaan konsep siswa.
peningkatan nilai rata-rata penguasaan konsep Keberhasilan ini dikarenakan model project
keseimbangan benda tegar adalah sebesar 54,02. based learning dapat mengarahkan siswa dalam
Peningkatan penguasaan konsep secara klasikal mengembangkan kemampuan belajar
dihitung menggunakan uji gain. Analisis kolaboratif, kemampuan berpikir, dan strategi-
terhadap data yang diperoleh menunjukkan nilai strategi belajarnya sehingga siswa dapat belajar
gain penguasaan konsep sebesar 0,708 sehingga dengan kemampuan sendiri tanpa bantuan
kriteria peningkatan penguasaan konsep siswa orang lain (Yamin, 2011: 15). Sehingga dapat
adalah tinggi. Hal ini berarti penerapan project dikatakan bahwa model ini dapat dijadikan
based learning berbasis eksperimen berhasil sebagai salah satu model pembelajaran alternatif
dalam meningkatkan penguasaan konsep siswa. dan cocok digunakan untuk pembelajaran pada
Keberhasilan ini dikarenakan model project kurikulum 2013. Hal ini sesuai dengan
based learning berbasis eksperimen dapat Permendikbud nomor 65 tahun 2014 yang
memotivasi siswa dalam mengembangkan menyatakan bahwa salah satu model
strategi-strategi belajar, kemampuan berpikir, pembelajaran yang dapat digunakan dalam
dan kemampuan bekerja sama. pembelajaran sains untuk menghasilkan karya
Peningkatan penguasaan konsep kontekstual baik individu maupun kelompok
keseimbangan benda tegar juga didukung oleh adalah model project based learning.
adanya alat penunjang berupa produk yang telah
dibuat siswa. Produk yang dimaksud adalah alat- Peningkatan Kinerja Siswa
alat sederhana, seperti alat praktikum berupa Hasil analisis peningkatan kinerja siswa
benda homogen dan alat peraga berupa miniatur selama proses pembelajaran ditunjukkan pada
bangunan. Penggunaan alat-alat tersebut dapat Gambar 2.
membantu siswa menguasai konsep agar tidak
100
terjadi miskonsepsi. Sebagaimana pendapat
Cakici & Turkmen (2013: 16), bahwa produk 80
Pertemuan 1
dalam project based learning yang berupa alat-
alat sederhana seperti alat praktikum dan alat 60 Pertemuan 2
peraga dapat meningkatkan penguasaan konsep Pertemuan 3
40
siswa. Pertemuan 4
Alasan lain yang menyebabkan 20 Pertemuan 5
peningkatan penguasaan konsep siswa adalah
penggunaan metode eksperimen. Metode 0
eksperimen membuat siswa mengalami sendiri Gambar 2. Hasil Kinerja Siswa Selama Proses
dalam mencoba sesuatu dan membuktikan Pembelajaran
kebenaran dari hipotesis yang telah dibuat.
Setelah melakukan eksperimen siswa Berdasarkan nilai rata-rata kinerja siswa
membandingkan hasil eksperimen dengan hasil dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan pada
kajian teori. Tahapan-tahapan dalam metode setiap pertemuan. Uji gain pertemuan 1 – 2
eksperimen ini akan membuat siswa semakin menunjukkan nilai faktor gain sebesar 0,22
24
Aufa Maulida Fitrianingrum/ Unnes Physics Education Journal 5 (2) (2016)

dengan kategori rendah. Hal ini dikarenakan dalam membuat proyek dan menggunakan alat-
siswa baru bertemu guru dan baru alat eksperimen yang siswa butuhkan selama
membiasakan merasakan model pembelajaran pembelajaran.
yang berbeda dari model yang biasa diterapkan Hasil penilaian pembuatan proyek,
oleh guru mata pelajaran fisika sehingga laporan eksperimen, dan presentasi kelompok
membuat kesiapan belajar siswa kurang. Pada menunjukkan hasil seperti yang ditunjukkan
pertemuan ini, keberanian siswa untuk bertanya pada Gambar 3.
masih rendah, siswa masih takut untuk bertanya
pada guru. Siswa yang berani untuk bertanya Sangat
masih sedikit dan siswa bertanya atas dorongan Baik

dari guru.
Pada pertemuan selanjutnya siswa sudah
mulai terbiasa dengan model pembelajaran yang
dilakukan oleh guru. Hal ini ditunjukkan oleh
peningkatan faktor gain menjadi 0,33 dengan
kategori sedang. Guru harus selalu turut aktif
Istimewa
dalam mendorong siswa untuk mampu bertanya,
berdiskusi, dan juga merancang. Guru Gambar 3. Persentase Kinerja Siswa dalam
memberikan dorongan sejak pertemuan Pembuatan Proyek, Laporan Eksperimen, dan
pertama dengan harapan siswa akan termotivasi Presentasi Kelompok
dan lebih mudah dalam mengungkapkan
pendapatnya pada pertemuan selanjutnya Pada Gambar 3 dapat dilihat bahwa rata-
dengan tanpa dorongan dari guru lagi. Selama rata kinerja tidak ada yang dibawah sangat baik.
proses pembuatan proyek baik dalam Kinerja siswa pada hasil proyek dan eksperimen
merancang (design) maupun menerapkan masuk dalam kriteria sangat baik dan istimewa.
(implement), guru memiliki kewajiban untuk Hasil observasi kinerja siswa setelah
mengawasi dan mengontrol kinerja siswa. pembelajaran terbilang istimewa dikarenakan
Pengontrolan dilakukan dengan cara dengan penerapan model project based learning
memfasilitasi siswa pada setiap proses melalui berbasis eksperimen, siswa dituntut untuk
konsultasi terbuka. Konsultasi yang tidak hanya membuat produk yang akhirnya
dilakukan secara tatap muka namun juga melalui dipresentasikan.
media sosial membuat siswa dapat lebih intens Hasil uji gain secara klasikal dari
dalam berkonsultasi untuk mengatasi masalah pertemuan 1 – 3 menunjukkan faktor gain
materi yang belum dikuasai dan masalah dalam sebesar 0.47 yang berkategori sedang.
pembuatan proyek sehingga dapat dihasilkan Peningkatan kinerja tidak terlalu besar pada
proyek yang sebaik-baiknya. pertemuan 1 – 3, namun hasil uji gain telah
Hasil kinerja siswa pada pertemuan menunjukkan bahwa dengan menerapkan model
keempat dan kelima yaitu saat eksperimen dan project based learning dapat untuk
presentasi menunjukkan rata-rata kinerja meningkatkan kinerja siswa. Pamungkas (2014:
berkriteria istimewa. Penerapan model project 79) menyatakan bahwa melalui penerapan
based learning berbasis eksperimen ini model pembelajaran project based learning siswa
merupakan hal baru bagi siswa, namun siswa lebih aktif selama pembelajaran. Pembentukan
sudah mulai dilibatkan secara aktif dalam proses kelompok membuat siswa saling membantu dan
pembelajaran. Siswa tidak lagi pasif menerima bekerja sama baik antar anggota ataupun teman
dan menghafal informasi yang diberikan guru, lainnya. Keberhasilan suatu proses
tetapi menemukan konsep sendiri melalui pembelajaran ditentukan oleh tingkat kinerja
kegiatan eksperimen. Siswa dapat terampil siswa, semakin baik kinerja siswa maka akan
25
Aufa Maulida Fitrianingrum/ Unnes Physics Education Journal 5 (2) (2016)

membuat tujuan pembelajaran semakin cepat oleh siswa secara signifikan lebih dari atau sama
tercapai. dengan nilai KKM.
Hasil penguasaan konsep keseimbangan
Efektivitas Project Based Learning Berbasis benda tegar pada saat posttest memperlihatkan
Eksperimen bahwa penerapan model project based learning
Keefektifan penerapan model project berbasis eksperimen efektif. Hasil uji t yang
based learning berbasis eksperimen juga dapat memperlihatkan bahwa hasil posttest telah lebih
dilihat berdasarkan analisis ketuntasan klasikal. atau sama dengan nilai KKM. Hasil ini juga
Uji ketuntasan ini menggunakan uji t yang didukung oleh penelitian Putriari (2013: 87)
membandingkan antara nilai rata-rata posttest yang menyatakan bahwa ketuntasan pemecahan
dengan nilai KKM. Berdasarkan analisis data masalah siswa yang memperoleh project based
diperoleh = 5,31 dan nilai = 2,03, learning mampu mencapai ketuntasan klasikal
sehingga diperoleh kesimpulan bahwa Ho (KKM). Saputro (2014: 61) mengungkapkan
diterima. Hal ini berarti posttest penguasaan bahwa pembelajaran menggunakan project
konsep keseimbangan benda tegar oleh siswa based learning memperlihatkan bahwa
lebih dari atau sama dengan 70. Hasil ketuntasan klasikal kelas eksperimen lebih
perhitungan nilai p diperoleh . P-value tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol dalam
kurang dari taraf signifikansi yang dipakai yaitu ranah kognitif.
0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa posttest
penguasaan konsep keseimbangan benda tegar

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis data dan mengingat keterbatasan waktu pembelajaran.


pembahasan dapat disimpulkan bahwa Oleh karena itu, penggunaan media sosial untuk
penerapan model project based learning berbasis monitoring dan bimbingan dari guru perlu lebih
eksperimen efektif untuk meningkatkan diefektifkan lagi. Hal ini sangat diperlukan agar
penguasaan konsep keseimbangan benda tegar didapatkan hasil proyek dan eksperimen yang
dan kinerja siswa. maksimal. Bagi peneliti yang ingin menggunakan
Adapun saran pada penelitian ini adalah metode yang sama dalam metode penelitian,
guru harus selalu melakukan pengontrolan selain menggunakan metode tes, observasi, dan
efektivitas sintaks project based learning agar angket, dapat dilengkapi dengan metode
proses pembelajaran berjalan dengan efektif. wawancara agar hasil yang didapatkan lebih
Selama proses pembelajaran baik dalam faktual dan efektif.
pembuatan proyek maupun saat eksperimen,
media sosial menjadi sarana yang penting

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, H. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Journal of Science and Technology
Edisi Ketiga. Jakarta: PT Penerbitan (TOJSAT), 3 (2): 9–17.
dan Percetakan Balai Pustaka.
Daryanto. 2014. Pendekatan pembelajaran
Cakici, Y. & N. Turkmen. 2013. An Investigation saintifik kurikulum 2013. Yogyakarta:
of The Effect of Project-Based Learning Gava Media.
Approach on Children’s Achievement
and Attitude in Science. The Online
26
Aufa Maulida Fitrianingrum/ Unnes Physics Education Journal 5 (2) (2016)

Krathwohl, D. R. 2002. A Revision of Bloom’s Kemampuan Pemecahan Masalah


Taxonomy An Overview. Theory of into Peserta Didik Kelas X SMK Materi
Practice, 41 (4): 212-264. Program Linear. Skripsi. Semarang:
FMIPA Universitas Negeri Semarang.
Linuwih, S. 2011. Konsepsi Paralel Mahasiswa
Calon Guru Fisika. Disertasi. Program Rifai, A. R. C. & C. T. Anni. 2012. Psikologi
Pascasarjana UPI. Pendidikan. Semarang: Pusat
Pengembangan MKU/MKDK-LP3
Machin, A. 2014. Implementasi Pendekatan Unnes.
Saintifik, Penanaman Karakter dan
Konservasi pada Pembelajaran Materi Saputro, A. A. 2014. Efektivitas Model Project
Pertumbuhan. Jurnal Pendidikan IPA Based Learning pada Mata Pelajaran
Indonesia, 3 (1): 28-35. Teknik Mikroprosesor di SMK N 2
Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta:
Pamungkas, S. S. A. 2014. Keefektifan Model Universitas Negeri Yogyakarta.
Pembelajaran Project Based Learning
pada Mata Pelajaran Sistem Komputer Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kelas X di SMK N 1 Gombong. Skripsi Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit
Yogyakarta: Universitas Negeri Alfabeta.
Yogyakarta.
Sumarni, W. 2013. The Strengths and Weakness
Pasific Education Institute. 2011. Project-based of The Implementation of Project
Learning Model Relevant Learning for Based Learning (A Review).
the 21st Century. Online. Tersedia di International journal of Science and
www.fishwildlife.org [diakses 18-11- research (IJSR), 4(3) : 478-484.
2015].
Wiyanto. 2008. Menyiapkan Guru Sains
Pee, S. H. & H. Leong, 2005. Implementing Project Mengembangkan Komptensi
based learning Using CDIO Conceps. 1st Laboratorium. Semarang: Unnes Press.
Annual CDIO Conference – Queen’s
University. Canada: Queen University. Yamin, M. 2011. Paradigma Baru Pembelajaran.
Jakarta: Gaung Persada..
Putriari, M. D. 2013. Keefektifan Project Based
Learning pada Pencapaian

27
Aufa Maulida Fitrianingrum/ Unnes Physics Education Journal 5 (2) (2016)

Anda mungkin juga menyukai